Hidup Tidak Tepat Sasaran

Hidup Tidak Tepat Sasaran

Ulangan 28:47-48  "Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada TUHAN, Allahmu, dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya,
maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba kepada musuh yang akan disuruh TUHAN melawan engkau. Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau dipunahkan-Nya.

Matius 11:28-30  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Pada pagi hari ini saya dibawa oleh Tuhan untuk memperhatikan dua bagian ayat Alkitab diatas. Dan secara spesifik Tuhan membukakan beberapa prinsip penting berikut:

1. Bagaimanapun juga, di dunia ini manusia harus bekerja keras.

Ketika pertama manusia diciptakan & ditaruh di taman Eden, dapat dikatakan bahwa manusia sama sekali tidak perlu bekerja keras untuk menanam berbagai tumbuh-tumbuhan, pohon-pohanan yang ada; semua sudah ditumbuhkan oleh Tuhan. Tugas manusia hanyalah memelihara & menikmati apa yang sudah Tuhan ciptakan di Eden.
Tapi sejak kejatuhan manusia, bumi jadi berubah! Semua yang diusahakan oleh manusia hanya akan menumbuhkan semak duri & onak duri (Kej 3:17-19) Sejak saat itulah untuk dapat menjalani hidup, manusia harus bekerja keras!

2. Selama manusia hidup dalam lingkupan hadirat Tuhan, manusia tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.

Sebelum kejatuhan manusia dalam dosa - pada saat manusia masih hidup dalam lingkupan hadirat Tuhan (memiliki kehidupan rohani yang sehat & akurat), Tuhan sendiri sebagai Bapa yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari manusia itu. Aktifitas sehari-hari manusia adalah bersekutu dengan Bapa dan melakukan apapun yang Bapa perintahkan berkaitan dengan memelihara taman Eden. Hidup manusia berpusatkan pada Tuhan & firmanNya
Tapi setelah kejatuhan, manusia jadi memiliki kecenderungan hidup berpusatkan pada diri sendiri & usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari belaka.

3. Melalui korban Kristus, kehidupan manusia dapat mengalami perubahan yang mendasar.

Bagi orang-orang yang percaya kepadaNya - yang mengalami pengalaman penebusan Kristus & kelahiran baru, ada suatu kehidupan berbeda yang dapat dijalani di bumi ini dibandingkan dengan kehidupan orang-orang lain yang belum mengalami pengalaman kelahiran baru. Melalui penebusan darah Kristus, hubungan kita dengan Bapa di surga dipulihkan. Sebagai manusia yang hidup di bumi ini, kita kembali bisa menikmati realita hadirat Tuhan, realita surga.

4. Tuhan tetap memberikan tuntutan untuk manusia bekerja keras.

Segera setelah pertobatan, setelah hubungan dengan Tuhan dipulihkan, Tuhan memberikan ketetapan supaya kita - sebagai manusia yang masih hidup di bumi ini, terus hidup mengikuti tuntunan & arahan dari RohNya (Ul 28:1) Roh Kudus akan membawa kita untuk memiliki kehidupan yang akurat dalam segala area hidup sehingga kehidupan kita akan memanifestasikan kehidupan yang efektif, berdampak & berbuah bagi KerajaanNya.
Karena itu bagaimanapun juga kita harus 'bekerja keras' untuk memastikan kehidupan sehari-hari kita terus ada dalam lingkupan hadiratNya, terus dipenuhi dengan kasih mula-mula, memiliki kualitas hati yang tetap lembut, mudah dibentuk, mudah diajar & mau berubah!

5. Tuhan akan melakukan 'pertukaran' dalam usaha kerja keras yang harus kita jalani.

Jika setelah kejatuhan, kebanyakan manusia harus bekerja keras secara lahiriah demi menyambung hidup - mencari uang dengan berpeluh, menjadi 'budak Mamon', terbelenggu dalam sistem Babel - Tuhan justru menetapkan untuk umat TebusanNya hanya perlu 'bekerja keras' dalam menjagai dan menumbuhkan realita hadirat Tuhan dalam kehidupan mereka; sebagai ganjarannya, umat Tebusan akan menikmati pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari yang akan Ia nyatakan secara supernatural!

6. Umat Tebusan yang mengejar realita Tuhan dalam kehidupan sehari-hari akan dibawa oleh Tuhan untuk hidup dalam KerajaanNya yang tak tergoncangkan.

Kehidupan yang penuh mujizat akibat penyertaan nyata dari Tuhan sendiri adalah sebuah janji yang akan dapat dinikmati oleh umat Tebusan sebagai ganjaran karena mereka terus berfokus untuk membangun keakuratan hidup sehingga memiliki persekutuan yang hidup dengan Tuhan (Ul 31:3-8)

Ketidakakuratan hidup adalah sama dengan dosa - luput dari sasaran (dari bahasa Yunani: Hamartia) dan dosalah yang akan membuat umat Tebusan merasa Tuhan menjadi jauh meski sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka (Yes 59:1-2)

Jadilah orang percaya yang terus mengejar keakuratan hidup dalam kehidupan sehari-hari dan nikmatilah realita pemeliharaan, penjagaan & penyertaan Tuhan secara nyata!

#AkuCintaTuhan (Ps. Steven Agustinus)

Komentar

Postingan Populer