Yusuf : Nefesh Jiwa Yang Terdidik

Yusuf : Nefesh Jiwa Yang Terdidik
By: Pdt. Petrus Agung Purnomo




Yusuf..
Mazmur 105:16-22
16: Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan,
17: diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.
18: Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi,
19: sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. 
20: Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya.
21: Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,
22: untuk memberikan petunjuk kepada para pembesarnya sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat kepada para tua-tuanya. 

Di ayat yang ke-18, alkitab berkata sebenarnya bukan leher, tapi nefesh, artinya jiwa.. Jiwanya masuk ke dalam besi, artinya jiwanya dibelenggu dengan besi.
Di ayat yang ke-22 di Amplified Bible, "To bind his princes at his pleasure and teach his elders wisdom."
Pleasure di sini juga artinya nefesh, jiwa.. Yusuf mendapat kemampuan untuk mengatur penguasa sesuka hatinya (jiwanya).
Ini berbicara tentang jiwa yang terdidik.. Jiwa yang sedemikian terdidik oleh segala macam tekanan, suatu hari jiwa yang sama adalah jiwa yang boleh merdeka dan diberi kebebasan untuk apapun yang jiwa itu sukai. Jiwa itu pikiran, perasaan, kehendak kita..
Jiwa Yusuf yang mengatur penguasa-penguasa ini bukan jiwa yang sembarangan, tapi jiwa yang pernah masuk ke dalam besi. Sebelum engkau bisa mendapat apa yang jiwamu inginkan, jiwamu harus mengalami tempaan dan didikan di jiwamu, dibawa di tempat yang tidak kita suka, ditekan hingga waktu yang telah Tuhan tentukan.
Lukas 15:11-32
11: Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12: Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
13: Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14: Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15: Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16: Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
17: Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18: Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19: aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 
20: Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21: Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22: Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23: Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
24: Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 
25: Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
26: Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
27: Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28: Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
29: Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30: Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
31: Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32: Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Mungkinkah kita manusia punya hati Bapa?
Kalau anakmu minta engkau jual rumah, lalu minta uangnya sebagian untuk foya-foya, bisakah engkau beri? Tidak.. Mungkin engkau bisa punya pelukan bapa, tapi bukan hati bapa.
Jiwa Yusuf dididik dengan keras, dimulai dari kerja dengan kakak tirinya, masuk rumah Potifar, dipenjara, di penjara, jiwanya dimasukkan ke dalam besi hingga akhirnya jiwanya bisa melakukan sesuai apa yang jiwanya ingini..

Anak bungsu hilang di luar rumah, dan anak sulung hilang di dalam rumah..
Zaman itu, orang yang pakai sepatu itu bukan budak.. Selain itu, si bungsu dapat jubah, dapat cincin materai (dengan cincin dia bisa menggerakkan semua kekayaan bapaknya sesuai yang dia inginkan)
Bapa yang diceritakan di cerita anak sulung dan bungsu ini, dia tidak peduli mau melepas hartanya sebanyak apapun, tapi yang dia inginkan yaitu mendidik jiwanya! Demi sebuah pendidikan, dia mau melepaskan hartanya untuk anak bungsu. Bapak ini tahu kalau anak bungsu akan pulang, karena tertulis kalau bapak ini menunggu dan melihat anaknya (ayat 20)..Bapak ini menemukan anak yang terdidik. Kalau cerita ini diceritakan Yesus, kira-kira mungkinkah engkau dibegitukan Yesus? MUNGKIN.. Berapa banyak engkau berpikir apapun yang engkau mau lakukan itu berkenan di hadapan Tuhan? Tuhan mungkin membiarkan/mengizinkan engkau hingga Dia menemukan jiwamu yang telah terdidik.
Ini zaman Tuhan sedang didik engkau.. Kalau engkau berpikir engkau tanpa dididik bisa diberi kebebasan, bisa melakukan semaumu, SALAH!
Anda bisa memaksa Tuhan menuruti maumu, engkau bisa memanipulasi orang lain seolah-olah ada yang mengkonfirmasi maumu dan keinginanmu bisa tercapai. Tapi kalau untuk maumu sendiri, ujungnya engkau akan mengalami pendidikan Tuhan sendiri.
Yusuf jiwanya dimasukkan dalam besi, dan jiwa yang sama dia bisa mengikat para penguasa sesuai dengan yang dia mau dan yang dia suka. Kalau engkau mau menerima kebebasan, self freedom yang luar biasa, biarkan Tuhan menjinakkan jiwamu! Kalau jiwamu jinak, Tuhan baru bisa beri sesuai yang engkau mau..

Komentar

Postingan Populer