Frekuensi Suara

Frekuensi Suara


Berbagai aspek dalam kehidupan ini sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh frekuensi suara; bahkan sekali waktu anak-anak kelas Kindergarten QCA sempat membuat suatu percobaan yang membuktikan hal diatas. Mereka menyiapkan dua wadah yang terbuat dari beling dan masing-masing wadah diisi dengan nasi yang sudah matang. Satu wadah ditempel dengan icon wajah tersenyum dan setiap hari diucapkan kata-kata positif, sedang satu wadah lagi ditempel gambar icon dengan wajah cemberut dan setiap hari diucapkan kata-kata yg negatif. Setelah kira-kira delapan hari, nasi dalam wadah yang menerima kata-kata positif masih terlihat bagus, sedang nasi dalam wadah yang menerima kata-kata negatif sudah membusuk & berjamur...

Dari hasil percobaan diatas, Roh Kudus memberikan beberapa pelajaran penting kepada saya:
1. Kehidupan manusia juga membawa suatu frekuensi. Frekuensi dalam kehidupan manusia memang masih bisa berubah-ubah. Jika pengaruh dari frekuensi dunia ini bekerja dengan sangat kuat atas hidupnya, maka frekuensi kehidupan manusia yang bersangkutan akan jadi terbawa oleh frekuensi dari dunia ini. Ia jadi membawa frekuensi dunia dalam hidupnya. Dengan membawa frekuensi dunia ini, hidup orang yang bersangkutan jadi rentan untuk disusupi berbagai roh-roh jahat yang akan memanfaatkan frekuensi dunia yang ada untuk menekan, mengintimidasi dan sekaligus merusak/ menghancurkan hidupnya (Yoh 10:10)

Sebaliknya, jika orang yang bersangkutan terus mengkondisikan dirinya untuk dapat terpapar oleh frekuensi surgawi, maka frekuensi hidup orang yang bersangkutan juga akan terpengaruh dan membawa frekuensi surga dalam hidupnya. Dengan frekuensi surgawi berkuasa atas hidupnya, otomatis hidup orang yang bersangkutan jadi terus terbuka untuk menerima berbagai hal Ilahi yang surga sediakan baginya. Orang yang bersangkutan jadi menikmati realita surga dibumi ini.

2. Semua yang terjadi, semua yang tercipta & semua yang ada di alam lahiriah ini sesungguhnya adalah merupakan hasil 'akumulasi dan dampak' dari bekerjanya frekuensi dari dalam alam roh.

Sementara saya membagikan pengertian ini dalam ibadah hari minggu kemarin, saya merasa bagaimana pengertian tersebut terus terngiang dalam pikiran saya, sampai terbawa ke dalam tidur. Antara sudah sadar dan masih mengantuk, saya seperti 'melihat' bagaimana Roh Kudus menjelaskan pengertian diatas dari perspektif dunia roh dan alam lahiriah.

Dalam dunia roh, ada Roh Kudus yang adalah penolong sekaligus pendamping yang akan terus menyertai kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jika sekiranya ada gangguan dari roh-roh dunia/roh jahat dalam alam roh, sesungguhnya mereka sedang berupaya 'menanamkan' frekuensi rohani yang mereka bawa ke dalam hidup kita - Musuh mentransmit (bahasa/istilah yang dipakai untuk menjelaskan bagaimana suatu frekuensi dipindahkan dari suatu unsur ke unsur yang lainnya - from one matter to another matter) kekuatiran, ketakutan, intimidasi, kekecewaan, kemarahan, dendam dan lain-lain. Disaat kita merasa adanya frekuensi dari musuh yang coba menembus kehidupan kita, yang harus kita lakukan adalah segera meminta tolong dari Roh Kudus untuk membawa kita 'lebih terhubung' pada frekuensi surgawi. Saya melihat seakan-akan sementara kita sedang dihadang oleh roh-roh jahat, tiba-tiba, Roh Kudus membawa kita lenyap dari pandangan para roh jahat yang ada, dan kita seperti langsung ada di hadapan Bapa di ruang tahta, didudukkan setahta dengan Kristus diatas tahtaNya.... Begitu saja, dalam sekejap mata; semua aktifitas musuh jadi ada jauh di bawah kita; dengan otoritas yang kita terima dari Kristus, kita jadi mudah menaklukkan, menghalau semua aktifitas Musuh dalam hidup kita (Ef 1:19-21)

Sementara, saat Roh Kudus menjelaskan peranan frekuensi surgawi dalam kehidupan lahiriah, Dia menunjukkan dengan gambaran sebagai berikut:
Ketika kita menjalani kehidupan sehari-hari dan sedang menghadapi suatu masalah: sakit penyakit, pergumulan keuangan, masalah keluarga dan lain-lain, sebagai orang percaya yang memiliki Roh Kudus dalam batin kita, ada satu hal yang bisa segera kita lakukan: berdoa! Melalui doa bahasa roh, kita bersama dengan Roh Kudus, artinya sedang menaikkan suatu doa dihadapan hadirat Bapa (Rom 8:26-27) Inilah doa yang paling akurat yang bisa kita naikkan kepada Bapa. Alkitab menyatakan, Bapa yang mengetahui maksud Roh itu akan menjawab doa yang dinaikkan tersebut. Seperti penyingkapan tentang doa yang pernah saya terima: saat kita berdoa, kata-kata doa tersebut naik ke hadirat Tuhan seperti lembaran-lembaran kertas yang melayang naik ke ruang tahta. Makin bersungguh-sungguh kita berdoa, makin cepat lembaran kertas doa tersebut mamasuki ruang tahta. Di ruang tahta, Yesus sebagai Imam Besar Agung, menerima dan menjawab doa-doa kita dengan menuliskan firman atas lembaran kertas doa tersebut dan para malaikat di utus untuk membawa lembar kertas doa tersebut sebagai jawaban dari Tuhan atas doa-doa kita.
Roh Kudus yang menolong kita berdoa, juga akan menolong kita untuk mengetahui apa jawaban doa dari Tuhan untuk kita. Saat kita menerima jawaban doa tersebut, yang harus kita lakukan adalah memperkatakan jawaban doa tersebut.

3. Melepas/ mentransmit suatu frekuensi rohani haruslah dengan mempergunakan mulut kita dan memperkatakan sesuatu.

Ingat, saat kita menghadapi berbagai masalah di alam lahiriah ini, artinya frekuensi rohani yang dilepaskan dalam alam roh telah membentuk menjadi suatu unsur (matter) dalam alam lahiriah ini. Entah frekuensi tersebut terbentuk menjadi sakit penyakit ataupun sifat buruk dalam hidup seseorang, itu sama saja! Jadi untuk mengubahkan hal-hal buruk yang sudah tercipta di alam lahiriah, kita harus masuk ke alam rohani terlebih dahulu, menerima firman yang dari Tuhan dan setelah Roh menyatakan firman yang dari Tuhan, di alam lahiriah ini, kita harus terus memperkatakannya sampai betul-betul 'membentuk menjadi suatu unsur lain' yang akan bermanifestasi dalam alam lahiriah ini. Pendek kata, kita sedang ada dalam suatu perang frekuensi; antara frekuensi dari dunia ini dan frekuensi dari sorga. Melalui mulut kita, teruslah mendeklarasikan frekuensi surga. Biar seluruh makhluk yang berinteraksi dengan diri kita, menerima hadirnya frekuensi surga yang tertransmit melalui mulut/perkataan kita dan dimerdekakan dari segala bentuk kesia-siaan (Rom 8:19-21)

#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer