Menjaga Perkataan



Menjaga Perkataan
Ev. Drg. Yusak Tjipto Purnomo

 Hasil gambar untuk yusak tjipto purnomo
Hari ini kita akan belajar Firman Tuhan mengenai Menjaga Perkataan. Salah satu tujuan dari Belajar Firman Tuhan adalah supaya kita sebagai anak-anak Tuhan selalu waspada. Karena kejatuhan atau kegagalan kita itu bukan diawal kita mengikut Tuhan, dan bukan dipertengahan kita mengikut Tuhan tetapi diakhir atau menjelang garis akhir. Karena itu kita harus benar-benar waspada !

Didalam kehidupan ini ada banyak hal yang kita inginkan, misalkan kita ingin masuk Surga. Yang menjadi masalah adalah bisakah kita bertahan sampai akhir. Dengan kemampuan kita sebagai manusia, tidak ada seorangpun yang sanggup melakukannya.

Pada posisi atau kedudukan yang tinggi justru angin yang menerpa semakin kencang, satu kesalahan saja kita lakukan bisa membuat kita terjatuh. Kita mengambil contoh dari tokoh Alkitab yang bernama Musa.

Sangat tragis, Musa adalah orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Dalam Alkitab berkata : Musa adalah seorang yang bergaul intim dengan Tuhan, ia berbicara dengan Tuhan muka berhadapan dengan muka. Hal ini begitu luar biasa ! Tidak ada seorangpun yang mempunyai hati yang lembut seperti Musa. Dalam Alkitab hanya Musa yang memiliki kelembutan hati sedemikian luar biasa.

Sungguh Tragis Musa tidak bisa memasuki Tanah Kanaan di saat terakhir. Kejatuhan Musa adalah dia Teledor dengan Kata-Katanya. Aneh Bukan ? Musa tidak melanggar perintah Allah, namun ia hanya teledor dengan kata-katanya !
Mazmur 106:32-33 106:32 Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, f  sehingga Musa kena celaka karena mereka; 106:33 sebab mereka memahitkan hatinya, g  h  sehingga ia teledor dengan kata-katanya. i

Bangsa Israel menggusarkan hati Tuhan, bukan menggusarkan Musa. Tetapi ayat diatas mengatakan Musa kena celaka karena ulah bangsa Israel. Aneh bukan ? Bangsa Israel menggusarkan hati Tuhan, tetapi yang kena celaka adalah Musa.

Bangsa Israel memahitkan hati Musa, bukan hati Tuhan. Teledor dengan kata-kata yang bagaimana ? Mari kita mempelajari Alkitab...

Bagi Saya mempelajari Alkitab sangat menyenangkan seperti halnya membaca komik. Saya sendiri tahu FirmanNya karena diberi tahu sendiri oleh Tuhan. Tidak ada seorangpun yang bisa mengerti Firman Tuhan, jika Tuhan tidak mewahyukan atau menjelaskan kepada orang itu. Jika kita memikirkan artinya, menafsirkan Firman Tuhan itu tetap tidak bisa. Makanya saya disebut Goblok dan Bodoh oleh banyak para ahli Theologia, Doktor Theologia. Saya Berkata : “Goblok tidak apa-apa yang penting mengerti maunya Tuhan. Kalau pintar malah repot kalau gak ngerti hatinya Tuhan.

Bilangan 20:7-8
Konteks
20:7 TUHAN berfirman kepada Musa: 20:8 "Ambillah tongkatmu e  itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu 1  supaya diberi airnya; f  demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
Tuhan memerintahkan kepada Musa supaya Ia berkata kepada bukit batu. Akhirnya Musa tidak berkata kepada Bukit Batu melainkan memukul bukit batu. Pada ayat sebelumnya dikatakan Musa teledor dengan kata-katanya. Ini sangat aneh ! karena Musa sama sekali tidak berkata-kata, ia memukul bukit batu ! Koq bisa teledor dengan kata-kata, bagaimana itu terjadi ?
Mari Kita Lanjutkan.....

Bilangan 20:9-13
Konteks
20:9 Lalu Musa mengambil tongkat g  itu dari hadapan h  TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya. 20:10 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan i  jemaah itu di depan bukit batu j  itu, berkatalah ia kepada mereka: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" 20:11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, k  sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku l  di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri 1  yang akan Kuberikan kepada mereka. m " 20:13 Itulah mata air Meriba, n  tempat orang Israel bertengkar o  dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka. p 

Tuhan berkata : “Ambilah tongkatmu,...” Dan Musa mengambil tongkatnya. Sampai disini Musa masih Taat melakukan yang Tuhan perintahkan. Selanjutnya Musa berkata kepada orang Israel : “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka,...” Inilah keteledoran Musa !

Mengapa Musa berkata kepada orang Israel bahwa mereka orang-orang durhaka ? Bukankah orang-orang Israel adalah Biji Mata Tuhan ? Jadi secara tidak langsung Musa berkata : Biji Mata Tuhan adalah durhaka ! Musa mengatakan hal itu karena hati Musa yang sedang pahit.

Mengapa Hati Musa Bisa Paahit ? Karena Musa membela Tuhan ! Hati Musa Pahit bukan karena Tuhan marah, Tuhan tidak marah kepada Musa. Walaupun bangsa Israel menggusarkan Hati Tuhan, Tuhan tidak marah ? Aneh Sekali, mengapa Tuhan tidak Marah ? Karena Tuhan itu Panjang Sabar !

Tetapi Musa adalah seorang Hamba Tuhan yang sudah mengenal hati Tuhan, ia menangkap hal yang berbeda. Setiap kali orang Israel berbuat dosa dan Tuhan hendak menghukum bangsa Israel, Musa berdoa puasa selama empat puluh hari empat puluh malam. Ia meminta belas kasihan Tuhan bagi bangsa Israel. Akhirnya Tuhan pun mengampuni bangsa Israel. Kejadian ini berulang kali terjadi dan membuat Musa merasa berjasa.

Setiap Kali bangsa Israel berbuat sesuatu yang membuat Tuhan marah, yang membayar kesalahan itu adalah Musa. Ini payah sekali, saya bertanya sama Tuhan : “Lho Tuhan kenapa Musa hanya salah sedikit saja dan sekedar bicara saja lho. Masak Tidak Boleh Masuk Kanaan ? Musa kan sudah berjuang selama empat puluh tahun”

Lalu Tuhan menjawab saya : “Aku bergaul karib dengan orang-orang yang bergaul karib dengan Aku. Aku menyatakan KekudusanKu dengan orang yang bergaul karib dengan Aku.”

Saya protes lagi sama Tuhan : “Lha kok Musa malah mati ? Menyatakan Kekudusan kok malah mati ?”

Tuhan Berkata : Sebab Aku ini Kudus, Aku tidak bisa berkompromi dengan kesalahan, kalau kamu salah kamu juga out !”

“Galaknya Tuhan itu”, pikir saya.

Dapatkah kita membayangkan hal seperti ini ? Kita tidak akan bisa mengerti, dipikir-pikir tetap saja tidak bisa mengerti. Saya mengalaminya sendiri baru saya bisa mengerti Firman Tuhan itu.

Pada suatu pagi pada saat saya sedang sembahyang pagi, Tuhan berkata : “Yusak, kamu hari ini duduk diam dirumah, sembahyang menghadap Aku terus.”

“Enggak Melayani ?” tanya saya. “Tidak” jawab Tuhan.

Saya Taat saja. Saya senang karena hanya disuruh duduk diam nongkrong saja. Kalau saya melayani terlalu sibuk, nanti yang muncul malah diri saya sendiri dan bukan Tuhan. Bisa bahaya, teledor dan bisa ‘digantung’ Tuhan.

Setiap kali saya diminta kotbah, saya selalu minta waktu doa terlebih dahulu minimal sejam sebelumnya. Saat kebaktian berlangsung, saya juga tidak mau duduk didepan. Biasanya saya duduk dipinggir atau diujung pinggir, lalu saya duduk diam dan sembahyang. Jadi bukannya saya tidak mau duduk didepan tetapi saya mau sembahyang. Kalau saya duduk didepan repot sebab kalau sedang puji-pujian biasanya diminta berdiri-duduk berulangkali. Hal ini membuat saya tidak bisa berkonsentrasi untuk sembahyang. Jadi bukan saya tidak mau duduk didepan. Tetapi saya mau duduk berdoa. Bukan karena rendah hati dan tidak mau menonjol tetapi takut sama Tuan saya.

Seringkali dari rumah saya tidak tahu apa yang harus disampaikan pada saat kotbah nanti. Padahal dirumah saya sudah sembahyang berjam-jam, terus bertanya : “Tuhan Engkau mau apa saya harus ngomong apa ? Apa yang dibutuhkan oleh anak-anakMu ?” Tuhan seringkali diam dan tidak menjawab.

Pada suatu saat Tuhan mengatakan kepada saya supaya saya duduk diam dan tenang. Ternyata jam sembilan pagi ada Hamba Tuhan yang terkenal, seorang Nabi mencari saya di rumah.

“Pak Yusak, saya diperintah oleh Tuhan supaya datang ke rumahmu. Nanti jam lima sore Pak Yusak harus menyampaikan Firman Tuhan ditempat saya.” Katanya.

Saya menjadi bingung, tadi Pagi Tuhan bicara begitu, sekarang yang ngomong Nabi Tuhan. Jadi sekarang saya dihadapkan dengan Tuhan dan manusia, persis seperti Musa. Pikiran saya menimbang-nimbang, lalu saya berdoa.

Rahasia ini harus anda dan saya pegang. Pada saat kita mengambil tindakan untuk menimbang, kita seperti menghadapi sebuah pengadilan. Hidup kita setiap saat dihadapkan kepada pilihan. Kita bisa memakai jiwa atau roh kita dalam mengambil keputusan. Kita bisa memakai pertimbangan atau memakai iman. Dalam teorinya kita memutuskan memakai iman tetapi kenyataannya kita tidak bisa melakukan hal tersebut. Hal demikian hanya bisa dilakukan kalau sudah menjadi kebiasaan. Jika kita tidak mulai melatih dari hal yang kecil maka hal tersebut tidak akan bisa kta lakukan.

Dalam menghadapi kenyataan, roh tidak bisa lebih kuat daripada pikiran, jika kita tidak pernah melatihnya. Cara melatihnya adalah : Tundukkan dirimu ! Setiap saat tanya Tuhan ! Setiap hari mulai dari bangun tidur  sampai sebelum tidur tanya Tuhan. Kalau mau tidur jangan mikir macam-macam, besok mau makan apa ?, Bayar Hutang Bagaimana ? Mau pergi ke kota mana ? dan sebagainya. Jika mau Tidur katakan : “Tuhan, Engkau itu baik !” sampai kita ketiduran. Itu namanya berlatih bergaul karib dengan Tuhan.

Kita harus seperti orang yang sedang pacaran, setiap hari rindu untuk bertemu. Kalau mau tidur mikir pacarnya sampai terbawa mimpi. Demikian juga kita dengan Tuhan. Kita adalah pacarnya Tuhan, pikirkanlah Tuhan senantiasa setiap waktu. Jangan jadikan Tuhan pacar dengan cara backstreet !

Pada waktu Nabi Tuhan itu mengatakan bahwa saya harus menyampaikan Firman Tuhan ditempatnya, saya langsung berdoa sama Roh Kudus : “Lho yang tadi pagi berkata supaya saya duduk diam di rumah tadi itu siapa ? Roh Kudus menjawab : “Aku” Terus yang ngomong sama NabiMu itu siapa ? tanya saya kemudian. Roh Kudus menjawab : “Aku”.

Lho Kok Bertentangan, tetapi Tuhan diam saja. Tuhan membuat saya harus mengambil keputusan sendiri. Lalu saya berkata : “Tuhan, Engkau telah membuat aku bingung. Engkau yang menyuruh aku diam, Engkau juga yang menyuruh aku pergi.” Tuhan berkata : “Tetapkan.”

Saya menjawab kepada Nabi itu : “Saya mendahulukan Tuhan, sekalipun manusia itu nabi. Maaf saya tidak mau melayani ditempatmu. Karena tadi pagi Tuhan berbicara sama saya agar saya tidak melayani.”

Nabi Tuhan itu marah : “Kamu tidak percaya kalau yang ngomong sama saya itu Tuhan ?” “Percaya” jawab saya, wong saya sudah tanya sama Roh Kudus. “Loh kok kamu tidak nurut?” kata Nabi itu.

“Ya karena Tuhan ngomong sama kamu, dan Tuhan juga ngomong sama saya. Daripada aku nurut sama kamu, lebih baik aku nurut sama Tuhan. Sekalipun kamu jengkel. Maaf, bukan karena saya tidak percaya kamu. Tetapi maksud Tuhan adalah untuk menguji saya,” Saya menjelaskan kepada nabi itu.

Ternyata Nabi Tuhan itu jatuh, jatuh karena kemarahannya, karena merasa tidak dipercaya. Gengsinya yang menjatuhkannya.

Tuhan sering menggoda dan sering main-main, tetapi bukan main bohong-bohongan. Tuhan suka bikin ketegangan, Tuhan suka menguji kita.

Yehezkiel 14:9 Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu ucapan--Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu--maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan dia dan memunahkannya dari tengah-tengah umat-Ku Israel.    

Setelah nabi itu pulang saya berdoa, “Tuhan, Engkau ini kok aneh-aneh saja sih Tuhan ? Engkau ngomong ke saya dan juga ngomong ke dia, memberi perintah yang berbeda. Ini gimana maksudnya ?” tanya saya kepada Tuhan.

Tuhan menjawab : “Berbahagialah engkau, karena engkau mendahulukan Aku. Seandainya kamu nurut sama dia karena dia predikatnya nabi, kamu saya ‘bunuh’.”

Lho kok galak amat sih ? masak begitu aja dibunuh, tanya saya. “Aku akan bunuh kamu, karena Aku tidak bisa pakai kamu sebagai hambaKu” Saya gemetaran keringat dingin : “Kok Galak sih Tuhan ?” “Bukan Aku galak, tetapi Aku minta hatimu tertuju kepadaKu”.

Ada harga yang harus kita bayar. Mengalahkan pertimbangan pikiran dan jiwa kita ini. Hal ini yang dialami oleh Musa. Sekalipun orang yang dekat dengan TUHAN, kalau kalau hatinya pahit akan teledor juga. Hati yang pahit akan membuat kita teledor lalu kita mengucapkan kata-kata yang sia-sia, kemudian akan membawa penyakit.

Sakit Kanker, Jatung, Eksim, Maag, Gila, Darah Tinggi, Diabetes dan lain-lain adalah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Hati yang Pahit. Itulah hukuman buat hati yang pahit dan tidak bisa mengampuni.

Musa tidak boleh masuk ke Tanah Kanaan karena melanggar kekudusan. Jika anda melanggar perintah Tuhan masih diampuni. Jika anda melanggar kekudusan, maka daging kita akan dihukum dengan dimusnahkan, tetapi jiwa kita diselamatkan.

Hamba Tuhan yang melayani, jika dekat dengan Tuhan, mulai bergaul intim dengan Tuhan, memiliki relationship dengan Tuhan, berhati-hatilah dan Jagalah Hatimu dengan segala Kewaspadaan supaya jangan hatimu pahit, jangan mudah tersinggung, buang segala gengsimu yang merugikan.

Tuhan telah menyediakan Tanah kanaan, tanah yang berlimpah-limpah susu dan madu. Pada waktu telah dekat dengan Kanaan, Tuhan menyuruh untuk mengintai tanah tersebut. Orang-orang yang disuruh mengintai mendapati tanah itu penuh dengan raksasa-raksasa dan benteng yang kokoh. Pemberitaan ini membuat bangsa Israel menjadi takut.

Seperti itulah jika Tuhan akan memberkati kita. Setiap kali kita akan dibawa ke tempat yang lebih baik, kita akan bertemu dengan raksasa-raksasa dan benteng yang kokoh. Ini seringkali yang membuat kita jadi takut dan kuatir. Disini letaknya ujian. Hal ini yang membuat banyak anak Tuhan yang jatuh karena banyak pertimbangan.

Pikiran kita harus senantiasa tertuju kepada Tuhan. Kita harus mengenakan Pikiran Kristus. Jika Tuhan telah berjanji untuk memberikan Tanah Kanaan, tidak usah terlalu banyak berpikir. Kita harus berjalan dengan Iman, bukan dengan pengertian kita. Jangan Takut dan Kuatir, apapun yang terjadi semuanya Tuhan telah atur dan rencanakan yang terbaik.

Saat kita menghadapi tantangan tetap hanya memandang kepada Tuhan. Harapan akan garis akhir, pasti sampai. Bagaimana caranya ? Ya Tidak Tahu, Tuhan adalah jalan dan Roh Kudus akan menolong kita dan kita senantiasa bertanya kepada Tuhan. “Tuhan apa mauMu ?” Dan kita akan sampai kepada Tanah Perjanjian kita dan kita akan alami kemuliaan Tuhan. Amin

Jatiwangi, 7 April 2016
By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat     

Komentar

Postingan Populer