Alarm Hati : Mencintai Yang Bukan Dari Tuhan
Alarm Hati : Mencintai Yang Bukan
Dari Tuhan
Ev. Indriati Tjipto Purnomo
22:5 Raja ini mengirim utusan
kepada Bileam 1 bin Beor, b ke
Petor yang di tepi sungai Efrat, c ke
negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan:
"Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; d
sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di
depanku. 22:6 Karena itu, datanglah dan kutuk e
bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup
mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri f
ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang
kaukutuk, dia kena kutuk." (Bilangan 22:5-6)
Saat
kita pulang dari bangsa-bangsa dengan membawa kemenangan, saya berharap tidak
satupun dari kita yang menjadi lengah, karena iblis tidak suka dengan apa yang
kita kerjakan. Iblis sangat tidak suka dengan apa yang kita kerjakan dan ia
mulai meniupkan berbagai hal untuk membalas dendam, dimulai dengan pikiran
kita, membuat kita marah, kesal, kecewa dan tidak bisa unity dengan saudara-saudara
kita karena kita merasa pekerjaan kita terlalu banyak. Jelas itu adalah ilusi,
karena kita akan semakin sibuk dan merasa terlalu lelah sehingga tidak bisa
Saling Menolong diantara kita tetapi percayalah kita ditopang oleh tangan yang
ajaib yaitu tangan Tuhan sendiri dan kita akan sederap bersama menyelesaikan
semuanya.
Hari-hari
ini tanpa kita sadari, kita sedang berjalan menutupi seluruh permukaan bumi
seperti bangsa Israel. Bumi sedang diserahkan dalam tangan kita dan para
penguasa mereka tidak bisa melawan kita karena buat mereka hal itu percuma.
Mereka tahu kita adalah bangsa yang diberkati, karena itu mereka hanya mengutuk
kita supaya kita keluar dari jalurnya Tuhan.
22:7
Lalu berangkatlah para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di
tangannya upah penenung; g
setelah mereka sampai kepada Bileam, disampaikanlah kepadanya pesan Balak. 22:8 Lalu berkatalah Bileam kepada mereka:
"Bermalamlah di sini pada malam ini, maka aku akan memberi jawab kepadamu,
sesuai dengan apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku. h "
Maka tinggallah pemuka-pemuka Moab itu pada Bileam. 22:9 Kemudian datanglah Allah kepada Bileam i
serta berfirman: j
"Siapakah orang-orang yang bersama-sama dengan engkau itu?" 22:10 Dan berkatalah Bileam kepada Allah: "Balak
bin Zipor, raja Moab, mengutus orang kepadaku dengan pesan: 22:11 Ketahuilah, ada bangsa yang keluar dari Mesir,
dan permukaan bumi tertutup olehnya; karena itu, datanglah, serapahlah mereka
bagiku, mungkin aku akan sanggup berperang melawan mereka dan menghalau
mereka." 22:12 Lalu berfirmanlah Allah kepada Bileam:
"Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau
mengutuk bangsa itu, sebab mereka telah diberkati. k "
(Bilangan 22 :7-12)
Keadaan
kita didepan Tuhan dan iblis adalah seperti keadaan bangsa Israel di jaman
Bileam. Mari perkatakan dengan saudara-saudara kita yang lain bahwa kita adalah
bangsa yang diberkati Tuhan. Kita harus mengerti dengan ketepatan bahwa iblis
akan mencoba dengan berbagai macam cara untuk mengalahkan kita. Iblis tahu
bahwa ia tidak lagi bisa bermain kasar sehingga iblis akan mencoba dengan cara
yang halus. Saat itu Balak tahu bahwa jumlah umat Israel sudah sangat banyak
menutupi permukaan bumi. Balak mendengar bagaimana lautan dibelah, gunung batu
mengeluarkan air dan bagaimana saat bangsa Israel berperang maka musuh-musuh mereka
tertimpa oleh batu sehingga Balak tahu bahwa mustahil baginya untuk mengalahkan
bangsa Israel.
Ini
masa dimana kita melihat Keajaiban Tuhan dan tidak ada satupun pintu yang dapat
ditutup jika Tuhan sudah membukanya. Beberapa orang di Mahanaim pergi ke
Bangladesh, India dan Pakistan. Kita tahu bahwa ketiga negara ini merupakan
negara yang cukup radikal dan keras, tetapi sekali lagi kita tahu penyertaan
Tuhan sanggup menerobos apapun. Disana seringkali terjadi pemerkosaan, dan yang
menjadi korban dari pemerkosaan itu adalah penduduk lokal dan para turis,
begitu para turis turun dari kereta api maka gerombolan itu siap menyerbu para
turis. Gerombolan ini bukan sekedar mengemisbtetapi mereka juga merogoh bahkan
mencuri barang apa saja yang bisa mereka curi. Tetapi yang ajaibnya saudara,
begitu rombongan Mahanaim tiba disana seperti ada selaput yang menudungi mereka
begitu rupa sehingga tidak ada satupun yang dapat menjamah mereka. Tuhan
bekerja dengan begitu ajaib bahkan sampai supir taksipun dijamah oleh Tuhan
karena dia melihat langsung bagaimana Tuhan menghentikan hujan. Banyak orang
yang dijamah Tuhan dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi
mereka. Sekalipun tim yang berangkat tidak begitu mahir berbahasa inggris.
Namun sekali lagi Tuhan melihat hati kita, apakah kita mau dipakai Tuhan masuk
dalam rencanaNya atau kita memilih takut untuk melangkah karena keterbatasan
kita. Beberapa kesaksian dari tim yang berangkat ke Bangladesh, orang lain
berkata bahwa akan ada badai yang mengerikan hingga mencapai skala 9 dan 10
lalu tim kami berdoa dan skala badai itu turun hingga menjadi skala 3. Tim
Mahanaim yang pergi ke Malaysia bersaksi bahwa saat mereka berbagi gelang
didepan polisi disana, polisinya bahkan berkata, “ya sudah lakukan cepat”,
padahal menurut kebanyakan orang sangat tidak mungkin untuk membagi gelang di
Malaysia apalagi melakukan penginjilan di Malaysia. Tanpa kita sadari kita
sedang berjalan dalam Mujizat dan Keajaiban. Tim yang pergi ke Bangladesh
bersaksi bahwa saat mereka pergi ke sana sedang ada demo besar-besarab bahkan
dikatakan akan terjadi tembak menembak karena sebelumnya sudah ada 10 orang
pria yang ditembak dalam demo. Tim ini bermaksud untuk mengatakan ‘tidak
apa-apa” namun karena tidak terlintas lagi bahasa inggris yang benar dalam
benaknya maka yang keluar dari mulutnya adalah, “no what what, believe in God
and believe in me”. Seharusnya yang mereka katakan adalah nothing happen,
tetapi yang ajaibnya orang-orang disana mengerti dengan yang dia bicarakan dan
menyahut : “Ya, ya its okey no what what”. Bahkan tim ini melakukan deklarasi
ditengah-tengah demo dan membuat demo itu tiba-tiba bubar dengan sendirinya
tanpa ada huru-hara. Keesokan harinya
dikabarkan bahwa akan ada badai disana. Tim kami minta untuk diantarkan bahkan
ke titik pusat badai tornado itu sambil mengatakan, “no what, what believe God
and believe in me.” Kejadian itu membuat orang-orang disana menangis dan
bertobat karena melihat mujizat Tuhan bagaimana badai yang sudah skala 9 dan 12
turun menjadi skala 3.
Beberapa
tahun lalu kalau saudara masih ingat pernah terjadi gempa dan biasanya saat ada
gempa kebanyakan orang akan menyelamatkan diri namun berbeda dengan anak-anak
di Mahanaim. Begitu terjadi gempa, mereka semua menuju ke atas dan bermain
banner dan yang sedang di kantin tidak ada satupun yang menyelamatkan diri
semuanya tetap melanjutkan aktifitasnya. Para guru menyuruh setiap anak untuk
keluar namun murid-muridnya hanya berkata : “tenang pak, kita doa saja, tidak
akan terjadi apa-apa.” Satu lagi kesaksian saat anak saya Joshua Christian dan
teman-teman pergi ke Malaysia, iblis begitu sebal sehingga iblis membuat mall
tempat mereka makan disana kebakaran karena ada satu kompor yang meledak. Namun
mereka tetap makan dan berkata : “Api diam ! berhenti !”
Dengan
semua kuasa dan otoritas yang Tuhan berikan akan banyak orang menyuruh kita
untuk mendoakan, untuk melayani, memuji dan menghormati kita. Hati ini bisa
mulai sombong dan menyukai pujian. Hati
ini bisa mulai memandang rendah orang lain. Hati ini bisa suka pelayanan bukan
karena Tuhan tetapi karena uang dan perhatian orang lain. Hati ini bisa mulai
pamer dan menggunakan talenta, perkataan, nubuatan, uang tanpa bertanya sama
Tuhan lagi. Tidak dalam ketepatan, tidak dengan rendah hati tetapi dengan
sembarangan karena menyukai efek lain atau zat lain dalam peninggian dan
anugerah yang Tuhan berikan.
Bahkan
kita bisa terjebak dalam rutinitas, bisa mencintai kedudukan, dihormati orang,
dibutuhkan, show on dan sebagainya. Hati-hati bila hati ini mulai mencintai
yang lain. Otoritas, berkat, kesempatan, nubuat, talenta tetap akan Tuhan
berikan tapi mari jaga hati kita dan fokus ke Tuhan. Semua dari Tuhan, untuk
Tuhan dan bagi Tuhan.
Sumber
: Buku Alarm Hati – Ev. Iin Tjipto Purnomo
Komentar
Posting Komentar