Belajar Tentang Pembuatan Minyak Urapan



Belajar Tentang Pembuatan Minyak Urapan


APA YANG KITA DAPATKAN DARI PERJANJIAN LAMA?



Minyak urapan muncul untuk pertama kalinya dalam kitab Keluaran  25:6 “minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian”. Menurut konteks pasal 25 Kitab  Keluaran, minyak urapan merupakan salah satu bagian penting dalam Kemah Suci yang didirikan oleh Musa di padang gurun. Minyak urapan bukan terdiri dari satu jenis bahan tetapi racikan dari berbagai-bagai rempah-rempah. Yang menarik adalah bahwa rempah-rempah itu dipungut dari persembahan khusus umat Allah (Keluaran 25:1-6).



Minyak urapan berasal dari dua kata Ibrani:

1.      shemen  yang berarti fat, oil[1][3]  (gemuk, minyak). Kata lashemen dapat juga berarti: fatness,  olive oil, as staple, medicament or unguent ,  for anointing,  fat (used of fruitful land, valleys) (metaphorical).

2.      mishchah atau moshchah yang berarti consecrated portion, anointing oil, portion, ointment, anointing portion[2][4]



Jadi minyak urapan dapat dijelaskan sebagai anounting oil atau consecreated portion oil. Jadi ia adalah materi yang penting karena dikhususkan untuk pengurapan. Sifatnya adalah kudus sehingga menjadi khusus untuk urapan dan bukan untuk yang lain-lain (Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun. Keluaran 30:31)



Minyak urapan adalah racikan dari berbagai-bagai rempah-rempah yang diracik secara apik dan khusus oleh ahlinya (Keluaran  35:15 mezbah pembakaran ukupan dengan kayu pengusungnya, minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian; tirai pintu untuk pintu Kemah Suci) bandingkan dengan: Keluaran  35:28 “rempah-rempah dan minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian.” Minyak urapan terbuat dari bahan-bahan khusus dan melalui proses pembuatan yang unik dan teliti. Unik karena bahan-bahan pembuatnya adalah bahan-bahan pilihan, dan teliti karena harus dikerjakan menurut standard pembuatan para ahli.



Racikan minyak urapan itu dijelaskan sebagai berikut: "Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal, dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin. Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.” (Keluaran 30:22-25)

Dari ayat-ayat tersebut di atas, kita dapat menginventarisasi bahan-bahan material dari minyak urapan. Bahan-bahannya adalah adalah rempah-rempah yang terdiri dari:

Mur tetesan 500 syikal. Mur berasal dari kata Ibrani, maar. Dalam bahasa Inggris disebut more atau mowr yang berarti myrrh an Arabian gum from the bark of a tree, used in sacred oil and in perfume. MYRRH (mur) dapat kita pahami dari uraian berikut ini. (mor atau mowr; Arab Murr]): Zat ini disebutkan sebagai bahan berharga untuk parfum (Ps 45:8; Amsal 7:17, Kid 3:6; 4:14), dan sebagai salah satu unsur dari dupa suci (Kel 30:23, lihat juga Kid. 4:6; 5:1,5,13). Mor umumnya diidentifikasi dengan "mur" yang diperdagangankan, permen karet kering dari jenis balsam (Balsamodendron myrrha). 

Mor berasal dari pohon  tumbuh yang banyak tumbuh di Saudi. Memiliki kulit terang-abu-abu, yang memancarkan getah karet di tetes air mata  kecil yang kering berwarna coklat atau kuning kemerahan. Memilik aroma yang khas dan menyenangkan. Ia hangat dan rasanya pahit. Mur digunakan sebagai obat (Markus 15:23). Besar kemungkinan bahwa smurna, di Perjanjian Baru adalah hal yang sama. Dalam Mat 2:11 itu dibawa oleh "orang bijak" dari Timur sebagai korban untuk bayi Juruselamat; dalam Markus 15:23 itu ditawarkan bercampur dengan anggur sebagai anestesi terhadap penderitaan Penebus, dan dalam Yohanes 19:39 sebuah "campuran mur dan gaharu" di bawa oleh Nikodemus untuk merempahi jenazah Yesus. Kayu manis yang harum 250 syikal. Kayu manis dari kata Ibrani Waqinmaan; yang dalam bahasa Inggris adalah qinnamown; cinnamon; a fragrant bark used as spice. 

CINNAMON dapat dijelaskan sebagai berikut: Sin'-a mun, qinnamon; kinnamomon. Disebutkan cassia. Dalam Kel 30:23 ini adalah salah satu bahan dari "minyak urapan yang kudus", di dalam Amsal 7:17 itu, bersama dengan mur dan gaharu, dibuat menjadi parfum untuk tempat tidur, pada Kidung Agung 4:14, adalah bumbu yang sangat berharga. Cinnamon adalah (Wahyu18:13) bagian dari barang perdaganganan di "Babel besar. 

Cinnamon adalah produk zeylanicum Cinnamomum, tanaman laurel yang luas dibudidayakan di Ceylon dan Jawa. Memiliki bunga putih berlimpah, menghasilkan kacang sebagai penghasil minyak wangi. Kayu ini memiliki kulit bagian dalam dari cabang yang telah mencapai diameter dari 2 menjadi 3 inci. epidermis dan materi lembek yang secara hati-hati dikerok  sebelum pengeringan. (dari International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic Database Copyright (c) 1996 oleh Biblesoft)



3.   Tebu yang baik 250 syikal. Dari kata uwqneh yang berarti qaneh --a reed, a stalk, a bone, balances. Uraiannya dijelaskan oleh ensiklopedia seperti berikut: Jelas bahwa qaneh dan kalamos dalam bahsa Yunani memiliki banyak arti. Kata qaneh digunakan untuk setidaknya dua hal yang berbeda pada dasarnya: (1) buluh biasa, dan (2) zat aroma yang manis rasanya.



a.   buluh yang paling umum di Palestina adalah donax Arundo (Natural Order Gramineae), yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai qacabfarasi, "buluh Persia." Tumbuh dalam jumlah besar di lembah Yordan di sepanjang sungai dan anak-anak sungainya dan di oasis dekat Laut Mati, terutama sekitar 'Ain Feshkhah di sudut barat laut. Ini adalah buluh yang tinggi, sering 20 kaki tingginya, dengan daun hijau segar yang indah di musim panas. "rahasia dari buluh" (Ayub 40:21) sejumlah besar tempat penampungan hewan dan kehidupan burung.



b.      Qaneh dalam Yer 6:20 berkualitas ha qaneh-Tobh, "manis" atau "tebu yang menyenangkan," dan dalam Keluran 30:23, bhosem qeneh, "jerangau manis," atau, lebih baik, tongkat "dari aroma. "Kidung Agung 4:14; Yesaya 43:24; 27:19. Rupanya mengacu pada hal yang sama. qaneh adalah bahan dari minyak urapan (Keluaran 30:23), yang diimpor dari jarak (Yeremia 6:20; Yehezkiel 27:19), dan itu langka dan mahal (Yesaya 43:24). (dari International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic Database Copyright (c) 1996 oleh Biblesoft)



4.        Kayu Teja 500 syikal. Dari kata Qidaah (Ibrani) yang berarti A spice, cassia. Uraian tentang ini dijelaskans bebagai berikut: Cammim (Kel 30:34, "bumbu manis"). Ini adalah istilah umum untuk bahan halus harum berbentuk bubuk. Bandingkan shamm (Arab), "bau" atau "indra penciuman"; umumnya diterjemahkan "dupa manis" (Kel 25:6, 30:7, 31:11, 35:8,15,28, 39:38, 40:27 (King James Version); Lev 4:7; 16:12, Bil 4:16, 2 Taw 02:04 (King James Version); 13:11). Dalam Kel 37:29, 40:27, 2 Taw 2:4, kami telah.... "dupa rempah-rempah manis." (nekho'th; thumiamata (Kej 37:25, "spicery,"  "gusi tragacanth atau storax"); thumiama "dupa" (43:11, "spicery"; beberapa versi Yunani dan Vulgata (Jerome's Latin Alkitab, 390-405 AD) "storax": Storax adalah permen karet kering dari Styrax officinalis, yang digunakan sebagai bahan dupa agak berbeda dengan yang sekarang. Tragacanth adalah gusi resinous beberapa spesies vetch susu (Natural Order, Leguminosae), terutama dari gummifer Astragalus. Terjemahan Septuaginta "dupa" mungkin adalah terjemahan terbaik. (dari International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic Database Copyright (c) 1996 oleh Biblesoft)



5.         Minyak zaitun 1 hin. Dari kata zayith (Ibrani) yang berarti olive. 





PROSES PERBUATAN MINYAK URAPAN YANG KHAS



Cara peracikan MINYAK URAPAN adalah harus dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah. Jadi dibuat secara khusus dan hati-hati. Tidak sembarang mencampur. Hal ini dapat kita mengerti karena semua bahan-bahan harus menurut ukuran atau takaran yang tepat. Tidak lebih dan tidak kurang. Ukuran tiap  gramnya harus tepat. Hal ini digambarkan dengan pemakaian ukuran berdasarkan syikal (Syikal berasal dari kata SHEKEL (Ibrani) dan hin (berasal dari kata hiyn (Ibrani) yang berarti: A liquid measure containing 12 logs, equal to about 8 quarts.)



Kalau kita mencermati uraian tadi, maka kita dapat mengerti bahwa racikan ini dibuat berdasarkan takaran yang teliti. Ukuran 500 syikal mur tetesan, 250 syikal kayu manis yang harum, tebu yang baik 250 syikal, kayu teja 500 syikal, dan minyak zaitun 1 hin. Bahasa yang paling tepat untuk menterjemahkan kata roqeeach maaseeh adalah The Art of The Apothecary. Mengherankan sekali bahwa ternyata prinsip-prinsip peracikan apoteker yang harus melalui standar mutu telah ada ribuan tahun yang lalu pada zaman Israel Purba.



Teknis raqach dapat dijelaskan oleh The Online Bible Thayer's Greek Lexicon and Brown Driver & Briggs Hebrew Lexicon, parsing kata raqah sebagai berikut: וקה adalah: qal, ptc, ms, ןקה ,955, mix, compoun.



Jadi apoteker adalah seorang pria yang bekerja untuk meracik (Qal) to mix, to compound. Dia adalah seorang apoteker yang juga ahli dalam hal wangi-wangian perfumer (participle). Tidak mengherankan bahwa minyak urapan selain terbuat dari bahan-bahan yang terpilih dengan ukuran yang teliti, minyak ini juga melalui tahapan pembuatan hasil karya yang bernilai seni tinggi. Tingkat keharuman parfumnya di atur oleh seorang yang paham dan mengerti wangi-wagian.



Bila kita mengamati uraian di atas, maka jelas bagi kita sekarang beberapa hal sebagai berikut:



1.     Minyak urapan terbuat dari bahan-bahan material pilihan. Tidak asal ada tetapi melalui mekanisme pemilihan bahan-bahan yang terbaik oleh ahlinya

2.    Minyak urapan tidak dibuat secara sembarangan. Ia dibuat dengan teliti oleh tangan ahli yang bernilai seni tinggi. Dibuat menurut kaidah-kaidah apoteker yang terlatih dan ahli.



Oleh karena betapa seriusnya keberadaan minyak urapan, yang ditandai dari bahan-bahan yang terpilih, ukuran yang tepat, dan ahli yag meraciknya, maka kita sekang sampai kepada kegunaan dari pada minyak urapan. Hal ini berkaitan dengan sifat minyak urapan yang KUDUS: “minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian untuk tempat kudus; tepat seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu haruslah mereka membuat semuanya." (Keluaran 31:11)



Kekudusan dari minyak urapan ini juga tercermin dari Imamat  10:7 “Janganlah kamu pergi dari depan pintu Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati, karena minyak urapan TUHAN ada di atasmu." Mereka melakukan sesuai dengan perkataan Musa.” Para imam yang telah diurapi dengan minyak urapan, tidak boleh meninggalkan Kemah Suci dan berbaur dengan orang awam. Pelanggaran akan ini fatal akibatnya. Kematian.



Keseriusan akan keberadaan Minyak Urapan ini juga tercermin dari keberadaannya yang harus  selalu tersedia: “Tetapi Eleazar, anak imam Harun, bertanggung jawab atas minyak untuk penerangan, ukupan dari wangi-wangian, korban sajian yang tetap dan minyak urapan; ia bertanggung jawab atas segenap Kemah Suci dan segala isinya, yakni barang-barang kudus dan perabotannya." (Bilangan 4:16)



Mengapa minyak urapan di buat sedemikian rupa? Pastilah ada alasan yang akan kita coba jelaskan.  Berikut ini adalah PERUNTUKAN SECARA KHUSUS MINYAK URAPAN MENURUT PL:





MAKNA DAN FUNGSI MINYAK URAPAN



1.         Minyak urapan dituangkan ke atas kepala. ( Keluaran  29:21 Haruslah kauambil sedikit dari darah yang ada di atas mezbah dan dari minyak urapan itu dan kaupercikkanlah kepada Harun dan kepada pakaiannya, dan juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian anak-anaknya; maka ia akan kudus, ia dan pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya. BANDING: Imamat  8:12 Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan diurapinyalah dia untuk menguduskannya.) MAKNA yang kita temukan dari peristiwa seremonial ini adalah melambangkan otoritas yang melekat pada seorang imam besar. Dalam otoritas keimamam tersebut, ternyata haruslah terjalin hubungan yang harmonis dengan umatNya. Seorang imam akan menjadi alat berkat Allah yang memberkati umatNya ketika dia menjalin hubungan yang baik dengan umatnya. Hal ini tercermin dalam Mazmur 133:1-3.



Pemercikan ini ternyata berlanjut kepada anak-anak Harun dan kepada pakian mereka. Ini memperkuat suatu prinsif delegasi otoritas yagn berbasis pada umat. Otoritas ada untuk melayani dan mewakili umat kepada Allah. Dalam hal ini, kita mengerti bahwa para imam bukan pelaku dan pemangku tunggal jabatan keimamam, tetapi ada sekelompok imam yang dipimpin seorang imam besar dalam melaksanakan fungsi perwakilan kepada Allah. (Imamat  8:30 Dan lagi Musa mengambil sedikit dari minyak urapan dan dari darah yang di atas mezbah itu, lalu dipercikkannya kepada Harun, ke pakaiannya, dan juga kepada anak-anaknya dan ke pakaian anak-anaknya. Dengan demikian ditahbiskannyalah Harun, pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya.)



Fungsi minyak urapan adalah sebagai instrument seremonial pentahbisan Imam Besar (Imamat  21:10 Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.). Ada indikasi bahwa seorang raja juga mendapatkan pengurapan yang sama sebagai tanda keabsahan otoritas pemerintahannya (I Samuel  16:12 Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.")



2.      Diperuntukkan untuk mengurapi Kemah Suci dan segala yang ada didalamnya. (Keluaran  40:9 Kemudian kauambillah minyak urapan dan kauurapilah Kemah Suci dengan segala yang ada di dalamnya; demikianlah harus engkau menguduskannya, dengan segala perabotannya, sehingga menjadi kudus. Banding: Imamat  8:10 Musa mengambil minyak urapan, lalu diurapinyalah Kemah Suci serta segala yang ada di dalamnya dan dikuduskannya semuanya itu.)





APAKAH PERJANJIAN BARU MASIH MENGAJARKAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN MINYAK URAPAN?



Sebuah pertanyaan teologis yang sangat mendasar adalah apakah Minyak Urapan masih diperlukan dalam zaman Gereja (PB). Secara sepintas kita memang akan dan masih akan menemukan praktek pemakaian minyak dalam ibadah dan atau pelayanan PB. Tetapi bila kita meneliti dengan seksama, maka substansi minyak dalam PL dan PB itu berbeda. Penggunaannya juga sangat berbeda.



Perjanjian Baru Yunani menggunakan kata αλειφω – ALEIPHÔ dan "χριω - KHRIÔ untuk tindakan mengurapi dan ελαιον – ELAIÔN untuk minyak. Minyak digunakan untuk lampu, mengobati orang sakit, mengurapi kepala dan rambut saat pesta. Kata αλειφω – ALEIPHÔ digunakan untuk pengertian umum sedangkan kata "χριω - KHRIÔ lebih mengarah kepada makna religius. Hal ini dapat kita teliti paling tidak dalam tiga ayat dari 3 kitab Perjanjian Baru berikut ini:



1.      Lukas 7:46, Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. (ελαιω την κεφαλην μου ουκ ηλειψας αυτη δε μυρω ηλειψεν μου τους ποδας)

2.      Yakobus 5:14,  Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta 'mengolesnya' dengan 'minyak' dalam nama Tuhan. (ασθενει τις εν υμιν προσκαλεσασθω τους πρεσβυτερους της εκκλησιας και προσευξασθωσαν επ αυτον αλειψαντες αυτον ελαιω εν τω ονοματι του κυριου)

3.      Markus 6:13, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.  (και δαιμονια πολλα εξεβαλλον και ηλειφον ελαιω πολλους αρρωστους και εθεραπευον)



Kalau kita membuat kajian eksegetis dari kata ελαιω, maka hasilnya adalah datif, singular...elaion. artinya, kata minyak merupakan kata benda datif yang berarti berfungsi sebagai alat atau instrument dan bersifat tunggal. Yang menarik adalah bentuk singular disini dapat berarti bahwa elaiw bukan bersifat racikan atau terdiri dari campuran berbagai bahan-bahan rempah seperti yang dimaksudkan dalam PL, tetapi merupakan satu materi minyak saja. Halini dapat dijelaskan seperti minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan lain-lain. Minyak ini murni adalah minyak dalam arti yang sebenarnya. Bukan minyak dalam arti campuran dari berbagai-bagai bahan minyak atau rempah.



Ada 29 ayat dalam PB yang menuliskan kata minyak. Dan kalau kita menginventarisasinya, maka fungsi minyak dapat kita jelaskan sebagai berikut:



1.    Sebagai make up sewaktu berpuasa. (Matius  6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,)

2.      Bahan bakar pelita (Matius 25)

3.     Sebagai minyak wangi (Matius  26:7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.)

4.    Sebagai barang yang dapat diperdagangkan (Matius  26:9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Bandingkan Markus 14:4-5; Lukas 16:6; Yohanes 12:5)

5.     Dicurahkan ke tubuh Yesus Kristus (Matius  26:12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Bandingkan Markus 14:8; Lukas 7:38)

6.      Dicurahkan ke atas kepada Yesus Kristus (Markus  14:3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.)

7.   Dioleskan kepada orang sakit (Markus  6:13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Bandingkan Yakobus 5:14)

8.     Terindikasi dipergunakan untuk meminyaki mayat (bandingkan Markus  16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Bandingkan Yohanes 19:39)

9.    Meminyaki kaki Yesus Kristus (Lukas  7:46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Bandingkan Yohanes 11:2-3)
-    
        Sebagai Obat luka (Lukas  10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.)

11. Untuk mengurapai (Ibrani  1:9 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.")

12.  Untuk memulas mata (Wahyu  3:18 maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.)



Yang paling menarik dalam dari semua fungsi diatas menurut penulis adalah poin nomor tujuh (7). Minyak digunakan untuk mengoles orang sakit. Penting bagi kita untuk mengerti apa sebenarnya konteks dari Yakobus 5:14. Untuk menjelaskannya, kutipan berikut mungkin memberikan pencerahan:



“Terlepas dari perdebatan seputar tujuan pengolesan minyak, kita harus memahami bahwa minyak di sini bukanlah sesuatu yang paling penting atau memiliki kuasa dalam dirinya sendiri. Hal ini didukung oleh konteks Yakobus 5:14-19 maupun ajaran Alkitab secara umum. Dalam teks Yunani, kata “mengolesi” (aleipsantes) berbentuk participle (anak kalimat), yang menunjukkan bahwa tindakan ini hanyalah sesuatu yang sekunder dibandingkan kata kerja utamanya, yaitu “mendoakan” (proseuxasthosan).



Makna seperti ini diekspresikan dengan baik oleh penerjemah RSV maupun NKJV (“let them pray over him, anointing him with oil”). Pengolesan minyak ini juga tidak disinggung lagi di ayat 15-18, sebaliknya  Yakobus justru menyoroti kualitas doa yang penuh iman. Alkitab secara umum juga mencatat bahwa pengolesan minyak bukanlah syarat mutlak bagi terjadinya kesembuhan. Kesembuhan bisa terjadi melalui jamahan tangan (Mat 8:3; 9:29; 20:34; Mar 1:41; Mar 8:22), jubah (Mat 9:20-22//Mar 5:27-34; Mat 14:36//Mar 6:56), ucapan jarak jauh (Mat 8:5-13//Luk 7:1-10), tanah liat (Yoh 9:6-7), bayangan (Kis 5:15-16) maupun sapu tangan (Kis 19:12).


Pengolesan minyak di sini kemungkinan memiliki makna simbolis. Tindakan ini menyiratkan perkenanan Tuhan atas orang yang sakit itu. Karena pengolesan ini adalah lambang perkenanan Tuhan, maka yang paling tepat untuk melakukan tindakan ini adalah para penatua, karena merekalah yang sudah dewasa dalam Tuhan. Makna simbolis ini juga didukung oleh penggunaan kata kerja aleipho di Yesaya 40:15 (LXX) yang merujuk pada pengurapan secara simbolis (bukan untuk penyembuhan penyakit)”.[3][5]



Mari kita luruskan pengertian kita sekarang. Pengurapan dalam konteks PB memang masih dilakukan sebagai tanda perkenanan Allah. Dan akhirnya itu juga dilakukan bagi semua orang. Secara khusus dalam konteks orang sakit yang tidak berdaya (sakit parah). Ini adalah salah satu aspek. Aspek yang lain dari kontek ayat ini tentu adalah kesembuhan walau itu bukan prioritas (doa adalah prioritas). Yang kita dapat mengerti kini adalah bahwa minyak untuk mengurapi orang sakit bukanlah faktor terpenting tetapi sekunder. Yang terpenting dari proses ini adalah doa yang sungguh-sungguh dari orang-orang beriman.

Kita disini belajar bahwa semua yang kita lakukan haruslah sesuai dengan Arahan Roh Kudus, jangan jadi rutinitas sehingga kita terjebak oleh roh agamawi, namun minyak urapan itu hanya sebagai simbol dan lambang. Tanpa Kuasa dari Darah Yesus maka semuanya akan sia-sia. Yang terpenting adalah sekarang kita belajar bersekutu dan menjalin persekutuan yang intim dengan Tuhan Roh Kudus. 

Kiranya Tulisan yang saya buat ini menjadi berkat buat pembaca semuanya.



Dari Berbagai Sumber









Komentar

Postingan Populer