His Story Pilkada Jakarta

His Story Pilkada DKI Jakarta
Hanny Setiawan


BeritaMujizat.com – Profetik- History adalah His Story atau Cerita Tuhan. Dialah Alpha dan Omega, yang awal dan yang akhir, tidak ada satupun peristiwa sejarah yang bukan bagian dari rencana Ilahi.

Kedaulatan Tuhan diatas jalan cerita peradaban manusia. Sebab itu, kita harus terus mengikuti alur ceritaNya sehingga tidak bentrok dan terpelanting.

Saul adalah cerita Alkitab yang paling jelas memperlihatkan bagaimana dia merasa sejarah adalah miliknya, dan lupa bahwa Tuhan yang punya cerita, sang sutradara agung. Akibatnya, Saul hendak menuliskan cerita hidupnya sendiri, dan akhirnya dia terpelanting jauh sekali.

Akhir hidup Saul, raja pertama Israel yang diurapi Tuhan, harus berkahir tragis karena dia hendak membuat cerita sendiri. Saul membunuh dirinya sendiri.

Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: “Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan.” Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya. (I Sam 31:4)

Spirit yang menunggangi Saul ini terlihat kuat hadir dalam Pilkada DKI 2017, ketika kubu-kubu politik lebih banyak membunuh nama baik, reputasi, dan impian-impian tentang kebhinekaan Indonesia.

Indonesia adalah bagian dari cerita Tuhan, kebhinekaan Indonesia adalah identitas bangsa ini yang tidak boleh digantikan dengan keseragaman oleh pihak mayoritas manapun.  Indonesia akan selalu tetap Bhinneka Tunggal Ika, itu kehendakNya.

Sebab itu setiap dari usaha melawan kebhinekaan Indonesia akan berhadapan dengan Tuhan sendiri.

Ketika Tuhan sudah bicara, ketaatan adalah satu-satunya respon yang bisa kita berikan

Ketidaktaatan adalah baik disengaja maupun tidak adalah perlawanan melawan Tuhan. Dan Tuhan tidak pernah gagal, dan tidak pernah kalah. Romawi, Jerman, Mesir, kerajaan-kerajaan keturunan Nebayot dan Kedar, Rusia, China, sampai Amerika semua akhirnya harus tunduk dan mengakui kedaulatan Tuhan yang dikenal sebagai Raja Israel, Yesus Kristus NamaNya.

supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (Fil 2:10)

***

Spirit of Saul selalu melawan Daud.  Daud seorang yang mengerti hatiNya Tuhan, selalu berhasil kemanapun dia pergi, karena penyertaan Ilahi, adalalh orang yang tidak disukai Saul meskipun Daud disukai seluruh rakyat.

Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul. (I Sam 18:5)

Secara aklamasi, Daud memenangkan hati rakyat dan seluruh birokrasi Saul. Dan inilah yang membuat Saul iri hati. Dan sayangnya ketika Saul mengerti bahwa Daud disertai Tuhan, bukannya dia merapat ke Daud, tapi justru dia melawan Daud.

Melawan Daud dalam posisi Tuhan menyertai sama dengan melawan Tuhan sendiri.  Itu kesalahan yang sangat fatal.

Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya. (I Sam 18:28-29)

Betapa keras kepala, tegar tengkuk, dan hati yang membatu yang dimiliki Saud. Meskipun sudah mengerti bahwa seluruh Israel mengasihi Daud, dan Tuhan menyertai, Saul tidak mau tahu. Roh jahat seperti apa yang menguasai Saul?

TERKAIT : Pandangan Politik Kerajaan Tidak Didasarkan Analisis Politik Biasa

***

Iri hati. Semua bermulai dari iri hati. Ketika iri hati menyusup, maka lahirlah dengki atau benci. Spirit inilah yang menutup semua kebaikan Daud di mata Saul.  Sejarah pun berbalik, Saul pun harus membayar harganya.

dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.  ” Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja d itupun jatuh kepadanya.” Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki  Daud. (I Sam 18:7-9)

Kekuasaan itu di tangan Tuhan (I Sam 2:6-10).  Hal ini berlaku universal, bukan hanya untuk orang percaya. Sebab itu, tidak pada tempatnya iri hati diberikan tempat di hati. Kalau Tuhan mau mengangkat, pasti terjadi. Demikan pula sebaliknya. Tidak perlu iri, apalagi berbantah.

Orang yang berbantah dengan TUHAN akan dihancurkan; atas mereka Ia mengguntur di langit. TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya; Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya. (I Sam 2:10)

Roh iri hati yang menjadi benci dan dengki inilah yang harus dipatahkan di DKI dan bangsa ini. Peperangan rohani ini sudah termanifestasi sehinnga istilah lovers dan haters pun lahir ditengah-tengah masyarakat.

Ini waktunya Gereja Tuhan merelease berkat Tuhan kebangsa ini, sehingga semua atmosfir iri hati, dengan, dan kebencian hilang dan diganti menjadi atmosfir kebhinekaan, dimana setiap suku, ras, agama, dan golongan diikat menjadi satu bangsa, Indonesia.

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri  di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. (Yak 3:16)



Penulis : Hanny Setiawan



Komentar

Postingan Populer