KARAKTER YEFTA

KARAKTER YEFTA
Pastor Philip Mantofa


Hakim-Hakim 11:1
Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead.

Yefta dipakai Tuhan bukan karena dia adalah orang yang baik, namun terutama karena Yefta mau dipakai oleh Tuhan. Kebaikan tidak cukup membuat kita dipakai Tuhan. Kita mungkin baik tapi hatinya tidak peka, tidak terbuka bagi Roh Kudus, menjadi saluran yang bersedia dipakai Allah, Tuhan juga tidak akan memaksanya. Perbuatan baik tidak cukup untuk menyelamatkan dunia, kita perlu menginjil, menyampaikan kabar baik bagi semua orang.

Dipakai Tuhan sesekali itu gampang dan itu bonus, setiap orang mudah dipakai Tuhan. Namun jika kita selalu dipakai oleh Tuhan itu baru hal yang berbeda, itu adalah sebuah keistimewaan. Jadi bukan hanya perkara kita dipakai Tuhan sesekali, namun kita selalu dipakai Tuhan. Juga bukanlah hal bagaimana kita memulai dengan Roh Kudus, namun mengakhiri dengan kuat, mengakhiri bersama Roh Kudus.

Pengkotbah 10:1
Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.

Kisah Yefta adalah cerita mengenai kebodohan campur kehormatan. Yefta adalah pahlawan Tuhan yang gagah perkasa, namun juga dia adalah anak dari perempuan sundal. Ketika kita membawa diri dengan cara yang salah, maka kita menunjukkan kepada dunia kalau tabiat atau karakter dan kebiasaan kita buruk. Jika Yefta hidupnya berkarakter dengan baik, maka orang pun akan melupakan masa lalu kelam kita. Mujizat dan perbuatan ajaib yang kita lakukan sifatnya hanya sementara, namun saat kita melakukan kesalahan, berkarakter yang buruk, maka orang akan lebih mengingat akan kelemahan kita.

Hakim-Hakim 11:2-3a
Juga isteri Gilead melahirkan anak- anak lelaki baginya. Setelah besar anak- anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: ” Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain. ” Maka larilah Yefta dari saudara- saudaranya itu dan diam di tanah Tob;

Di dunia ini tidak ada anak yang haram sekalipun dia lahir di luar nikah ataupun married by accident atau pemerkosaan, yang ada adalah orang tua yang haram sebab anak itu tidak bersalah apapun. Karakter Yefta adalah pendek dan dangkal cara pandangnya. Ketika ada masalah dia lari, merasa capek dia berhenti. Di dalam hidup Yefta tidak ada karakter-karakter Allah seperti ketekunan dan kesabaran.

Tuhan tidak bisa memberkati orang yang lari dari masalah.

Karakter itu dimulai pertama-tama dengan tidak lari. Namun bukan berarti saat kita mengalami masalah kita merasa “sok kuat” dan punya iman sebesar gunung. Yang Tuhan inginkan adalah supaya kita mengerti dan belajar cara Tuhan, jalan-jalan Allah, melalui setiap masalah yang kita hadapi.

Mazmur 37:1-6
Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh- tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada- Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.

Tuhan ingin setiap kita selalu percaya kepada Tuhan. Sekalipun kita tidak tahu jalan mana, jalan ke kanan dan kiri salah, lakukanlah Firman Tuhan, lakukanlah hal yang baik. Tuhan ingin kita untuk tetap tinggal sekalipun kita ada masalah. Di masalah kehidupan kita saat kita tidak tahu harus bergembira karena apa, bergembiralah karena Tuhan, maka Tuhan akan memberikan apa yang menjadi keinginan hidup kita.

Hakim-Hakim 11:3b
di sana berkumpullah kepadanya petualang- petualang yang pergi merampok bersama- sama dengan dia.

Yefta sudah memutuskan hal yang salah yakni meninggalkan Gilead. Namun karena dia merasa sudah dipojokkan dan disalahkan, Yefta menambahinya dengan bergabung ke golongan perampok, pemarah, petualang (pembuat masalah, jagal pasar) Sekalipun pemakaian dan berkat Tuhan itu adalah kedaulatan Tuhan dalam hidup kita, namun hukum tabur tuai itu tetap ada dalam hidup kita. Berkat yang kita peroleh itu dari Tuhan, janji Tuhan akan tetap digenapi, sekalipun kita melakukan kesalahan dan kesalahan.

Abraham tetap menjadi bapa segala bangsa dan Ishak lahir sari keturunannya, sekalipun Abraham tidur dengan Hagar. Dari keturunan Daud tetap lahir Mesias, sekalipun hidup Daud jatuh dalam dosa, tidur dengan Betsyeba. Janji Tuhan akan tetap digenapi karena Tuhan tidak pernah gagal. Namun racun dan lalat mati yang kita tabur dalam urapan Tuhan dalam hidup kita, dari sana juga lahir pedang dan semak belukar.

1 Korintus 15:33
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Kita tidak akan pernah merasakan dosa sampai kita jatuh di dalamnya. Untuk tetap hidup dalam karakter Allah, ada orang-orang tertentu yang kita jangan sampai dekat dan bergaul dengannya. Karakter mahal yang Tuhan beli di atas kayu salib, akan jatuh sekejap saat kita bergaul dengan orang yang salah.

Amsal 22:24-25
Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.

Yefta ketika diusir pertama kali dengan rasa minder dan diam-diam. Namun di ayat berikutnya, sifat karakter Yefta menjadi meledak-ledak karena ada karena transfer karakter dari golongan pemarah, perampok, dan petualang yang mana Yefta menjadi bagian di dalamnya. Pergaulan yang buruk tidak bisa serta merta dirubah dengan doa dan urapan saja, namun juga perlu ditebus dengan pergaulan yang baik. Dengan bergaul dengan Roh Kudus, Tuhan akan rubah setiap karakter kita yang tidak berkenan kepada Tuhan. Dan Tuhan juga mau merubah karakter kita melalui pergaulan dengan saudara seiman, untuk itu kita perlu hidup bergaul dengan saudara seiman, kita digesek dengan mereka bukan dengan konflik, namun untuk saling menulari dengan karakter-karakter ilahi.

Hakim-Hakim 11:4-7
Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua- tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta: ” Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon. ” Tetapi kata Yefta kepada para tua- tua Gilead itu: ” Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak? “

Pastikan saat Tuhan mau mempromosikan kita, kita tidak dalam keadaan kepahitan. Tugas Tuhan adalah memastikan kairos Tuhan dan pemakaian dan janji Tuhan tepat pada waktunya. Namun adalah tugas kita untuk mempersiapkan diri untuk siap menerima pemakaian Tuhan. Seberapa sering kita gagal dipromosikan saat promosi tiba waktunya, namun kita belum siap. Tuhan ingin mempromosikan Yefta melalui pemilihan Tuhan atas Yefta menjadi panglima perang, namun jawaban Yefta yang penuh kepahitan dan penolakan, membuat adanya lalat mati dalam sebuah urapan Tuhan.

Kejadian 50:19-21
Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: ” Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka- rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka- rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak- anakmu juga. ” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.

Beda Yusuf dan Yefta adalah karakternya. Yefta memiliki mental seorang korban. Orang yang bermental sebagai korban, suatu hari nanti, dia juga akan mengorbankan orang lain. Sedangkan Yusuf tidak memiliki mental sebagai korban, dia justru melepaskan pengampunan, penghiburan kepada saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat kepadanya.

Hakim-Hakim 11:11
Maka Yefta ikut dengan para tua- tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.

Walaupun awalnya Yefta membenci saudara-saudara yang membuangnya, Yefta akhirnya ikut dengan mereka untuk menjadi pemimpin mereka. Jika kita hanya berhenti di ayat di atas, maka kita akan mengira Yefta sudah berubah sebab Yefta sudah menghadap Tuhan. Namun kelemahan Yefta adalah Yefta membawa seluruh perkaranya kepada Tuhan. Ketika masuk ke hadirat Tuhan, kita lebih suka untuk curhat, untuk mencari pembelaan dan pembenaran akan kebenciannya. Motivasi untuk datang ke Tuhan harusnya dengan mengerti isi hati Tuhan, bertanya apa yang menjadi kehendak Tuhan. Yefta datang kepada Tuhan bukan membawa hatinya, tetapi Yefta membawa perkaranya, mencari pembelaan, meminta pembenaran kepada Tuhan.

Yoel 2:12-14
” Tetapi sekarang juga, ” demikianlah firman TUHAN, ” berbaliklah kepada- Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh. ” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman- Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan- Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.

Ada 2 macam korban. Korban sajian dan korban curahan. Korban sajian itu adalah presentasi. Korban curahan itu seperti kita datang ke Tuhan untuk bicara hati ke hati. Tuhan ingin kita datang bukan karena keharusan, namun karena kita mengasihi Tuhan, dan datang berbicara hati ke hati kepada Tuhan.

Hakim-Hakim 11:29-31
Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: ” Jika Engkau sungguh- sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran. “

Tuhan tidak pernah meminta korban bakaran kepada Yefta karena Roh Allah sudah turun atas hidupnya. Penghalang terbesar pemakaian Allah dalam hidup kita adalah karakter. Beberapa permintaan kita tidak atau belum dikabulkan oleh Tuhan, karena Tuhan tahu batas kita. Bukan karena Tuhan yang tidak siap memberkati kita, namun kita yang belum siap menerima berkat Tuhan.

Karakter kita akan mempengaruhi karisma dan berkat yang Tuhan berikan dalam hidup kita

2 Korintus 3:16-17
Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Kalau Roh Allah sudah datang, tidak perlu lagi korban bakaran. Yefta tidak bisa menerima kasih karunia Allah yang tanpa biaya dalam hidupnya. Yefta terbiasa hidup di lingkungan yang “perlu bayar harga dengan berdarah-darah” untuk mendapatkan sesuatu. Yefta bertindak sesuai dengan dorongan hatinya. Kita bisa hancur tanpa campur tangan iblis sekalipun. Saat kita jauh dari Tuhan, berarti kita sedang menghancurkan diri kita sendiri.

Saat Yefta pada akhirnya mengorbankan putrinya sendiri, itu adalah keputusan atas hak bebasnya. Itulah mengapa sekalipun kita hamba Tuhan sehebat apapun, kita masih bisa jatuh dan melakukan kesalahan.

Hakim-Hakim 12:3-6
Ketika kulihat, bahwa tidak ada yang datang menyelamatkan aku, maka aku mempertaruhkan nyawaku dan aku pergi melawan bani Amon itu, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tanganku. Mengapa pada hari ini kamu mendatangi aku untuk berperang melawan aku? ” Kemudian Yefta mengumpulkan semua orang Gilead, lalu mereka berperang melawan suku Efraim. Dan orang- orang Gilead mengalahkan suku Efraim itu. Sebab orang- orang itu mengatakan: ” Kamulah orang- orang yang telah lari dari suku Efraim! “– kaum Gilead itu ada di tengah- tengah suku Efraim dan suku Manasye–. Untuk menghadapi suku Efraim itu, maka orang Gilead menduduki tempat- tempat penyeberangan sungai Yordan. Apabila dari suku Efraim ada yang lari dan berkata: ” Biarkanlah aku menyeberang, ” maka orang Gilead berkata kepadanya: ” Orang Efraimkah engkau? ” Dan jika ia menjawab: ” Bukan, ” maka mereka berkata kepadanya: ” Coba katakan dahulu: syibolet. ” Jika ia berkata: sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat- tempat penyeberangan sungai Yordan itu. Pada waktu itu tewaslah dari suku Efraim empat puluh dua ribu orang.

Yefta mulai sombong dan merasa semua kemenangan atas bani Amon semua karena dia sendiri dan kemenangan itu adalah kemenangannya. Jawaban Yefta yang tinggi hati mengakibatkan perang saudara dan kematian atas 42.000 orang sukui Efraim, suku saudaranya sendiri.

Pengkotbah 7:8-10
Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. Janganlah lekas- lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. Janganlah mengatakan: ” Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang? ” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.

Galatia 3:3
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?

Pro M 23 Agustus 2014 Kotbah

Yefta memulai karakter dengan Roh, namun dia mengakhirinya dengan daging dan perang saudara. Jika hari ini ada darah-darah dalam karakter Yefta dalam hati kita, kita harus bertobat dan mengikis karakter itu keluar dari hidup kita.



Source: Rangkuman Kotbah Ibadah Pro-M Revolution 23 Agustus 2014 – Gereja Mawar Sharon Surabaya

Komentar

Postingan Populer