Hati Yang Menimbang Dengan Bijaksana

Minggu, 12 Juli 2015
Hati yang Menimbang dengan Bijak
Pdt. Petrus Agung


Mat 13: 4-8
Banyak orang kehilangan potensi ajaib dari firman Tuhan, padahal potensi itu bisa membuat kita mencapai 100x lipat. Ini karena kita tidak sadar bahwa peluang mendekati kita. Baru kelak di hadapan Tuhan, kita tahu bahwa kita kehilangan banyak hal.
Ada berbagai alasan membaca Firman: kebiasaan, kewajiban, dll. Saat membaca dan mendengar Firman, adalah saat yang penting, karena ada benih kebenaran yang ditaburkan Tuhan. Jika tanah kita baik, maka bisa berubah dahsyat: 30-60-100 kali ganda.
Sayangnya kebanyakan orang seperti tanah di pinggir jalan. Banyak orang datang ke gereja karena rutinitas. Setelah pulang, kembali ke rutinitas kehidupan. Hari senin-nya Firman itu sudah hilang dan terlupakan. Itu masih di tahap mengingat, belum sampai tahap mengubah kehidupan.
Benih Firman Tuhan itu kuasanya tidak pernah hilang dalam hidup kita, dan mempunyai daya pelipat-gandaan tak terbatas.
Ilustrasi:
Ditemukan mumi mesir berusia 3 ribu tahun. Setelah dibuka, ada mayat wanita yang memegang seikat bunga. Para arkeolog menemukan biji bunga yang dipegang, lalu diserahkan pada ahli botani. Setelah ditanam, ternyata tumbuh jadi bunga yang indah, dan dinamai dahlia.
Benih bunga bisa bertahan 3 ribu tahun, maka benih firman Tuhan itu kekal.
Setiap kali mendengar Firman, minta Roh Kudus ajari, karena itulah yang akan merubah hidup kita
Ilustrasi meletakkan sesuatu dengan salah:
Samuel kecil ber-ulang tahun. Orang tua-nya membelikan hadiah: kue tart dan mobil dengan remote control. Anak ini meletakkan mobil di atas tart, dihidupkan, maka mobil berputar. Ujungnya roti tart berantakan, dan mobil rusak total.
Letakkan firman di dalam hidup kita dengan benar.
Belajar dari Yusuf
Kej 37:3, 41: 14
Then Pharaoh sent and called Joseph, and they brought him hastily out of the dungeon. But Joseph [ first ] shaved himself, changed his clothes, and made himself presentable; then he came into Pharaoh’s presence. (Kej 41: 14, AMP)
1. Pakaian kita menunjukkan siapa diri kita saat ini dan kelak
Yakub mencintai Yusuf sejak kecil, bukan sekedar karena Yusuf lahir di masa tua yakub. Ungkapan itu artinya Yusuf anak yang bijaksana dan bertanggung-jawab. Yakub memberikan jubah bangsawan/ pangeran pada Yusuf.
Bagi orang Yahudi pakaian sangat penting, karena bukan hanya menunjukkan siapa dirinya, tapi juga akan jadi apa kelak di masa depan.
Kesaksian
Di TV Amerika, Lisa Bevere menjawab sebuah pertanyaan di stasiun TV : apakah anak gadis boleh mengenakan rok mini dan pakaian yang terbuka?
Jawabannya: tidak ada yang melarang. Tapi penampilan seseorang menunjukkan dia seperti apa, dan ingin jadi seperti apa? Jika kamu putri raja (princess), berpakaianlah seperti princess, jika kamu pelacur, berpakaianlah seperti pelacur.
Pakaian menunjukkan keyakinan kita, dan siapa kita di hari ini dan di masa depan.
Contoh di Alkitab:
Salomo punya hikmat yang tak tertandingi. Salah satu hal yang membuat ratu Sheba tercengang adalah saat melihat cara berpakaian para pegawainya.
Yakub punya iman dan meletakkan impian itu pada Yusuf
Akar kata pakaian dalam bahasa Ibrani adalah pengkhianat. Artinya pakaian bisa mengkhianati kita.
Contoh: Anak ingin jadi pricess. Tapi orang tua membiarkan dia berpakaian yang “menjual”. Maka pakaian yang dikenakannya mengubah destiny-nya, seperti mengkhianatinya di masa depan.
Jika kita punya cita-cita yang hebat, tapi berpakaian buruk, maka pakaian yang kita kenakan itu seperti mengkhianati kita.
Contoh nubuat bagi diri sendiri:
P Agung ke Sentosa Island – Singapura bersama p Timotius. Salah seorang rekan berfoto di bekas penjara, seolah-olah dia adalah tahanan. 4 tahun kemudian dia benar-benar dipenjara. Tanpa sadar dia bernubuat bagi dirinya sendiri.
Saat masih miskin, John Avanzini memotong koran hingga seukuran uang kertas, lalu menumpuknya. Di luar tumpukan dipasang uang pecahan $100, lalu diikat dan dikantongi. Setiap kali kekurangan uang, dia pegang dan lihat tumpukan kertas itu. Ps John sedang mengajari jiwanya untuk percaya bahwa Tuhan bisa memberkatinya berkelimpahan.
Mari bernubuat dengan benar, baik dan tepat dalam hidup kita.
Banyak hal besar gagal karena masalah sepele, contohnya:
Seorang anak muda kaya penampilannya sederhana, dan cenderung tampil miskin. Saat akan menandatangani kontrak puluhan milyar, dia berpakaian biasa, naik metro mini. Saat turun dari metro mini, pemimpin perusahaan yang akan memberi kontrak baru itu turun dari mobilnya. Bos itu membatalkan kontrak itu. Anak muda ini bertobat, berdoa, berusaha menjelaskan, akhirnya mendapatkan kontrak itu setelah ada rekomendasi banyak orang.
2. Penampilan kita menunjukkan apa yang di dalam kita
Firaun ingin cepat-cepat bertemu Yusuf, tapi Yusuf menunda, dan lebih dulu membuat dirinya pantas bertemu Firaun dengan bercukur dan mandi. Ini karena orang Mesir di masa itu tidak suka jenggot, tapi lebih suka penampilan tercukur bersih, tidak berjanggut, tidak berkumis, gondrong, dll.
Maka saat tampil di depan Firaun, Yusuf langsung dipercayai, di antaranya karena penampilannya.
Ilustrasi
Presiden Lincoln (USA) membutuhkan menteri. Seseorang yang sangat qualified diajukan. Setelah di wawancara, ternyata orang itu ditolak, karena wajahnya jelek. Presiden Lincoln berkata bahwa sebelum usia 40 tahun wajah seseorang adalah pembawaan. Tapi di atas 40 tahun, wajah menunjukkan siapa dia: apakah pengomel dan pengeluh, atau suka mengucap syukur.
Kata “wajah” dalam bahasa Ibrani artinya insight , yang di dalam.
Ekspresi wajah kita tergantung reaksi kita: marah, mengomel, mengeluh; atau penuh ucapan syukur
Neh 2: 1-2 – Perkataan raja membuat Nehemia ketakutan. Ini karena salah satu arti kata “muram” adalah “jahat (evil)”. Saat raja melihat wajah yang “jahat” dari bawahannya, raja bisa membunuhnya.
Fil 4:4 – Tuhan mengajak kita bersukacita, karena dampaknya sangat besar dalam hidup kita.
Apapun kewajiban kita bukanlah beban, tapi adalah kepercayaan Tuhan pada kita.
3. Jangan pasif
2 Raj 7: 1-4
Di kota ada kelaparan. Orang kusta ada di luar tembok kota dan biasa mendapat belas-kasihan keluarganya dan orang-orang kota. Mereka dihadapkan pada beberapa pilihan: duduk-duduk saja, pasif, seperti pilihan kebanyakan orang, lalu mati kelaparan. Atau bergerak ke perkemahan lawan dengan kemungkinan mati dibunuh atau mendapat makan.
Jangan membiasakan hidup dari pertolongan dan kemurahan hati orang lain.
Jika kita terbiasa hidup dari uluran tangan orang lain, maka kita tidak akan pernah lepas dari cara ini. Orang yang dibantu saat kesulitan, seringkali akan datang lagi di waktu lain dengan kebutuhan lain. Setiap orang punya tingkat keletihan dalam membantu. Jika mereka membantu, tapi tidak ada hasilnya, tidak ada laporan (report) dan tidak ada hasilnya, mereka akan letih dan berhenti.
Kita punya Tuhan yang hidup, jangan selalu andalkan orang lain, tapi andalkan Tuhan.
Mujizat dalam kata Ibrani “nes”. Dari kata ini ada 2 arti: “mujizat” dan panji “nissi”.
Kata “nes” artinya panji-panji yang diangkat dan digerakkan maju, sebagai tanda pasukan bergerak maju dalam peperangan.
Jika kita ingin mengalami mujizat, kita harus berdiri, mengangkat panji-panji, dan bergerak, maka Tuhan akan membuka pintu di depan kita.
Ilustrasi iman:
Gedung-gedung modern pintunya selalu tertutup. Tapi saat kita mendekati, pintu akan terbuka sendiri.
Selama kita jadi orang yang pasif, tidak akan ada sesuatu yang terjadi.
Petrus tidak akan berjalan di atas air jika dia tidak melangkah keluar dari perahu.
Henokh, Nuh, Abraham, Musa, semua hidup-bergaul-berjalan bersama Tuhan.
Orang sakit di tepi kolam Bethesda. Yang Yesus perintahkan pertama kali bukan kesembuhan, tapi tindakan yang bisa dilakukan jika si sakit sembuh. Saat si sakit bergerak, dia sembuh.
Ps. Mathew Barnett sekarang memiliki Dream Center dan Angelus Temple, dll. Tapi semua diawali karena dia bergerak.
Resume
Benih yang terbaik jatuh di tanah subur
Cara berpakaian menentukan masa depan
Jangan pernah berhenti bergerak

Komentar

Postingan Populer