PEMAHAMAN CINTA BERDASARKAN SUDUT PANDANG BERBEDA

LOVE DATING and SEX




 PEMAHAMAN CINTA BERDASARKAN SUDUT PANDANG BERBEDA


CINTA MENURUT MASYARAKAT PADA UMUMNYA.
 
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.


Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda.( Wikipedia Version)


 CINTA / KASIH MENURUT PANDANGAN KRISTEN
“God is Love”, Allah adalah kasih atau cinta. I Yoh 4: 8 mengatakan,”Barang siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah Kasih,” jadi cinta atau kasih itu sendiri berasal dari Allah. Allah mengasihi kita dan ingin supaya kita mengasihi sesama karena hanya kasih yang dapat merekatkan kita dengan sesama. 
Terdapat 4Jenis Cinta (Kasih) yaitu...

1. Kasih Eros

Di dalam kasih eros ada unsur perasaan, emosi dan kehangatan. Kasih eros merupakan suatu hal yang positip karena eros adalah pemberian Allah. Adalah wajar kalau setiap orang memiliki kasih eros, tetapi setiap kita harus berhati-hati dengan sifat eros yang tidak stabil. Karena sifatnya yang tidak stabil maka eros tidak bisa dijadikan dasar bagi suatu hubungan yang baik di dalam mencintai seseorang, karena hubungan itu tidak akan bertahan lama. Orang yang didominasi oleh kasih eros akan cenderung dikuasai oleh nafsu erotisnya yang selalu ingin dipuaskan. Karena itu dengan pertolongan Roh Kudus setiap kita diharapkan mampu mengontrol kasih eros yang ada di dalam diri kita masing-masing.

2. Kasih Philia

Philia adalah kasih persaudaraan yang di dalamnya juga ada unsur perasaan, emosi, kehangatan dan kesetiakawanan (Roma 12:10; Ibrani 13:1). Kasih yang mendasari hubungan antara teman ini pun tidak begitu stabil. Hal ini terlihat dari banyaknya permusuhan atau perselisihan yang terjadi antar teman.

3. Kasih Storge

Kasih storge adalah kasih karena ikatan darah, misalnya antara ibu dan anak, dua orang bersaudara, atau ikatan darah lainnya. Sifat kasih storge ini mirip dengan kasih philia.

4. Kasih Agape

Kasih agape adalah kasih yang tertinggi, karena di dalamnya ada kasih ilahi. Kasih agape hanya dimiliki orang-orang yang sudah menerima kasih sejati yang hanya ada di dalam Yesus Kristus. Hanya orang yang sudah menerima kasih AgapeNya yang dapat menginterpretasikan kasih sejati ini kepada sesamanya. (Mrk 12:30-31). Orang yang memiliki kasih agape dapat mengasihi musuh, seperti yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus (Mat 5:43-44). Agape bersifat stabil, karena unsur utamanya bukan perasaan atau emosi, tetapi kepada kehendak atau keputusan untuk tetap mengasihi. Kalau kita mengasihi seseorang dengan dasar kasih agape, maka kita akan berusaha berbuat sesuatu yang terbaik untuk membahagiakan orang yang kita kasihi itu, tanpa ada unsur pamrih. 
 
PEMAHAMAN DATING/PACARAN BERDASARKAN SUDUT PANDANG BERBEDA
 PENYALAHGUNAAN ARTI PACARAN VERSI DUNIA

“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” ( 2 Timotius 2:22).
Pacaran yang salah adalah bila mengarah atau berorientasi kepada seksual.  Nafsu orang muda berbicara tentang hasrat/keinginan yang tidak terkontrol. Memang masa muda adalah masa-masa yang sangat labil. Banyak orang menjalaninya dengan penuh rasa ingin tahu dan ingin bertualang. Bila tanpa pengawasan dan bimbingan yang baik, banyak orang muda yang akhirnya terjatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.  Karena itu Rasul Paulus mengatakan kepada Titus Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal (Titus 2:6)

Duvall, E.M & Miller, B.C (1985) mengatakan bahwa bentuk prilaku seksual pranikah mengalami peningkatan secara bertahap. Adapun bentuk – bentuk prilaku seksual tersebut adalah.

  1. Touching (Berpegangan tangan, berpelukan)
  2. Kissing (Berkisar dari ciuman singkat dan cepat sampai kepada ciuman yang lama dan lebih intim).
  3. Petting (Menyentuh atau meraba daerah erotis dari tubuh pasangan biasanya meningkat dari meraba ringan sampai meraba alat kelamin).
  4. Sexual Intercourse (Hubungan kelamin atau senggama)
 Karena itu, jagalah dirimu supaya tidak terjerumus kedalam dosa seksual

Efesus 4:27 mengatakan ”janganlah beri kesempatan pada iblis” sebab dengan kita membuka celah berarti kita telah memberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak Allah kehendaki. “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan bermabuk-mabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati” (Roma 13:13).



 Cara Pacaran Menurut Alkitab

Standar Alkitab tentang pacaran tersurat pada (I Tesalonika 4:3), yaitu Allah berkehendak supaya kita ada dalam kekudusan. Jangan merusak Bait Allah yang di dalamnya Roh Allah bertahta. (Mat. 5:27-28; Kid. 2:7; 3:5 ;8:4. Efesus 4:27) mengatakan janganlah beri kesempatan pada iblis sebab dengan kita membuka celah berarti kita telah memberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak Allah kehendaki.

Dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 4:17-21) memperingatkan supaya anak Tuhan jangan jatuh pada hal berciuman dan lain-lain yang merangsang dalam masa berpacaran karena itu bertentangan dengan Alkitab. Dengan demikian orang-orang Kristen harus menghindari percumbuan dalam masa berpacaran, sebab tindakan tersebut merupakan penyerahan diri kepada seksualitas, membiarkan hawa nafsu berperan, yang nantinya akan membawa kepada kecemaran dan pelanggaran kehendak Allah.

Lebih jauh lagi pengajaran-pengajaran moral Paulus kepada anak muda Kristen di mana saja. I Timotius 5:22 bagian akhir "jagalah kemurnian dirimu". Yesaya 5:20 celakalah yang mengatakan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat. Wahyu 18:2-3 keindahan tubuh telah dipakai setan untuk menghancurkan nilai-nilai iman Kristen.


Untuk Lebih Luas nya Hadirilah seminar Love, Dating and Sex 
 
  PEMAHAMAN SEX BERDASARKAN SUDUT PANDANG KRISTEN


Seks Dalam Perspektif  Alkitab
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sexual dengan organ reproduksi. Pria dan wanita mempunyai bentuk tubuh dan perilaku yang berbeda untuk saling melengkapi satu dengan lainnya. Perbedaan ini menimbulkan daya tarik, keinginan sexual terhadap lawan jenisnya. Adalah hal wajar jika manusia memiliki keinginan untuk melakukan hubungan sex, tetapi hubungan sex hanya boleh dilakukan oleh pasangan suami-istri.

  Tujuan Allah menciptakan Sex

1. Menggambarkan betapa mesra, indah dan manisnya hubungan Kristus dengan mempelainya.   (Efesus 5:31-32)
2. Menghasilkan keturunan yang ilahi (Kej 1:28; Mal 2:15)

3. Persekutuan dan kesatuan suami-istri (Kej 2:24)

4. Pernyataan cinta kasih antara suami dan istri (Kid 2:24)

5. Sebagai rekreasi, yaitu hubungan biologis yang harus dinikmati oleh pasangan suami-istri.

Firman Tuhan mengatakan “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka” (Kej 1:27).  Setelah penciptaan dilakukan, Allah melihat bahwa “semuanya itu baik” (Kej 1:12,25). Ketika manusia diciptakan oleh Allah, Tuhan juga menciptakan seks dalam diri manusia itu yaitu alat seks dan keinginan serta kebutuhan akan seks itu sendiri.

Seksualitas manusia yang diciptakan Tuhan adalah bagian dari rencana Allah agar terjadi multiplikasi manusia di bumi (beranakcucu dan bertambah banyak) lewat hubungan intim dalam pernikahan yang kudus seperti diekspresikan dalam Kej 2:24: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”.  Ini mengacu pada penyatuan tubuh, jiwa, dan roh yang utuh pasangan yang telah menikah.  Menjadi ‘satu daging’ juga mengambarkan tujuan berhubungan seksual yang bukan hanya untuk memperoleh keturunan (prokreasi) melainkan juga memenuhi kebutuhan emosional untuk mencapai kesatuan (psikologi).

Karena seks itu kudus adanya dalam perspektif Alkitab, yang terwujud dalam hubungan yang kudus pula yaitu melalui pernikahan kudus, maka seks diluar nikah adalah pelanggaran terhadap prinsip Alkitab. Seks diluar nikah termasuk dalam percabulan. Rasul Paulus nyatakan :”Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi diluar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri” (I Kor 6:18).

Komentar

Postingan Populer