Simon Dari Kirene
SIMON ORANG KIRENE
Notes : Pdt. Victor Purnomo pernah berkata suruh mencari dan mempelajari tentang Simon dari Kirene, semoga tulisan ini membuat kita bisa merenungkan dan mendapat Rhema dari Pelajaran tentang Simon dari Kirene. Terima Kasih
K
|
kita
akan belajar dari seorang yang sebenarnya cukup terkenal tetapi kurang
diperhatikan karena keterangan yang sangat singkat tentang dirinya di
dalam Alkitab. Orang ini adalah “SIMON” yang membantu Yesus memikul
salib menuju Golgota. Mari kita lihat teks kita :
Mat 27:32 - Ketika
mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari
Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib
Yesus.
Kita akan belajar tentang Simon ini dalam beberapa point :
I. DARI MANA ASAL SIMON DAN BAGAIMANA IA BISA BERADA DI YERUSALEM?
Dari mana asal Simon? Secara eksplisit dikatakan bahwa ia berasal dari Kirene.
Mat 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Lalu di mana Kirene ini?
Easton's Bible Dictionary – Sebuah kota (sekarang Tripoli) di bagian atas dari Lybia di Afrika Utara, ….”
International Standard Bible Encyclopedia – Sebuah kota di Afrika Utara, ibukota dari propinsi Roma Kirenaika (Lybia kuno dan modern).
Bandingkan dengan catatan Kis 2:10.
Kis 2:10 - Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,…
Jadi
sebenarnya Simon ini termasuk orang Yahudi Diaspora (orang Yahudi yang
tidak tinggal di Yerusalem). Lalu bagaimana ia bisa ada di Yerusalem
saat itu? Ingat bahwa saat Yesus disalibkan itu bertepatan dengan hari
raya Paskah orang Yahudi.
Mat 26:2 - "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan."
Yoh 19:14 - Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!"
Dan
bagi seorang Yahudi Diaspora, merayakan Paskah di kota Yerusalem adalah
sesuatu yang sangat diidam-idamkan. Persis seperti orang Islam mau naik
haji. Dugaan sangat kuat bahwa Simon hadir di kota Yerusalem dengan
tujuan untuk merayakan Paskah Yahudi ini dan kelihatannya ia bertemu
dengan Yesus sesaat setelah ia tiba di Yerusalem. Ini nyata lewat
kata-kata bahwa Simon baru datang dari luar kota.
Luk 23:26 - Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Mark 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, …. yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
II. MENGAPA DIA HARUS DIPAKSA DAN TERPAKSA MEMIKUL SALIB YESUS?
Alkitab mengatakan bahwa Simon ini dipaksa untuk memikul salib Yesus.
Mat 27:32 - Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Mark 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, …. yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Jika
ini adalah sebuah paksaan, maka tentu ada yang memaksa dan ada yang
dipaksa dan tentu melakukan hal tersebut dengan terpaksa. Yang memaksa
jelas adalah para prajurit Romawi. Mengapa mereka memaksa Simon untuk
memikul salib Yesus? Matthew Henry (Injil Matius 15-28, hal. 1489) mengemukakan 3 alasan :
- Mereka merasa kasihan pada Yesus karena ternyata salib itu terlalu berat untuk dipikul-Nya.
- Mungkin juga karena dengan salib di pundak-Nya, Yesus tidak bisa berjalan maju secepat yang mereka mau.
- Mereka takut Yesus akan jatuh pingsan dan lalu mati sehingga skenario penyaliban yang sudah mereka rancangan menjadi gagal.
Matthew Henry – “…mereka
tidak mau Yesus sampai pingsan dan mati seketika di sana, karena itu
akan menggagalkan rancangan jahat mereka berikutnya. Kelihatannya mereka
memang berbelaskasihan pada Kristus, tetapi belaskasihan mereka itu
kejam. (Injil Lukas 13-24, hal. 845).
Tetapi Jakob Van Bruggen (Markus : Injil Menurut Petrus, hal.
588-589) memberikan kemungkinan yang lain di mana pemaksaan terhadap
Simon untuk memikul salib Yesus ini sebagai suatu bentuk olok-olokan
atau ejekan terhadap Yesus. Perhatikan bahwa sepanjang drama penyaliban
Yesus mulai dari ruang penyiksaan hingga Ia tergantung di atas salib,
mereka selalu mengolok-olok Dia. Mereka memakaikan jubah ungu dan
mahkota duri di kepalanya sebagai olok-olokan terhadap Kristus sebagai
raja. Di Gologta mereka sengaja menyalibkan dia di antara penjahat,
orang-orang yang lewat di sana mengolok-olok Yesus, demikian juga
seorang penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Dia. Dengan
demikian pemaksaan Simon orang Kirene untuk memikul salib Yesus harus
dilihat dari kaca mata ejekan/olok-olokan terhadap Yesus.
Jakob Van Bruggen – Kalau
para prajurit dalam perjalan ke luar kota memaksa seorang Yahudi dari
Afrika Utara (Kirene) melakukan pekerjaan itu bagi Yesus, mereka
meneruskan sandiwara tadi; mereka kembali berpura-pura menghormati Yesus
sebagai seorang raja. Bukankah Yesus raja orang Yahudi? Maka baiklah
seorang bawahan-Nya yang juga orang Yahudi memikul beban itu sambil
mengikuti Tuannya (Luk 23:26). Dengan demikian prajurit-prajurit itu
mengerahkan pengiring bagi Sang Raja. Hal itu membuat perjalanan-Nya ke
Golgota mengundang tawa. Seorang Raja dengan satu hamba yang dipaksa
ikut dan yang berjalan di belakang Dia sambil memikul alat untuk
menghukum mati Rajanya! Para prajurit yang telah mengadakan upacara
penyambutan tiruan bagi Yesus ketika Dia memasuki tangsi, sekarang juga
menggelar upacara tiruan untuk melepas Sang Raja keluar kota. (Markus : Injil Menurut Petrus, hal. 589).
Ini
dari sisi Yesusnya. Tapi dari sisi Simon sendiri, jelas dari kata
“paksa” yang muncul menunjukkan bahwa Simon sebenarnya terpaksa memikul
salib Yesus ini. Lalu kira-kira mengapa Simon terpaksa memikul salib
Yesus ini? Kemungkinan karena 2 alasan :
- Karena memikul salib saat itu adalah sebuah kehinaan.
Matthew Henry – Memang, memikul salib itu merupakan suatu penghinaan sehingga tidak ada seorang pun yang mau melakukannya kecuali dipaksa. (Injil Matius 15-28, hal. 1490).
Penghinaan
ini semakin bertambah jika apa yang dikatakan Bruggen di atas benar di
mana pemikulan salib Yesus itu dijadikan semacam drama olok-olokan bagi
Yesus. Dengan demikian Simon ikut menjadi bagian dari olok-olokan/ejekan
pada Kristus tersbut.
- Karena Simon datang ke Yerusalem bukan demi tujuan ini.
William Barclay - Hari
itu pastilah hari yang suram bagi Simon dari Kirene….Simon berasal dari
Kirene di Afrika. Pastilah ia datang dari tempat yang jauh itu untuk
merayakan Paskah. Bisa jadi juga, ia telah berhemat dan menabung selama
bertahun-tahun agar dapat datang ke Yerusalem. Pastilah ia sedang
memenuhi ambisi seumur hidupnya, yakni untuk dapat makan Paskah di
Yerusalem setidak-tidaknya sekali seumur hidup. Lalu hal ini menimpanya.
Pada saat itu Simon pasti sangat sedih terhadap kejadian itu. Ia pasti
membenci orang-orang Romawi dan juga membenci terhukum ini karena ia
dipaksa untuk memikul salib-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 603).
Demikianlah Simon orang Kirene ini dipaksa dan terpaksa memikul salib Yesus.
III. BAGAIMANA HIDUP SIMON SELANJUTNYA?
Setelah
Simon secara terpaksa memikul salib Yesus menuju Golgota, lalu apa yang
terjadi dengan dia? Injil-Injil tidak lagi menceritakan apa-apa tentang
Simon ini. Catatan Injil-Injil tentang dia begitu singkat sekali. Injil
Yohanes tidak menceritakan sama sekali tentang Simon ini dan Injil
Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) yang menceritakan kisah ini hanya
menceritakannya masing-masing 1 ayat saja (Mat 27:32; Mark 15:21; Luk
23:26). Tapi ada sedikit keterangan dalam catatan Injil Markus yang
dapat menjadi mata rantai bagi kita untuk memperkirakan apa yang terjadi
dengan Simon orang Kirene ini.
Mark 15:21 - Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Menarik
sekali bahwa Simon ini diperkenalkan oleh Markus sebagai ayah dari
Aleksander dan Rufus. Kita tidak biasanya memperkenalkan seseorang
dengan nama anak-anaknya, kecuali anak-anak tersebut sangat dikenal
dalam masyarakat kepada siapa kita berbicara. Demikian juga dari
kata-kata Markus ini, kelihatannya Aleksander dan Rufus adalah
orang-orang yang sudah dikenal luas oleh pembaca Injil Markus saat itu.
Hampir semua penafsir Alkitab setuju bahwa Injil Markus ditujukan kepada
gereja/jemaat di Roma. Sekarang mari kita perhatikan surat rasul Paulus
kepada jemaat di Roma.
Rom 16:13 - Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu.
Jadi
dalam gereja Roma ada Rufus, seorang Kristen yang disebut sebagai salah
seorang pilihan Allah, dengan ibunya yang begitu dikasihi oleh Paulus
sehingga ia sebut sebagai ibunya. Bisa jadi bahwa ini adalah Rufus yang
sama dengan Rufus yang adalah anak dari Simon, dan bahwa ibunya adalah
istri dari Simon. Jika ini benar maka ini dapat menjadi jembatan bagi
kita untuk menebak apa yang kira-kira terjadi dengan Simon dari Kirene
setelah terpaksa memikul salib Yesus. Maksudnya adalah, bahwa anak-anak
Simon dan juga isterinya bisa menjadi Kristen, yang percaya kepada Yesus
Kristus yang disalibkan itu, rasanya kecil kemungkinan untuk berpikir
bahwa Simon sendiri tidak menjadi Kristen. Besar kemungkinan bahwa Simon
menjadi Kristen dan tentu satu faktor yang penting dan moment tak
terlupakan dalam hidup Simon adalah ketika ia memikul salib di mana
Kristus mati di atasnya. Barclay berkata bahwa mungkin pertobatan Simon
terjadi pada saat ia memikul salib Yesus itu atau saat tiba di Golgota.
William Barclay – Barangkali
ia bermaksud bila sudah sampai di Golgota, ia akan melemparkan salib
itu dan secepat mungkin menyingkir dari sana, akan tetapi mungkin bukan
itu yang terjadi. Mungkin ia tetap di sana karena ada sesuatu mengenai
Yesus yang menarik hatinya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 603).
William Barclay - Bisa
jadi bahwa pada saat ia memandang kepada Yesus, kepahitan Simon
berbalik menjadi keheranan dan akhirnya menjadi iman; sehingga ia
menjadi orang Kristen; dan keluarganya menjadi jiwa-jiwa yang paling
berharga dalam gereja Roma. Merupakan sesuatu yang memungkinkan bahwa
Simon dari Tripoli berpikir bahwa ia akan mewujudkan ambisi hidupnya,
untuk akhirnya bisa merayakan Paskah di Yerusalem; bahwa ia mendapati
dirinya, sangat bertentangan dengan kehendaknya, mengangkat salib
seorang kriminil; bahwa pada saat ia memandang, kepahitannya berbalik
menjadi keheranan dan menjadi iman; dan bahwa dalam hal yang
kelihatannya merupakan aib baginya ia menemukan seorang Juruselamat. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Lukas, hal. 238).
Selain itu kita menemukan sesuatu di dalam kitab Kisah Para Rasul.
Kis 13:1 - Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
Kata-kata yang bergaris bawah ini memungkin untuk dibaca dengan 2 cara :
a. [Simeon yang disebut Niger] dan [Lukius orang Kirene]
Jika demikian maka Simeon ini bukan orang Kirene melainkan Lukius.
b. [Simeon yang disebut Niger, dan Lukius] orang Kirene.
Jika demikian maka baik Simeon dan Lukius, keduanya orang Kirene.
Lalu
pembacaan manakah yang benar? Jika menghadapi kasus seperti ini maka
ada satu hukum bahasa Yunani yang mengaturnya, namanya “Granvile Sharp Rule”. Dan
sesuai dengan aturan hukum ini, ayat Kis 13:1 harus dibaca dengan cara
kedua dan dengan demikian Simeon juga adalah orang Kirene. Nah, nama
Simeon sendiri adalah bentuk lain dari Simon. Itulah sebabnya sejumlah
terjemahan menerjemahkannya dengan Simon dan bukan Simeon.
ALT - Now [there] were some prophets and teachers in the assembly being in Antioch: both Barnabas and Simon (the one being called Niger), …
DRB - Now there were in the church which was at Antioch prophets and doctors, among whom was Barnabas and Simon who was called Niger, …
Murdock - Now there were in the church at Antioch, [several] prophets and teachers; Barnabas, and Simon called Niger, ….
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa nama di dalam Kis 13:1 itu adalah Simon
orang Kirene. Dan secara eksplisit dikatakan bahwa dia adalah seorang
nabi/pengajar di gereja Antiokhia.
Kis 13:1 - Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
Hal lain yang memperkuat dugaan ini adalah bahwa Simeon/Simon ini disebut Niger yang artinya “hitam”.
William Barclay – Niger adalah nama biasa untuk seorang berkulit hitam yang datang dari Afrika….” (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 604).
Dan karena itulah Alkitab TEV menerjemahkan ayat ini sebagai berikut :
TEV - In the church at Antioch there were some prophets and teachers: Barnabas, Simeon (called the Black = yang disebut si hitam), …”
Dari
kata Niger inilah munculah nama negara “NIGERIA” dan ingat tadi sudah
saya tunjukkan bahwa Simon ini berasal dari Kirene yang ada di Afrika
Selatan.
Jika
ini benar maka apa yang dikatakan sebelumnya bahwa Simon akhirnya
menjadi percaya pada Yesus menjadi lebih kuat, dan bukan itu saja, ia
bahkan menjadi salah satu tokoh penting/pengajar di dalam jemaat
Antiokhia yang turut mengutus Paulus dan Barnabas untuk memberitakan
Injil bagi orang-orang non Yahudi.
Kis 13:1-3 – (1) Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene,
dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan
Saulus. (2) Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan
berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." (3) Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
William Barclay – Barangkali
pengalaman Simon dalam perjalanan ke Golgota membuat hatinya melekat
kepada Yesus untuk selamanya. Barangkali pengalaman inilah yang membuat
ia menjadi seorang Kristen. Barangkali pada hari-hari sesudahnya ia
menjadi pemimpin di Antiokhia dan menjadi alat untuk pemberitaan Injil
pertama kali kepada orang-orang non Yahudi. Barangkali oleh karena Simon
dipaksa untuk memikul salib Yesus, maka terjadilah pekabaran Injil
pertama kepada orang non Yahudi. Itu berarti, kita ini menjadi Kristen
karena pada satu hari seorang peziarah Paskah, dengan sangat marah,
telah dipaksa oleh seorang aparat Romawi yang tak dikenal namanya untuk
memikul salib demi Yesus bagi diri-Nya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Markus, hal. 604-605).
Boleh
jadi ia jugalah yang memberitakan Injil kepada isteri dan anak-anaknya
(Aleksander dan Rufus) sehingga mereka akhirnya menjadi tokoh-tokoh
jemaat di Roma yang sangat dihargai oleh rasul Paulus.
IV. TUNTUTAN KRISTUS BAGI KITA.
Satu
pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah Simon ini adalah
betapa pentingnya sebagai pengikut Kristus kita mau memikul salib juga.
Ini sesuai dengan apa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya sebelum
Ia disalib.
Mat 16:24 - Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Luk 9:23 - Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Mat 10:38 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Menarik untuk diamati bahwa “memikul salib dan mengikuti Yesus” ini ternyata sudah dilakukan oleh Simon padahal pada saat itu ia belum menjadi murid Yesus/orang beriman.
Luk 23:26 - Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
Nah, jika seorang yang bukan murid Yesus ternyata sudah melakukan apa yang Yesus perintahkan “memikul salib dan mengikuti Aku” walaupun
dipaksa tentara Roma, apalagi kita yang sudah menjadi murid Kristus?
Kita seharusnya mau memikul salib sesuai perintah Yesus itu dengan rela,
tanpa dipaksa atau merasa terpaksa.
Berbicara
tentang salib, itu berarti berbicara tentang penderitaan yang hebat.
Yesus mengalami penderitaan yang hebat sewaktu memikul salib hingga naik
ke atas salib. Jika Ia meminta kita untuk juga memikul salib sambil
mengikuti Dia, itu berarti Ia juga mau agar kita juga ambil bagian di
dalam penderitaan ketika kita memutuskan untuk menjadi pengikut-Nya.
Matthew Henry – Yang
dimaksudkan dengan salib di sini adalah seluruh penderitaan kita, baik
yang kita derita sebagai manusia maupun sebagai orang Kristen, meliputi
segala kemalangan karena ketentuan ilahi, penganiayaan oleh karena
kebenaran, setiap masalah yang menimpa kita, baik karena berbuat baik
ataupun karena tidak melakukan sesuatu yang jahat. Segala kesukaran yang
kita derita sebagai orang Kristen sangat cocok disebut salib-salib
karena mengingatkan kita akan kematian di atas kayu salib yang dialami
Kristus karena ketaatan-Nya. Salib-Nya itu seharus membuat kita sadar
bahwa sama dengan Dia, kita juga harus menanggung kesukaran, karena Dia
juga telah menanggungnya sebelumnya bagi kita. (Injil Matius 15-28, hal. 818).
Di
sini Yesus mengajarkan kepada kita bahwa menjadi seorang pengikut
Kristus bukanlah enak/gampang. Kita pasti diperhadapkan dengan berbagai
macam kesukaran dan penderitaan (sakit penyakit, masalah rumah tangga,
masalah pekerjaan, masalah, pelayanan, masalah pergaulan, dll). Itulah
salib! Dan kita diwajibkan untuk memikulnya sambil tetap mengikuti Dia.
Jika tidak, maka kita tidak layak bagi Dia.
Mat 10:38 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Salib
masing-masing orang bereda-beda. Dan Tuhan meletakkan salib itu di
pundak kita masing-masing sesuai dengan ukuran iman kita dan penetapan
ilahi. Karena itu jangan heran kalau tingkat penderitaan kita
berbeda-beda. Semakin kuat iman seseorang, semakin berat salib yang
ditaruh di atasnya. Atau semakin besar salib yang ditaruh di atas pundak
kita, itu bukti bahwa iman kita makin kuat. Ingat bahwa Tuhan tidak
memberikan salib yang lebih berat dari kemampuan kita.
1 Kor 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Bahwa
salib itu tidak melampaui kemampuan kita tidak berarti bahwa salib itu
ringan. Salib itu tetap berat dan kita kadang kepayahan memikulnya,
tetapi kita tetap dituntut untuk memikulnya sambil mengikut Yesus/setia
kepada-Nya.
Kembali
ke Simon, perhatikan fakta menarik ini. Pemikulan salib Yesus oleh
Simon adalah sebuah beban dan aib bagi dia tetapi ternyata itu bisa
mendatangkan sesuatu yang berharga bagi dia yakni perjumpaan dia dengan
Kristus secara pribadi dan bahkan menjadi alat pemberitaan Injil untuk
orang-orang non Yahudi.
William Barclay – Pastilah
pada hari naas itu Yesus telah menyentuh hati Simon. Hari yang bagi
Simon tampaknya seperti hari aibnya ternyata menjadi hari kemuliaannya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Injil Matius 11-28, hal. 580).
B.J. Boland – Dipaksa memikul salib itu dan turut pergi ke Golgota mungkin telah menjadi berkat besar bagi Simon. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 561).
Ya,
jika Simon yang awalnya bukan orang beriman dan dipaksa untuk memikul
salib dan itu telah membawa sebuah kebaikan bagi dia, apalagi kita yang
sudah beriman kepada Kristus yang mau setia memikul salib/bertahan dalam
penderitaan dan tantangan di dalam mengikuti Tuhan, kita pasti akan
mendapatkan perkenanan Tuhan dan kebaikan akan datang pada kita seperti
pada Simon dari Kirene. Ini senada dengan paa yang dikatakan rasul
Paulus :
Rom 5:3-5 – (3)
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan
kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
(4) dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan. (5) Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah
telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita.
Karena
itu, jikalau saat ini sebagai orang beriman saudara mengalami banyak
tantangan, persoalan, penderitaan, kesulitan, dll, janganlah mundur,
atau buang salib itu dan lari dari Kristus. Tetaplah setia memikul salib
itu sambil mengikut Tuhan. Kalau saudara mundur maka saudara akan
kehilangan banyak berkat dan hal yang baik. Charles Haddon Spurgeon
menghubungkan Simon dari Kirene ini dengan Simon Petrus. Ia berkata
mengapa Simon dari Kirene yang memikul salib Yesus? Karena Simon Petrus
tidak ada! Perhatikan kata-katanya yang indah :
C. H. Spurgeon - Namanya
adalah Simon : dan di mana Simon yang satunya? Ini merupakan suatu
hardikan yang tenang tetapi keras baginya. Simon Petrus, Simon bin Yunus
/ Yohanes, di manakah engkau? Seorang Simon yang lain telah mengambil
tempatmu. Kadang-kadang pelayan-pelayan Tuhan mundur pada saat mereka
diharapkan untuk maju, dan Tuhan mendapatkan pelayan-pelayan yang lain
saat itu. Jika ini pernah terjadi pada kita, ini seharusnya menegur kita
dengan lembut selama kita hidup. Saudara-saudara dan saudari-saudari,
tetaplah di tempatmu, dan jangan biarkan seorang Simon yang lain
menempati tempatmu. Tentang Yudas dikatakan ‘Biarlah jabatannya diambil
orang lain’ (Kis 1:20b); tetapi seorang murid sejati akan mempertahankan
jabatannya. Ingatlah kata-kata Tuhan kita ‘Peganglah apa yang ada
padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu’ (Wah 3:11). Simon
Petrus kehilangan mahkota di sini, dan sebuah kepala yang lain memakai
mahkota itu. (A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, Vol VI, hal. 447-448).
Ya,
ada mahkota yang tersedia bagi setiap salib yang saudara pikul. Semakin
besar dan berat sebuah salib, semakin indah dan mulianya mahkota untuk
itu. Jikalau saudara membuang salibnya atau berhenti mengikuti Kristus,
saudara akan kehilangan mahkota itu. Karena itu tetaplah setia mengiring
Tuhan dalam setiap penderitaan/salib saudara.
Anonim – Jikalau
salib terasa berat, janganlah meminta kepada Tuhan untuk mengangkat
atau meringankan salib itu, tetapi mintalah pundak yang kuat untuk dapat
memikulnya.
Selamat berjuang, selamat memikul salib saudara masing-masing sambil tetap mengikut Yesus!
- AMIN -
Journalist : Joshua Ivan Sudrajat S
Selasa, 29 Maret 2016
Komentar
Posting Komentar