Suara Tuhan dan Langkah Ketaatan Kita

Suara Tuhan dan Langkah Ketaatan Kita

Pastor Steven Agustinus

 
Setiap suara Tuhan mengandung makna dan arahan, arahan wajib diresponi dengan langkah ketaatan. Setiap langkah ketaatan selalu disertai Tuhan.

Kesalahan fatal sebuah langkah ketaatan adalah gagal melangkah.


Berikut hal-hal yang menjadi penyebab kegagalan seseorang melangkah dalam ketaatan :


1. Pikiran yang belum mengalami pembaharuan, muncul ketidak percayaan terhadap suara Tuhan yang kita dengar.


Dengan setiap kita dipulihkan sarana komunikasi dengan Tuhan, seharusnya setiap kita tidak mengalami kesulitan untuk mendengar suara Tuhan. Setelah mendengar suara Tuhan inilah yang menentukan apakah kita melangkah mengikuti arahan atau tidak, seringkali hati kita sudah mengkonfirmasi "ya". Namun pikiran kita masih belum berhasil diyakinkan. Pengalaman masa lalu, kebiasaan kebiasaan dalam menganalisa, kebiasaan mengambil keputusan bahkan kepasifan pikiran menyebabkan kita terhambat untuk mentaati Tuhan. Kita masih harus bergumul dengan pikiran pikiran kita sendiri.


Terlebih lagi apabila Tuhan menyampaikan suaraNya melalui orang lain, entah itu bapa rohani, saudara saudari sesama anak, pimpinan didalam pekerjaan, yang adalah orang orang yang sudah kita kenal, maka mental blok akan bermain di pikiran kita. Kita sudah punya ekspektasi tertentu seandainya si A yang bicara, kalau si B akan begini, si C pasti begitu. Mental blok ini benteng palsu yang dibangun untuk menutup suara Tuhan.


Selain mental blok, seringkali muncul pertanyaan benar atau salahnya suara tersebut......pikiran kita berputar putar diarea ini membuat kebingungan demi kebingungan. Terlebih lagi apabila suara yang datang atas kita sepertinya berseberangan dengan apa yang selama ini kita ketahui.


Cara untuk menanggulangi ketidakyakinan kita dalam hal ini adalah:


a. Meminta roh kudus menolong kita untuk memberikan pemahaman akurat mengenai suara tersebut. 


b. Dengan melihat buah buah roh yang telah dihasilkan dari orang yang berbicara. Hal ini akan membungkam mental blok yang muncul.


c. Prinsip hirarki dalam rumah rohani. Suara orang diatas kita, baik bapa rohani maupun pemimpin yang diangkat bapa rohani menjadi suara prioritas yang harus didengar.

2. Keinginan melangkah dalam idealisme.


Kecenderungan banyak orang adalah baru akan melangkah setelah syarat syarat tertentu dipenuhi. Salah satu syarat yang sekilas terlihat baik,mtetapi setelah direnungkan lebih lanjut ternyata membawa dimensi kekeliruan adalah kita menghendaki mengetahui apa tujuan akhir dari suara Tuhan tersebut.
Adalah kedaulatan tangan Tuhan kalau Dia berkehendak menunjukkan tujuan akhir sebuah perjalanan profetis. Namun ada begitu banyak hal yang Tuhan tidak akan singkapkan pada level kita saat ini, karena kalau Tuhan singkapkan pasti kita tidak "siap". Ada begitu banyak kita yang maunya tahu terlebih dahulu baru mau melangkah, ini adalah pengalihan issue yang efektif unuk membuat seluruh keberadaan kita dalam posisi wait and see sehingga pada akhirnya kita gagal dalam melangkah.


Selama kita masih memiliki konsep harus tahu terlebih dahulu, semakin kita bersikeras dengan sikap hati seperti ini, suara Tuhan akan semakin tidak terdengar, karena sikap hati keliru ini justru membawa kita meleset dari frekwensinya. Namun apabila tidak kita sadari, justru ini menjadi penyebab kita tidak melangkah.


Kalaupun Tuhan menunjukkan tujuan akhirnya, bersyukurlah akan hal itu artinya didapati kita sudah "siap"
Melangkah dengan iman seperti seorang yang matanya ditutup oleh sebuah benda anti tembus, dimana kita tidak perlu melihat tujuan kita berjalan. Tetapi kita tahu pasti Tuhanlah yang menuntun kita satu langkah demi satu langkah. Dan yang lebih pasti lagi ujung perjalanan kita bukan jurang maut.
Prinsip kebenaran : dengar, percaya, dan melangkah tanpa syarat.

3. Pengalihan issue si jahat melalui kecenderungan hati kita yang keliru.

Langkah ketaatan selalu meninggalkan jejak langkah kaki. Seringkali kita tergoda untuk melihat ke belakang, untuk melihat jejak langkah kaki kita sendiri.
Tindakan ini memberi pengertian : melihat apakah ada pujian, apakah ada penghargaan, apakah ada hadiah, apakah ada upah, apakah ada tepuktangan, apakah ada promosi, apakah ada ucapan terima kasih atas apa yang sudah kita lakukan.
Tatkala kita melihat kebelakang inilah musuh bermain, pengalihan issue paling efektif bekerja. Dalam satu takaran tertentu akan terlihat sebagai kewajaran.....namun yang pasti justru musuh berhasil menanamkan benih ilalang dalam hidup kita. Sampai skala tertentu baru akan terekspos keberadaan kita yang telah menjadi ilalang, yaitunketika musim berbuah.
Kecenderungan hati manusia tentu senang dipuji dihargai. Seringkali justru tindakan umat kristen menunjukkan kemunafikannya, bukan saya.....tetapi Tuhan, tetapi sesungguhnya hanya untuk menutupi keberadaan dirinya yang suka dipuji dan dihargai.
Perlu ketulusan murni untuk menjagai setiap kita dari godaan ini. Titik persoalan bukan pada si jahat, tetapi pada kita yang memberi akses sijahat masuk.

Bahkan promosi promosi yang Tuhan akan berikan sebagai "hadiah" atas setiap langkah ketaatan kita tidak boleh menjadi tujuan kita, tidak boleh menjadi daya dorong kita melangkah lebih lanjut, tidak boleh menjadi patokan passion ilahi.
Prinsip kebenaran : fokus pada langkah berikutnya. #AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer