Garam Mencegah Kebusukan

Garam Mencegah Kebusukan

By : Lydia Ong 

Baca: Matius 5:13-16 (Matthew 5:13-16)
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5:13).
Panas matahari di Timur Tengah membuat daging cepat busuk, tetapi dengan garam, makanan dapat dikemas, disimpan dan dikirimkan. Tanpa garam dari orang-orang Kristen yang berdedikasi, masyarakat kita akan membusuk. Tanpa garam sebuah budaya akan membusuk. Bakteri virus kejahatan ada di mana-mana, dan tanpa kehadiran orang Kristen, maka tidak akan ada yang mencegah dan mengatasi proses pembusukan.
 
Nenek moyang orang Amerika tahu hal ini, dan karena itulah mereka mendirikan Amerika berdasarkan prinsip-prinsip Kristen-Yahudi. Pada tahun 1774, konggres kontinental yang pertama mengundang Pendeta Jacob Duche untuk membuka setiap sesi dengan doa. Selama Constitutional Convention pada 1787, Benjamin Franklin mengusulkan agar pertemuan ini selalu diawali doa setiap hari. Bukti dari warisan rohani ini terukir pada monumen-monumen kebanggaan dan juga gedung-gedung di Washington DC. Apabila Anda melihat gedung-gedung Washington DC, apabila Anda melihat gedung Senat Amerika Serikat dari arah Timur, Anda akan melihat kalimat ini di pintu masuknya: Annuit Coeptis, kalimat berbahasa Latin, artinya “Allah telah merestui tindakan kita”. Kalimat “In God We Trust” (Kami Percaya kepada Allah) tertulis di pintu masuk bagian Selatan.
 
Calvin Coolidge, presiden AS yang ke-13, menyatakan pengamatannya, “Dasar dari masyarakat kita dan juga pemerintahan kita sangat bergantung pada pengajaran Alkitab, sehingga kita akan merasa kesulitan untuk menopangnya apabila keyakinan terhadap pengajaran itu berakhir sebagai sesuatu yang universal belaka di negera kita itu.”
 
Ada banyak orang Kristen melihat bahwa Allah memberkati Amerika karena warisan iman, tetapi menurut para pengamat poilitik Kristen, justru sekarang ini Amerika berusaha menghapuskan nilai-nilai kekristenan dari arena publik. Dalam proses penghapusan itu, moral bangsa mulai membusuk seperti bangkai binatang di bawah terik matahari yang menyengat. Mestinya dengan keberadaan orang-orang Kristen yang takut Allah, keberadaan Amerika akan berubah karena orang-orang Kristen berfungsi sebagai garam yang mencegah kebusukan.
Bagaimana dengan bangsa kita? Sama tentunya keberadaan kita sebagai orang-orang Kristen akan memperlambat pembusukan dan menjaga kesalehan di dalam masyarakat kita. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Matius 5:13). Mungkin Anda adalah satu-satunya orang Kristen di kantor Anda, atau di kelas Anda, atau di dalam tim olah raga yang Anda ikuti. Ini adalah tantangan dan sekaligus kesempatan. Jangan takut untuk tampil beda. Ingatlah bahwa Anda dapat mencegah kejatuhan pembusukan dan keputusasaan pribadi. Anda adalah garam dunia. — Lydia Ong 
 
Sudahkah Anda menjadi garam dunia?

Komentar

Postingan Populer