BELAJAR JUJUR DENGAN HATI SENDIRI
BELAJAR JUJUR DENGAN HATI SENDIRI
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan,
(Amsal 4:23)
(Amsal 4:23)
Aneh sekali kalau Alkitab berkata: ” betapa menipunya hati…” Lalu siapa yang ditipu? Tentu yang ditipu adalah diri sendiri. Betapa tidak, kita sering mencoba bahagia sementara hati seperti diiris. Kita mencoba tampil bebas, sementara hati begitu terbebani. Belum lagi dengan semua luka, yang kita anggap tidak ada. Tapi pada kenyataannya luka itu terus menganga, dan begitu mempengaruhi cara bicara dan tindakan kita.
Lihat juga hati yang merasa tertolak, betapa sering itu tak dirasa, padahal luka itu ada. Dan yang biasa terus mencoba menutupinya dengan begitu banyak kata dan tindakan yang justru melukai orang lain. Rasa iri, persaingan, kebencian, dendam, marah, tertolak, direndahkan dibedakan dengan yang lain,tersingkir, terabaikan, dsd…wow panjang sekali bukan, hal-hal yang mungkin ada di hati kita.
Hati kita memang fragile, mudah terlukai. Tapi menutupinya seakan semuanya itu tidak pernah ada, juga mungkin memperparah.
Lalu apa yang harus kita perbuat? Jujurlah dengan hatimu sendiri dan kemudian ungkapkan ke Tuhan minta kesembuhan hatimu dan please…jangan terlalu lama, sebelum melukai hati orang lain…Tuhan menanti…
(Disalin dari Renungan Harian “Dari Hati Sang Raja” oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo)
Komentar
Posting Komentar