Pengurapan Kayu Aras
Pengurapan Kayu
Aras
Pohon Aras Libanon :
Cedarwood (kayu aras) Mazmur 92 : 12, sebuah kayu yang dipakai sebagai lambang salib Yesus. mampu memulihkan diri (dengan cepat) dari berbagai serangan yang datang. Mentahirkan hidup kita karena hidup bagi kegenapan rencana Tuhan. Aras melambangkan pemisahan dosa dan segala yang duniawi, kesembuhan total dan menyatu dengan Tuhan.
Pohon yang sangat tinggi. Pengurapan selalu berada di dalam Hadirat Tuhan selamanya, selalu tumbuh besar dan berbuah lebat, tahan uji, jadi sangat besar dalam setiap bidang yang dipegangnya.
Disusun Oleh : Joshua Ivan Sudrajat S
Pengurapan
Cedarwood (Kayu Aras), berbicara tentang keteguhan bagai Salib Kristus. Mampu
memulihkan diri (dengan cepat) dari berbagai serangan yang datang. Mentahirkan
hidup kta karena hidup bagi kegenapan rencana Tuhan. Aras melambangkan
pemisahan dosa dan segala yang duniawi, kesembuhan total dan menyatu dengan
Tuhan.
Pohon Aras Libanon :
Pohon
yang paling berharga dan megah yang disebutkan dalam Alkitab adalah "pohon
aras di Libanon." Kata Ibrani untuk pohon ini adalah erez. Tinggi
pohon ini bisa mencapai 21 sampai 24 m dengan dahan-dahan panjang yang menjulur
ke samping. Dahan-dahan dari satu pohon aras panjangnya 33,8 m dari ujung ke
ujung. Keliling batang beberapa pohon aras adalah 9 sampai 12 m. Pohon-pohon
yang sangat besar ini terus tumbuh selama ratusan tahun. Pohon ini melambangkan
kekuatan dan daya tahan, serta terkenal karena ketabahannya (bdg. Mzm.
92:13; Yeh.
31:3).
Pohon
aras menghasilkan buah yang panjangnya 20 cm dan memerlukan tiga tahun untuk
menjadi matang. Kayunya merah dan bebas dari mata kayu. Getah yang wangi
menetes dari batang dan buahnya (Mzm.
104:16; Kid.
4:11). Kayunya yang pahit menolak Serangga dan melawan kebusukan.
Pohon
aras digunakan untuk banyak hal. Kayunya dipakai untuk membangun rumah Daud dan
Salomo (II
Sam. 7:2; I
Raj. 7:12), membuat patung (Yes.
44:14-15), dan membuat kapal (Yeh.
27:5).
Dewasa
ini pohon aras tumbuh di Libanon; tetapi kurang dari selusin pohon yang masih
tumbuh di hutan-hutan yang disebut di Alkitab, dekat pesisir Libanon yang
berbatasan dengan Laut Tengah. Batang semua pohon ini mempunyai garis tengah
lebih dari 3 m.
Pertama kalinya
Alkitab menyebutkan pohon aras adalah di Imamat
14:4. Akan tetapi beberapa ahli beranggapan bahwa ayat ini mengacu kepada
pohon arar, karena orang Israel sedang tinggal di Semenanjung Sinai dan pohon
arar biasa tumbuh di kawasan tersebut. Lihatlah bagian tentang "pohon
arar."
Cedarwood (kayu aras) Mazmur 92 : 12, sebuah kayu yang dipakai sebagai lambang salib Yesus. mampu memulihkan diri (dengan cepat) dari berbagai serangan yang datang. Mentahirkan hidup kita karena hidup bagi kegenapan rencana Tuhan. Aras melambangkan pemisahan dosa dan segala yang duniawi, kesembuhan total dan menyatu dengan Tuhan.
Pohon yang sangat tinggi. Pengurapan selalu berada di dalam Hadirat Tuhan selamanya, selalu tumbuh besar dan berbuah lebat, tahan uji, jadi sangat besar dalam setiap bidang yang dipegangnya.
Padang
gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak
dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak,
ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan
kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN,
semarak Allah kita. (Yesaya 35:1-2)
Ada
waktunya dimana padang gurun dan padang kering akan bergirang, Tuhan akan
memberikan kepadanya kemuliaan Libanon. Ini berbicara bahwa Tuhan akan
membangkitkan mereka-mereka yang selama ini kering menjadi bergairah kembali
kepada Tuhan. Ketika gelombang kesembuhan Tuhan kirimkan maka mereka yang letih
lesu dan berbeban berat akan dibangkitkan dan disegarkan kembali.
Kalau
kita lihat bahwa Tuhan akan memberikan kemuliaan Libanon kepada umatnya.
Mengapa kemuliaan Libanon? Ada apa dengan libanon? Ternyata disana terkenal
dengan pegunungan yang dipenuhi dengan pohon-pohon aras. Pohon aras memiliki
tekstur kayu yang keras dan juga wangi. Tertanam dengan kuat diatas bukit-bukit
pegunungan yang tinggi. Ketika kayu ini dibakar sebagai bagian dari korban dihadapan
Tuhan, kayu ini akan mengeluarkan bau yang sangat wangi.
Pohon
aras jugalah yang ternyata dipilih oleh Tuhan sendiri sebagai kayu pelapis
dinding di ruangan maha kudus.
Kemudian
disekatnyalah dua puluh hasta bagian belakang rumah itu dengan papan kayu aras,
dari lantai sampai ke balok-balok; lalu dibuatnyalah ruang itu menjadi ruang
belakang, menjadi tempat maha kudus. (1 Raja-raja 6:16)
Kayu
aras dipakai ditempat yang mulia dan kudus. Tidak pernah ditaruh di tempat yang
kotor dan najis. Bahkan dalam prosesnya tidak boleh sembarangan. Harus
ditangani oleh orang-orang yang memiliki keahlian bangunan.
Oleh
sebab itu, perintahkanlah orang menebang bagiku pohon-pohon aras dari gunung
Libanon, dan biarlah hamba-hambaku membantu hamba-hambamu, dan upah hamba-hambamu
akan kubayar kepadamu seberapa juga kauminta, sebab engkau tahu, bahwa di
antara kami tidak ada seorangpun yang pandai menebang pohon sama seperti orang
Sidon.” (1 Raja-raja 5:6)
Sama
seperti kayu aras yang dipakai atas dasar ketetapan dan keputusan Tuhan
sendiri, demikian halnya hidup kita. Tuhan sendirilah yang menetapkan hidup
kita untuk dipakai oleh Dia untuk kemuliaanNya.
Bila
kita lihat dalam kitab Kidung Agung, ternyata mempelai wanita Kristus harus
berasal dari pegunungan Libanon tempat yang tinggi dimana pohon-pohon aras
berasal.
Engkau
cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu. Turunlah kepadaku dari
gunung Libanon, pengantinku, datanglah kepadaku dari gunung Libanon, turunlah
dari puncak Amana, dari puncak Senir dan Hermon, dari liang-liang singa, dari
pegunungan tempat macan tutul! (Kidung Agung 4:7-8)
Pegunungan
Libanon berbicara tentang tempat tinggi, tempat kudus Tuhan. Umat Tuhan harus
berasal dan tertanam dengan kuat di tempat kudusnya Tuhan, berakar, bertumbuh,
dan semakin lama semakin kuat, sehingga tahan menghadapi angin besar yang
sering berhembus.
Bukan
masalah jabatan dan kedudukan dalam gereja, tapi masalah kesediaan kita untuk
terus tinggal dalam hadirat Tuhan. Belajar dari Samuel, yang masih muda tapi
senang dekat-dekat dengan hadirat Tuhan. Samuel berbicara generasi yang belum
muncul, belum terkenal, tapi ternyata lebih peka mendengar suara Tuhan
dibandingkan dengan imam besar Eli, yang sekalipun punya jabatan dan kedudukan
yang strategis, tetapi malah suam dan dingin kepada Tuhan yang menyebabkan
pewahyuan tidak banyak, penglihatan tidak sering. Kalau ingin berdampak, maka
segala pelayanan dan pekerjaan kita haruslah berasal dari hadirat Tuhan.
Apakah cukup ?
Ternyata belum cukup !
Pohon
aras kalau mau ditaruh di tempat yang mulia, maka proses akan segera
berlangsung. Mulai dari awal prosesnya pohon aras ini ditangani oleh ahli-ahli
bangunan.
Dalam
hidup kita ternyata kita ditangani oleh Tuhan langsung yang adalah ahli
bangunan yang terbaik. Tuhan bukan hanya ahli bangunan, tapiDia juga adalah
seniman yang punya rasa dan seleranya sendiri.
Sebab
setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala
sesuatu ialah Allah. (Ibrani 3:4)
Tuhanlah
yang paling tahu kita harus dibuat dan dibentuk seperti apa. Ketika diproses
memang menyakitkan, tapi Dialah Ahlinya yang akan menjadikan kita sebagai
bejana kemuliaan. Seorang ahli tidak akan memotong terlalu banyak dan juga
tidak terlalu sedikit, tapi pas!
Makanya
Tuhan proses kita tidak akan melebihi kekuatan kita, dan ada waktunya dimana
kita akan diberikan kebebasan, kemerdekaan dari kesesakan dan bahkan Tuhan
promosikan kita di tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Sampai
kapan proses berlangsung? Sampai selesai! Tuhan tidak akan pernah tidak
menyelesaikan karyaNya. Masing-masing ada kadar ujian dan waktunya
sendiri-sendiri.
Untuk
seorang Musa, Tuhan membentuk dirinya melalui retreat panjang selama 40 tahun
di padang gurun ditengah-tengah bangsa yang keras kepala dan tegar tengkuk!
Tapi hasilnya luarbiasa, dimana Tuhan menaruh predikat kepada Musa sebagai
seorang yang paling lembut diantara semua manusia di muka bumi ini.
Hasil
dari orang yang turun dari pegunungan Libanon sangat mengesankan dan membuat
hati Tuhan berdebar-debar.
Engkau
mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati dengan satu
kejapan mata, dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu. (Kidung Agung 4:9)
Ijinkan
Tuhan menyelesaikan karyaNya dalam hidup kita, maka kita akan muncul sebagai
pribadi yang membuat hati Tuhan berdebar-debar melihat kita.
Komentar
Posting Komentar