Menggali Dengan Otoritas dan Covenant
Menggali Dengan Otoritas dan
Covenant
Ev. Indriati Tjipto Purnomo
Bahan Renungan :
yang
dikorek oleh kaum bangsawan di antara bangsa itu dengan tongkat-tongkat
kerajaan, dengan tongkat-tongkat mereka." Dan dari padang gurun mereka ke
Matana; (Bilangan 21:18)
Kalau
kita ini bangsawan maka kita bisa mengorek semua yang tersembunyi karena itu
kekuatan bangsawan. Saya kadang-kadang sebel dengan cara beberapa orang membawa
tongkat dengan sembarangan. Apakah kita mengerti itu tongkat apa ? Itu tongkat
perjanjian, itu tongkat dimana kita punya otoritas, itu tongkat dimana kalau
kita pegang kita serukan sesuatu dan itu terjadi. Kita hidup karena Perjanjian
Tuhan (Covenant).
Beberapa
orang berkata kepada saya : “Bu, Mahanaim jadi karena donatur,” Siapa bilang ?
Saya sudah lihat bagaimana cara Tuhan yang ajaib. Saya lihat bagaimana orang
yang bahkan tidak ingin memberi, orang yang pelit bisa salah order barang.
Karena tidak bisa dibuang kemana-mana akhirnya diberikan ke Mahanaim. Saya tahu
ini tidak pernah jadi karena donatur tapi karena tangan Tuhan, karena ada
Covenant. Beberapa orang berkata, mereka datang karena suka kotbah saya itu
tidak mungkin, karena tidak ada orang yang suka dimarah-marahin. Kalau orang
datang karena kotbahnya Pak Agung mungkin itu benar. Saya tahu ada orang-orang
yang mengerti panggilannya. Ada covenant. Ada sentuhan Roh Allah yang berkata :
“Aku tahu ada disini karena sebuah visi dan misi yang benar.”
Dikatakan
“dengan tongkat-tongkat kerajaan” dari padang gurun ke perkotaan. Matana itu
adalah sebuah kota. Engkau tidak pernah bisa menggali sumur tanpa menggunakan
otoritas. Saya sudah lihat dalam hidup saya, banyak orang berkata “Bu mari kita
pakai usaha manusia”. Saya bicara terus terang, kalau engkau pakai cara
manusia, engkau akan sangat lambat.
Pada
waktu kami mendirikan sekolah, kalau kita memakai cara manusia, kita akan
mencari kurikulum dulu, punya izin bangunan, cari guru-guru terbaik, cari
sistem dulu terus kemudian setelah ada uang baru mulai bikin satu kelas dulu yaitu
kelas satu, setelah kelas satu naik ke kelas dua maka sampai hari ini kita
belum punya sekolah. Pada waktu kita mulai bangun sekolah, saya kontrak tidak
punya uang, tidak punya tempat. Izin bahkan belum keluar, kami sudah mulai
membangun. Waktu membangun tidak ada uang, belum punya guru, kurikulum jelas
tidak ada. Saya hanya berjalan dengan cara Tuhan.
Kalau
pakai cara manusia, sampai hari ini rumah singgah tidak akan mencapai 1000
rumah singgah. Hari ini di seluruh Indonesia bahkan dibeberapa negara, mereka
meniru cara kita persis. Ada 1000 rumah singgah walaupun tidak semua dibawah
kita. Itu terjadi hanya karena saya dengarkan Tuhan dan Tuhan sentuh mereka.
Beberapa orang bilang begini : “Bu, mereka tidak berubah jadi luar biasa.” Saya
katakan, keselamatan sudah tertancap didalam, untuk merubah butuh waktu. Orang
merubah kita saja butuh waktu, betul ? Untuk berubah butuh waktu dan sampai
hari ini terus terjadi perubahan.
Kemarin
pada waktu acara bahtera Kingdom Explosion saya bertemu dengan seorang yang
bersaksi bahwa dia percaya Tuhan Yesus Cuma gara-gara dengar tetangganya sering
putar kaset kotbah, kaset pujian keras-keras. Awalnya dia sebel banget sama
tetangganya, dia bilang “Bisa tidak sih dipelanin ?” Tapi yang dia dengar tidak
bisa lepas dari pikirannya. Kalau dia sedang tidur, suara kotbah dan lagu
pujian itu terdengar lagi. Sampai kadang-kadang ketika ia nyetir mobil di jalan
tidak sengaja mulutnya menyanyikan lagu pujian yang dia dengar dari tetangganya
sampai ia benci banget. Dia berkata : “Ini tetangga buat gua gila.” Tetapi
suatu saat ia sedang berdoa, dia berteriak : “Yang Benar yang mana ?” Karena
suara itu muncul lagi. Suara yang berkata : Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan
Hidup.
Dia
bilang : “Bu, sekarang saya disini dan disana”, artinya, “Saya percaya Yesus,
tapi saya tetap melakukan tugas ibadah saya.” Dia berkata : “Sekarang saya
sebaliknya, kalau tetangga saya tidak pasang lagu pujian dan kotbah saya sedih
sekali. Kapan dia pasang lagi ? Karena saya tidak bisa pasang lagu sendiri.”
Saya berkata : “Lihat keselamatan itu sudah Tuhan kerjakan lebih cepat dari
yang pernah kita bayangkan. Saya pernah cerita ada empat orang karyawan pabrik
yang menerima gelang disebuah pabrik. Malam harinya mereka semua mimpi ketemu
Yesus, Cuma karena terima gelang. Itulah kekuatan sebuah covenant.
Saya
tutup dengan satu kesaksian. Saya berdoa supaya kita mengerti. Kita doa, kita
bagi gelang itu tidak pernah sia-sia. Saya baca sebuah buku, Pak Lucky juga
pernah baca buku itu, ada seorang pada waktu altar call dia maju ke depan
ketika ada tantangan : “Siapa yang mau menyerahkan dirinya buat Tuhan ?” Dia
maju ke depan, angkat tangan, tidak terasa apa-apa, lalu dia balik. Beberapa
saat kemudian, dia jatuh dalam pergaulan bebas, jatuh dalam Narkoba. Dia
diperkosa dan sampai gila, selama 20 tahun dia gila. Sekali waktu ada seorang
hamba Tuhan lewat kota itu dan Tuhan berkata “Kamu mampir ke rumah sakit jiwa,
temui seorang wanita dan kemudian kamu doakan dia, tumpang tangan dan katakan
sama iblis, 20 tahun yang lalu dia pernah menyerahkan hidupnya buat Tuhan,
sekarang kamu keluar dari tubuh wanita ini.”
Anak ini
tidak pernah bertobat, tidak pernah mengaku Yesus sebagai Tuhan. Dia hidupnya
kacau dan pemakai Narkoba. Hari itu hamba Tuhan itu Cuma berkata : “Iblis,
dengar 20 tahun yang lalu ada sebuah perjanjian yang dibuat oleh anak ini bahwa
dia menyerahkan hidupnya buat Tuhan.” Keluar kamu sekarang ! Kau tidak punyak
hak atas anak inu, seharusnya iblis baru bisa keluar kalau anak ini bertobat
dan minta dilepaskan. Tapi ini tidak usah, kenapa ? Ada sebuah perjanjian.
Iblis itu keluar dan anak ini sadar. Saya bisa cerita sangat banyak kesaksian.
Apa yang kita bagikan itu tidak pernah sia-sia, disitu ada sebuah perjanjian.
Terakhir
ada seorang anak Tuhan mendapat mimpi, Dia mimpi terjadi saat pengangkatan,
tiba-tiba suara sangkakala ditiup dan kemudian orang-orang yang diangkat
terbang. Dia kaget waktu dia terbang disebelahnya ada orang yang memakai peci,
sebelahnya lagi ada orang yang pake jilbab, terus dia bertanya “Bagaimana kamu
bisa terbang dan bisa ikut pengangkatan juga ?” Saat orang-orang itu bilang, “Saya
dengerin kaset, saya dengerin radio.” Sebagian lagi saya bilang kan saya terima
gelang, saya pernah ikut pengakuan, saya ikut dilayani dan didoakan di KKR
Kesembuhan Ilahi.” Waktu dia bangun, dia sangat kaget. Lalu dia berdoa : “Tuhan,
begitu banyaknya orang yang diselamatkan ?” Tuhan berkata “Ya setiap KKR, tiap
perubahan nasib, tiap kamu adakan altar call dan mengajak deklarasi, semua
orang yang mengaku dengan mulut dan percaya dalam hatinya, Aku catat dalam
kitab Kehidupan.” Mereka mungkin masuk dipinggiran Surga, halaman surga, amin ?
Jatah kita raja-raja, jatah kita ada didekat Istana Tuhan sendiri, itu destiny
kita. Amin
Sumber :
Buku
Kedalaman – Ev. Iin Tjipto Purnomo
Blessed
To Bless – Bekasi
Komentar
Posting Komentar