Berkonfrontasi Dengan Ketakutan

Berkonfrontasi dengan Ketakutan Kita
Pdt. Petrus Agung
.
.
Pembukaan
Dalam sejarah sebuah bangsa ada moment-momen yang sangat kritis yang menentukan nasib dan arah bangsa tersebut. Keputusan pemimpin/ otoritas pada momen-momen seperti itu sangat menentukan. Kesalahan keputusan yang diambil membawa malapetaka bagi bangsa tersebut, sedangkan keputusan yang benar akan membawa bangsa ke arah kemajuan yang ajaib tanpa halangan yang berarti.
.
Contoh: Yang mengalami kegerakan rohani di semenanjung korea awalnya kota Pyongyang (sekarang ibukota Korea utara), yaitu kegerakan “doa pagi”. Bahkan Pyongyang sempat disebut sebagai Yerusalem Asia timur. Saat pendudukan Jepang masuk dan pemerintahan korea runtuh, praktis kepemimpinan Korea dipegang oleh para hamba Tuhan.
Kemudian tentara jepang memaksa para pemimpin gereja untuk mengumumkan kepada jemaat bahwa penyembahan kepada nenek moyang adalah budaya dan diijinkan. Pemimpin gereja yang tidakmau menurut akan dibunuh. Pemimpin-pemimpin gereja di Pyongyang saat itu akhirnya menurut. Akibatnya sejak hari itu kegerakan terhenti dan bergeser ke selatan.
.
27 mei kemarin adalah persimpangan jalan bagi bangsa kita. Awalnya acara doa di bundaran HI ini sulit perijinannya. Setelah terus didoakan, akhirnya ijin keluar. Pemerintah telah dituntun Tuhan untuk mengambil keputusan yang bijak bagi bangsa ini!
Seharusnya Lady gaga hari ini (3 juni) konser di Indonesia, penampilannya demonic, penontonnya disebut monster kecil – sedangkan Lady Gaga adalah ibu dari monster-monster kecil itu. Jika konser ini terlaksana di Indonesia, maka daya rusaknya secara rohani akan luar biasa.
.
.
Sikap-sikap yang harus kita ambil supaya siap menerima kesembuhan yang dari Tuhan
Yoh 5:1-9 – Penyembuhan di kolam Betesda
.
1. Berani ber-konfrontasi dengan apapun yang menakutkan bagi kita
Tuhan Yesus mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan “maukah engkau sembuh ?” Tetapi pertanyaan diajukan bukan untuk mendapatkan jawaban “ya” atau “tidak”, tetapi merupakan pertanyaan konfrontasi ! Orang itu sudah terlalu lama sakit – 38 tahun, sehingga kata “sembuh” itu sudah menimbulkan trauma baginya.
.
Si sakit ini melihat mujizat di depan matanya, tetapi yang sembuh orang lain, dan ini menyakitkan baginya. Maka bagi Tuhan itulah saat mengkonfrontasi ketakutan orang ini.
.
Kita harus berani berkonfrontasi dengan apapun yang menakutkan hidup kita. Jangan mencari pembenaran diri ! Jika kita berani, maka kita akan merdeka dan mengalami mujizat ! Persoalannya bukan di mujizatnya ! Ada cara dan waktu Tuhan yang sering kali tidak sama dengan yang kita inginkan dan kita pikirkan. Tapi semakin kita takut ber-konfrontasi dengan apa yang menakutkan kita, kita akan makin jauh dari apa yang sebetulnya Tuhan sediakan bagi kehidupan kita.
.
Orang ini tidak menjawab Yesus dangan “mau”, tapi malah bercerita tentang semua upaya-nya dan bagaimana dia gagal. Seringkali saat kita gagal dalam satu atau 2 hal, kita jadi begitu kepahitan dengan hidup ini, kemudian menceritakan semua kenyataan yang buruk dalam hidup kita, dan ujungnya hanya sebuah alasan dan pembenaran diri. Tapi pembenaran diri tidak membawa penyembuhan apapun !
.
Jika Tuhan mau kita ber-konfrontasi dengan apapun yang menakutkan dan menyakitkan kita: jangan mulai dengan memberikan semua alasan yang membenarkan keadaan kita hari ini. Semakin kita membenarkan alasan mengapa engkau seperti sekarang ini, semakin tidak ada perubahan akan terjadi ! Tuhan ingin kita konfrontasi dengan apapun yang menakutkan kita, maka itu akan mengubah kita !
.
Contoh konfrontasi dengan ketakutan:
  • P Agung dulunya minder, takut bergaul dengan orang yang belum dikenal. Cara mengatasi: latihan berbicara di persekutuan yang jumlah anggotanya sedikit.
  • P Agung tidak bisa bahasa Inggris, dan gurunya galak. Cara mengatasi: mengikuti ekstrakurikuler bahasa Inggris yang diadakan guru tersebut.
.
Saat orang sedang sakit di dalam, apapun yang baik jadinya jelek. Orang sakit ini merasa Yesus menyalahkannya, sehingga merasa tertuduh, dan kemudian mengemukakan pembenaran diri. Tetapi selama tidak kita konfrontasi, maka tidak akan ada apapun terjadi dalam hidup kita.
.
2. Ikuti dan percayai saat Tuhan beri suatu perintah yang merupakan lompatan
.
Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” (Yoh 5: 8)
.
Perintah Yesus ini seharusnya diucapkan setelah si sakit sembuh. Umumnya diucapkan doa kesembuhan lebih dulu, si sakit jadi sembuh, baru kemudian mengangkat tilam dan berjalan. Tapi perintah Tuhan ini seperti sebuah lompatan – ada beberapa hal yang Tuhan lompati !
.
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Mrk 11: 24)
.
Ketika Tuhan memerintahkan sesuatu yang merupakan lompatan, bagian kita adalah berkata: AMIN !Tidak usah tanya lagi, karena artinya tahapan-tahapan yang dilompati itu sudah tercover dan sudah Tuhan bereskan ! Masalahnya: bisakah kita percaya saat Tuhan berkata seperti itu ?
.
Contoh perintah yang merupakan lompatan:
Tuhan suruh p Agung membangun rumah sakit. Ini merupakan lompatan. Harusnya: ada tanah lebih dulu, peralatan, sumber daya, perijinan, dll.
.
Pesan Tuhan hari ini:
Apapun yang paling menakutkan hidup kita – jangan cari alasan membenarkan diri !
Konfrontasi ! Supaya kita bisa lolos, menang dan keluar dari penjara ketakutan kita sendiri !
Karena jika kita biarkan hidup kita dikuasai ketakutan,
maka kita tidak akan pernah bisa keluar sebagai pemenang !

Komentar

Postingan Populer