JANGAN SALAH MINTA 1

JANGAN SALAH
(Part 2 : Jangan Salah Minta 1)

Ev. Iin Tjipto
Ibadah JKI Hananeel (01-10-2017)

1 Raja-raja 2 : 15-17, 20-25

Adonia meminta kepada Raja Salomo agar diberikan Abisag untuk menjadi istrinya. Raja Daud sudah meninggal pada saat itu dan Salomo naik menggantikan menjadi Raja.

Sebenarnya secara hukum, Adonia adalah anak sulung. Oleh karena itu Adonia berkata bahwa dia mempunyai hak untuk naik takhta.

Oleh karena itu sebelum Daud memutuskan siapa yang akan menggantikannya menjadi Raja, Adonia sudah membuat persepakatan, dia sudah geer dan sudah mengumumkan ke semua orang bahwa dia lah Raja selanjutnya yang akan diangkat oleh Daud.

Secara hukum, sikap Adonia itu termasuk sebuah pemberontakan; karena Raja belum lengser tetapi dia sudah mengangkat dirinya. Sebenarnya seperti itulah tindakan Lucifer. Lucifer merasa bahwa dia adalah pemimpin, padahal seharusnya Tuhan-lah pemimpinnya.

Pada saat itu, Salomo masih kasihan kepada kakaknya - Adonia. Salomo berkata kepada kakaknya, "Jangan pernah buat satu lagi kesalahan. Kalau kamu buat satu lagi kesalahan, maka kamu tahu hukumnya, bahwa hukumnya kepala harus dipenggal."

Adonia pada saat itu seakan berterima kasih dan menerima keputusan itu. Kemudian diangkatlah Salomo menjadi Raja. Dan semua sudah berjalan dengan baik.

Abisag dipilih untuk merawat Raja Daud di masa Raja Daud masih hidup. Memang Abisag tidak pernah bersetubuh dengan Daud, tetapi ia dipilih untuk merawat Daud.

Abisag adalah seorang wanita yang sangat cantik sekali, sehingga Adonia pun jatuh cinta kepadanya. Kemudian Adonia meminta Abisag untuk menjadi istrinya. Ia berkata, "Apa sih artinya? Abisag kan cuma perempuan perawat, cantik, masih gadis, masih muda... Boleh dong saya meminta dia untuk menjadi istri saya?"

Sekali lagi, Adonia KONYOL!!!
Kenapa dia tidak mengerti hukum?
Adonia ini BODOH, KONYOL dan TIDAK BELAJAR HUKUM.

JANGAN PERNAH BERPIKIR BAHWA TIDAK TAHU ITU TIDAK SALAH!!!

Misalnya, kalau kita melanggar lampu merah dan ditangkap polisi, kemudian kita beralasan, "Saya nggak tahu..."
Apakah kita tetap salah? Iya, kita tetap salah.

Misalnya, seseorang nggak pernah mempelajari arti-arti rambu-rambu lalu lintas, kemudian dia berhenti di depan rambu bertuliskan "S" yang dicoret, lalu ditangkap polisi. Kemudian dia menjawab "Saya nggak tahu, saya nggak lihat..."
Tetap ditangkap nggak?
Tetap ditangkap.

Hukum tetaplah hukum. Hukum berlaku untuk anak kecil maupun orang dewasa. Hukum tetap berlaku meskipun kita tahu atau tidak tahu. Dan ada banyak orang tidak pernah belajar hukum dan mereka berpikir "Tuhan mengerti kalau dia tidak tahu."

Memang, Tuhan mengerti kalau dia tidak tahu - tetapi iblis itu menuduh (menuding). Dan di dalam keadilan Tuhan terpaksa berkata, "Ya, this is yours. Waktumu, 'blis' untuk menghukum..."

Iblis setiap kali melihat kita salah, akan langsung berkata, "Tuhan, itu salah." Ya, namanya pendakwa. Karena itu mau tidak mau kita harus belajar.

Ada banyak anak-anak Tuhan tidak tahu hukum "menghormati pemimpin"...
Ada banyak orang yang tidak tahu hukum "jangan menjamah yang diurapi"...
Ada banyak orang yang tidak tahu hukum "tabur dan tuai"...
Ada banyak anak Tuhan yang tidak pernah tahu hukum "perpuluhan"...
Hidup mereka hancur dan mereka bertanya-tanya "Dimana janji Tuhan?"
Mereka berkata, "Tuhan tidak adil!"

Tahukah kita, Tuhan menangis ketika melihat seperti itu?
Bukannya Tuhan tidak ingin memberkati kita, bukannya tidak ingin menolong kita...
Tetapi Dia berkata, "Nak, kamu tidak pernah belajar hukum sehingga kamu bersalah dalam banyak hal..."

Adonia tidak pernah belajar hukum, dia tidak tahu bahwa "jika raja belum lengser dan dia mengumumkan diri sebagai raja" maka hukumnya adalah pemberontakan...
Dan hukumannya adalah mati!

Adonia juga tidak pernah belajar hukum yang ke-2, yaitu semua yang sudah merawat Raja, semua milik daripada Raja, itu tidak pernah boleh diambil atau diminta oleh siapapun karena itu berarti penghinaan kepada Raja.
Semua yang sudah masuk menjadi milik Raja itu udah nggak boleh diutak atik lagi.
Dan sekali lagi, hukumnya adalah mati!

Karena itu jika ada yang mau menghina Raja, caranya adalah dengan semua gundik, istri dan perawat Raja ditawan atau diperkosa di depan. Itu adalah cara untuk melawan, menghina, merendahkan dan menduduki sebuah kekuasaan.

Adonia berpikir, "Apa sih salahnya? Kan cuma minta seorang gadis yang cantik dan masih muda, bekas perawat Raja untuk menjadi istri."

Dan Salomo benar-benar gemas dengan sikap Adonia, sampai dengan penuh emosi bilang, "Kenapa kamu ngga minta takhta sekalian aja?"
Karena Adonia berani meminta properti Raja, itu berarti dia sedang mengkudeta dan menghancurkan Raja.
Salomo tidak bisa lagi melindungi kakaknya, sebagai Raja ia harus menetapkan hukum.

Banyak orang berkata dan protes : "Kalau memang Tuhan baik, kenapa Dia tidak melindungi saya? Kalau memang Tuhan baik, kenapa tidak memberkati saya?"

Tuhan pun berkata, "Nak, Aku tetap Tuhan yang memegang hukum dan ketetapan."

Berapa banyak orang berkata, "Ibu Iin, kenapa melakukan hal itu?"
Ada banyak hal yang harus Ibu Iin laksanakan sebagai hukum sesakit apapun...

Karena itu, coba cek, sepanjang tahun lalu apakah kita belajar dan sepanjang tahun ke depannya marilah kita lebih mengerti hukum dan ketetapan.
Jangan salah meminta sebab salah meminta membuat seorang Adonia kehilangan kepalanya.

Ada banyak orang berpikir, "Bu kalau sekarang kita boleh minta apa saja?"
Tetap, jangan salah meminta.

Ibu Iin mempunyai seorang teman...
Ia mempunyai seorang anak. Pada saat anak itu berusia sepuluh tahun, anak itu mengalami sakit keras. Pada waktu itu Ibu Iin dan banyak orang lainnya yang mendoakan semua dapat yang sama, bahwa anak ini harus pulang.

Pada waktu anak ini pulang, sebenarnya itulah yang akan membawa kebaikan bagi semua orang. Karena Tuhan bilang, anak ini sedang bagus-bagusnya. Anak ini di usia sepuluh tahun, sedang sangat suka bermain keyboard, suka menyanyi dan suka menyembah.

Dan ya, semua orang dapat hal yang sama, bahwa anak ini harus pulang (ke rumah Bapa) karena anak ini sedang bagus-bagusnya (dalam kondisi sangat cinta sama Tuhan).

Pada waktu itu, ibunya nggak mau. Ibunya naik dan teriak, ibunya bilang, "Tuhan, aku minta anakku! Aku pegang janjiMu yang berkata Minta maka Engkau akan berikan. Aku minta, anakku sembuh. Aku minta, anakku panjang umur."

Dan dia berdoa puasa, dia mengajak suaminya sepakat. Jadi istrinya mendesak suaminya untuk sepakat.

Hukumnya berkata "Ada dua-tiga orang bersepakat, maka pasti Tuhan memberikannya."

Mereka tidak berkata, "Jika Tuhan mengkehendakinya..."
Tetapi mereka berkata, "Kami sepakat minta sembuh!"

Singkat cerita, anak ini sembuh dan bertumbuh semakin dewasa. Anak ini kemudian jatuh ke dalam pergaulan bebas, jual-beli narkoba, masuk penjara. Selain itu, dia juga menipu, menggadaikan semua rumah orang tuanya. Dia usaha, ditipu sana sini, sampai orang tuanya berhutang Rp 2 milyar, kehilangan mobil dan rumah.

Bahkan anak itu pun menjadi pahit sekali dengan Tuhan, padahal salahnya dan dia tidak pernah mau kembali ke Tuhan. Dia menyembah setan.

Orang tuanya menangis dan berkali-kali berkata, "Ibu Iin ini bagaimana?"

Sepuluh tahun sebelum hidup anak ini menjadi berantakan, hari itu masih ada Pak Yusak, masih ada Hamba Tuhan yang lain, dan semua bicara yang sama : Anak ini lebih baik pulang ke rumah Bapa.

Ada banyak orang salah meminta - Ibu Iin sudah berkali-kali menghadapi orang-orang yang meminta jodoh; minta perempuan yang itu atau minta pria yang itu. Menurutnya "the best" buat dia.

Salah mints itu seringkali ujungnya "potong kepala"...

Sepanjang tahun lalu, coba cek : apakah kita ada salah meminta?
Dan sepanjang tahun-tahun ke depannya : jangan salah meminta.

Writer Selviani Lakmudin

Komentar

Postingan Populer