Memperoleh Janji Tuhan

MEMPEROLEH JANJI TUHAN

Holy Glory Church (HGC)


Ps Joseph Hendrik Gomulya

Sharing firman ini adalah sesuatu yang sudah sangat memberkati hidup Ps hendrik dan Tuhan menginginkan untuk setiap kita juga bisa diberkati melalui firman ini yang tinggal tetap dalam hidup setiap kita karena kuasa firman yang sama tidak membedakan siapa pun.

Setiap firman didalam Alkitab dan perkataan Tuhan secara pribadi adalah perjanjian Tuhan, setiap rhema yang pernah anda terima walaupun itu sudah lama tetapi janji Tuhan tetap janji.

Bagaimana memperoleh janji Tuhan?

Ada banyak orang yang keliru menafsirkan itu dimana berpikir bahwa janji Tuhan itu seperti sesuatu yang bisa didapatkan tanpa perlu percaya dan melakukan apa-apa, bahkan banyak orang ketika mendapatkan janji Tuhan di awal-awal tetapi kemudian itu terlepas karena janji Tuhan tidak pernah berdiri sendiri, visi yang Tuhan berikan tidak pernah berdiri sendiri.

(Ibrani 10:35-38 TB)

"Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya." (Ibrani 10:35 TB)

Kepercayaan ini percaya kepada Yesus Kristus dimana upahnya adalah keselamatan tetapi yang dimaksud dari percaya disini adalah janji/visi dimana sewaktu anda menghidupi itu dan anda tetap berada dalam visi dan janji Tuhan, sewaktu anda tetap setia berpegang kepada firman karena itu rhema yang anda dapatkan maka ada upah.

"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukankehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." (Ibrani 10:36 TB) 

Jadi memperoleh janji itu tidak berdiri sendiri karena harus ada ketekunan dan melakukan kehendak Allah.

"Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.”(Ibrani 10:38 TB) 

1) DENGAN IMAN.

Janji Tuhan bisa anda peroleh dengan mengimani dan melakukan kehendak dan tuntunan Allah dengan tekun, bukan keinginan dan pemikiran kita. Jadi carilah kehendak Allah disaat anda menghidupi janji-Nya. Ada sangat banyak orang yang ingin tiba-tiba sampai kepada janji kemudian menghilangkan yang lainnya dimana tidak lagi mempunyai iman, tidak lagi melakukan kehendak Allah apalagi dengan tekun.

2) MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH.

Melakukan kehendak Allah tidak berdiri sendiri dan hanya dilakukan sekali saja kemudian di hari berikutnya tidak lagi dilakukan atau awalnya mengikuti apa yang Tuhan inginkan dengan selalu bertanya kepada Tuhan tetapi kemudian dihari selanjutnya karena merasa sudah mengetahui segalanya dan kemudian yang dipakai adalah caranya sendiri menggunakan kepintarannya.

3) KETEKUNAN.

Dalam hal ibadah pun dibutuhkan ketekunan karena didalam ibadah ada banyak berkat, begitu pun dalam hal berdoa, mengejar Tuhan, keinginan menjadi hamba Tuhan yang diurapi juga di butuhkan ketekunan. Lebih jelasnya untuk menghidupi sampai kepada janji Tuhan dibutuhkan ketekunan dengan melakukan segala kehendak Allah. Ada begitu banyak kehendak Allah melalui setiap firman-Nya yang bisa menjadi rhema atau dari setiap kotbah yang anda dengarkan yang bisa menuntun anda melakukan segala kehendak Allah.

Di saat anda sedang bingung apa yang anda harus dikerjakan dan sepertinya ada tantangan maka anda sebaiknya berdiam diri dan mencari kehendak Tuhan apa yang dikehendaki-Nya anda lakukan karena apabila anda berjalan terus maka anda pasti akan keluar dari kehendak Tuhan, kehendak Allah itu adalah rhema atau tuntunan Tuhan hari demi hari bahkan Tuhan terkadang memakai orang-orang disekitar anda untuk berbicara menuntun anda.

Dibutuhkan ketekunan dalam mencari Tuhan dan melakukan kehendak-Nya karena ini akan terus berlanjut. Sewaktu anda ada masalah, di saat badan anda sedang tidak fit atau tidak kuat untuk datang beribadah dan menyembah Tuhan tetapi justru di saat itulah anda harus datang menyembah dan beribadah lebih kuat karena hidup anda hanya bergantung kepada Tuhan.

Secara manusia sewaktu ada tantangan seharusnya tidak membuat kita menjadi loyo karena tantangan itu asalnya dari Iblis untuk membuat anda terus menjadi loyo. Sewaktu ada tantangan yang menghadang seharusnya membuat kita menjadi tekun, semakin mengejar Tuhan secara gila-gilaan. Sewaktu menghadapi masalah atau apapun yang anda kerjakan rasanya selalu gagal itu adalah waktu untuk berhenti sejenak untuk berdiam diri, menyembah dan mencari Tuhan dengan tekun untuk memperoleh janji-Nya.

Mari kita belajar dari kehidupan Saul, dia adalah orang yang sudah diberi janji oleh Tuhan, sudah dipakai dan di urapi oleh Roh Kudus untuk menjadi seorang raja dan karena Tuhan sudah mengangkat hidupnya, Tuhan sudah memberikan  tanggung jawab dan wewenang kepadanya kemudian berpikir untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri. Saul tidak melakukannya dengan iman dan mencari kehendak Allah sampai kemudian Samuel datang kepadanya membawa pesan Tuhan kepada Saul untuk membinasakan seluruh orang Amalek baik raja ataupun seluruh domba ternak mereka bahakan seluruh harta mereka tanpa tersisah sedikit pun. Tetapi Saul kemudian berpikir apabila raja dan seluruh domba ternak terbaik orang Amalek jangan dibinasakan karena itu baik untuk dipersembahkan di mezbah, semua baik dalam pemikiran Saul tetapi berlawanan dengan perintah Tuhan. Ketika anda diberi visi oleh Tuhan dan ketika visi  itu melenceng dari janji Tuhan maka itu seperti anda sedang pergi untuk berjalan sendiri.

Hal yang menyebabkan ini dialami oleh Saul dan membuatnya berbelok adalah karena ada banyak orang disekitarnya yang memberinya idea atau gagasan. Jadi bagi anda yang adalah seorang pemimpin didalam sebuah perusahaan atau pemimpin dalam pelayanan carilah orang disekitar anda yang seroh, yang sepakat dan juga pekat dengan anda karena kalau tidak dia akan memberi masukan dan kalau anda tidak berhati-hati akan ada banyak masukan yang akan membuat anda melenceng dari janji dan visi Tuhan digantikan dengan semua pemikiran yang baik tetapi itu bukan kehendak Tuhan. Seperti yang dialami oleh Saul, semua alasan yang dikatakannya semua masuk akal dan sangat demokrasi sehingga itu disetujui oleh seluruh pemimpin dan rakyat tetapi itu tidak sesuai dengan firman dan janji Tuhan yang dia dapatkan di awal dan membuatnya berbelok padahal dia sudah dituntun oleh Roh Kudus. Saul tidak mengerti bahwa jabatan dan jawatannya sebagai raja itu sekaligus mempunyai sebuah tanggung jawab dimana level ketaatannya harus berbeda sewaktu sebelum menjadi raja tetapi Saul tidak mengubah hatinya dan terus condong kepada manusia dan ketika menjadi raja, dia tidak meminta Tuhan untuk mengubah hatinya.

Semakin anda ingin dipakai oleh Tuhan itu artinya semakin hari anda harus semakin bergantung kepada Tuhan dengan berlutut menyembah Tuhan mencari perkenanan-Nya karena kalau tidak semua yang dunia akan masuk dan membelokkan anda untuk memperoleh janji-Nya.

(1 Samuel 15:10-30 TB) 

Saul berpikir bahwa yang dia sakiti hanya hati Samuel karena dia menerima firman Tuhan itu melalui perantaraan mulut Samuel tanpa menyadari bahwa sesungguhnya yang disakitinya adalah hati Tuhan dan membuat Tuhan menyesal menjadikannya raja karena Saul tidak pernah mempertimbangkan perasaan dan hati Tuhan. Selama hati anda bisa menakar dan meletakkan semua kepentingan dan keegoan anda untuk hati Tuhan maka selamanya Tuhan tidak akan pernah menyesal.

Sebenarnya hal yang dialami oleh Saul bukan terjadi pada saat itu karena sebenarnya Saul sudah bertahun-tahun sudah diperingatkan oleh Samuel untuk belajar taat dengan Tuhan, sudah diperingatkan untuk belajar rendah hati tetapi pujian, sanjungan, kepentingan dan agenda pribadinya menghancurkan visi dan rencana Tuhan atas hidupnya.

Apabila anda membaca ayat ini dari atas dimana Saul membawa korban domba-domba terbaik hasil rampasan dari bangsa Amalek dan diletakkan di atas mezbah dan baunya sampai keluar sampai membuat Samuel datang dan mengetahui bahwa itu adalah domba-domba dari bangsa Amalek. Jadi jangan pernah berpikir bahwa anda bisa menyogok Tuhan dengan segala macam cara karena yang Tuhan inginkan adalah ketaatan anda. Di masa sekarang dimana kebebasan begitu diberikan sehingga sangat sulit untuk orang untuk belajar taat kepada Tuhan. Di luar negeri anak yang berumur 17 tahun sudah keluar dari orang tuanya dan bisa melakukan apa saja dan orang tuanya tidak berhak untuk ikut campur apalagi untuk mendiktenya. Di jaman yang serba bebas seperti sekarang ini dimana sangat sulit untuk orang belajar taat terkhusus bagi orang-orang yang sudah berumur dewasa dan apabila tidak mau belajar taat dengan setiap firman-Nya, belajar taat dan sepakat dengan orang tua atau dengan pemimpin/otoritas atau dengan siapun yang Tuhan taruh maka sangat sulit untuk anda taat.

“Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada Tuhan semalam-malaman. Lalu Samuel bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel, demikian: “Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal.”  Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: “Diberkatilah kiranya engkau oleh Tuhan ; aku telah melaksanakan firman Tuhan .” (1 Samuel 15:11b-13 TB) 

Saul masih berpikir bahwa dirinya telah melaksanakan firman Tuhan karena apa yang dilakukannya telah disetujui oleh rakyat dan pemimpin-pemimpin yang ada disekitarnya, padahal Saul tidak menyadari bahwa sebenarnya dia telah melukai hati Tuhan. Ini adalah hal yang apabila anda sungguh-sungguh mempelajarinya maka anda akan mengenal hati-Nya

"Tetapi kata Samuel: “Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?” Jawab Saul: “Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan , Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas.” (1 Samuel 15:14-15 TB) 

Ada begitu banyak kambing domba dan lembu di situ tetapi Samuel bisa mengetahui bahwa itu adalah hasil jarahan dari bangsa Amalek yang seharusnya dibinasakan tetapi justru disimpan karena dirinya adalah seorang nabi dan Tuhan pasti berbicara kepadanya. Sebagai seorang pemimpin Saul tidak bisa mengambil sebuah tanggung jawab dimana seorang pemimpin seharusnya bisa mengambil tanggung jawab dihadapan Tuhan. Setiap kita dipanggil untuk menjadi pemimpin dimana seorang pemimpin harus bisa mengarahkan orang kepada Tuhan dan takut akan Tuhan, seorang pemimpin juga harus bisa memikul setiap kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang dibawahnya.

"Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan Tuhan kepadaku tadi malam.” Kata Saul kepadanya: “Katakanlah.” (1 Samuel 15:16 TB) 

Sebenranya ini adalah waktu dimana Saul seharusnya tersungkur dan mengetahui bahwa dirinya telah melakukan kesalahan tetapi yang terjadi Saul justru berdalih bahwa semua itu adalah kemauan rakyat sendiri untuk kambing domba dan lembu yang terbaik tidak dibinasakan seluruhnya. Saul seharusnya tersungkur di kaki Tuhan karena Tuhan pasti akan memberinya kesempatan kedua, memberinya pengampunan oleh karena kasih-Nya yang sangat besar. Ketika mata kita bisa melihat kesalahan itu, hati yang selalu terbuka dan merendahkan diri untuk selalu tersungkur ketika Tuhan menegur dan tidak mengeraskan hati. Seperti ketika Ps Hendrik membangun hotel ini dan kemudian harus terhenti di lantai 4, selama 10 bulan Ps Hendrik tersungkur di kaki Tuhan setiap hari dan bertanya kepada Tuhan apa kesalahannya dan meminta Tuhan untuk mengubah segala motivasi yang salah didalam hati beliau.

Ketika keadaan ekonomi anda sedang menurun jangan menyalahkan keadaan dan orang-orang disekitar anda. Carilah waktu untuk tersungkur di bawah kaki Tuhan karena Tuhan terkadang ingin berbicara tetapi terkadang yang keluar dari mulut kita adalah pembenaran diri sendiri, kemudian menjadi malas untuk beribadah ke gereja dan ujungnya yang keluar adalah kepahitan. Jadi pilihlah untuk selalu tersungkur dibawah kaki Tuhan, contohlah Daud dan Musa yang mempunyai hati yang lembut dan mudah untuk menerima teguran Tuhan.

"Sesudah itu berkatalah Samuel: “Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?" (1 Samuel 15:17 TB) 

Samuel mengingatkan Saul kembali bahwa dulunya dalam pemandangan Tuhan dirinya itu kecil sampai kemudian Tuhan mengangkatnya menjadi kepala atau raja dari seluruh suku-suku bangsa Israel. Tuhan seperti ingin berkata bahwa Saul sebenarnya harus tahu diri darimana dirinya diambil dan siapa yang mengangkatnya. Saul seharusnya menyadari bahwa yang mengangkatnya menjadi raja itu bukan rakyat atau orang lain melainkan Tuhan dan seandainya saja Saul menyadari akan hal ini pasti dirinya akan tersungkur dan menyadari kesalahannya.

"Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan ? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan ?”
(1 Samuel 15:18-19 TB)

Apabila semua pasukan berdiri berperang dengan caranya sendiri dan tidak mengikuti perintah pemimpin/otoritas yang Tuhan percayakan maka semuanya akan kocar-kacir sehingga sangat perlu untuk mendengar suara Tuhan. Apabila otoritas/pemimpin salah dalam mendengarkan perintah Tuhan itu adalah tanggung jawab dan resiko seorang pemimpin dan Tuhan akan menegurnya dengan keras sehingga memang tidak gampang untuk berada di posisi sebagai seorang pemimpin dan ini yang tidak dimengerti oleh Saul. Cara yang Tuhan pakai untuk memenangkan suatu peperangan atau menyelesaikan suatu hal selalu berbeda walaupun lawan yang dihadapi,tingkat kesulitan dan keadaan yang dialami itu sama. Sehingga sangat perlu untuk mendengarkan suara dan tuntunan Tuhan dengan selalu berlutut di kaki Tuhan. Apabila cara yang Tuhan pakai selalu sama maka anda mungkin tidak akan selalu mau berlutut dan berdoa di kaki Tuhan dan pasti iblis yang akan memenangkan peperangan. Cara Tuhan itu selalu berubah-ubah karena Dia tahu cara yang terbaik untuk setiap kita.

“mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan”

Saul tidak mengerti bahwa apa yang dilakukannya itu jahat di mata Tuhan karena begitu hati seseorang berubah dari Tuhan maka orang tidak akan menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu jahat di mata Tuhan.

"Lalu kata Saul kepada Samuel: “Aku memang mendengarkan suara Tuhan dan mengikuti jalan yang telah disuruh Tuhan kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan , Allahmu, di Gilgal.” (1 Samuel 15:20-21 TB) 

Saul mengetahui apa yang diperintahkan dan dingini Tuhan tetapi Saul selalu mencari muka dan menjaga itu jadi apabila anda menjadi pemimpin dalam pelayanan di gereja, anda harus bisa belajar untuk tidak melakukan seperti yang Saul lakukan. Saul selalu mencari muka dan menjaga itu, ketika rakyat melakukan kesalahan dia membiarkan itu padahal seharusnya dia bisa melarang rakyat untuk tidak mengambil jarahan itu karena dia mempunyai otoritas sebagai seorang raja/pemimpin. Apabila orang tidak mengerti bahwa jabatan yang didapatkannya itu asalnya dari Tuhan dan berpikir itu dari manusia maka pasti akan seperti Saul yang selalu menjaga mukanya dan kemudian yang terjadi adalah dia berpikir apabila rakyatnya yang berbuat salah itu bukan tanggung jawabnya tetapi kesalahan terbesar justru ada pada Saul.

"Tetapi jawab Samuel: “Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan ? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.  Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman Tuhan , maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.” (1 Samuel 15:22-23 TB)  

Mendengarkan suara Tuhan itu lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan perkataan Tuhan lebih baik daripada lemak-lemak domba jantan. Yang jadi pertanyaan, korban seperti apa yang berkenan di mata Tuhan? Apabila korban yang dipersembahkan seperti yang dipersembahkan Saul dan rakyatnya, itu tidak baik dan tidak dikenan oleh Tuhan. Tetapi apabila korban yang dipersembahkan dari ketaatan mendengarkan suara Tuhan dan dengan taat mempersembahkannya, itu adalah korban yang sesungguhnya. Sewaktu anda mendengarkan suara Tuhan dan anda melakukannya sekalipun itu sulit atau mungkin membuat anda disalah pahami oleh orang. Ketika anda melayani dan mempersembahkan korban dari ketaatan itu akan menjadi korban sekalipun anda merasa letih dan capek tetapi anda mengerti bahwa itu adalah panggilan anda dan anda melakukannya dengan sekuat tenaga dan tidak bersungut-sungut, maka itu akan menjadi korban yang berkenan di mata Tuhan.

Ketika segala sesuatu di fokuskan kepada diri sendiri, kepada kebutuhan dan kepentingan sendiri itu adalah pendurhakaan. Kedegilan adalah kepentingan diri sendiri yang sama dengan penyembahan berhala. Semua pemimpin atau siapa pun itu jangan pernah mengarahkan orang kepada anda karena anda akan mengalami seperti Saul yang tidak mengerti ketika dia mencondongkan hatinya kepada orang lebih dari Tuhan, ketaatannya kepada orang lebih dari Tuhan itu seperti Saul sedang membawa orang untuk menyembah berhala dan jatuh kedalam dosa tenung. Saul dielu-elukan dan baik di mata orang tetapi tidak dimata Tuhan.

"Berkatalah Saul kepada Samuel: “Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah Tuhan dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada Tuhan .” Tetapi jawab Samuel kepada Saul: “Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman Tuhan ; sebab itu Tuhan telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel.” (1 Samuel 15:24-26 TB)

Ini adalah perkataan keempat dari Saul dimana Saul menyadari bahwa dirinya telah bersalah dan berdosa karena ditegur dengan keras oleh Samuel. Tetapi saul tetap tidak mengerti bahwa yang dilanggar oleh dirinya buka perkataan Samuel karena sebenarnya yang telah disakitinya adalah hati Tuhan. Ini seharusnya menjadi titik poin andai saja Saul mengetahui bahwa yang disakitinya adalah hati Tuhan maka pasti hatinya akan berbalik. Setiap kali melakukan sesuatu dan mengetahui bahwa yang anda sakiti adalah hati Tuhan maka pasti hati anda akan berubah karena anda mengarahkan hati kepada Tuhan dan anda melihat perubahan itu.

“tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka”

Kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Saul adalah dia takut tahtanya diambil karena berpikir tahtanya itu pemberian dari manusia, padahal semua yang ada di hidup ini semuanya berasal dari Tuhan. Anda mungkin bisa kehilangan harta tetapi Tuhan sanggup mengembalikan berlipat kali ganda apabila anda mengetahui bahwa Tuhan yang harus anda senangkan. Saul sebenarnya ingin bertobat tetapi yang didalam hatinya tetap kepada manusia, seharusnya ketika bersalah belajarlah untuk mengakui kesalahan itu didepan orang.

Samuel adalah hamba Tuhan yang luar biasa, dia tidak takut dan gentar bahkan kepada raja sekalipun Karena itulah dirinya dijuluki “penterjemah kehendak Allah”. Samuel adalah hamba Tuhan yang diberi pengurapan untuk mengurapi 2 orang raja karena ketaatannya kepada Tuhan menjadi penterjemah dari kehendak Allah yang seharusnya juga bisa menjadi identitas anda dam saya.

“sebab engkau telah menolak firman Tuhan; sebab itu Tuhan telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel”

Berkali-kali sebelum perkataan ini keluar Saul seharusnya bisa tersungkur dan memohon ampun kepada Tuhan mengakui semua kesalahannya. Saul memang mengaku salah tetatpi hatinya tidak sungguh-sungguh mengakui bahwa dirinya salah. Tuhan tidak tertarik dengan perkataan yang keluar dari mulut tanpa sumber utamanya yang didalam hati sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan.

"Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: “ Tuhan telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu. Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal.” Tetapi kata Saul: “Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada Tuhan , Allahmu. (1 Samuel 15:27-30 TB)

Saul yang awalnya minder dan kemudian ketika diangkat Tuhan menjadi raja kemudian merasa bahwa tidak ada orang di Israel yang lebih baik dari dirinya. Ini adalah kesalahan seorang pemimpin atau orang-orang yang hidupnya Tuhan angkat tanpa pengertian kedewasaan, seorang yang dewasa akan mengerti bahwa semua yang diberikan itu sungguh-sungguh semua adalah anugerah dari Tuhan dan menyadari apabila dirinya tidak mampu maka ada orang lain yang akan Tuhan pakai. Mari menyadari bahwa setiap kita ini bukan siapa-siapa, jangan membiarkan kepentingan dan agenda pribadi merusak janji Tuhan atas hidup setiap kita dan mari belajar untuk beriman, taat melakukan kehendak Allah dan tekun untuk memperoleh janji Tuhan.



Amin….
Untung Bongga Karua

Komentar

Postingan Populer