MATERAI PARA MARTIR (THE MARTYR’S SEAL)
MATERAI PARA MARTIR
(THE MARTYR’S SEAL)
Dr. W. A. Criswell
Wahyu 6:9-11
04-01-62
Kami
mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini
melalui siaran radio, anda sedang bergabung dalam ibadah dari Gereja First
Baptist Dallas. Saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pada pukul
sebelas pagi, khotbah yang berjudul: Materai Para Martir. Di dalam seri
khotbah kita melalui kitab-kitab dalam Alkitab, sekarang kita telah tiba di
Kitab Wahyu. Dan di dalam seri khotbah kita melalui Kitab Wahyu, kita telah tiba
di pasal 6, dan pembukaan materai kelima yang digambarkan di dalam ayat 9 hingga
11. Pembacaan teks kita adalah seperti ini: Wahyu 6:9-11—
Dan ketika
Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena
kesaksian yang mereka miliki.
Dan mereka
berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang
kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada
mereka yang diam di bumi?"
Dan kepada
mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan,
bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah
kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti
mereka. [Wahyu 6:9-11].
Ini adalah
sebuah kitab penghukuman. Perjanjian Lama merupakan gambaran dari masa hukum.
Perjanjian Baru merupakan gambaran dari masa yang sedang kita tinggali—masa
anugerah. Tetapi Kitab Wahyu menggambarkan sebuah masa dari pencurahan dari
hukuman dan murka Allah. Takhta yang dilihat Yohanes di dalam sorga adalah
sebuah takhta penghukuman. Di dalam Wahyu 4:5 disebutkan “Dan dari takhta itu
keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu.” Ini adalah kursi dan takhta
penghakiman Allah. Empat kerub yang berdiri di hadapan Allah untuk melaksanakan
keputusanNya dan penghukumanNya, mereka adalah alat dari murka Allah yang akan
dicurahkan ke atas bumi ini. Mereka berdiri dalam sebuah contoh pelaksanaan
keputusan Allah.
Dan ketika
mereka berbicara, di dalam horizon sejarah muncullah keempat penunggang kuda
yang ada di dalam Wahyu. Dan keempat penunggang kuda itu merupakan alat dari
penghukuman atas bumi ini. Materai yang pertama membawa ke panggung sejarah
dunia, penunggang kuda yang pertama yang merupakan antikristus yang final itu.
Dunia menerima dia dan mengakui dia serta menyambut dia. Dan pembukaan materai
yang kedua dan materai yang ketiga serta materai yang keempat merupakan hukuman
Allah yang segera mengikuti penerimaan atas tirani dari diktator dunia itu.
Materai yang kedua membawa penunggang kuda yang warnanya seperti merah darah.
Dia memiliki sebuah pedang besar di tangannya yang merepresentasikan peperangan
yang akan melanda dunia. Materai yang ketiga membawa penunggang kuda yang ketika,
yang menunggangi kuda berwarna hitam—merepresentasikan kekurangan dan kelangkaan
makanan dan kelaparan yang luar biasa yang dalam peperangan itu. Materai yang
keempat membawa penunggang kuda yang keempat yang menunggangi kuda yang berwarna
kuning hijau—warna dari jenazah yang mati. Materai yang keenam adalah materai
dari hari penghukuman Allah ketika langit menyusut bagaikan gulungan kitab,
ketika pembesar-pembesar di bumi yang berseru kepada batu-batu karang dan
gunung-gunung supaya runtuh menimpa mereka; ketika hari besar dari murka Allah
datang. Dan materai yang ketujuh adalah tujuh sangkakala penghukuman Allah—dan
ketujuh sangkakala adalah tujuh cawan murka Allah yang terakhir, wabah Allah
yang terakhir. Kitab ini adalah kitab penghukuman dari awal hingga akhir.
Dan
materai yang kelima tidak jauh berbeda. Ini adalah sebuah materai penghukuman.
Mereka ini adalah orang-orang martir yang telah dilahirkan untuk bersaksi atas
pencurahan murka Allah itu dan status mereka yang telah terbunuh dan berada di
dalam sorga sebagai jiwa-jiwa, mereka berdoa untuk hari pembalasan itu—akhir
dari penghukuman Allah ke atas bumi ini. Semua kitab ini, semua materai ini,
seluruh sangkakala ini, seluruh cawan murka ini—seluruh Kitab ini merupakan
penghukuman terakhir dari Allah atas dunia ini. Jadi materai ini tidak berbeda
dengan materai lainnya, anda memang tidak melihat tidakan dari orang-orang kudus
itu sendiri, tetapi anda melihat hasil dari tindakan itu, hasil dari apa yang
telah terjadi. Sampai sekarang dan seterusnya, ketika materai itu dibuka atau
sebuah sangkakala ditiup atau sebuah cawan ditumpahkan, maka di sana akan
melintas pemandangan dari sejarah manusia, anda akan melihat perkembangan dari
hal ini, yaitu apa yang terjadi. Tetapi tidak di dalam materai kelima ini. Ini
adalah gambaran dari hasil yang telah terjadi. Dia melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa dari orang-orang yang telah dibunuh. Dan dibelakang dari jiwa-jiwa
yang telah dibunuh itu, anda dapat melihat, sekalipun hal itu tidak dijelaskan
atau digambarkan—anda dapat melihat penganiayaan yang mengerikan, yang membuat
mereka kehilangan nyawa mereka.
Siapakah
para martir ini, yang jiwa mereka dilihat oleh Yohanes di bawah mezbah sorga?
Siapakah mereka. Mereka bukanlah martir sepanjang zaman—orang-orang kudus Allh
sepanjang zaman yang telah kehilangan nyawa mereka pada masa lampau, karena
pembunuh mereka masih berdiam di atas bumi. Ketika mereka berseru kepada Allah,
mereka berseru, “Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau
tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di
bumi?" (Wahyu 6:10). Jadi para martir ini adalah sebuah kelompok khusus dan para
pembunuh mereka masih berada di dunia. Hal lainnya—mereka bukanlah jiwa-jiwa
yang telah meninggal dalam tahun-tahun dan milenum yang lampau, karena di dalam
Wahyu pasal empat, Yohanes melihat dua puluh empat tua-tua di sekeliling takhta
Allah dan kedua puluh empat tua-tua ini mewakili orang-orang kudus Allah
sepanjang zaman yang telah dibangkitkan, yang telah dikenakan pakaian, yang
telah dimahkotai, yang berada di hadapan Yang Mahatinggi.
Jadi,
siapakah orang-orang yang telah kehilangan jiwa mereka dan yang berseru kepada
Allah mengadakan pembalasan bagi mereka? Mereka adalah para martir yang telah
kehilangan nyawa mereka dibawah materai yang pertama itu, pada masa Kesusahan
Besar bagian yang pertama. Dan martir lainnya pada akhir dari Kesusahan Besar,
dirujuk kepada perkataan Tuhan ketika Dia berkata, “Bahwa mereka harus
beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan
saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka” (Wahyu 6:11). Dan
para martir lainnya adalah orang-orang yang dibunuh pada bagian akhir dari
Kesusahan Besar, di awal millennium baru. Di dalam Wahyu 20 ayat 4, anda akan
menemukan seluruh martir berdiri di hadapan Allah dan bersiap-siap untuk masuk
kedalam kerajaan millennium, dimana mereka akan memerintah bersama Allah selama
seribu tahun. Jadi mereka adalah orang-orang yang telah kehilangan nyawa mereka
di bawah pertumpahan darah yang mengerikan dari pembukaan empat materai yang
pertama.
Kemudian
Yohanes berkata, “Aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah
dibunuh” (Wahyu 6:9). Itu merupakan sebuah hal yang tidak biasa, tetapi seluruh
Kitab adalah sebuah hal yang tidak biasa. Kitab Ibrani menggambarkan kemah suci
sorga—bait suci sorga. Dan Kitab Ibrani menyampaikan apa yang telah disampaikan
oleh Kitab Keluaran—bahwa Musa melihat pola dari kemah suci itu, bait itu
berasal dari sorga. Jadi sorga yang sekarang merupakan kediaman Allah memiliki
sebuah Bait Suci. Di dalam Wahyu pasal sebelas Yohanes melihat Bait Suci Allah
di dalam sorga—pola yang telah diberikan kepada Musa, yang membuat sebuah
salinan materi di dunia. Karena itu, sorga memiliki sebuah altar dan anda akan
menemukan altar itu dijelaskan di dalam Kitab Wahyu. Ada sebuah mezbah tembaga,
yang merupakan mezbah persembahan, yang disebutkan beberapa kali dalam Wahyu.
Dan di sana ada mezbah emas yang merupakan tempat pembakaran kemenyan dan doa,
yang disebutkan beberapa kali dalam Kitab wahyu. Kemudian, mezbah ini adalah
mezbah pengorbanan—mezbah tembaga yang terletak di halaman kemah suci dan bait
suci itu.
Itu
merupakan hal yang sangat tidak biasa, bagaimana Firman Allah selalu
menggambarkan ketaatan anak-anak Allah yang mengorbankan hidup mereka kepada
Allah. Dalam seluruh Alkitab ada gambaran bahwa di atas altar Allah yang berada
di sorga, orang-orang kudus mengorbankan hidup mereka—yang menjadi martir dan
mempersembahkan hidup mereka bagi Allah. Mereka dipersembahkan kepada Tuhan dan
mereka dipandang sebagai korban bagi Allah. Anda akan menemukan ide itu di
seluruh Kitab Suci. Sebagai contoh, di dalam Roma 12:1, Paulus mendorong kita
untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup di atas altar
Allah. Di dalam bagian Alkitab yang telah kita baca, yang dipimpin oleh Saudara
Carter pada pagi hari ini, Paulus berkata, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai
dicurahkan sebagai persembahan” (2 Timotius 4:6). Itu adalah sebuah kalimat
persembahan. Ketika dia memandang ke depan, ke akhir hidupnya dan kemartirannya,
dia melihatnya sebagai sebuah persembahan kepada Allah di atas altar sorga. Dan
itu adalah cara Allah melihat seluruh anak-anakNya yang mencurahkan hidup mereka
kepada Allah. Dan hal itu berada di dalam ketaatan dan di dalam ketetapan itu
kita hidup dan bekerja dan melayani Tuhan Allah kita Yang Mahatinggi. Jika hal
itu menyenangkan Dia, maka itu akan menjadi sebuah persembahan yang hidup, yang
baik dan yang sempurna, tetapi jika hal itu berkenan kepada Allah di dalam
tujuan elektif Allah, maka persembahan itu juga bisa dengan kematian, jadi,
sekalipun kita hidup atau mati, kita mempersembahkan hidup kita kepada Allah.
Saya telah
membaca tentang kisah orang muda, beberapa tahun yang lalu setelah David
Livingstone telah membuka jantung Afrika. Saya membaca tentang seorang pemuda di
Inggris yang mempersembahkan hidupnya untuk pergi sebagai seorang misionaris di
hutan-hutan Afrika. Tetapi dokter berkata kepada orang muda itu, “Anda tidak
dapat pergi. Anda sakit dan lemah dan secara fisik anda tidak dapat pergi.”
Tetapi orang muda itu berkata, “Di dalam setiap jembatan di bawahnya, di dalam
fondasi yang tidak terlihat, ada batu-batu yang melekat ke bumi, tanpa itu
jembatan itu tidak akan dapat berdiri.” Kemudian kata orang muda itu lagi, “Ada
kehidupan yang tidak dapat dipahami, yang dipersembahkan kepada Allah, dan di
atas ketaatan ini dan pengabdian ini, kerajaan Allah dan Bait Allah didirikan.
Dan aku akan pergi. Dan jika saya adalah salah satu batu-batu itu, terkubur di
dalam bumi dan tidak dikatahui atau tidak terlihat, hal itu berada di dalam
tujuan elektif Allah. Saya telah dipanggil dan saya akan pergi.” Dia akhirnya
pergi. Dan sesuai dengan penilaian dokter itu, dia segera meninggal di hutan
equatorial yang panas itu. Dan itu berada di dalam kehendak Allah. Allah tidak
menginginkan kita untuk hidup. Jika Allah memilih kita untuk mati, hal itu
berada di dalam tujuanNya dan di dalam ketetapanNya dan di dalam rencanaNya dan
di dalam panggilan elektifNya bagi kita. Bagian kita adalah untuk
mempersembahkan hidup kita di atas altar Allah di tempat ini sebagai persembahan
yang hidup. Jika berada di sana, itu berarti dengan kematian kita. Jika di sini
itu berarti tetap tinggal. Di dalam tahun-tahun selanjutnya, hidup itu berada di
dalam tujuan elektif Allah, bagian kita adalah untuk mempersembahkan hidup kita
kepada Tuhan. Itu adalah sebuah konsepsi yang luar biasa, “Aku melihat di bawah
mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh.” Ada sebuah mezbah Tuhan di dalam
sorga. Dan di sepanjang Alkitab ide itu digambarkan bahwa di atas mezbah itu,
umat Allah dipersembahkan kepadaNya.
Yohanes berkata, “Aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah
dibunuh” (Wahyu 6:9). Apakah dia berkata bahwa mereka berada di atas altar, itu
berada di dalam bencana itu sendiri, di dalam tindakan itu sendiri, di dalam
pembakaran itu sendiri. Tetapi ketika dia berkata, “Aku melihat di bawah mezbah
jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh,” pengorbanan itu sendiri telah dibuat,
tindakan itu sendiri telah berlalu, hidup itu sendiri telah dicurahkan. Dan di
bawah mezbah, seperti yang terdapat di dalam Imamat, darah dicurahkan di dasar
mezbah, di bawah mezbah, pengorbanan itu telah selesai dilakukan; dan di dalam
penyesuaian di bawah perlindungan dengan simbol lainnya dari Firman Allah,
mereka beristirahat, mereka memiliki kedamaian di bawah pemeliharaan Kristus.
Sebab mezbah itu adalah Kristus. Dan di bawah sayapNya, dan di dalam
pemeliharaan pengembalaanNya, melindungi dari kejahatan dan hukuman dan murka,
di sana mereka beristirahat untuk sementara di bawah pemeliharaan Yesus.
Kemudian,
mengapa para martir ini dibunuh? Di situ dikatakan bahwa mereka telah dibunuh,
dan kata “dibunuh”—sphazo, adalah kata untuk mezbah pengorbanan. Kata
Yunani untuk pembunuhan itu, pemotongan itu, penyembelihan yang mengerikan itu
adalah sphazo. Mereka telah dibunuh. Tetapi bagi Allah, mereka telah
dipersembahkan sebagai sebuah persembahan bagi Dia. Mereka telah menyerahkan
hidup mereka kepada Allah. Dan Allah memandang mereka sebagai milikNya. Mereka
adalah martirNya. Dan mengapa mereka dibunuh? Mereka telah dibunuh “karena
firman Allah dan dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.” Mereka telah
dibunuh karena Firman Allah. Kebenaran Firman Allah selalu membawa oposisi dan
bencana dan seringkali kehancuran bagi orang yang menyampaikannya. Hanya sebuah
perbedaan kecil di sana. Di dalam wahyu 1:9, di situ dikatakan oleh Yohanes
bahwa dia “dibuang ke pulau Patmos karena Firman Allah dan kesaksian yang
diberikan oleh Yesus.” Tetapi orang-orang ini telah dibunuh “karena firman Allah
dan dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.”
Lalu,
bagaimana hal itu dapat terjadi? Ada sebuah perbedaan kecil di sini: Yohanes,
“karena Firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus” (Wahyu 1:9) tetapi
mereka telah dibunuh “karena firman Allah dan dan oleh karena kesaksian yang
mereka miliki.” Jadi sangat terlihat jelas seperti apakah hal itu. Mereka hidup
pada masa hari penghukuman dan murka Allah Yang Mahatinggi. Dan mereka berada di
sana, saat hal-hal ini sedang terjadi, sedang terjadi karena mereka berada di
bawah penghukuman Allah. Dan tentu saja, bagi dunia, mengapa hal-hal ini terjadi.
Sama seperti hari ini, hal-hal ini terjadi begitu saja. Tetapi bahwa seorang
nabi Allah, masalah besar yang sedang dihadapi Amerika adalah karena dosa-dosa
Amerika. Dan kota kita semakin rusak setiap hari.
Kami
memiliki seorang cucu laki-laki yang masih kecil di rumah kami, berusia dua
setengah tahun. Dia bermain di sekitar rumah sekarang, dengan potongan kertas
yang kecil atau sebuah sendok atau sebuah mainan kecil yang dapat dia mainkan di
dalam ruang permainannya. Dan itu adalah rokoknya. Dia baru berusia dua setengah
tahun. Dia duduk di sana dan melihat televisi selama berjam-jam, bayi yang masih
kecil. Dan dapatkah anda bayangakan jenis orang Amerika yang sedang kita bentuk,
ketika siang dan malam dan selama berjam-jam, mereka melihat banjir dan
pembunuhan dan kejahatan dan keburukan yang sukar untuk dilukiskan yang
mengkarakteristikkan tentang apa yang mereka pikiran sehubungan dengan kehidupan
Amerika. Dan untuk menunjukkan kepada anda bahwa saya berbicara bukan hanya
sebagai seorang pengkhotbah, di sana ada pria yang bekerja di Departemen
Pertahanan yang kembali dari pos mereka dan berkata bahwa gambaran dan lukisan
yang dunia lihat tentang Amerika di layar televisi mereka dan program televisi
adalah karikatur dari kehidupan yang nyata dan makna yang nyata dari masyarakat
kita. Tidakkah anda berpikir bahwa gambaran itu tidak akan datang untuk menjadi
kehidupan yang nyata dari masyarakat Amerika? Sekarang, dapatkah kita hidup
dalam rasa takut dan ketertarikan? Saya merasa di sana ada sebuah keraguan,
tetapi masa itu sedang datang. Anda tidak menciptakan bom dan tidak
menggunakannya. Anda tidak menemukan jet yang dapat menjelajah planet dan tidak
menggunakannya. Anda tidak menemukan gas dan anda tidak menemukan sinar yang
mematikan dan anda tidak menemukan bom hidrogen dan tidak menggunakannya.
Ramalan telah dibuat bahwa di dalam bom atom itu, jika reaksi fusi ditemukan,
maka pertama kali hal itu digunakan dalam bom atom. Dan hal itu digenapi dengan
tepat. Hal-hal ini sepertinya akan terjadi begitu saja, tetapi bagi nabi Allah,
hal ini adalah pencurahan dari hukuman dan murka Allah. Dan ketika hari itu tiba
ketika hujan bom turun di atas kota-kota Amerika, orang-orang dunia akan berkata
bahwa itu terjadi begitu saja. Tetapi nabi Allah berkata bahwa itu adalah
pencurahan dari hukuman dan murka Allah atas dunia.
Sekarang
itulah yang terjadi di sana. Mereka berada di dalam Masa Kesusahan Besar. Mereka
berada di dalam bencana yang mengerikan dari pencurahan hukuman dan murka Allah
yang terakhir itu. Dan nabi-nabi kudus Allah ini akan berkata bahwa apa yang
sedang terjadi itu, pertumpahan darah dan pembunuhan itu, adalah karena hukuman
yang sedang dijatuhkan atas mereka, hukuman Allah yang dijatuhkan karena
kemabukan mereka dan kebobrokan mereka dan kejahatan mereka dan keduniawian
mereka dan materi mereka yang murahan. Atas kemunduran hidup mereka, ini adalah
hukuman dari Allah Yang Mahatinggi. Dan mereka tidak suka mendengar hal itu. Dan
kuasa Allah yang menahan, seperti yang kita rasakan sekarang ini akan diambil
dari bumi dan mereka yang menyampaikan seruan itu akan dibunuh dan dibantai
tanpa belas kasihan. Mereka adalah para martir yang berseru kepada Allah.
Sebelum
saya meninggalkan hal itu, bolehkah saya membuat sebuah penilaian bagi anda? Di
mana saja ada seorang nabi Allah yang benar di dalam Alkitab ini, dia akan
berkhotbah dalam cara itu. Di mana saja seorang nabi yang benar muncul, itulah
yang akan dia sampaikan. Orang-orang modern ini disebut sebagai pelayan Allah,
mereka berdiri di atas mimbar mereka yang mewah dan menyampaikan hal-hal yang
manis. Dan di dalam seminari teologi, mereka diajarkan untuk tidak pernah
menyebutkan hal yang negative. Mengabaikan hal itu dan menganggapnya tidak nyata.
Tidak ada sebuah neraka dan tidak ada iblis. Saya tidak tahu dimana anda akan
menemukannya, saya tidak tahu bahwa ada teolog modern pada hari ini yang percaya
tentang neraka dan yang percaya tentang hukuman Allah dan yang percaya akan
pribadi iblis. Di masa lalu mereka ungkin memiliki sebuah neraka; pada masa
lampau mereka mungkin telah menggambarkan murka dan hukuman Allah, di mana lalu
mereka mungkin berbicara tentang iblis; tetapi di zaman kita yang modern ini,
kita tidak akan melakukan hal-hal yang seperti itu. Jadi kita berdiri dan
berbicara tentang kasih Yesus dan kita berbicara tentang kedamaian dan kita
berbicara tentang hal-hal yang indah dan kecantikan. Tetapi hal-hal lainnya sama
nyatanya dengan hal itu. Dan Kitab yang sama memberitahukan kita tentang
kebaikan, memberitahukan kita tentang keburukan. Dan wahyu yang sama berbicara
tentang sorga, dan wahyu yang sama berbicara tentang neraka. Dan Alkitab yang
mempersembahkan kepada kita Tuhan Yesus, adalah Alkitab yang sama yang
menyajikan kita tentang iblis dan penghulu malaikat dan musuh dan penghukuman
kita serta kehancuran kita. Dan kedua hal itu bekerja bersama-sama. Jika tidak
butuh diselamatkan dari sesuatu, kita tidak akan membutuhkan seorang Juruselamat.
Dan jika kita dapat berubah menjadi malaikat, maka hanya membutuhkan sebuah
waktu dan mungkin suatu saat kita menjadi penghulu malaikat.
Tidak,
penilaian yang mulai saya buat adalah hal ini; di mana saja di dalam Alkitab ini
anda menemukan seorang nabi Allah yang berdiri, hal itu akan menjadi pesannya—bahwa
jika anda tidak bertobat dan jika anda tidak benar di hadapan Allah dan jika
anda tidak berpaling, maka murka dan hukuman Allah akan datang ke atas kita. Dan
tidak ada pengecualian terhadap hal itu. Sebagai contoh, Ketika Samuel, masih
kecil, dia berdiri sebagai seorang anak untuk menyampaikan pesan Allah, itu
adalah sebuah pesan tentang hukuman yang akan menimpa keluarga Eli karena
dosa-dosa anaknya, Hofni dan Pinehas, yang tidak ditegur oleh Dia. Itu adalah
pesan Samuel yang pertama. Ketika Yesaya datang dan menyampaikan pesannya, itu
terjadi karena dosa-dosaYehuda, bahwa mereka akan ditawan ke Babel dan Bait
Allah akan dihancurkan dan Yerusalem akan dihancurkan dan bangsa itu akan
dihancurkan. Dan ketika Yeremia datang untuk berkhotbah, mereka membelenggu dia
dan memenjarakannya dan menaruhnya ke dalam lobang sumur karena dia
memprediksikan kehancuran dari pasukan Israel dan kehancuran Bait Allah serta
kehancuran bangsa itu. Dan mereka tidak suka mendengarkan hal-hal itu. Kita suka
mendengarkan hal-hal yang indah dan hal-hal yang memberikan dorongan serta
hal-hal yang baik. Mari kita berpikir positif. Mari kita jangan berbicara
tentang hal-hal lain. Akan tetapi hal-hal ini, hal-hal tentang hukuman dan murka
ini disampaikan oleh Allah.
Anda tentu
pernah mendengar perkataan para pendidik modern yang berkata, “Mari kita
mendidik anak-anak kita dengan sisi yang positif dan jangan pernah dengan sisi
negatif.” Apakah anda pernah memperhatikan hal itu? Apakah seluruh Sepuluh Hukum
berkata, “haruslah engkau”? Tidak, Sepuluh Hukum berkata, “Janganlah.” Dan
ketika kita merasa lebih pintar dari Allah, kami kita akan meninggikan sebuah
keluarga, sebuah generasi dari anak-anak yang berada di jalan yang menuju
penghukuman. Dan anda tidak dapat melarikan diri dari hal itu. Allah telah
meletakkan dunia ini secara bersama-sama. Dan seluruh firman Allah berkata,
“janganlah kamu.” Dan kemudian kita tidak mengajar anak-anak kita dengan
perkataan, “Janganlah kamu.” Dan hal itu telah memberikan mereka corak yang
lebih tinggi. Hal itu akan tercampur dalam kepribadian mereka. Hal-hal positif
saja yang diajarkan kepada mereka. Tetapi Allah berkata, “Janganlah kamu.” Dan
ketika anak-anak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan, Allah
berkata angkatlah mereka dan berikan kepadanya sebuah jalan yang mendorong
mereka, yang akan dapat membantu mereka. Pukullah punggung mereka, dengan
sedikit lembut. Itulah yang disampaikan Allah. Kita mengajar anak-anak kita
berdasarkan Alkitab dan bukan dengan pengajaran modern yang mengirim mereka ke
dalam kehancuran—jika anda mendidik mereka berdasarkan Kitab Allah, maka anda
akan memiliki sebuah generasi yang baru dan sebuah keluarga yang baru. Itulah
sebabnya mengapa dunia melihat perlawanan dan pemberontakan anak-anak melampaui
hal yang pernah dilihat oleh dunia sebelumnya dan hal itu berasal dari sebuah
pendekatan modern yang seperti itu.
Saya
berkata bahwa nabi-nabi Allah yang sejati akan melakukan cara yang sama, mereka
semuanya sama. Ketika Yunus memasuki kota Niniwe, dia mengangkat suaranya dan
berkata, “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan” (Yunus
3:4). Itu adalah nubutan dari hukuman Allah Yang Mahatinggi. Dan ketika Yesus
memberikian pelajaran tentang akhir zaman, inilah yang Dia sampaikan. Dia
berkata bahwa masa itu akan datang, bahwa jika bukan karena kemurahan Allah,
maka orang-orang pilihan juga disesatkan dan terhilang. Perang dan kabar tentang
perang, banjir dan gempa bumi dan bintang-bintang-bintang akan berjatuhan dari
langit. Dan ketika Paulus menulis di dalam 2 Timotius, suratnya yang terakhir,
dia berkata, “Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.” Dan ketika
dia berbicara dengan para penatua di Efesus, dia berkata, “Aku tahu, bahwa
sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah
kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu, menghancurkan umat Allah” (Kisah
Rasul 20:29). Mereka semuanya sama. ketika manusia Allah yang sejati berdiri
untuk berkhotbah, jika dia adalah manusia Allah yang sejati, dia akan memberi
peringatan, dia akan memberi ancaman, dia akan memberitahukan tentang
penghukuman Allah Yang Mahatinggi. Suatu hari, kita akan berdiri di hadapanNya.
Sekarang
kita akan menyimpulkan khotbah ini, yaitu tentang seruan mereka kepada Allah.
Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya
Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan
darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" (Wahyu 6:10). Itu adalah hal yang
sama yang ditanyakan oleh Yohanes Pembaptis dalam Injil Pertama, ketika dia
berkata kepada Yesus: “Aku dapat melihat Tuhan, pelayanan tentang kebaikan dan
penyembuhan dan pertolongan, tetapi dimanakah Mesias yang mengayunkan kapak ke
akar pohon, dimanakah Mesias yang membawa api dan penghukuman atas dunia?
Dimanakah Dia? Apakah kami harus menantikan yang lain? Apakah ada Mesias yang
lain?” Tentu saja dia tidak mengerti bahwa kedatangan Tuhan yang pertama adalah
sebagai korban untuk dosa-dosa kita di atas kayu salib. Waktu berikutnya Di akan
datang dalam penghukuman terhadap orang-orang yang menolak anugerahNya dan yang
menghujat namaNya dan yang berpaling dalam seruan kemurahanNya. “Tuhan, kapankah
hari itu akan terjadi? Kapankah terjadi hari penghukuman dan kesudahan zaman itu?
Kapan? Berapa lama? Berapa lama lagi?”
Sekarang,
lihatlah ke dalam jawaban Tuhan. Dia berkenan untuk mendengarkan anak-anakNya.
Dia mendengarkan kita di dalam hidup ini. Dia mendengarkan kita di dalam hidup
yang akan datang. Yang pertama dari semuanya, Dia memberikan mereka ekasto—setiap
orang. Bukankah hal itu sangat mengagumkan? Allah tidak memperlakukan kita
sebagai sebuah gumpalan, sebagai sebuah kumpulan, sebagai sebuah lautan yang
penuh. Setiap orang yang ada di sana diberikan sehelai jubah putih. Dan saya
tidak dapat membayangkan bahwa sebuah roh dapat mengenakan sebuah jubah putih.
Saya pikir itu adalah sebuah perhatian. Itu adalah sebuah ikrar bahwa
kebangkitan akan datang segera. Di sana, kepada mereka telah diberikan sebuah
janji bahwa mereka akan sgera mengenakan jubah indah yang akan diberikan Tuhan,
manifestasi kebenaran, kemuliaan dari apa yang dapat dilakukan Allah dengan
sebuah kehidupan yang dicurahkan kepadaNya. Dan kemudian Tuhan berkata kepada
mereka, “Sedikit waktu lagi.” Mereka telah berada dalam peristirahatan mereka.
Ketika kita ke sorga, kita bukanlah jiwa yang murung. Mereka beristirahat,
tertidur dalam Tuhan—tubuh beristirahat bersama dengan Tuhan di sorga. “Mereka
harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan
dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka” (Wahyu 6:11).
Sekarang, lihatlah hal itu. Mereka adalah orang-orang martir dan mereka telah
kehilangan nyawa mereka. Dan anda tahu, seringkali kita memiliki keyakinan
seperti itu, ketika kita menghilang, itu adalah akhir dari saksi Kristus. Tidak,
Dia selalu memiliki para saksiNya, nabiNya, pengkhotbahNya di dunia ini. Tidak
pernah ada sebuah masa ketika Allah tidak memiliki pelayanNya yang benar di
dunia ini. Dan dia akan berbicara, dan Dia akan berkhotbah, dan Dia akan
memberitakan Firman Allah. Dan ketika orang-orang yang telah menjadi martir ini
berada di sorga, Allah berkata, “Di bawah sana, di dunia yang penuh darah, ada
kawan-kawan pelayan dan saudara-saudaramu yang berbicara tentang kebenaran
Allah dan membawa kesaksian dari Yang Mahatinggi. Dan mereka akan dibunuh.”
Bukankah hal iu sangat aneh?
Saya dapat
katakan, di dalam Kitab Allah, orang-orang adalah para martir, dan daftar mereka
ada di sana. Tetapi hal itu tidak hanya berhenti sampai di sana, ketika hal itu
terjadi di sana, sejak saat itu Allah memberikan daftar di bawahnya. Dan Allah
tidak akan membawa dunia kedalam kesudahan yang paling akhir hingga martirNya
yang terakhir telah dibunuh. Betapa merupakan sebuah hal yang tidak biasa. Bahwa
Allah memegang semua ini di dalam tanganNya. Darah dan api dan kehebohan dan
bencana dan penderitaan serta pengorbanan hidup umat Allah, semuanya berada di
bdalam rencanaNya. Saya tidak dapat memahaminya, mengapa? Mengapakah Allah tidak
melakukan semuanya ini tanpa penderitaan umatNya? Mengapa harus ada yang menjadi
martir? Mengapa darah mereka harus ditumpahkan? Dan mengapa harus ada
penderitaan ini? Saya tidak tahu. Ada sebuah misteri tentang kejahatan, yang
tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah? Anda dapat mengurutkannya kepada
ayah dan ibu anda. Dan kemudian di sana ada kakek, dan di sana ada keturunan
yang lain dan akhirnya sampai kepada Adam. Dan mengapakah dosa berasal dari
Adam? Hal itu berasal dari Lucifer yang dibuang dari sorga karena dia
memberontak melawan Allah.
Dan
selanjutnya, pertanyaan diajukan kepada Allah, mengapa Engkau menciptakan
Lucifer? Dan mengapa engkau menciptakan sebuah pribadi yang dapat jahat? Dan
mengapa engkau menciptakan Adam dan Hawa yang memiliki kemampuan untuk
mendengarkan dan terjatuh? Ada sebuah misteri kejahatan yang tidak dapat kita
pahami. Pikiran kita sempit dan terbatas, pikiran kita tidak dapat masuk ke
dalam pertanyaan itu. Tidak ada pemecahan terhadap hal itu selama kita masih
tinggal di dalam masa hidup kita ini. Kita hanya membacanya. Kita hanya
melihatnya. Kita hanya mengetahuinya. Dan di dalam pemeliharaan Allah dan di
dalam hidup dan pilihan Yang Mahatinggi, sudah ditetapkan bahwa kita harus
menderita. Itu adalah sebuah serat dari kehidupan ini. Dan ketika anda menemukan
penilaian itu di dalam hidup anda sendiri, dan anda pergi ke dalam lembah yang
dalam dan anda melihatnya; dan anda menangis di samping orang yang menangis dan
anda berdiri di hadapan kuburan yang terbuka, dan kalimat terakhir yang datang
ke dalam hati anda dan anda menderita di dalam kegelapan malam, itu adalah
sebuah bagian dari misteri yang tidak terpecahkan tentang bagaimana Allah sedang
memurnikan dunia ini. Itulah sebabnya ada Kitab Wahyu. Allah menyucikan dunia
ini dan Dia membawa kerajaanNya yang benar dan dia membawa langit yang baru dan
bumi yang baru dan umat yang baru di akhir dari kesudahan zaman itu. Dan
bagaimana Dia melakukannya? Dia melakukannya di dalam darah dan penderitaan dan
di dalam api dan di dalam asap. Dan itulah cara yang Dia tempu. Yang terdapat di
dalam Kitab ini. Para martir ini yang berada di sana. Dan Allah berkata bahwa
ada yang lain. Dan ketika yang terakhir telah menyerahkan nyawanya, maka saat
itu digenapi, kesudahan yang besar akan datang.
Sekarang,
saya memiliki sebuah komentar yang singkat, dan dengarkanlah sesaat ketika saya
menyampaikannya. Bukankah hal itu sangat mengesankan, bukankah hal itu sangat
mengejutkan? Bagaimanakah dengan jiwa-jiwa yang telah dibunuh ini. Lain kali
saya akan berkhotbah dari teks ini, ini akan menjadi sebuah khotbah yang
diumumkan dalam program anda pada pagi hari ini: Selang Waktu atau
Keadaan Sementara. Ada sebuah masa antara ketika kita meninggal dan ketika
kita dibangkitkan dari kematian. Ada sebuah selang waktu. Kemana kita akan pergi
ketika kita meninggal? Dan bagaimanakah keadaan kita ketika kita meninggal? Dan
bagaimana dengan orang-orang jahat ketika mereka meninggal? Di sana ada sebuah
selang waktu, ada sebuah waktu antara. Ada sebuah masa roh ketika masa kita
meninggal dan masa ketika Tuhan akan berseru untuk kebangkitan. Dan pada hari
kebangkitan, tubuh dan roh akan bergabung sekali lagi. Tidak ada di dalam firman
Allah yang menyebutkan bahwa Tuhan bahagia dengan keadaan tanpa kesatuan tubuh.
Oh, saya harus berhenti. Allah membenci sebuah keadaan tanpa tubuh sama seperti
alam membenci sebuah kehampaan. Allah menciptakan kesatuan ini. Allah
menciptakan tubuh ini. Allah menciptakan anda sama seperti Dia membuat roh yang
tinggal di dalam diri anda. Dan itu adalah sebuah kekurangan dan pekerjaan yang
belum selesai hingga tubuh dan jiwa disatukan dan ditebus. Tubuh dan jiwa,
sebuah kepemilikan yang penuh di dalam kemuliaan. Dan itu akan menjadi khotbah
yang berikutnya. Keadaan tanpa tubuh, keadaan sementara, Selang Waktu
antara hari ketika kita meninggal dan hari ketika kita dibangkitkan.
Jadi
inilah komentar saya. Bukankah ini merupakan sebuah hal yang mengejutkan bahwa
sekalipun mereka berada dalam keadaan tanpa tubuh dan di tinggal dalam sorga,
atau kita yang berada di dalam daging ini, di dalam dunia yang melelahkan ini,
bahwa sekalipun mereka berada di dalam kemuliaan dan sekalipun kita yang berada
di dunia ini, kita diajar untuk berdoa, Tuhan, Allah di sorga, datanglah
kerajaanMu. Jadilah kehendakMu. Tuhan kapankah Engkau melemparkan iblis?
Kapankah tidak akan ada lagi kematian? Kapankah si penyusup, Setan itu
dihancurkan? Kapankah kebenaran akan bertahan selamanya? Tuhan, kapankah
kerajaan kami yang baru diberikan kepada orang-orang kudusMu? Tuhan, kapankah
itu terjadi? Berapa lama lagi? Dan Tuhan membalas, “Sedikit waktu lagi” [eti
chronon mikron]—sedikit waktu lagi, hanya sedikit waktu lagi. Ketika kita
menunggu, tentu saja, kelihatannya sangat lama. Tetapi sesungguhnya tidak. Hanya
sedikit waktu lagi—[eti chronon mikron]—hanya sedikit waktu lagi. Dan
kedatanganNya akan segera tiba dan tidak akan berlambat-lambat. Hanya sedikit
wakytu lagi, Allah akan berdiam bersama dengan umatNya. Hanya sedikit waktu lagi,
dosa dan maut akan dilemparkan. Hanya sedikit waktu lagi, bahkan Hades, selang
waktu yang sementara akan dihancurkan. Hanya sedikit waktu lagi, kita akan
melihat Juruselamat kita. Kita akan dibangkitkan dan dimuliakan. Kita akan
menemukan tempat kita di hadiratNya. Kita akan tinggal bersama dengan umat Allah
di dalam kemuliaan. Hanya sedikit waktu lagi. Itu adalah doa mereka, yang juga
merupakan doa kita. Oh Tuhan, datanglah kerajaanMu. Dan bahwa kehendak Allah
akan jadi di dalam dunia yang berdosa dan telah dikutuk ini sama seperti
kehendak Allah di dalam sorga yang indah.
Kita harus
menutup khotbah ini. Salah satu kebaikan tentang kemuliaan, jika saya
memperoleh perhatian dari seseorang yang mendengarkan saya, sukar bagi saya
untuk berhenti. Dan jika anda dapat medengarkan saya selama seribu tahun pertama
dan pergi ke planet lain, dan melihat bagaimana hal itu akan terjadi di sana.
Tetapi saya ingin anda kembali karena saya belum selesai. Saya ingin anda
kembali. Ah betapa dalamnya kekayaan dari anugerah dan kebaikan Allah bagi kita!
Sekarang, ketika kita menyanyikan lagu undangan, dalam bait yang pertama dan
baris yang pertama, jika ada seseorang dari anda yang ingin menyerahkan hatinya
kepada Yesus atau bergabung ke dalam jemaat ini, anda boleh datang. Sebuah
keluarga, sebuah pasangan, orang muda dan anak-anak, mari datanglah ke depan,
sebagaimana Allah telah menyampaikan firmanNya dan membuka pintu. Lakukanlah
sekarang. Datanglah pada pagi hari ini. Ketika kita berdiri dan menyanyikan lagu
undangan kita.
Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM
Komentar
Posting Komentar