Mental Raja

MENTAL RAJA


Hari-hari ini Tuhan sedang membukakan banyak hal bahwa banyak anak-anak Tuhan yang tidak mengerti untuk membedakan antara hati hamba dengan mental budak. Alkitab menceritakan dengan sangat jelas perbedaan antara hati hamba dan mental budak. Yusuf adalah salah satu contoh orang yang memiliki hati hamba. Yusuf boleh ada di dalam penjara dan di rumah Potifar tetapi hal itu tidak membuat mentalnya ikut terpenjara karena Yusuf memiliki mental raja. Daud mungkin pernah menjadi bujang dan pembawa senjata Saul, dikejar-kejar musuh hingga harus tinggal di dalam gua tetapi hal itu tidak membuat mentalnya menjadi mental budak.
Daud berkarakter ilahi bahkan Daud seirama dengan hati Tuhan. Ester adalah seorang buangan tetapi dia tidak memiliki mental budak karena ia memiliki mental seorang mempelai. Elisa selama 13tahun menjadi abdi Elia tetapi ia memiliki mental rasul.

" Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada Tuhan"
(Keluaran 14:10)

Ciri pertama dari mental budak adalah takut. Alkitab jelas berkata bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan. Dalam kitab Wahyu dijelaskan bahwa orang yang masuk neraka salah satunya adalah penakut. Banyak orang berpikir ketakutan adalah hal yang wajar dan tidak berdosa padahal ketakutan adalah dosa kecuali takut akan Tuhan. Ada ribuan orang yang tidak berani pergi menginjil karena takut, tidak diberkati karena takut memulai usaha yang baru dan tidak berani mengambil tanggung jawab hanya karena ketakutan. Ketakutan bukan hal yang sepele karena takut adalah sebuah pilihan.
dan mereka berkata kepada Musa: " Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?"
(Keluaran 14:11)

Ciri dari mental budak yang kedua adalah selalu menyalahkan orang lain. Tidak ada yang memaksa mereka untuk mengikuti Musa keluar dari Mesir. Pilihan tetap ada dalam tangan mereka namun demikian mereka saja menyalahkan Musa karena keadaan mereka. Orang yang memiliki mental budak akan selalu menyalahkan orang lain, pemimpin, keadaan dan selalu merasa jadi korban. Seharusnya kitalah yang memegang kendali dengan apapun yang di sekitar kita dan jangan biarkan sesuatu apapun mengendalikan hidup kita.

Saya masuk SD dg 95% berisi orang pribumi dan mereka memiliki citra buruk tentang orang keturunan chinese. Begitu mereka melihat wajah saya, mereka langsung berkata, "China ya?" padahal mereka masih berumur 6tahun. Beberapa  teman saya yang keturunan China menjadi sangat tertindas dan berjalan dengan tertunduk. Saya bersyukur Tuhan membiarkan saya memiliki mental raja, Dia berkata, "Daud juga tertindas di negeri orang Filistin tetapi dia tetap menjadi pemimpin. Yusuf juga tertindas tetapi dia juga jadi pengelola dan pegang kendali atas segala sesuatu di negeri Mesir".

Saya masih ingat saya kelas 2 SD di mana ayah saya tidak mampu membelikan saya sebuah tas. Hari itu saya harus memakai tas kresek ke sekolah. Saya harus memilih apakah saya berjalan sambil menyembunyikan tas kresek di belakang saya dan semua orang akan bertanya, "kenapa pakai tas itu? tas kamu jebol ya? kamu tidak punya uang ya?" tetapi saya mengambil keputusan yang berbeda. Hari itu saya berjalan dengan langkah yang berani dan saya goyangkan tas kresek itu hingga berbunyi lalu teman-teman saya mulai bertanya, "kenapa kamu pakai tas itu?" Saya menjawab dengan lantang, "kita isengin guru yuk, kita pakai tas kresek supaya nanti kalau gurunya mulai membosankan, kita bunyikan tas kreseknya dan kita lihat reaksi guru kita". Besoknya hampir tiga kelas memakai tas kresek semua dan membuat guru marah besar, saya tersenyum dan berkata, "tetap saya yang pegang kendali dan bukan mereka".

Cerita lain lagi, saat itu semua wajib mengenakan sepatu sementara ayah saya tidak mampu membelikannya. Akhirnya saya membeli sepatu sandal Bata yang bagian depannya terbuka, saat itu harganya sekitar tiga ribu rupiah. Saya yakin kalau saya jalan dengan kepala tertunduk maka semua teman saya akan berkata, " kamu tidak punya uang ya? jadi kamu beli sepatu Bata dan pakai sepatu yang terbuka". Maka saya membuat keputusan berbeda, saya jalan dengan bangga dan saya tunjukkan ke semua teman saya. Mereka bertanya, " kenapa kamu pakai sepatu itu? itu kan sepatu jelek?", maka saya menjawab, "memang ini sepatu terjelek yang saya pernah lihat". Lalu mereka bertanya lagi, " terus kenapa dipakai?", lalu saya terangkan, "pertama, enak karena dingin dan yang kedua supaya kalau kita bosan kita bisa ganti dengan sepatu yang lain dan yang lama bisa kita kasih ke orang lain, coba kalau kita pakai sepatu yang mahal pasti kita tidak bisa ganti sepatu sebulan sekali". Saya bicara dengan sangat meyakinkan dan sekali lagi mereka semua mengikuti saya untuk mengenakan sepatu Bata. Jangan saudara pikir Tuhan tidak suka keisengan. Saya telah mendengar dan merasakan Tuhan sejak saya berusia 8tahun dan saat kejadian itu saya bisa merasakan Tuhan tersenyum dan berkata, " itu putriKu".

Saya pergi ke Belanda pada saat saya berusia 17tahun dan di sana tidak ada siapapun yang kami kenal dan mengenal kami. Saat itu gereja di Belanda dalam keadaan sangat mati, di mana-mana tidak ada api lawatan bahkan baptisan Roh Kudus pun tidak ada. Saat itu saya bisa memilih jadi produk masyarakat yang menjadi suam-suam kuku atau saya menjadi orang yang membawa solusi. Saat itu saya ambil keputusan untuk bertindak dengan doa keliling, buat persekutuan dimulai dengan 3orang hingga Tuhan mulai kirimkan hamba Tuhan dan revival terjadi di sana. Sekali lagi, kalau kita bermental budak kita akan menjadi orang yang menyalahkan keadaan atau kita bermental raja-raja dan membawa solusi karena Tuhan berkata, "nak sangat mudah bagiKu untuk melawat satu bangsa asal ada satu orang saja yang mau berdiri untuk bangsa itu."

"dan berkata kepada mereka: " Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
(Keluaran 16:3)

Ciri yang ketiga dari mental budak adalah mementingkan makanan tanpa mempedulikan hal lain. Ada orang yang disuruh menjarah dan menjawab, "tidak penting Tuhan, yang penting sekarang aku duduk dan makan", atau ketika disuruh bekerja malah menjawab, " tidak penting, yang penting sekarang aku duduk dan makan sampai kenyang."

Saya pernah mendengar cerita dari seorang kaya yang membuat saya sedih. Orang ini selalu berpikiran negatif dan berkata kepada saya, "sekarang usaha ini berjalan tapi ya tidak tahu mungkin 5tahun lagi akan bangkrut", lalu saya jawab, " ya kalau begitu coba buka usaha baru yang lain" dan dia hanya berkata,
"ya sudahlah, yang penting cukup untuk sebulan".

" Musa berkata kepada mereka: "Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi. " Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka.
(Keluaran 16:19)

Ciri keempat dari mental budak ini adalah susah untuk belajar dan mengerti.

Hal serupa juga terjadi pada bangsa Israel sehingga membuat Musa sangat marah. Orang yang bermental budak adalah orang yang harus diawasi dan hanya dengan hajaran baru bisa mengerti.
Saya ambil contoh, di Mahanaim ada tempat-tempat tertentu yang ketika pemimpinnya tidak ada maka semua anak buahnya juga tidak ada. Saya datang je sana dan keadaannya kosong, lalu saya bertanya, "kemana semua?" dan mereka menjawab sambil cengar-cengir, "pemimpinnya pergi Bu, ya jadi kami ikut pergi makan-makan dan jalan-jalan".

Ada banyak orang yang tidak pernah mau belajar. Empat kali tidak memberi perpuluhan dan mulai bangkrut tetap tidak mau belajar. Tidak belajar berperang lalu penyakit datang tetap tidak mau belajar. Kita harus belajar bahwa alam roh sangat menentukan lebih dari alam jasmani.

-----Saudara butuh tekad untuk melawan ketakutan apapun itu.....jangan bermental budak dengan menyalahkan orang lain dan keadaan di sekeliling. Ambil keputusan untuk berkata, " tidak, aku bukan produk dari keadaan di sekitarku, aku produk Tuhan Yesus sendiri, aku selalu punya pilihan dan yang boleh mengendalikan aku hanya Tuhan Yesus sendiri".
(Ev. Mikhael Indriati Tjipto)

" Saat orang lain melihat bahwa kita bermental raja maka orang akan menyerahkan segala kekuasaan di tangan kita karena mereka melihat apapun yang kita kerjakan selalu berhasil."

Komentar

Postingan Populer