Pelayanan dan Usaha

Pelayanan dan Usaha
Pdt. Petrus Agung Purnomo



Hasil gambar untuk Bisnis
Level Ke empat ini isinya adalah orang-orang yang sudah menanggalkan rasa nyaman  dan kemudian masuk ke ladang pelayanan dan usaha. Mereka benar-benar kerja gila-gilaan bagi Tuhan. Ini bukan pelayanan dan usaha sekedarnya saja, ini bukan sekedar seperti yang anda lihat setiap hari. Ini totalitas hati melakukan bagi Tuhan habis-habisan. Dan ini yang dibutuhkan Tuhan, dia masuk ke tempat orang yang tidak mau masuk. Sungguh-sungguh dia tuai begitu banyak jiwa-jiwa, dia bukan hanya berputar dalam zona nyamannya tetapi keluar dan melakukan begitu banyak dan orang ini buahnya sampai luar biasa, tuaiannya dahsyat sampai dia mempunyai lumbung-lumbung dan gudang-gudang. Dia bekerja dengan begitu keras, hidupnya didedikasikan buat Tuhan.

Tetapi level ini tidak diingini oleh sebagian besar orang-orang yang berada di level Taman Bunga dan Kebun Buah-Buahan. Mengapa bisa begitu ?

Matius 9 : 37-38
Konteks
9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian y  memang banyak 1 , tetapi pekerja sedikit. z  9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan 2  pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Matthew 9:37-38Amplified Bible (AMP)
37 Then He said to His disciples, “The harvest is [indeed] plentiful, but the workers are few. 38 So pray to the Lord of the harvest to send out workers into His harvest.”
Matius 9 : 37-38 Amplified Bible ( AMP )
37 Lalu Ia berkata kepada murid-murid- Nya , " Tuaian memang [ memang ] berlimpah , tetapi pekerja sedikit . 38 Jadi berdoa kepada Tuhan panen untuk mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian -Nya . "

Jika kita membaca Alkitab Versi Amplified Bible terjemahannya bagus sekali, anda akan bisa mengerti dari level tiga masuk ke level empat ternyata tidak bisa secara sukarela harus dipaksa Tuhan, karena di level tiga itu terlalu nyaman. Anda pernah diajari berdoa : “Paksakan rencanaMu dalam hidupku.” Memang ini dipaksa dan ternyata ada juga ayatnya, sebab itu merupakan perkataan Yesus sendiri, bukan sekedar kita ini baik-baik, tidak bisa begitu.

Terjemahannya : ”Berdoalah kepada Tuan yang Empunya Tuaian itu supaya dipaksa keluar dengan kekerasan, dengan kekuatan. Ini bukan sekedar ini : “Mau tidak ? Ayo mau dong ?” tidak ada yang seperti ini. Doa supaya tuan yang mempunyai tuaian itu memaksa dengan kekuatan dengan kekerasan. Ini juga seperti orang mendorong juga dengan memaksa. Jadi ini memang dipaksa. Jika anda tidak pernah minta dipaksa, di level tiga anda pasti berhenti dan banyak anak Tuhan menikmati disitu. Akhirnya terjebak disitu, pelan-pelan tapi pasti akan kembali ke padang gurun, kembali ke level pertama kembali. Mungkin secara ekonomi tidak akan kembali ke padang gurun tetapi secara spiritual akan merasa kering.

Saya diingatkan Tuhan : ada satu gereja di Indonesia mulai muncul dan naik, hamba-hamba Tuhan dari seluruh dunia datang ke gerejanya dan jemaatnya naik menjadi ribuan. Hari itu pada tahun 1998 saya pergi dengan Pak Yusak Tjipto pergi ke Amerika untuk pelayanan mengisi Retreat. Sampai di Airport bertemu dengan seorang teman dari Mahanaim. Dia berkata dengan tenang di depan saya dan Pak Yusak : “Om, enak ya kaya seperti Pak Petrus Agung ini, gerejanya sedang seperti berbunga dan mekar.”

Pak Yusak Tjipto menjawab : “Iya, mekar jika keterusan bisa ambyar (Hancur).” Didalam hati saya berkata : “Wah ini nabi bicara tentang gereja kami akan hancur ?”

Saya hanya diam saja sebab saya juga menghormati beliau, kemudian kami naik pesawat. Saya ini banyak tidur, sedangkan Pak Yusak jarang tidur. Dia membaca Alkitab, memejamkan mata sebentar, kemudian doa lagi, baca Alkitab lagi. Memang dia benar-benar hamba Tuhan, pada waktu di pesawat itu dia berkata begini kepada saya : “Aku ini diberi pesan Tuhan, kamu harus minta dipaksa, jika tidak minta dipaksa kamu tidak akan sampai.”

Lalu saya bicara begini : “Jika aku lain,..... jika pak Yusak dipaksa, jika saya baik-baik. Tuhan maunya apa, saya maunya apa, kita rundingkan baik-baik, cari jalan tengahnya bagaimana.”

Lalu Pak Yusak hanya diam saja : “Tuhan, ini aku sudah sampaikan kepada hambaMu. Terserah...”

Sesampainya di Amerika kami tidurnya terpisah. Saya tidur di rumah teman saya dan malam itu saya bermimpi, menurut saya ini bukanlah mimpi tetapi pengalaman dunia roh. Sampai detik ini saya masih ingat pengalaman itu.
Saya masuk ke suatu ruangan yang putih berkilau, tetapi tidak ada apa-apanya. Dan ternyata itu level yang rendah. Jika anda pulang ke rumah Bapa di Surga dan jatahmu hanya putih, tenang, itu rumput masih level rendah. Saya melihat Tuhan Yesus disitu dan langsung saya berlari, saya tersungkur untuk melapor : “Tuhan, gereja jadi jumlah jemaatnya sekian, aku kotbah disini....”

Melihat saya tersungkur, Tuhan membuang muka, saya terkejut dan waktu Tuhan membuang muka tiba-tiba didepan saya ada yang terbentang seperti dua garis. Yang diatas adalah klip semua setiap detik yang Tuhan buat dalam hidup saya. Bagian bawahnya adalah reaksi saya dan berapa banyak yang hancur karena saya tidak merespon dan menggunakan kesempatan dengan tepat. Saya melihat kacau sekali, padahal gereja sedang berkembang. Pada waktu itu saya berkata kepada Tuhan begini : “Tuhan,....aku ini tidak layak masuk Sorga, biar aku di neraka saja.”

Ada orang yang tetap berkeras dan ngotot : “Oh nanti saya tidak begitu, tetap saya ngotot ke Sorga ?” “Tidak bisa.” Ngotot ke Pendeta dengan ke Tuhan itu lain. Dengan Pendeta anda boleh ngotot semau anda sendiri namun dengan Tuhan itu tidak bisa. Tiba-tiba semua menjadi jelas, dan tiba-tiba juga saya berkata sendiri : “Biarkan aku ke neraka saja Tuhan.” Lalu saya terbangun, beruntung Tuhan tidak berkata : “Silahkan !” maka habislah saya.

Saya masuk ke kamar mandi, dan pada waktu itu saya lihat jam tiga atau setengah empat, akhirnya saya tidak kuat untuk kembali ke kamar tidur saya, hati saya tidak tahan. Langsung saya berlutut di kamar mandi dan saya katakan : “Tuhan paksa aku”. Akhirnya saya menyerah. Pada waktu di retreat saya bertemu dengan Pak Yusak dan saya ceritakan semua mimpi saya. Lalu Pak Yusak bertanya : “Kamu mau bertemu Tuhan mau apa ?”
“Ya laporan” jawab saya. Yang kamu laporkan itu apa ? Siapa yang memberkati ? Siapa yang mengurapi ? siapa yang memberikan pertumbuhan, jiwa-jiwa datangnya darimana ? Siapa yang memberi ? tanya Pak Yusak.
“Tuhan” jawab saya. “Kok kamu akan laporkan seperti punyamu ?” tanyanya. “Iya ya. Kok aku tidak tahu diri.” Gumam saya. Lalu dia berkata : “Terus kamu ngapain ?” “Minta dipaksa” jawab saya.

“Untung, jika tidak kamu dibuang ke neraka. Benar-benar akan hancur.” Pak Yusak menjelaskan.

Ternyata Yesus begitu, doa kepada tuan yang mempunyai tuaian supaya dipaksa, didorong dengan keras, dengan dipaksa pekerja-pekerjanya untuk masuk dan mengerjakan tuaiannya.

Anda harus minta itu, sekarang anda sudah hidup enak, sudah nikmat, sudah mulai longgar. Ketika dibawa ke padang gurun anda tidak cukup hanya merumput saja, anda tidak cukup hanya ketika keluar bunga dan buahnya. Tetapi orang hanya sekedar mendapat saja perlu dipaksa, dan ketika dipaksa masuk dalam tuaianNya. Yang lahir itu penuai-penuai yang tidak lagi mencari berkat. Tetapi hati, jiwa, dan hidupnya totalitas bagi Tuhan. Dan yang diinginkannya hanya menyenangkan hati Tuhannya. Begitu dipaksa masuk, anda mulai menuai dengan cara yang ajaib. Tiba-tiba anda melihat ada kebahagiaan yang lebih dari sekedar bunga dan buah dalam hidup kita.

Saya berharap tidak ada orang yang membiarkan iman dan pengharapannya terlepas dan sepertinya tidak terjadi apa-apa. Mungkin seringkali anda berkata : “Ya,.... ini waktunya tinggal sebentar lagi, apakah semuanya mungkin terjadi ?” Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Kurang satu menit pun jika Dia berkata : “Jadi !” maka itu tetap terjadi dalam hidup kita. Caranya bagaimana ? Kita tidak tahu, biarkan Tuhan yang mengatur dengan sempurna, yang penting kita mengerti rencanaNya tidak akan gagal dalam kehidupan kita. Amin

Jatiwangi, 23 April 2016
By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat S

Komentar

Postingan Populer