MENCAPAI GARIS AKHIR

MENCAPAI GARIS AKHIR

Hanna Cherry Eliezer

Sebagai seorang hamba Tuhan yang masih yunior dalam pelayanan, Brian Bailey hidup dan melayani di sebuah kota di Amerika. Masa-masa itu adalah era permulaan dari Gerakan Kharismatik, dimana orang-orang masih bingung dengan yang namanya Baptisan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh. Masyarakat Kristen yang ada di kota itu terpecah-pecah karena masalah tersebut. Brian Bailey berada di tengah-tengah kemelut itu, dia menemukan dirinya terjepit diantara kontroversi yang ada.

Suatu malam ketika tekanan akibat masalah tersebut begitu berat, ia berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, saya sudah cukup menderita, ambil saja nyawaku!"

Dan Tuhan menjawab doanya, rohnya keluar meninggalkan tubuhnya.


Ia melihat dirinya keluar dari tubuhnya, terbang tinggi menuju Surga. Setibanya di Surga, kepadanya diperlihatkan seluruh kehidupannya yang terbentang seperti sebuah film singkat. Ia melihat seluruh peristiwa hidupnya terekam dalam film tersebut. Sejak bayi, masa kanak-kanak, masa remaja - sampai saat ia 'meninggal dunia'.


Tetapi sebelum film itu berakhir, dia melihat ada bagian-bagian yang kosong.

Beberapa saat kemudian barulah ia menyadari bahwa betapa sedihnya meninggal dunia sebelum waktunya. Meninggal sebelum seseorang itu menggenapi tugasnya. Ternyata masih ada banyak hal yang Tuhan rancangkan dalam hidupnya yang belum tergenapi.


Tuhan membuat dia sadar bahwa yang terpenting bagi dia (dan juga bagi semua kita) bukanlah untuk sekedar lolos masuk Surga, tetapi juga untuk menggenapi panggilan-Nya atas kehidupan dan pelayanan kita, mencapai puncak destiny kita.


Jika tidak, kita tidak akan siap mengambil posisi kita di Surga kelak. Kita akan menduduki tempat yang lebih rendah daripada yang seharusnya, dan akan terpaksa menyerahkan mahkota kita kepada orang lain.

Ia kemudian mengerti bahwa di hadapan Tahta Penghakiman Kristus, akan ada banyak orang Kristen yang akan meratap dengan sedihnya ketika mendapati bahwa upah kekal yang seharusnya mereka peroleh ternyata gagal mereka raih, karena mereka telah digantikan oleh orang lain.

Sehingga di dalam Wahyu 3:11, Tuhan Yesus menasehatkan kita supaya memegang teguh apa yang telah Tuhan berikan kepada kita "supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu".


Sebuah panggilan bukanlah undangan, tapi sebuah perintah untuk menghadap Sang Hakim Agung dan mempertanggung-jawabkan apa saja yang telah kita lakukan dengan hidup, waktu, talenta, dan harta milik kita. Pekerjaan kita di bumi ini mempersiapkan kita untuk menjalankan suatu posisi kekal di dalam hidup kita yang akan datang.

Tentunya karena kasih karunia-Nya semata-mata, Brian Bailey bisa kembali dari "kematiannya" untuk menceritakan kepada kita malam yang menakjubkan itu.

Sejak itu, khotbah-khotbah maupun pengajarannya selalu memotivasi umat Tuhan untuk menjadi para penuntas.

Rasul Paulus adalah seorang penuntas, ia berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil pada harinya .. " (2 Tim 4:7-8). Yesus Kristus, Tuhan kita, dalam doaNya kepada Bapa mendeklarasikan, "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi ini dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya" (Yoh 17:4).


Renungkan kembali tentang tujuan akhir hidup anda. Selama masih ada waktu, kita tidak tahu kapan waktunya. Tetapi jangan ingin cepat mati sebelum anda menyelesaikan tugas yang telah Tuhan berikan atas hidup anda. Jangan ingin mati sebelum anda mencapai puncak destiny-mu. Hidup ini hanya sekali ... sesudah itu kita dihakimi.

Ayo, jadilah seorang penyelesai, jadilah Generasi Penuntas, capailah garis akhir dengan kuat .. Finish Strong!! 😇
#janganmintapulangsebelumwaktuNya

Komentar

Postingan Populer