KEAJAIBAN DALAM SEMALAM

KEAJAIBAN DALAM SEMALAM
PW 24 Jam
Ev. Nany Susanty


Bilangan 16:1-4 (TB)  Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang
untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.
Maka mereka berkumpul mengerumuni Musa dan Harun, serta berkata kepada keduanya: "Sekarang cukuplah itu! Segenap umat itu adalah orang-orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapakah kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?"
Ketika Musa mendengar hal itu, sujudlah ia.

Bilangan pasal 16 mencatat dua pemberontakan yang terjadi di antara bangsa Israel dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Pertama, pemberontakan Korah orang Lewi. Ia merasa iri hati terhadap Musa yang Allah pilih memimpin Israel; dan juga kepada Harun yang diangkat Allah menjadi imam besar. Korah merasa ia lebih mampu dan lebih pantas menjadi imam besar. Korah merasa tanggung jawabnya sebagai pengurus perabot kemah pertemuan (Bilangan 4) tidaklah cukup, ia mau menjadi imam besar. Sementara, Datan dan Abiram, dari suku Ruben menentang kepemimpinan Musa. Mereka meragukan Musa akan memimpin mereka masuk ke tanah perjanjian. Sekian tahun mereka sudah berputar-putar di padang gurun, sehingga mereka mulai tidak percaya kepada Musa dan janji Allah. Akibatnya mereka membangkang terhadap Musa.

Allah tidak membiarkan pemberontakan mereka mempengaruhi seluruh bangsa Israel dan Ia segera bertindak. Pemberontakan mereka bukan saja ditujukan kepada Musa dan Harun, tetapi sesungguhnya mereka sedang melawan Allah sendiri. Allah menghukum mereka dengan cara membelah tanah tempat di mana Korah, Datan, Abiram dan orang-orangnya berdiri. Bumi terbelah dan menelan mereka ke dalamnya.

Ketika Musa Dan Harun Menghadapi Masalah Pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram. Musa Datang Kepada Tuhan dan Merendahkan Diri.

Ketika Kita menghadapi banyak sekali himpitan ekonomi, sakit penyakit, hutang, kemiskinan. Seakan kita menghadapi tembok dan membuat kita berhenti. Tuhan mau kita ikut Tuhan dan maju terus. Kita Belajar dari Musa ketika Ia menghadapi tantangan Ia mencari Tuhan.

Tantangan Saya Hadapi Ketika Tuhan menyuruh saya pindah ke Cirebon mengikuti suami. Jika saya di Bandung saya sudah nyaman, banyak teman, cari pekerjaan mudah dan pelayanan sudah ada.

Saya memulai semuanya baru, mulai dari pekerjaan, persekutuan dan lain-lain. Saya banyak mengalami tantangan dan Mengalami Keajaiban dalam Semalam.

=MASTER KEY MENGALAMI TEROBOSAN=

# WALK BY FAITH
# BERJALAN BERSAMA TUHAN DAN PERCAYA SAMA TUHAN
# DUDUK DIAM DIKAKI TUHAN

#DIVINE CONNECTION#

1 Korintus 2:9 (TB)  Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 

Divine connection atau koneksi ilahi dalam kehidupan kita adalah sesuatu yang sangat penting. Sesungguhnya kita tidak pernah bisa kerja sendirian, dibutuhkan sebuah koneksi, dibutuhkan sebuah hubungan dan itu tidak karena manusia, tetapi oleh karena Tuhan.

Ada banyak orang yang tanpa sadar, sebetulnya dia sudah punya sebuah koneksi ilahi dengan orang-orang tertentu, sebagian lagi dengan sangat tidak bijak memotong, atau membunuh koneksi ilahi yang Tuhan berikan dalam hidupnya.

Ada orang-orang yang bisa mengerti dan menangkap dengan sangat kuat bahwa Tuhan sedang membuat dia berhubungan dengan orang-orang tertentu dan pada ujungnya kelak akan menimbulkan sebuah ledakan dan sebuah karya besar yang sangat ajaib dalam kehidupannya. Semua koneksi ilahi yang Anda miliki dan yang tidak Anda matikan atau potong, itu akan berkembang dan pada ujungnya Anda akan melihat sebuah pelipatgandaan yang sangat dahsyat sekali.

Awal dari sebuah covenant dan divine connection adalah kalau kita melakukan sesuatu yang di atas rata-rata dan lebih dari sekedar sesuatu yang normal. Kalau kita hanya melakukan hal yang normal semua orang bisa melakukannya.

#TONGKAT HARUN BERBUNGA#

Bilangan 17:1-7 (TB)  TUHAN berfirman kepada Musa:
"Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya.
Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Bagi setiap kepala suku harus ada satu tongkat.
Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.
Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi."
Setelah Musa berbicara kepada orang Israel, maka semua pemimpin mereka memberikan kepadanya satu tongkat dari setiap pemimpin, menurut suku-suku mereka, dua belas tongkat, dan tongkat Harun ada di antara tongkat-tongkat itu.
Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah.

Saat itu Musa mendapat perintah dari Tuhan untuk mengumpulkan tongkat-tongkat dari para pemimpin kedua belas suku Israel untuk menentukan pemimpin, sehingga bisa menghentikan persungutan dan pemberontakkan kaum Israel. Di tiap-tiap tongkat tersebut tertulis nama-nama suku sesuai pemegang tongkatnya, dan salah satunya adalah tongkat Harus dari suku Lewi.

Ketika tongkat-tongkat tersebut ditaruh dalam kemah dimana Tabut Perjanjian berada, dalam waktu semalam, tongkat tersebut bertunas, mengeluarkan kuntum bunga, bahkan hingga bunga itu mekar dan menghasilkan buah.

Tapi hari ini saya tidak ingin bicara tentang si pemilik tongkat itu, yaitu Harun, namun saya lebih ingin mengekspos tongkat tersebut. Tongkat yang sebelumnya adalah sebatang pohon, yang ditanam di tanah. Sebagai sebuah pohon, tujuan hidupnya ialah untuk menghasilkan buah. Sayangnya, tidak untuk pohon yang satu ini.

Pohon badam yang satu ini dipotong, dan dipisahkan dari akarnya sewaktu ia masih cukup muda. Kulit batangnya di kelupas dan dia dijemur hingga kering. Tentu itu sebuah proses yang menyakitkan. Pohon itu telah mati dari semua impiannya, ia tidak mungkin akan berbuah lagi. Kini ia memiliki jati diri yang baru, sebatang tongkat.

Pada jaman itu tongkat adalah batang kayu yang kuat yang dibawa oleh para gembala. Para gembala tidak hanya menggunakan tongkat sebagai alat untuk membantu ia berjalan di tanah yang sulit dilalui namun juga sebagai senjata untuk menjaga kawanan dombanya dari ancaman dan serangan binatang buas. Tongkat adalah lambang kepemimpinan dan otoritas. Jadi, pohon yang telah mati atas impiannya itu dibawa Tuhan kedalam sebuah rencana yang lebih tinggi, menjadi sebuah lambang kepemimpinan.

Apakah hal ini sangat familiar dengan Anda? Mungkin Anda berkata, "Ya, itu adalah saya. Saya telah lama mati bagi impian-impian saya. Tuhan membawa saya kedalam sebuah proses yang tidak menyenangkan dan sangat berat.."

Saudaraku, jangan menyerah dengan proses yang Anda alami. Tuhan sedang membentuk Anda untuk sesuatu yang lebih besar dari diri Anda sendiri. Sama seperti pohon badam itu, ia ditentukan bukan sekedar menghasilkan buah. Ia telah ditentukan menjadi sebuah lambang kepemimpinan. Bahkan Tuhan membawa pohon yang telah menjadi tongkat itu kesebuah pengalaman spiritual yang menakjubkan.

Saat bangsa Israel bersungut-sungut dengen kepemimpinan Musa dan Harun, Tuhan memerintahkan tongkat dari kedua belas suku Israel ditaruh di dalam kemah suci. Di dalam hadirat Tuhan itu, hanya dalam waktu satu malam, tongkat itu bertunas, berbunga bahkan mengeluarkan buah. Ajaib bukan, pada hal tongkat itu tidak menyentuh tanah, berada dalam sebuah kemah yang gelap dan tertutup dari sinar matahari. Sedangkan secara alamiah, untuk dapat bertunas saja dibutuhkan proses menyerap sari-sari makanan dari tanah, memprosesnya melalui proses fotosintesis di daun dengan bantuan sinar matahari. Untuk menghasilkan buah, sebuah pohon butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Namun tongkat pohon badam itu, dengan berada di dalam hadirat Tuhan selama satu malam, dia bisa bertunas, berbunga dan menghasilkan buah.

Seperti yang dialami oleh tongkat tersebut, saat Anda dipilih Tuhan untuk menjadi alatnya mungkin Anda harus mengalami yang namanya mati bagi mimpi-mimpi Anda. Namun ketika tiba saatnya, ketika Anda terus berpegang pada janji Tuhan dan taat dalam panggilan Anda, hanya dengan berada dalam hadirat Tuhan, semua impian yang harusnya Anda capai dengan membutuhkan waktu bertahun-tahun dapat Tuhan wujudkan dalam waktu satu malam. Satu hal yang kita perlu garis bawahi, ketika semua itu terjadi kita tahu bahwa semua itu bukan karena kuat dan gagah kita. Karena saat itu ego dan keakuan kita telah hancur dihadapan Tuhan. Kita dapat berkata dengan penuh ucapan syukur bahwa semua itu karena Tuhan.

Seperti tongkat itu, yang kemudian disimpan dalam Tabut Perjanjian untuk menjadi peringatan bagi generasi-generasi selanjutnya. Demikian juga hidup Anda, ketika Anda berjalan dalam panggilan Tuhan dengan penuh kesetiaan, Anda menjadi sebuah teladan bagi generasi selanjutnya bahwa berjalan dalam kehendak Tuhan tidak pernah rugi. Hal itu adalah sebuah kehormatan.

#BEYOND EXPECTATION#

Bilangan 17:7-11

Roma 8:30 (TB)  Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Jangan Mundur Bila Menghadapi Tantangan, Kita Maju Terus Bersama Tuhan Yesus.

Penglihatan :
Saya Melihat Tuhan Memberikan Sebuah Kunci Berwarna Emas, Kunci ini Tipis Seperti Kunci Kamar Hotel. Tuhan Katakan Ini Kunci Master Key Untuk TEROBOSAN Ekonomi didalam hidupmu.

Efesus 5:27 (TB)  supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

BUNGA BADAM

Pohon Badam merupakan salah satu pohon yang paling awal berbunga, biasanya pohon ini memiliki tahap perkembangan sendiri.

Pohon Badam adalah jenis pohon yang berbeda dari kebanyakan pohon karena mampu tumbuh pada keempat musim. Bahkan ketika musim salju saat pohon-pohon lainnya kebanyakan meranggas, pohon badam malah berbunga dengan indahnya. Bunganya berwarna putih, sehingga serasi dan menambah keindahan ketika dipandang pada musim salju. Selain mampu berbunga pada keempat musim, pohon badam ini juga seringkali diasosiasikan dengan pohon yang berbunga lebih awal, karena kemampuannya untuk berbunga disaat pohon-pohon lain masih "tidur" pada musim ini. Tidak banyak pohon yang bisa bertahan selama empat musim penuh dan terus berbunga, tetapi pohon badam bisa. Itulah sebabnya sangat menarik melihat pohon badam ini berulang kali disebutkan di dalam Alkitab, dan tentu ada tujuannya mengapa pohon ini diangkat untuk menyampaikan dan mengajarkan sesuatu bagi kita.

Orang percaya seharusnya hidup seperti pohon badam. Di tengah badai apapun, ditengah kesulitan atau lingkungan yang tidak kondusif sekalipun bisa tetap mengeluarkan tunas, berbunga dan berbuah. Itulah gambaran umat Tuhan yang ideal seperti rencana Tuhan atas kita. Tuhan sendiri telah menyediakan segala yang dibutuhkan agar kita bisa seperti itu. Kita bisa lelah dalam menghadapi masalah, tapi Tuhan siap untuk terus gendong kita sampai tua, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4), Bukan itu saja, Tuhan bahkan siap untuk berperang bagi kita. "Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu." (Ulangan 3:22).


TUHAN MEMBERKATI
Joshua Ivan Sudrajat S

Komentar

Postingan Populer