ISO DESTINY
ISO DESTINY
PS DAVID LEO PAISA
LINK YOUTUBE:
https://youtu.be/nT5RP3aXm1Q?si=q0XPX9vbsP942D2m
"ISO DESTINY" (Ilahi Standar Operasi untuk Takdir/Destiny), yang berfokus pada pentingnya sinergi dan standar operasi yang benar dalam roh, jiwa, hati, dan jasmani seseorang untuk mencapai takdir yang telah Tuhan tetapkan.
Berikut poin-poin utamanya:
Definisi ISO DESTINY
ISO (Ilahi Standar Operasi) adalah kondisi di mana roh, jiwa, hati, dan jasmani aktif, beroperasi, dan bergerak secara sinergis.
Tujuannya adalah agar segala sesuatu dalam diri (roh, hati, jiwa/mental/karakter, dan fisik) dapat bersinergi dan berjalan sesuai dengan standar tertentu yang ditetapkan Tuhan.
Fokus utamanya adalah bagaimana jiwa manusia yang kompleks (dengan segala mood, temperamen, dan wataknya) dapat dididik dan diatur oleh Firman Tuhan untuk bekerja sama dengan Roh Tuhan .
Syarat Mutlak untuk Mencapai Destiny: Kemenangan (Menang)
Pdt. Leo menyoroti kitab Wahyu 2-3, di mana janji-janji Tuhan selalu diawali dengan frasa "Barang siapa menang".
Kemenangan adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk menerima janji, kemuliaan, dan keajaiban yang ada dalam takdir.
Kemenangan membutuhkan bayar harga (effort) dan usaha, yang merupakan standar yang harus diikuti.
Standar Jiwa: Bayar Harga
Mencapai ISO DESTINY membutuhkan sebuah standar sikap jiwa, yaitu bayar harga
.
Dicontohkan dengan mengendalikan keinginan makan mie instan dan gorengan (yang disukai tetapi tidak sehat) menjadi maksimal sebulan sekali, sebagai bentuk mendidik hati dan mengikuti standar untuk perjalanan yang masih panjang.
Jiwa sering kali sulit bekerja sama dengan Tuhan karena cengeng, manja, marah, malas, atau pasif .
ISO DESTINY membutuhkan standar jiwa untuk mengatasinya.
Menjadi Partner Tuhan
Bentuk sederhana dari bayar harga adalah menjadi partner/rekan sekerja Allah.
Matius 11:29-30 (TB) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Mengutip Matius 11:29-30, Tuhan mengajak untuk memikul kuk-Nya yang ringan, menjadikan kita pasangan atau partner-Nya.
1 Korintus 3:9 (TB) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
Mengutip 1 Korintus 3:9, kita disebut sebagai kawan sekerja Allah .
Hubungan partner diibaratkan seperti sistem kuk (pasangan bajak) antara lembu senior dan lembu junior, di mana yang senior (Tuhan/Pemimpin) akan mengarahkan, dan yang junior (kita) akan otomatis ketarik dan belajar. Pemimpin (Ibu IIN) melatih Pdt. Leo untuk menjadi rekan sekerja dan naik level, bukan hanya digendong.
Pewaris, Bukan Hanya Perintis
Pdt. Leo menekankan bahwa dalam destiny, seseorang harus memilih mewarisi apa yang sudah disiapkan, bukan hanya menjadi perintis yang memulai segalanya dari nol . Ini dicontohkan dengan proyek sekolah di Bogor dan tawaran sekolah di Wamena yang sudah ada murid dan gedungnya, yang dianggap lebih mudah dan murah daripada membangun dari awal.
Kepastian Janji: Allah Mengikat Diri dengan Sumpah
Ditekankan bahwa untuk meyakinkan mereka yang berhak menerima janji, Allah telah mengikat Diri-Nya dengan sumpah (Ibrani 6:17-20) [26:40:00].
Sumpah ini dibuat Tuhan untuk mengakhiri semua keraguan dan ketidakpercayaan di batin kita, serta mengkonfirmasi janji-Nya dengan penuh kekuatan
Pengharapan disebut sebagai sauh yang kuat (pilar dan patok yang aman) bagi jiwa kita, yang dilabuhkan sampai ke belakang tabir (tempat Maha Kudus
Gemini AI
Komentar
Posting Komentar