Kemuliaan Dalam Proses Perendahan
Kemuliaan Dalam Proses
Perendahan
Preaching by : Ev. Iin Tjipto Wenas
Bahan
Renungan : Yohanes 9 : 1 – 7
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat
seorang yang buta sejak lahirnya. Murid – muridNya, bertanya kepadaNya: “Rabi,
siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia
dilahirkan buta ?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya,
tetapi karena pekerjaan – pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita
harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan
datang malam, dimana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di
dalam dunia, Akulah terang dunia.” Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia
meludah ke tanah, dan mengaduk ludahNya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya
pada mata orang buta tadi. Dan berkata kepadaNya: ”Pergilah, basuhlah dirimu
dalam kolam Siloam.” Siloam artinya : ”Yang Diutus.” Maka pergilah orang itu,
ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. (Yohanes 9 : 1 –
7)
Renungan
:
Pada waktu seseorang mengalami masalah, sering kali kita menjadi hakim
dan menghakimi orang tersebut dan bukannya menjadi penolong buat orang
tersebut.
Bila seseorang mengalami kesulitan ekonomi, ia tidak menolong orang
tersebut dan malah menghakimi orang tersebut dengan mengatakan tidak membayar
perpuluhan, malas atau jika saya menolong dengan uang untuk kehidupannya maka
saya tidak melatih orang tersebut mengandalkan Tuhan, semua kata – kata
penghakiman keluar dari mulut dan tidak ada sedikitpun pertolongan yang
diberikan.
Bila kita mengalami masalah, kita percaya bahwa akan ada kemuliaan yang
dinyatakan. Jika kita mengalami masalah dan tidak ada kesalahan dalam diri
kita, berhenti dari rasa tertuduh dan intimidasi, belajar percaya bahwa Tuhan
akan menolong.
Untuk setiap kesalahan, dosa ada harga yang harus dibayar, untuk sebuah
visi yang Tuhan berikan ada waktunya untuk kita mengandung visi tersebut. Jika
kita bergerak terlebih dulu dan belum waktu Tuhan maka visi kita akan mengalami
kegagalan.
Kita dipanggil Tuhan untuk menjadi penolong bukannya untuk menghakimi
sesama kita. Tuhan memberikan pelajaran yang sangat berharga melalui sewaktu
saya mengandung anak yang ke tiga dan melahirkannya, ketika dalam kandungan
saya, anak ini sudah terdeteksi oleh dokter kandungan yang memeriksa saya. Bayi
yang saya kandung ini terkena berbagai macam virus, virus yang berasal dari
tempat pembuangan sampah yang saya layani. Dokter berkata anak ini lahir akan
cacat.
Bayi ini lahir dengan berbagai macam masalah, salah satunya
tenggorokannya terkena infeksi, sehingga ia susah untuk minum air ASI. Dia juga
mendapatkan banyak sumbangan ASI, karena ASI yang saya keluarkan sangat
sedikit. Akhirnya Bayi ini pulang ke rumah Bapa di Surga. Saya mendapatkan
banyak kata – kata penghakiman dari hamba – hamba Tuhan, rekan – rekan
sepelayanan. Disinilah saya mengalami proses namanya proses perendahan, saya
tahu rasanya dihakimi sehingga saya tidak berani untuk menghakimi.
Dalam proses ini saya banyak belajar yang namanya iman, belas kasihan
dan sebagainya. Ada banyak hal yang Tuhan sampaikan melalui masalah yang kita
hadapi namun sering kali kita ngeyel. Bayi yang saya lahirkan saya beri nama
Levy, artinya Imam Tuhan, Imam Tuhan yang melayani Tuhan di rumah Tuhan. Levy
pulang ke rumah Bapa di Surga dan saya tahu bahwa melalui kematian anak saya,
saya belajar bahwa kematian adalah awal kehidupan.
Sewaktu kita masih ada di dunia ini, ketika kita mengalami namanya
proses perendahan, gunakan waktu yang kita punya untuk menyembah Tuhan dengan
sungguh – sungguh (Yohanes 9 : 4).
Seorang Buta yang ia alami sejak lahirnya, ia mengalami namanya proses
perendahan, ia mau menerima apa saja yang Tuhan lakukan dalam hidupnya. Tuhan
Yesus menempelkan adukan tanah dengan campuran ludahNya, kemudian Tuhan memerintahkan
orang buta ini untuk pergi membasuh diri disebuah Kolam yang bernaman Siloam,
biasanya orang – orang buta atau cacat akan malu pergi ke tempat umum karena
mereka diasingkan oleh masyarakat. Siloam artinya Yang Diutus, orang buta ini
mau mentaati apa yang Tuhan Yesus perintahkan, ia membasuh diri dalam Kolam
Siloam.
Kita akan mengalami proses perendahan terlebih dulu sebelum kita
mengalami namanya kemuliaan. Seperti Yusuf, ketika ia mendapat mimpi pada waktu
ia masih muda, mimpi itu tidak segera menjadi kenyataan, ia mengalami proses
selama 13 tahun, ia dijual sebagai budak ke Mesir, Yusuf mengalami proses
perendahan dengan dipenjarakan dengan apa yang tidak dia perbuat, sebelum jadi
penguasa, Yusuf mengalami namanya proses perendahan.
Tanah disini melambangkan sesuatu yang mudah dibentuk dan air ludah
melambangkan kerendahan hati. Kita membutuhkan kerendahan hati dan mudah
dibentuk ketika kita sedang mengalami namanya perendahan, penghinaan. Ketika
kita bisa melewati semuanya itu Tuhan akan membawa kita naik (Yohanes 9 : 6 –
7).
Letakkan semua masalah kita ditangan Tuhan, maka kita akan mengalami kemuliaan saat Tuhan
mengangkat kita naik. Amin.
Jatiwangi,
28 Oktober 2012
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat
terima kasih atas renungannya, .....saya beroleh berkat yg tak ternilai, ...... tetap semangat berkhotbah dan terus menulis tulisan yang memberkati, Jesus Bless You, Amin
BalasHapus