On Fire

On Fire
Ev Iin Tjipto Wenas


Galatia 3:11 (TB)  Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."

http://www.bibleforandroid.com/v/722ce592a68e

Orang benar akan hidup oleh iman, nggak peduli apapun keadaan yang sedang terjadi dalam hidupnya. Onfirebukanlah sekedar emosi belaka, bukan suara yang kenceng, namun keberanian untuk taat kepada Tuhan seberapapun harganya. Kita bisa onfire apabila kita melakukan Firman Tuhan dan melihat kedahsyatan Tuhan. Dikisahkan bahwa ada seorang wanita muda yang baru saja menikah. Mertua dari wanita ini sangat tidak menyukai dia. Kemudian wanita muda ini berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan berkata, “Seminggu sekali, kamu harus datang ke rumah mertuamu dan berlutut di bawah kaki mertuamu untuk minta maaf. Kalo kamu dateng, bawa makanan”. Wanita muda ini berkata dalam hati, aku kan nggak salah apa-apa, tapi karena Tuhan yang nyuruh, oke akan aku lakukan. Ketika wanita ini datang ke rumah mertuanya, dia nggak disambut dengan baik, namun dia ngelakuin apa yang Tuhan perintahkan. Dia dateng bawa makanan, duduk di bawah kaki mertuanya, en dia minta maaf sama mama mertuanya. Mertuanya bersikap dingin sama dia en nyuruh dia nggak dateng lagi. Mertuanya bilang, “ngapain kamu dateng,ngerepotin aja. Nggak usa bawa makanan, aku nggak suka masakan kamu”. Tapi dia tetep dateng seminggu sekali, tetep berlutu di kaki mertuanya en minta maaf. Singkat cerita, dalam waktu 3 bulan hubungan mereka dipulihkan. Bahkan ketika mertuanya sakit en hamper meninggal, mertuanya ini mempercayakan seluruh hartanya kepada menantunya ini. Mertuanya berkata, “Kamu bagi harta ini sesuai dengan kehendakmu, aku nggak percaya sama anak-anakku, aku juga nggak percaya sama menantuku yang lain. Aku cuma percaya sama kamu”. Ketaatan kita selalu mendatangkan penjebolan besar, walopun kadang apa yang Tuhan perintahkan itu aneh.

Dikisahkan pula seorang pemuda Korea yang miskin, sehingga tidak bisa melanjutkan sekolahnya demi membantu orangtuanya sebagai petani. Pemuda ini membantu orangtuanya menanam kebun mereka dengan buah melon. 
Karena sangat miskin, di rumah mereka nggak ada buku kecuali Alkitab. Untuk mengisi waktu luangnya, pemuda ini selalu membaca Alkitab. Dan pemuda ini melakukan apa yang dikatakan Alkitab. Jika Alkitab berkata bersorak sorailah, amak dia bersorak sorai. Apabila Alkitab berkata pujilah Tuhan, maka dia memuji Tuhan. 

Ketika Alkitab berkata perkatakanlah firman Tuhan, maka dia memperkatakan firman Tuhan atas melon-melonnya. Dia berkata kepada melon-melonnya, “Hai melon, jadilah besar, jadilah manis”. Maka karena ketaatannya pada firman, perkataannya itu jadi kenyataan. Pada musim penen, melon dari pemuda ini adalah melon yang paling besar di antara seluruh melon yang ada di desa itu. Kemudian warga desanya kaget en pengen tau rahasianya. Warga desa dateng ke rumah pemuda ini untuk minta biji melonnya en minta rahasia. Pemuda ini bilang, “Aku mengucapkan firmantuhan ke melon-melonku. Jadi kalo kalian mau melon kalian gede-gede en manis, kalian harus bacain firman Tuhan ke melon kalian”. Seluruh warga desa itu melakukan hal yang sama, sehingga akhirnya mereka semua bertobat. 
Singkat cerita, pemuda miskin ini menjadi orang kayak arena hasil penjualan melonnya. Tuhan bisa membalik keadaan, tapi tergantung pada seberapa kita mau taat. Jalan Tuhan bukanlah jalan kita.

On fire bukan hanyaemosi, namun keberanian untuk membayar harga. Keberanian untuk berkorban, untuk menderita. Orang lain nggak tau, nggak liat kita, tapi kita tetep lakuin sesuatu untuk Yesus. Iman adalah sebuah perjalanan, bukan sesuatu yang statis. Iman bisa meningkat dari satu level ke level selanjutnya, bisa juga jatuh. Iman itu seperti biji sesawi yang kecil, namun ketika iman itu menjadi besar maka akan menghasilkan biji-biji lain dan membuat burung- burung bersarang. Bagaimana caranya untuk membuat iman menjadi besar? Bacalah Alkitab, menyembah Tuhan, hiduplah oleh iman. Diceritakan juga tentang Ev.Yusak Tjipto yang sempet ngalami kecelakaan hingga darah menggumpal di otaknya. Pada saat seperti itu, Ev. Iin Tjipto melihat bahwa ayahnya tetap hidup oleh iman. 
Ketika malam, ayahnya tetep bangun untuk berdoa setiap 2 jam sekali, tetep minta dibacakan Alkitab. Ketika dokter berkata, kemungkinan sulit untuk sembuh, ato bahakn bisa meninggal, ayahnya tetep hidup dengan iman. Dia melihat bahwa iman ayahnya bangkit ketika Alkitab dibacakan, bahkan pada saat ayahnya sudah hampir koma. Pada saat sakit itupun, ayahnya masih mau melayani orang lain yang datang minta didoakan. On fire adalah dalam segala keadaan, kita tetep melayani. Bukan hanya pada saat kita baik- baik, kita memuji Tuhan.

Komentar

Postingan Populer