Love Sex And Dating

Love, Sex, dan Dating (disingkat LSD) sudah tidak asing bagi kita kaum muda. Tetapi apakah LSD  yang kita lakukan sudah sesuai dengan kehendak Allah atau belum. Maka pada kesempatan ini saya akan menyampaikan bagaimana LSD menurut Firman Tuhan.

1.      Pergaulan Pra Pacaran
Pada masa sekarang ini para remaja banyak menghadapi  tantangan untuk menentukann sikap dalam pergaulan pra pacaran. Tanpa sikap yang jelas dan benar, mereka akan memasuki masa pacaran dengan kebingungan peran dan ketidakpastian arah. Bahkan bisa terjadi mengisi masa pacaran dengan hal-hal yang merugikan sehingga mereka tidak mempunyai kesiapan pernikahan kristen yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Memang setiap manusia termasuk remaja mempunyai kebutuhan sek dan kebutuhan sosial. Tetap akan sangat membahayakan bila remaja melihat dan menginginkan teman lawan jenisnya semata-mata sebagai objek pemuasan seksuilnya saja. Hal ini bisa terjadi karena rusaknya hubungan kita dengan Allah karena dosa (Lihat Kej. 2:25 dan 3:7).
            Fase Pra Pacaran adalah fase yang sangat kritis di mana tanpa bimbingan dan pengenalan yang benar akan kebenaran Firman Tuhan, remaja akan tergelincir dalam kesalahan-kesalahan yang bisa membawa pengaruh buruk sepanjang umur hidup mereka.
            Oleh karena itu, sebagai remaja kristen mereka harus menyadari bahwa hidup mereka milik Tuhan dan Tuhan mempunyai rencana atas hidup mereka. Ada dua hal yang harus mereka sadari :
1.      Insting harus dapat dikontrol.
Rasa tertarik pada beberapa teman lawan jenisnya dengan alasan apapun juga harus dikenali sebagai insting yang tidak identik dengan kehendak Tuhan.
2.      Kita membutuhkan pimpinan Tuhan, artinya :
a). Menyadari bahwa “keinginan hati” kita tidak selamanaya baik dan benar. Oleh karena itu kita dapat bergaul dengan siapa saja.
 b). Menyadari bahwa hidupnya milik Tuhan dan sedang berada dalam proses penyucian.
       Contoh : Si A bergaul dengan B,C,D,dan E sebagai saudara seiman. Melalui proses pergaulan yang benar inilah Tuhan bekerja ikut campur, sehingga satu demi satu dinyatakan olehnya apakah dia orang tepat atau tidak.

II.                Mulai tertarik dengan Lawan Jenis
Ciri-cirinya :
1.      Pipi yang memerah :
Pria tertarik pada wanita  (sebaliknya) ketika saling pandang akan mengencangkan otot-otot perutnya, berdiri lebih tegak dan sedikit membusungkan dada – yang mengalir ke bagian wajah disebabkan karena pembuluh-pembuluh darah yang agak melebar sehingga wajah terlihat kemerah-merahan (juga terjadi ketika sedang marah atau malu).
2.      Kontak Mata
Seorang yang tertarik pada kita akan memandang mata kita lebih lama. Cara mengetahui : Pria/wanita memandang lawan jenisnya, bila dia tertarik, dia memandang agak lama atau mencuri pandang mungkin juga ditambah dengan  senyum.
3.      Jamahan.
Jika kita mulai tertarik pada seseorang, kita ingin dekat pada orang itu dan ingin menjamahnya. Jamahan ini juga digunakan seseorang untuk mentest dan bertanya pada kita, “aku naksir kamu, apakah ada balasan?”. Misal: Berjabat tangan lama.




4.      Cara berbicara
Karena dipengaruhi oleh emosi kita, sehinga kita gugup karena berada dekat dengan orang yang manerik hati kita, cara berbicaranya menjadi terbata-bata, kacau, ragu, tidak bisa berkosenterasi dengan baik. Hal ini disebabkan karena kita tertarik dengan orang itu.

Catatan : Di dalam Kekristenan, kita tidak boleh mempermainkan perasan orang lain, apalagi dengan sengaja “memberi hati” kepada banyak orang. Kita sadar bahwa patah hati sungguh-sungguh sakit rasanya. Oleh karena itu, bila kita tidak menaksir orang yang menaksir kita, maka kita harus mengambil langkah-langkah untuk menetralkan perasaannya dengan mengatur respon kita sesuai dengan kehendak kita. Berilah sinyal-sinyal bahwa ia tidak lebih istimewa dibanding dengan teman lain.

Peringatan :
1.      Jangan berani memasuki fase pacaran, kalau belum berani bertekad mengerjakan “rasa simpati” dan “rasa mantap” menjadi Trust.
2.      Tetaplah dalam fase  “menjalin hubungan sebagai sahabat saja” kalau punya rasa simpati dan belum jelas pimpinan Tuhan.

III.       Bagaimana Menemukan Pasangan Hidup dari Allah ?
1.      Ada beberapa syarat yang penting dalam memilih pasangan hidup, yaitu:
a.       Harus yang seiman (II Kor. 6:14-7:1) yaitu sudah lahir baru.
b.      Memiliki kedewasaan.
1.      Dewasa Jasmani
Apakah siap untuk berdiri sendiri baik secara finansil maupun secara tanggung jawab ?
Apakah siap untuk menghadapi gesekan-gesekan yang terjadi karena perbedaan temperamen, latar belakang budaya, kebiasaan, dsb.?
Apakah dengan memperoleh pasangan hidup akan dapat membantu saya mencapai keberhasilan atau sebaliknya (dalam kuliah, pekerjaan dan pelayanan).
2.      Dewasa Rohani
- Memiliki roh yang takut akan Tuhan serta bertumbuh secara rohani.
- Memiliki karakter yang baik.
- Pria harus yang bertanggung jawab dan dapat memimpin.
- Wanita harus ada penundukan diri serta hati yang lembut.
3.      Waktu Tuhan (Pkh 3:11) – beri waktu untuk berdoa.
4.      Pribadi yang bersangkutan harus yakin bahwa pasangannya dari Tuhan.
2.      Syarat –syarat lain yang perlu diperhatikan  :
1.      Pendidikan
2.      Status Sosial
3.      Latar Belakang
3.    Carilah Kehendak Allah dengan Benar.
1.      Cara yang Salah
a.       Menggunakan Alkitab sebagai buku Nujum
b.      Pergi pada orang-orang yang bernubuat untuk minta dinubuatkan.
c.       Minta tanda dengan cara yang salah.
2.      Dengan Cara Benar
a.       Kehendak Allah dinyatakan di di dalam FirmanNya.
b.      Hanya kalau Allah diberi tempat yang benar saja, maka semuanya akan mendapat tempat yang benar.
c.       Doa tidak boleh merupakan usaha untuk membelokkan kehendak Allah agar sesuai dengan kehendak kita.
d.      Doa harus selalu menjadi usaha untuk menyerahkan kehendak dan keinginan kita kepada kehendak dan keinginan Allah.




III.             MEMASUKI MASA PACARAN

Ada 2 Cara berpacaran, yaitu :
1.   Pacaran Ala Dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Coba-coba : Sering  kita yang masih muda-muda ini ngak sadar bahwa gonta-ganti pasangan itu tidak sesuai Kebenaran Firman Tuhan lho, alasannya kita bikin sakit hati orang lain.
b.      Fokusnya Cuma ama tubuh dan jiwa
Tuhan mau kita ngak hanya fokus sama tubuh dan kesenangan-kesenangan jiwa kita aja, tetapi pelan-pelan kita musti fokus sama apa yang Tuhan mau.
c.       Penuh Hawa Nafsu (Nempel terus kayak perangko)
Bukan hanya sampe hubungan sek, tapi raba-raba juga sebenarnya udah ngak bener, kalau kita benar sama pasangan kita dan hormat ama Tuhan, maka kita musti belajar sabaruntuk hal-hal yang belum waktunya, kasih itu juga artinya sopan. Hati-hati iblis berusaha supaya kita terbawa arus dari film-film, ngikuti hawa aafsu dan gaya hidup yang tidak benar.

Pacaran orang kristen yang benar selalu ditandai dengan :
1.  Cinta yang objektif :
a.       Butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang
b.      Selalu memikirkan kebaikan orang yang dicintai karena dasar cintanya adalah kasih
c.       Didasari dengan komitmen atau janji untuk hidup kudus
d.      Subyeknya : orang yang dikasihi.
2.   Cemburuan yang positif :
artinya mereka tidak boleh menuntut “sesuatu” yang bukan atau belum menjadi haknya (hubungan sek, wewenang mengatur hidup pacarnya). Tetapi mereka harus menuntut apa yang menjadi haknya, misalnya : kesempatan untuk dialog.
3. Kasih yang realistis bukan kasih romantis.
    Artinya Muda-mudi yang berpacaran biasanya terjerat pada cinta yang romantis yaitu kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa kehidupan ini manis semata-mata . Ujilah Apakah kata-kata dan janji-janjinnya dapat dipercaya ?, Apakah dia memang orang yang begitu sabar, perhatian, penuh tanggung jawab seperti yang selama ini ia tampilkan ? Apakah realita hidup akan seperti ini terus (penuh cumbu rayu, rekreasi, jalan-jalan, cari hiburan ?
4.  Dialog Center / menekankan dialog
     Banyak orang yang berpacaran berpusat pada aktivitas belaka (nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, dsb) sehingga pacaran 10 tahunpun tetap merupak dua pribadi yang tidak saling mengenal.

Saran-saran Praktis yang perlu diperhatikan :
1.      Cara menjaga kekudusan dalam masa Pacaran :
a.       Persekutuan dengan Tuhan harus dipelihara, jangan kendor.
b.      Hindari hubungan/kencan yang terlalu intim (tambah lama tambah dekat)
c.       Perhatikan tempat dan waktu
Hindari : - Selalu berduaan saja
               - Rumah yang kosong
               - Tempat-tempat yang gelap/sepi/kamar.
               - Pergi ke luar kota berdua tanpa ada orang lain yang ikut.
d.      Jangan merangsang pasangan anda, pakailah pakaian yang sopan serta hindarilah sentuhan-sentuhan yang mengakibatkan rangsangan.
e.       Jauhkan benda-benda bacaan dan tontonan yang merangsang nafsu seks.
f.       Jangan bereksperimen dalam petualangan roman dan seks.
g.      Arahkan pembicaraan pada hal-hal yang menyangkut masa depan bersama.
h.      Mintalah pengarahan pada hamba-hamba Tuhan.





2.      Hal-hal yang boleh dilakukan
a.       Pegangan Tangan, jikalau diperlukan jika tidak jangan.
b.      Memberi ucapan terima kasih.
c.       Saling memperhatikan
d.      Saling memuji dan membangun.
e.       Berdoa bersama
f.       Sharing hal-hal rohani
g.      Refresing bersama
h.      Keterbukaan pada masalah-masalah kehidupan.
3.      Jangan bertengkar secara berlarut-larut.

IV.   Apakah dalam Masa Pacaran boleh ada keterlibatan Seksuil ?

Banyak orang berpikir bahwa seks adalah alat kelamin dalam arti semata-mata hubungan badan. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa manusia diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan  yang berbeda satu dengan yang lain (Kej. 2:18-25). Jadi Seks bukan cuma alat kelamin dan emosi yang menyertainya tetapi seutuhnya termasuk perannya, cara berpikirnya, tingkah lakunya, ekspresi dirinya. (Bndk. Matius 5:27-28). Dalam masa berpacaran  orang sering terlalu bebas (free seks) sampai  tidak terkendali yang berdampak secara negaif yang sangat membahayakan kehidupan kita. Ada suatu penelitian dari para ilmuwan yang meneliti akibat dari seks sebelum menikah.

1.      Seks sebelum nikah ternyata biasanya ngak jadi menikah. Jadi jangan percaya deh dengan rayuan gombalnya.
2.      Seks sebelum nikah senderung mengalami pernikahan yang kurang bahagia.
3.      Seks sebelum nikah lebih besar kemungkinannya untuk melakukan penyelewengan, alias gampang serong/selingkuh, setelah mereka menikah.
4.      Seks sebelum nikah ternyata lebih banyak yang bercerai setelah menikah, daripada mereka yang memilih menjaga kekudusan.
5.      Seks sebelum nikah sering dihantui dengan perasaan bersalah, rasa takut dan rendah diri sehingga mengganggu kehidupan seks mereka ketika mereka sudah menikah.
6.      Pria-pria yang melakukan Seks sebelum nikah selalu ingin berhubungan dengan seks dengan wanita baru.
7.      Banyak orang yang merasa harus menikah dengan siapa dia sudah berhubungan seks , tetapi akhirnya mereka tidak bahagia.
Wanita yang sudah melakukan Seks sebelum nikah biasanya akan lebih sulit untuk menemukan pasangannya.

Komentar

Postingan Populer