Mengulang-ulang Mendengar Firman Tuhan Menguatkan Kepercayaan Kita
Mengulang-ulang Mendengar Firman Tuhan Menguatkan Kepercayaan Kita
Pastor Steven Agustinus
Semakin banyak kita menerima pewahyuan dari Tuhan, sesungguhnya ada tuntutan yang lebih besar terhadap diri kita (Lukas 12:47-48). Berikut ini 'tuntutan' dari Kerajaan Surga kepada mereka yang menerima banyak penyingkapan firman :
1. Menjadi pelaku firman Tuhan.
Tidak ada satupun dari firman yang Tuhan berikan bertujuan hanya untuk kita dengarkan dan nikmati saja. Apalagi hanya untuk menjadi bahan perdebatan. Tujuan Tuhan memberikan firmanNya agar kita tidak lagi hidup mengandalkan kekuatan diri sendiri, melainkan mengandalkan firmanNya dan menjadi pelaku firmanNya. Dengan kita hidup menjadi pelaku firmanNya, maka secara otomatis diri kita akan dibedakan dari yang lainnya. Apa maksud dari 'dibedakan dari yang lainnya' :
a. Respon yang kita tunjukkan dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan akan menjadi sangat berbeda.
Tantangan kehidupan yang dialami orang percaya dan yang tidak percaya sebenarnya sama. Orang percaya juga akan mengalami tantangan perekonomian, permasalahan keluarga, kesehatan, dll. Namun yang membedakan adalah respon (sikap kita dalam melewati proses) dan hasil. Orang yang telah 'mensetting' hatinya menjadi pelaku firman otomatis akan menghadapi setiap tantangan kehidupan sebagai pelaku firman. Ia akan konsisten merenungkan, mengimajinasikan dan memperkatakan firman Tuhan. Sehingga hal itu akan menciptakan perubahan di dalam roh yang berdampak di alam lahiriah. Ia tidak akan pernah tercetak oleh situasi dan keadaan sehingga menjadi orang yang mengandalkan kekuatan diri sendiri dan memilih melewati tantangan dengan cara - cara manusiawi.
b. Roh Kudus dapat dengan leluasa memberikan arahan yang harus kita lakukan.
Ketika kita konsisten merenungkan, mengimajinasikan dan memperkatakan firman, maka panca indera rohani kita akan terkondisikan menjadi peka terhadap arahan Roh Kudus. Bahkan Roh Kudus bisa saja menegur atau mengoreksi areal kehidupan yang tidak seturut dengan kebenaran firmanNya. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil langkah pertobatan dan mentaati setiap arahan Roh Kudus dengan sukacita. Karena biasanya, jika diri kita berubah menjadi akurat maka situasi kondisi akan otomatis juga mengalami perubahan.
c. Menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Ketika kita terus konsisten memperkatakan firman Tuhan, mungkin saja fakta kehidupan belum juga mengalami perubahan. Yang perlu kita lakukan adalah mengkondisikan hati untuk tidak menyerah dan tetap konsisten memperkatakan firman. Karena sesungguhnya otot rohani kita sedang diperkuat dan posisi rohani kita sedang diangkat naik oleh Tuhan. Orang lain yang menghadapi tantangan yang sama seperti kita sudah menjadi lemah tak berdaya juga kehilangan harapan. Tetapi kita justru berbeda, kita akan semakin konsisten dan penuh semangat mempercayai Tuhan dan firmanNya (Roma 4:19-22).
d. Hasilnya, fakta akan berubah oleh kuasa kebenaran.
Tekad, upaya, dan sikap hati yang TAAT terhadap firmanNya sesungguhnya tidak akan pernah berakhir dengan sia - sia. Segala sesuatu pasti akan mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Fakta hidup/tantangan kehidupan yang selama ini kita hadapi pasti akan mengalami perubahan, sebab posisi rohani dan kekuatan rohani kita pun sudah alami perubahan. Sehingga perkataan firman yang kita ucapkan akan tiba waktunya membuat apa yang mustahil menjadi mungkin, dan apa yang tidak ada menjadi ada. Kita akan menjadi saksi kunci, bahwa Tuhan itu nyata dan masih bekerja !!
2. Tidak menjadi 'familiar' terhadap firmanNya
Roh familiarity adalah pekerjaan iblis yang menurunkan kadar kehausan kita akan firman dan membuat kita tidak lagi memberikan respon dan respek yang semestinya terhadap Tuhan dan hambaNya yang menyampaikan suara Tuhan, sehingga membuat kita memunculkan 'keangkuhan sesaat' karena 'merasa' sudah paham dan mengerti akan setiap firman yang berulang kali disampaikan. Sebagai akibatnya, perlahan tapi pasti, diri kita akan terpisah dan keluar dari musim rohani yang Tuhan tetapkan serta menyimpang dari agenda Kerajaan Surga.
Saya mendapati, firman yang disampaikan oleh Tuhan melalui hambaNya secara berulang ulang sebenarnya mempunyai maksud, yaitu:
a. Untuk menegaskan bahwa sebenarnya kita belum paham dan mengerti seperti yang Tuhan maksud.
Terkadang kita merasa sudah paham dan mengerti akan firman yang berulang kali disampaikan. Tetapi alangkah baiknya kita menyingkirkan sikap hati yang seperti itu. Dan mulai membuka diri untuk pekerjaan Roh Kudus menyingkapkan maksud firman tersebut seturut dengan maksud Bapa di surga yang telah ditetapkannya pada musim rohani saat itu bagi kita. Karena hanya sikap hati seperti itulah yang akan membuat kita menaiki anak tangga pertumbuhan kerohanian (dimensi rohani) yang ada dibalik setiap firman yang berulang kali disampaikan.
b. Untuk menegaskan kepada kita bahwa firman tersebut belum kita praktekkan dengan kesungguhan.
Kejujuran kita dihadapan Tuhan sangatlah memainkan peranan penting untuk terjadi akselerasi pertumbuhan kerohanian. Saat kita mendengar firman yang sama dan berulang kita disampaikan, baiklah kita meminta kepada Roh Kudus untuk menyingkapkan track kehidupan kita dalam mempraktekkan firman tersebut, apakah sudah akurat atau belum. Karena tanpa sadar, seringkali kita tidak bertekun untuk menjadi pelaku firman (masih sering bolong - bolong). Kita menganggap, jika sudah melakukan sekali saja, artinya sudah melakukan semuanya. Padahal Tuhan menghendaki setiap hari kita menjadi pelaku firman yang sama. Jadi, jika firman yang sama disampaikan berulang kali, sudah seharusnya hati kita lebih bergelora dan bersukacita karena Tuhan mau mencetak hidup kita menjadi pribadi yang memperkenan hati Tuhan setiap hari dan konsisten menjadi pelaku firmanNya.
c. Tuhan mau kita memahami kesinambungan dari setiap firman, sehingga pemahaman firman yang kita miliki akan seturut dengan 'frame' agenda Kerajaan Surga.
Firman yang kita dengar berulang kali juga bertujuan untuk menarik kapasitas dan sudut pandang agar seturut dengan agenda besar (frame) Kerajaan Surga. Jika kita bisa memastikan, hati yang lapar dan haus akan Tuhan tetap bergelora, maka Roh akan menuntun memahami dan menemukan kesinambungan serta benang merah dari firman sebelumnya. Ketika kita memiliki kesinambungan dan benang merah tersebut, maka secara otomatis manusia batiniah kita akan senantiasa berinteraksi dengan berbagai dimensi rohani yang terkandung dalam setiap firman. Hal itu mengakibatkan pemahaman kita akan menjadi akurat dan respon kita terhadap firman semakin 'menggila'. Karena dimensi rohani dalam firman (kehidupan) dan dalam 'frame' agenda Kerajaan Surga itulah yang akan senantiasa membuat kita antusias dan terus bergelora dalam mendengarkan firmanNya.
3. Tuhan menghendaki setiap prinsip firman yang berulang - ulang disampaikan dapat menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan dalam diri kita.
Bukan tanpa maksud jika prinsip firman berulang kali disampaikan, karena Roh Kudus bertujuan untuk menjadikan prinsip firman tersebut menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan. Sehingga kita dapat mengekspresikan emosi, pemikiran, dan tindakan kita sehari - hari seturut dengan kehendak Tuhan. Jika kita mau berkata jujur, ada berapa kali kita justru mengekspresikan emosi dan mengambil keputusan yang salah ketika menghadapi situasi tertentu? Hal itu disebabkan karena firman Tuhan belum menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan.
Standart mengekspresikan emosi dan pengambilan haruslah Yesus. Jika kita belum menjadi sama, artinya kita harus mau terus dibentuk dan dikuatkan secara berulang - ulang oleh Firman dan RohNya. Sebagai contoh, Yesus sangat tenang ketika menghadapi datangnya badai. Bahkan Yesus bisa 'terlelap' tidur ditengah badai. Bukan berarti Yesus tidak peduli atau 'malas', melainkan Ia sedang memberikan contoh ketenangan dalam hadirat Bapa dan kepercayaanNya terhadap Bapa disurga yang tidak tergoyahkan. Bandingkan Yesus dengan kita yang seringkali juga diterpa oleh badai masalah. Apakah kita tetap tenang atau justru panik dan meragukan Tuhan? Jika kita justru masih khawatir, cemas, takut, terintimidasi, itu semua menandakan bahwa firman belum menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan dlm hidup kita.
Jadi bagi saya pribadi, mendengarkan firman yang sama berulang - ulang merupakan wujud kebaikan Tuhan untuk menjadikan kita pribadi yang kuat dan perkasa di dalam Dia yang memberi kekuatan. Bagian kita harus terus konsisten memperkatakan, mengimajinasikan, dan merenungkan firman secara berulang - ulang. Karena hanya dengan cara itulah Kristus di dalam diri kita dapat memanifestasikan diriNya dalam kehidupan sehari-hari.
(Ps. Steven Agustinus)
Pastor Steven Agustinus
Semakin banyak kita menerima pewahyuan dari Tuhan, sesungguhnya ada tuntutan yang lebih besar terhadap diri kita (Lukas 12:47-48). Berikut ini 'tuntutan' dari Kerajaan Surga kepada mereka yang menerima banyak penyingkapan firman :
1. Menjadi pelaku firman Tuhan.
Tidak ada satupun dari firman yang Tuhan berikan bertujuan hanya untuk kita dengarkan dan nikmati saja. Apalagi hanya untuk menjadi bahan perdebatan. Tujuan Tuhan memberikan firmanNya agar kita tidak lagi hidup mengandalkan kekuatan diri sendiri, melainkan mengandalkan firmanNya dan menjadi pelaku firmanNya. Dengan kita hidup menjadi pelaku firmanNya, maka secara otomatis diri kita akan dibedakan dari yang lainnya. Apa maksud dari 'dibedakan dari yang lainnya' :
a. Respon yang kita tunjukkan dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan akan menjadi sangat berbeda.
Tantangan kehidupan yang dialami orang percaya dan yang tidak percaya sebenarnya sama. Orang percaya juga akan mengalami tantangan perekonomian, permasalahan keluarga, kesehatan, dll. Namun yang membedakan adalah respon (sikap kita dalam melewati proses) dan hasil. Orang yang telah 'mensetting' hatinya menjadi pelaku firman otomatis akan menghadapi setiap tantangan kehidupan sebagai pelaku firman. Ia akan konsisten merenungkan, mengimajinasikan dan memperkatakan firman Tuhan. Sehingga hal itu akan menciptakan perubahan di dalam roh yang berdampak di alam lahiriah. Ia tidak akan pernah tercetak oleh situasi dan keadaan sehingga menjadi orang yang mengandalkan kekuatan diri sendiri dan memilih melewati tantangan dengan cara - cara manusiawi.
b. Roh Kudus dapat dengan leluasa memberikan arahan yang harus kita lakukan.
Ketika kita konsisten merenungkan, mengimajinasikan dan memperkatakan firman, maka panca indera rohani kita akan terkondisikan menjadi peka terhadap arahan Roh Kudus. Bahkan Roh Kudus bisa saja menegur atau mengoreksi areal kehidupan yang tidak seturut dengan kebenaran firmanNya. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil langkah pertobatan dan mentaati setiap arahan Roh Kudus dengan sukacita. Karena biasanya, jika diri kita berubah menjadi akurat maka situasi kondisi akan otomatis juga mengalami perubahan.
c. Menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Ketika kita terus konsisten memperkatakan firman Tuhan, mungkin saja fakta kehidupan belum juga mengalami perubahan. Yang perlu kita lakukan adalah mengkondisikan hati untuk tidak menyerah dan tetap konsisten memperkatakan firman. Karena sesungguhnya otot rohani kita sedang diperkuat dan posisi rohani kita sedang diangkat naik oleh Tuhan. Orang lain yang menghadapi tantangan yang sama seperti kita sudah menjadi lemah tak berdaya juga kehilangan harapan. Tetapi kita justru berbeda, kita akan semakin konsisten dan penuh semangat mempercayai Tuhan dan firmanNya (Roma 4:19-22).
d. Hasilnya, fakta akan berubah oleh kuasa kebenaran.
Tekad, upaya, dan sikap hati yang TAAT terhadap firmanNya sesungguhnya tidak akan pernah berakhir dengan sia - sia. Segala sesuatu pasti akan mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Fakta hidup/tantangan kehidupan yang selama ini kita hadapi pasti akan mengalami perubahan, sebab posisi rohani dan kekuatan rohani kita pun sudah alami perubahan. Sehingga perkataan firman yang kita ucapkan akan tiba waktunya membuat apa yang mustahil menjadi mungkin, dan apa yang tidak ada menjadi ada. Kita akan menjadi saksi kunci, bahwa Tuhan itu nyata dan masih bekerja !!
2. Tidak menjadi 'familiar' terhadap firmanNya
Roh familiarity adalah pekerjaan iblis yang menurunkan kadar kehausan kita akan firman dan membuat kita tidak lagi memberikan respon dan respek yang semestinya terhadap Tuhan dan hambaNya yang menyampaikan suara Tuhan, sehingga membuat kita memunculkan 'keangkuhan sesaat' karena 'merasa' sudah paham dan mengerti akan setiap firman yang berulang kali disampaikan. Sebagai akibatnya, perlahan tapi pasti, diri kita akan terpisah dan keluar dari musim rohani yang Tuhan tetapkan serta menyimpang dari agenda Kerajaan Surga.
Saya mendapati, firman yang disampaikan oleh Tuhan melalui hambaNya secara berulang ulang sebenarnya mempunyai maksud, yaitu:
a. Untuk menegaskan bahwa sebenarnya kita belum paham dan mengerti seperti yang Tuhan maksud.
Terkadang kita merasa sudah paham dan mengerti akan firman yang berulang kali disampaikan. Tetapi alangkah baiknya kita menyingkirkan sikap hati yang seperti itu. Dan mulai membuka diri untuk pekerjaan Roh Kudus menyingkapkan maksud firman tersebut seturut dengan maksud Bapa di surga yang telah ditetapkannya pada musim rohani saat itu bagi kita. Karena hanya sikap hati seperti itulah yang akan membuat kita menaiki anak tangga pertumbuhan kerohanian (dimensi rohani) yang ada dibalik setiap firman yang berulang kali disampaikan.
b. Untuk menegaskan kepada kita bahwa firman tersebut belum kita praktekkan dengan kesungguhan.
Kejujuran kita dihadapan Tuhan sangatlah memainkan peranan penting untuk terjadi akselerasi pertumbuhan kerohanian. Saat kita mendengar firman yang sama dan berulang kita disampaikan, baiklah kita meminta kepada Roh Kudus untuk menyingkapkan track kehidupan kita dalam mempraktekkan firman tersebut, apakah sudah akurat atau belum. Karena tanpa sadar, seringkali kita tidak bertekun untuk menjadi pelaku firman (masih sering bolong - bolong). Kita menganggap, jika sudah melakukan sekali saja, artinya sudah melakukan semuanya. Padahal Tuhan menghendaki setiap hari kita menjadi pelaku firman yang sama. Jadi, jika firman yang sama disampaikan berulang kali, sudah seharusnya hati kita lebih bergelora dan bersukacita karena Tuhan mau mencetak hidup kita menjadi pribadi yang memperkenan hati Tuhan setiap hari dan konsisten menjadi pelaku firmanNya.
c. Tuhan mau kita memahami kesinambungan dari setiap firman, sehingga pemahaman firman yang kita miliki akan seturut dengan 'frame' agenda Kerajaan Surga.
Firman yang kita dengar berulang kali juga bertujuan untuk menarik kapasitas dan sudut pandang agar seturut dengan agenda besar (frame) Kerajaan Surga. Jika kita bisa memastikan, hati yang lapar dan haus akan Tuhan tetap bergelora, maka Roh akan menuntun memahami dan menemukan kesinambungan serta benang merah dari firman sebelumnya. Ketika kita memiliki kesinambungan dan benang merah tersebut, maka secara otomatis manusia batiniah kita akan senantiasa berinteraksi dengan berbagai dimensi rohani yang terkandung dalam setiap firman. Hal itu mengakibatkan pemahaman kita akan menjadi akurat dan respon kita terhadap firman semakin 'menggila'. Karena dimensi rohani dalam firman (kehidupan) dan dalam 'frame' agenda Kerajaan Surga itulah yang akan senantiasa membuat kita antusias dan terus bergelora dalam mendengarkan firmanNya.
3. Tuhan menghendaki setiap prinsip firman yang berulang - ulang disampaikan dapat menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan dalam diri kita.
Bukan tanpa maksud jika prinsip firman berulang kali disampaikan, karena Roh Kudus bertujuan untuk menjadikan prinsip firman tersebut menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan. Sehingga kita dapat mengekspresikan emosi, pemikiran, dan tindakan kita sehari - hari seturut dengan kehendak Tuhan. Jika kita mau berkata jujur, ada berapa kali kita justru mengekspresikan emosi dan mengambil keputusan yang salah ketika menghadapi situasi tertentu? Hal itu disebabkan karena firman Tuhan belum menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan.
Standart mengekspresikan emosi dan pengambilan haruslah Yesus. Jika kita belum menjadi sama, artinya kita harus mau terus dibentuk dan dikuatkan secara berulang - ulang oleh Firman dan RohNya. Sebagai contoh, Yesus sangat tenang ketika menghadapi datangnya badai. Bahkan Yesus bisa 'terlelap' tidur ditengah badai. Bukan berarti Yesus tidak peduli atau 'malas', melainkan Ia sedang memberikan contoh ketenangan dalam hadirat Bapa dan kepercayaanNya terhadap Bapa disurga yang tidak tergoyahkan. Bandingkan Yesus dengan kita yang seringkali juga diterpa oleh badai masalah. Apakah kita tetap tenang atau justru panik dan meragukan Tuhan? Jika kita justru masih khawatir, cemas, takut, terintimidasi, itu semua menandakan bahwa firman belum menjadi dasar keyakinan yang tidak tergoyahkan dlm hidup kita.
Jadi bagi saya pribadi, mendengarkan firman yang sama berulang - ulang merupakan wujud kebaikan Tuhan untuk menjadikan kita pribadi yang kuat dan perkasa di dalam Dia yang memberi kekuatan. Bagian kita harus terus konsisten memperkatakan, mengimajinasikan, dan merenungkan firman secara berulang - ulang. Karena hanya dengan cara itulah Kristus di dalam diri kita dapat memanifestasikan diriNya dalam kehidupan sehari-hari.
(Ps. Steven Agustinus)
Komentar
Posting Komentar