TABERNAKEL DAUD

*Tabernakel Daud*

Setibanya di tanah perjanjian, dibawah kepemimpinan Yosua bangsa Israel merebut kembali tanah yang ditinggalkan bangsa Israel dulu. Dengan pertolongan Tuhan, bangsa Israel berhasil mendiami kembali tanah yang telah diberikan Tuhan kepada Abraham dulu. Tapi sayang, bangsa Israel tidak merebut semua tanah itu seperti yang Tuhan telah perintahkan. Mereka menyisakan tanah-tanah tertentu dan tidak merebutnya, dan yang lebih parahnya lagi mereka tidak merebut Yerusalem tempat gunung Moriah dan titik pusat ibadah yang telah Tuhan tunjukkan kepada Abraham dulu. Sehingga sekalipun tabut Allah dan tabernakelnya sudah memasuki tanah perjanjian, namun tabut dan tabernakelnya tidak bisa menempati titik yang sudah Tuhan tetapkan, Yerusalem masih dikuasai oleh bangsa Yebus. Baru pada kepemimpinan raja Daud Yerusalem direbut dan menjadikannya ibukota Israel juga pusat ibadah kepada Tuhan.

Raja Daud sedang membeli pengirikan gandum Arauna,
di tempat itulah titik tengah dunia yang kelak
dijadikan Bait Allah.

Daud membawa masuk Tabut Perjanjian ke kota Yerusalem dan memulai kembali peribadatan kepada Tuhan dengan menghadap tabut itu. Berbeda dengan pada waktu zaman Musa, Tabut Perjanjian pada masa pemerintahan Daud tidak di tempatkan di sebuah tabernakel yang tertutup, melainkan ditempatkan di suatu tenda terbuka dimana setiap orang yang beribadah dapat melihat tabut itu.
Daud adalah raja yang diurapi Tuhan luar biasa, oleh karena penyertaan Tuhan atas Daud maka kemana pun ia maju untuk berperang maka kemenangan akan diraihnya. Tidak ada bangsa yang mampu bertahan menghadapi bangsa Israel di bawah kepemimpinan raja

Daud. Akan tetapi suatu ketika, oleh karena kemenangan demi kemenangan yang diraih Daud, membuat raja Israel tersebut sombong dan akhirnya membuat kesalahan fatal dihadapan Allah. Raja Daud memerintahkan panglimanya Yoab untuk mengadakan sensus penduduk agar diketahui berapa kekuatan rakyat Israel, sehingga jika kelak akan maju berperang raja tahu berapa kekuatan Israel dan berapa kekuatan musuh... Hal ini membuat Tuhan sangat marah kepada Daud, sebab segala kemenangan yang diraih bangsa Israel bukan karena kekuatan atau jumlah rakyat yang ikut berperang, melainkan karena pertolongan Tuhan. Akhirnya Tuhan marah luar biasa terhadap raja Daud, dan Tuhan memberikan kepada Daud 3 pilihan hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya:

1.         Tiga tahun kelaparan menimpa seluruh negeri dari bangsa Israel
2.         Tiga bulan mengalami kekalahan dalam peperangan dan dikejar-kejar musuh
3.         Tiga hari bangsa Israel mengalami penyakit sampar
Karena semua hukuman yang di tawarkan berat adanya, maka Daud menyerahkan pilihannya kepada Tuhan, dan Tuhan menjatuhkan pilihan untuk menurunkan penyakit sampar kepada seluruh bangsa Israel selama 3 hari.  Maka Tuhan menurunkan malaikat yang membawa maut sampar itu berjalan dari Dan sampai Bersyeba, dari pagi hingga waktu yang ditetapkan, mengacungkan pedangnya dan menurunkan sampar kepada seluruh bangsa Israel. Setibanya malaikat itu di tempat pengirikan gandum milik Arauna (disebut juga Ornan) orang Yebus untuk menurunkan sampar kepada penduduk Yerusalem (pengirikan ini tepat berada di atas bukit Moriah), menyesallah Tuhan atas tulah yang telah Ia turunkan, dan Tuhan menghentikan malaikat pembawa maut itu. Namun demikian sampar tersebut telah menewaskan 70.000 orang Israel.

Maka berhenti-lah tulah itu, yaitu ketika malaikat Tuhan berada di atas bukit Moria. Maka melalui nabi-Nya Gad, Tuhan memerintahkan raja Daud untuk mendiri-kan mezbah di atas

Tabernakel Daud. Tidak seperti tebernakel Musa, tabernakel Daud jauhlebih sederhana, semua orang   bisa melihat tabut perjanjian dan ibadah dilakukan dengan bebas tanpa ada liturgi.

bukit Moria itu di suatu tempat yang akan ditunjukkan oleh Tuhan sendiri. Dan Tuhan menunjukkan tempat / titik dimana mezbah itu harus didirikan, yaitu tepat di atas bukit Moria yang telah didirikan tempat pengirikan gandum oleh Arauna, orang Yebus. Maka Daud membeli pengirikan gandum tersebut, sekalipun Arauna lebih memilih untuk memberikan tempat itu secara gratis untuk Tuhan dan raja, namun raja Daud tetap memilih untuk membelinya. Dan setelah dibeli maka Daud mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel.
Saudara, posisi / titik tempat Tuhan menunjukkan untuk Daud mendirikan mezbah di bukit Moria itu adalah titik dimana dahulu Abraham disuruh Tuhan mendirikan mezbah untuk mengorbankan Ishak, tidak meleset sedikit pun, itulah pusat bumi yang telah ditetapkan Tuhan kepada Abraham.
Setelah raja Daud mempersembahkan korban dan berdoa, maka Tuhan menjawab doa Daud, disitulah terjadi kembali komunikasi dua arah antara manusia dan Allah seperti dulu terjadi pada Abraham. Dan Daud berjanji, di tempat itulah ia akan mendirikan Bait Allah... Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling, berkatalah raja kepada nabi Natan: “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.” Lalu berkatalah Natan kepada raja: “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau.” (II Sam 6:1-3).
Jadi, pendirian Bait Allah adalah keinginan raja Daud, bukan keinginan Tuhan (II Sam 6:7; I Taw 17:1-2). Bagi Tuhan, penempatan Tabut Allah dan persembahan korban di tempat yang semestinya saja -- yaitu di bukit Moria -- sudah cukup, sekalipun hanya di dalam sebuah tenda sederhana. Akan tetapi cara pandang raja Daud berbeda, ia menyadari  adanya ketidaksesuaian antara istananya yang megah dengan tenda yang digunakan untuk menyimpan Tabut Allah.

Sumber : Bulletin GBI Sukawarna

Komentar

Postingan Populer