KECAPI AGAPE

*KECAPI AGAPE*

Agape adalah kata dalam Alkitab Perjanjian Baru yang diterjemahkan sebagai “Kasih” dalam Alkitab bahasa Indonesia terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Versi-versi Alkitab edisi bahasa Inggris seperti King James Version (KJV), New International Version (NIV) dsb menterjemahkan kata itu sebagai “love” dan “charity”.

Teks asli Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Oleh karenanya, agape adalah sebuah kata dalam bahasa Yunani. Sebagaimana halnya bahasa-bahasa di dunia, bahasa Yunani juga mempunyai aturan-aturan tertentu.

Dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru, “Agape” adalah kata dalam bentuk noun (kata benda).

Agape berasal dari kata kerja (verb) ”Agapao”.

Contoh:

Sebagai kata kerja (verb) dalam Matius 22:37

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah (agapao) Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (LAI – Indonesia)

 Jesus said unto him, Thou shalt love (agapao) the Lord thy God with all thy heart, and with all thy soul, and with all thy mind. (KJV)

Sebagai kata benda (noun) dalam 1 Yohanes 4:8

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (agape). (LAI – Indonesia)

 He that loveth not knoweth not God; for God is love (agape). (KJV)


Definisi dari Agape sendiri adalah tentang Kasih/cinta yang berkorban, unconditional love (cinta tanpa pamrih), yang ingin menyejahterakan orang lain.



*Ciri-ciri Agape*


Lebih dalam lagi tentang agape ini, dijelaskan oleh firman Tuhan:

1 Korintus 13:4-7

Kasih (AGAPE) itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (LAI – bhs Indonesia)

Love (AGAPE) is kind and patient, never jealous, boastful, proud, or rude. Love isn’t selfish or quick tempered. It doesn’t keep a record of wrongs that others do.

Love rejoices in the truth, but not in evil.

Love is always supportive, loyal, hopeful, and trusting. (Contemporary English Version)

Kata “kasih” yang ada dalam perikop dalam 1 Korintus 13 merupakan salah satu kata paling terkenal. Ternyata, kata “kasih” disitu berasal dari bahasa asli “agape”. Alkitab menggunakan agape, dan bukan phileo atau eros.

Ciri-ciri dari agape berdasarkan firman Tuhan sangat jelas. Yaitu cinta (kasih) yang penuh dengan kesabaran, kemurahan hati, tidak cemburu, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak dendam, tidak bersukacita karena ketidakadilan, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu.

Apabila membandingkan dengan sifat dasar manusia, maka nampaknya sukar bagi kita untuk mempraktekkan kasih agape. Disinilah kita patut menyadari bahwa kita membutuhkan kasih (agape) Allah, agar dapat mempraktekkan agape dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika Alkitab menulis dalam 1 Yohanes 4:8 bahwa “Allah adalah Kasih (Agape)”, hal itu mengandung makna Dialah sumber kasih itu. Segala sesuatu mengalir dari kasih (agape)-Nya. Agape adalah kasih yang berasal dari Allah. Allah mengasihi karena hal itu merupakan natur-Nya, jati diri-Nya, sifat-Nya, ekspresi keberadaan-Nya.

Segala sesuatu dalam diri Allah adalah kasih adanya. Kasih (Agape) lah yang memotivasi segala sesuatu yang dikerjakan oleh Allah. Puncak dari kasih (agape) Allah tampak jelas dalam penyaliban Yesus.

Salib dan kematian Yesus merupakan tanda cinta agape Allah kepada dunia. Yesus rela berkorban memberikan hidup-Nya, menyerahkan nyawa-Nya agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal, seperti nyata dalam Yohanes 3:16,

Karena begitu besar kasih (Agapao) Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (LAI – bhs Indonesia)

For God so loved (Agapao) the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life. (King James Version)

God loved (Agapao) the people of this world so much that he gave his only Son, so that everyone who has faith in him will have eternal life and never really die. (Contemporary English Version)

Karya salib Yesus Kristus berlaku untuk sepanjang zaman sampai akhir zaman tiba nanti, dan IA akan datang kembali untuk menjemput pengantin-Nya, yaitu setiap orang yang telah percaya dan dimeteraikan oleh Roh Kudus-Nya.

Itu sebabnya bagi orang-orang yang hidup di zaman ini, kasih Allah yang berkorban itu akan terasa lebih kental sebab suatu nas menyatakan:

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya (Agape) kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8)

But God commendeth his love (Agape) toward us, in that, while we were yet sinners, Christ died for us. (King James Version)

Ya, ketika kita masih berdosa, Yesus Kristus telah MENEBUS dosa kita sekitar 2000 tahun yang lalu, karena kasih-Nya (agape) yang begitu besar kepada kita.



*Relevansi Agape*

Kita telah belajar bahwa agape merupakan sifat, jati diri Allah. Agape jugalah yang menjadi motivasi Yesus Kristus untuk berinkarnasi ke dalam dunia dan menjadi manusia yang kemudian mati disalib demi menebus dosa.

Ketika kita kemudian percaya kepada Yesus dan menerima-Nya, maka firman Tuhan menyatakan bahwa kita diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah, seperti dinyatakan Alkitab:

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yohanes 1:12)

Sebagai anak-anak Allah (yang diangkat bukan karena jasmaniah, namun karena percaya) maka sudah sepatutnya kita semua merefleksikan kasih (Agape) Allah kepada dunia ini. Yesus memberikan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik sebagai contoh pengorbanan demi orang lain, bahkan bagi mereka yang mungkin tidak peduli sama sekali untuk kita, atau bahkan membenci kita.

Agape tidak didasarkan pada perasaan, tapi sebuah tindakan/kehendak untuk menempatkan kesejahteraan orang lain diatas kita sendiri. Tapi ingat, jenis cinta agape tidak datang secara alami kepada manusia. Karena sifat manusia yang telah jatuh dalam kuasa dosa, kita tidak mampu menghasilkan agape yang murni (genuine).

Cinta agape hanya datang dari Sumber yang sejati. Ini adalah kasih yang “telah dicurahkan di dalam hati kita melalui Roh Kudus diberikan kepada kita” ketika kita menjadi anak-anak-Nya. Inilah pernyataan kitab suci bahwa kasih (agape) diberikan kepada anak-anak Allah:

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih (Agape) Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5)

And hope maketh not ashamed; because the love (Agape) of God is shed abroad in our hearts by the Holy Ghost which is given unto us. (KJV)

Oleh karena kasih agape yang telah dicurahkan ke dalam hati kita, maka kita akan dimampukan untuk  mentaati perintah Tuhan Yesus: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi (Agapao); sama seperti Aku telah mengasihi (Agapao) kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi (Agapao) “(Yohanes 13:34).


Sebenarnya satu-satunya kata di dunia yang tidak pernah ada terjemahan yang tepat adalah AGAPE, dari semua akar katanya, dalam bahasa yunani, yahudi atau apapun, tidak pernah ada kata yang cukup utk menjelaskan agape. Karena agape ini terlalu besar, dalam dan sangat mulia.

Kita tahu Agape adalah level kasih paling tinggi, kasih tak bersyarat.
Eros itu kasih level pling rendah, berdasarkan penampilan tubuh.
Philia kasih persaudaraan berdasarkan jiwa.

Agape ini kasih level dimana engkau memutuskan mengasihi dan berkorban SEKALIPUN engkau sangat tahu org yg engkau kasihi tidak akan pernah membalas apa yg sudah engkau beri. Engkau memutuskan mengampuni SEKALIPUN engkau tahu org itu akan kembali menyakitimu.

By His Grace
Joshua Ivan Sudrajat

Referensi:

Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries

Thayer Greek Definitions

Theological dictionary of the New Testament



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer