EKSIS Di MEDIA SOSIAL

EKSIS DI MEDIA SOSIAL




Sudah sejak beberapa hari terakhir ada banyak group WA maupun FB yang memposting berbagai video perampokan yang marak terjadi pada hari-hari ini; dan yang terakhir kemarin saya terima adalah tentang pengeboman yang terjadi di salah satu sekolah dasar di China.

Sungguh, melihat berbagai berita buruk, kriminalitas serta berbagai bentuk kejahatan kemanusiaan seperti diatas, membuat saya merasa marah - sempat juga terpikir, betapa kita sekarang membutuhkan para superhero yang dapat memberantas kejahatan seperti yang dahulu saat saya kecil, banyak saya baca dalam komik-komik...

Disaat imajinasi saya kembali ke masa kecil dan melayang dalam dunia superhero yang ada di komik, Roh Kudus menyentak lamunan saya dengan mengatakan: Di dalam kondisi yang semakin jahat seperti inilah kasihKu semakin di butuhkan. Tanpa kasihKu memenuhi & melingkupimu, hidupmu akan jadi mudah tercetak oleh berbagai berita buruk, berbagai kondisi & situasi yang berasal dari hari yang jahat serta masa yang sukar yang memang sudah didesain oleh si Jahat untuk membonsai pertumbuhan imanmu...
Sejenak, saya merenungkan apa yang Roh Kudus tanamkan dalam batin saya; lalu saya melanjutkan dengan sebuah pertanyaan: Apa yang harus aku lakukan supaya bisa terus bertumbuh di dalam  anugerahMu dan sekaligus terhindar dari berbagai taburan benih si Jahat yang memanfaatkan kecanggihan teknologi terkini?

Ada beberapa arahan yang Roh Kudus berikan:

1. Jangan biarkan rasa ingin tahu di dalam dirimu justru menjebak dirimu.
Maksudnya, pada saat kita menerima suatu berita - melalui group WA maupun FB, saya yakin kita sudah bisa menduga 'apa isi berita tersebut'; jika kita menduga itu adalah berita buruk yang bisa 'mengganggu' batin kita, segera delete saja berita tersebut.

Jangan hanya karena 'ingin tahu', kita 'paksakan diri kita' untuk membaca berita atau melihat kiriman video yang ada. Tidak mengetahui banyak hal buruk seringkali justru mendatangkan kebaikan bagi kita!

Hati dan pikiran kita jadi tidak terkontaminasi oleh berbagai berita buruk - belum lagi yang ternyata hanya berita Hoax - sehingga otomatis hal tersebut juga akan mempengaruhi kualitas persekutuan kita dengan Tuhan.

Kita memang tidak boleh naif - menolak untuk mengetahui apa sedang terjadi di sekeliling kita - tapi juga bukan berarti kita membiarkan diri kita tercetak menjadi orang yang 'kepo'...

2. Batasi dirimu dari membaca berbagai berita/ menonton berbagai video, kenali sekelilingmu dan usahakan untuk justru menjadi peng-counter berbagai berita Hoax yang juga banyak beredar di media sosial!

Jika kita perhatikan dunia media sosial dalam satu tahun atau beberapa bulan terakhir, beredarnya berbagai berita yang memberi manfaat berbanding lurus dengan beredarnya berbagai berita Hoax dan berita yang bernada provokasi/ menyebarkan kebencian.

Artinya, dibutuhkan kejelian dan nalar yang tajam untuk dapat memilah mana berita benar yang memberi manfaat bagi diri kita, mana berita yang mengandung kebenaran tapi sudah 'di bumbui' dengan berbagai asumsi dan pemikiran yang memang sengaja di buat oleh si penyebar berita demi untuk membangun suatu opini tertentu di masyarakat. Belum lagi dengan munculnya para 'penyebar berita bayaran' - istilahnya Cyber Army- yang memang memberi diri untuk menerima bayaran dari pihak-pihak tertentu untuk memenuhi dunia media sosial Indonesia dengan suatu pokok pikiran tertentu sesuai dengan yang di kehendaki sang pembayar.

Jadi prinsip yang menyatakan Siapa yang menguasai media akan jadi penguasa dunia betul-betul sedang di terapkan!

Jangan mudah percaya pada berbagai berita yang berseliweran di dunia media sosial; pastikan kita menyikapi dengan bijak berbagai video yang coba di viralkan di dunia media sosial. Ada banyak video - sebagai suatu bukti bahwa memang sedang terjadi sesuatu 'di sana' - yang tidak perlu/ tidak boleh kita posting ulang/ broadcast ulang karena hanya akan menyebarkan ketakutan, kebencian, rasa apatis dan berbagai emosi negatif lainnya.

Terkadang justru itulah yang dikehendaki oleh pelaku/ pembuat video untuk kita lakukan: menyebarkannya kembali. Misalkan saat ada tindak terorisme; keinginan dari sang pelaku adalah agar tersebar suatu rasa takut/ apatis dalam hidup masyarakat. Jadi bukan saat bom meledaklah yang menjadi 'tolok ukur utama keberhasilan' dari sang teroris tapi 'ukuran keberhasilan' mereka adalah justru pada dampak setelah meledaknya bom...

Jadi berhentilah menjadi 'penyebar berita yang dalam kenaifan kita' justru ikut mendorong keberhasilan dari tujuan orang-orang jahat tersebut.

3. Mulailah bertindak aktif untuk memblokir berbagai berita Hoax/ berbagai berita provokatif yang banyak beredar di dunia media sosial; disatu sisi yang lain, bertindaklah secara aktif & agresif untuk ikut menyebarkan berbagai berita yang membangun & memberi dampak positif.

Ada satu portal berita umum yang saya bangun dalam beberapa waktu terakhir. Tujuannya adalah memang untuk membangun opini masyarakat luas dengan berbagai berita yang positif, membangun, menyatukan & menginspirasi. Saya memberinya nama: Indonesia One.
Anda dapat meng-klik langsung ke www.indonesiaone.org

Ada berbagai artikel yang memang kami tulis dengan menjadikan berbagai prinsip kebenaran firman sebagai acuan utamanya; tapi kami mengemasnya dalam bahasa yang se-universal mungkin. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kecintaan/ kehausan akan kebenaran di hati bangsa ini.

Saya meminta kepada anda para pembaca Daily Devotion untuk dapat ikut serta melibatkan diri dalam menyebar luaskan, 'menaburkan' berbagai artikel yang ada di portal Indonesia One ke seluruh contact yang anda miliki. Lakukanlah dengan aktif dan agresif. Jadilah tentara Allah dalam dunia media sosial. Kita 'eksis' di dunia media sosial bukan hanya untuk meng-update status kita tapi justru untuk mempengaruhi & menaburkan benih kebenaran di sana...#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer