Tinggalkan Ketakutan dan Rutinitas Kehidupan

Tinggalkan Ketakutan dan Rutinitas Kehidupan

Pastor Steven Agustinus



 
Dalam langkah profetis yang kita tempuh, bisa saja dan sangat mungkin utk kita hrs melewati perjalanan hidup seperti yang murid - murid Yesus lewati, secara spesifik Petrus. Rasul yang satu ini pernah melewati perjalanan profetis yang tidak lazim, yaitu berjalan diatas air. Suatu hal yang mustahil dan tidak mungkin. Sesungguhnya kisah tersebut, menggambarkan kehidupan orang percaya dalam mengikut Tuhan.

Ada begitu banyak janji Tuhan yang sebenarnya sangat mustahil untuk terwujud dan tidak mungkin untuk kita lakukan, bahkan sangat tidak lazim untuk dilalui. Tetapi bukan berarti tidak bisa. Kisah dari rasul yang pernah menyangkal Yesus tiga kali ini (Matius 14 : 22 - 33) akan mengajar kita banyak hal agar dapat berjalan diatas kemustahilan untuk menggapai apa yang menjadi janji Tuhan :


1. Tinggalkan berbagai ketakutan, dan rutinitas kehidupan (perahu) yang tidak ada realita hadirat Tuhan didalamnya.

Ketika Yesus berjalan diatas air, murid - murid diatas perahu mengira dia hantu. Memang cukup mengerikan. Melihat sosok pribadi yang berjalan diatas air, jam 3 pagi, dalam keadaan terombang ambing badai, dan suasana yang gelap. Mungkin jika saya ada diperahu itu, saya pasti akan bersama - sama murid - murid berteriak, 'itu hantu' !! Padahal, Yesus datang untuk menyelamatkan mereka dari amuk angin yang ada. Sama halnya dengan kita, terkadang perahu kehidupan kita pun bisa bergoncang. Namun ketika Yesus (sang firman) datang mau menyelamatkan kita, justru kita takut. Kita menyangka, pertolongan Tuhan (firman yang datang atas diri kita) akan membuat kita semakin tenggelam. Sehingga tanpa sadar kita menolak pribadi dan maksud pertolonganNya. Ada berbagai pertimbangan manusiawi yang membuat kita menolak pribadiNya atau salah sangka denganNya.


Kita perlu mencontoh Petrus. Walaupun ia juga takut, tetapi ia mengambil keputusan untuk meninggalkan dan keluar dari atmosphere ketakutan yang ada dalam perahu untuk menggapai realita keberadaanNya. Saya rasa, itulah yang harus kita lakukan dalam perjalanan profetis ini. Dalam situasi terombang - ambing, langkah yang paling tepat adalah menanggalkan atmosphere ketakutan dan rutinitas sehari - hari untuk masuk ke dalam realitaNya. Karena tanpa kita melakukan hal tersebut, hidup kita hanya akan terus bergoncang diatas perahu kehidupan yang ada mengikuti 'kemauan alam' (sistem dunia) yang akan membuat hidup kita hancur dan tenggelam. 


2. Jika Petrus sempat takut ketika melangkah diatas air, maka kita harus sebaliknya. Berjalan diatas air memang tidak lazim bagi manusia. Tetapi sangatlah rasional bagi ciptaan baru. Karena ketika Petrus mau melangkah dan Yesus mengajaknya untuk melangkah keluar dr perahu, sesungguhnya Petrus sdg berjalan diatas firman, bkn diatas air.... Firman sifatnya pasti dan tidak tergoncang. Yang perlu kita lakukan hanyalah percaya saja dan tetap melangkah. Dan jangan ijinkan satu pun ketakutan dan pertimbangan manusiawi masuk ke dalam diri kita. Karena ketakutan akan selalu membuat kita perlahan tapi pasti jadi mulai tenggelam dari perjalanan profetis yang ada. Jika karena satu dan lain hal akhirnya kita jadi takut, dan mulai tenggelam, maka contohlah Petrus. Berteriaklah hanya kepada Tuhan, berseru - serulah dihadapanNya. Karena memang biasanya Tuhan ijinkan kita mulai tenggelam agar kita alami perubahan drastis dan dramatis. Yang tadinya Petrus menganggap Yesus hantu, justru disaat itulah Petrus menyadari bahwa Yesus adalah Tuhan sebagai pribadi satu - satunya yang sanggup menolongnya.

3. Percayalah bahwa segala sesuatu yang terjadi ada dalam kendali dan kontrol Tuhan.

Dalam perjalanan profetis ini, seringkali ketika menghadapi tantangan dan permasalahan seolah dunia akan segera kiamat. Membuat kita panik, khawatir, cemas dan rasanya mau mati. Padahal bersama Tuhan ada hari esok yang penuh pengharapan, sebab Dia Tuhan yang hidup. Asalkan kita mau tetap tenang dan percaya penuh kepada Dia, maka segala sesuatunya pasti akan tetap terkendali. Bagian kita sebagai orang percaya sangatlah sederhana, percaya saja !! Namanya juga ORANG PERCAYA. Jelas saja kita harus terus berjalan dalam kepercayaan kepada firmanNya.


4. Badai yang datang atas murid - murid bertujuan untuk mengekspos kedegilan hati mereka dan membuka pintu untuk Yesus masuk menegur dan mengoreksi dasar keyakinan mereka yang tidak akurat, yang membuat mereka terus hidup dalam ketakutan.

Seringkali Tuhan ijinkan perahu perjalanan profetis kita bergoncang dan hampir tenggelam agar kehidupan kita yang tidak akurat dapat timbul kepermukaan untuk dikoreksi dan dibenahi.


Matius 14:31 (TB) Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Markus 6:51-52 (TB) Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. 

Dalam teks terjemahan sederhana Indonesia, kata degil ditulis dengan kalimat 'hati dan pikiran mereka masih tertutup'. Maksudnya adalah, pola kehidupan dan perbuatan - perbuatan Yesus yang ajaib masih belum bisa diterima oleh mereka sebagai pola kehidupan satu - satunya. Mereka masih menganggap, itu sulit untuk dipraktekkan dan tidak mungkin dilakukan oleh mereka sbg muridNya.

Sama halnya dengan kita. Pola kehidupan yang mendatangkan penyertaan Tuhan yang ajaib atas hidup kita sudah diberikan Tuhan melalui bapa rohani yang akurat dan terhubung ke surga, namun hati kita masih saja 'degil'. Menganggap itu hal yang mustahil untuk dilakukan. Alhasil karena kasih setiaNya, Ia mengijinkan badai kehidupan datang untuk mengekspos kedegilan hati tersebut. Semua itu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Sehingga tangan Tuhan dapat dengan mudah masuk membedah diri kita; mengoperasi dan membuang kedegilan hati yang selama ini merusak diri kita. Bagian kita hanya bertobat, taat saja dan jangan berontak dalam proses operasi. Dengan demikian perahu kehidupan kita akan diisi oleh realita hadiratNya yang memimpin perjalanan profetis yang ada dari satu kemuliaan kepada kemuliaan. ‪#‎AkuCintaTuhan‬ (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer