Haus Mencari Hadirat Tuhan

*HAUS MENCARI HADIRAT TUHAN*

*“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka” (2 Tawarikh 7:14).*

Ketika kita berbicara tentang hadirat Allah, kita dapat melihatnya dalam tiga cara:

Kita selalu berada dalam hadirat Allah karena Dia maha hadir (hadir di manapun pada waktu yang bersamaan).

Dia berjanji kepada umat-Nya. “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5); dan, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20).

Cara ketiga adalah ketika Tuhan memanifestasikan hadirat-Nya dengan cara-cara yang nyata – dapat kita rasakan dan sadari. Ketika manifestasi hadirat Tuhan tidak dapat dirasakan, kita sering mendengar orang-orang menggambarkannya seperti: “Allah terasa seperti jutaan mil jauhnya,” atau “langit menjadi seperti tembaga.”

Untuk pembaharuan hubungan kita dengan Allah, atau kebangunan rohani di gereja kita, cara ketiga mencari hadirat Tuhanlah yang kami maksudkan.

Ketika kita lalai secara rohani, hadirat Allah tidak dapat dirasakan dan kita merasa seperti kita sedang berusaha menjalani kehidupan rohani kita tanpa kekuatan-Nya yang berkuasa, tanpa kasih karunia-Nya. Inilah saatnya kita harus:

Mengakui kelalaian atau dosa kita yang telah mengarahkan perhatian kita kepada pengejaran akan hal yang lain.
Bertobat dan berbalik kembali kepada-Nya dan mulai “mencari wajah-Nya.”
Bagaimana Kita Mencari Wajah Allah (mencari hadirat–Nya)?

Yang pertama, Allah tidak sedang bersembunyi ataupun hilang. Bukanlah jenis pencarian seperti itu yang sedang kita bicarakan. Ketika kita menggunakan ungkapan Alkitab “mencari wajah Allah,” kita  memfokuskan pikiran dan perhatian kita kepada Allah — dan ini adalah sebuah praktek yang merupakan kebiasaan terus menerus yang harus kita lakukan dengan disiplin. Sifat alami manusia kita, hasrat dan keinginan daging kita, kesombongan, dan lainnya, dapat menjadi seperti sebuah tirai, dan menghalangi kita untuk merasakan hadirat-Nya yang dimanifestasikan secara nyata. Kita harus fokus untuk menembus tirai ini.

“Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari TUHAN, Allahmu” (I Tawarikh 22:19).

“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:1-2).

Ketika kita duduk dan menonton sebuah film, kita membebaskan pikiran kita dan membiarkan film tersebut menuntun pikiran kita kemanapun alur ceritanya membawa kita. Untuk mencari hadirat Tuhan kita melakukan yang sebaliknya; “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah…” (1 Petrus 1:13) kita dengan sengaja dan sadar berfokus kepada Allah, kemuliaan-Nya,  sifat-sifat-Nya, Firman Tuhan dan apapun yang membuat Dia berkenan kepada kita.

Alkitab adalah alat yang tepat untuk membantu kita memusatkan perhatian kita kepada Allah. Kita juga bisa menggunakan ayat-ayat Alkitab dan merenungkannya sepanjang hari untuk membantu kita mengingat Allah dalam pikiran kita. Kami telah membuat daftar ayat-ayat Alkitab yang dapat digunakan untuk “berdoa” sementara kita “mencari hadirat Allah.”

Ketika kita disiplin dengan diri kita dalam pengejaran kita akan hadirat Allah, kita akan menyadari ada kegiatan-kegiatan yang mengalihkan fokus kita kepada Allah. Kita harus secara sadar menghindari kegiatan-kegiatan tersebut dan membuat komitmen waktu hanya untuk kegiatan-kegiatan yang membawa kita lebih dekat kepada Dia.

Ketika Allah mulai menarik seseorang atau gereja kepada diri-Nya, setelah mereka mengalami masa kekeringan rohani, orang atau gereja tersebut harus bertindak dengan cepat atas dasar kasih karunia yang telah diberikan kepada mereka, atau dorongan kuasa Tuhan itu akan lewat, tidak pernah kembali. Kita harus mencari Dia selagi Dia dapat ditemui… Ketika Dia secara aktif menarik kita. Itulah yang Yesaya nyatakan ketika ia menulis:

*“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat“ (Yesaya 55:6).*

Ada musim anugrah dimana Allah akan menarik seseorang atau sebuah gereja kembali dalam hubungan yang benar dengan-Nya lagi. (Yohanes 6:44), dan orang atau gereja tersebut harus bertindak dengan cepat ketika Roh Kudus sedang “menggoncangkan air itu” (Yohanes 5:1-4), atau musim itu akan berlalu dan “goncangan” itu tidak akan pernah kembali lagi.

Perihal “Mencari Tuhan” ini melibatkan doa yang tulus, seruan, permohonan, dan lain-lain, dan apa yang kita lihat dari sejumlah ayat adalah bahwa orang yang sombong paling sulit untuk mencari Tuhan.

Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas:

*“Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!,” itulah seluruh pikirannya” (Mazmur 10:4).*

Pemikiran yang sama ini dapat dilihat di dalam 2 Tawarikh 7:14, di mana kita diminta untuk “merendahkan diri kita.”

“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku…”

Dalam seluruh pencarian kita, kerinduan, lapar, haus, dan seterusnya, Allah berjanji bahwa semua usaha kita akan diberi upah.

*“… Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya“ (1 Tawarikh 28:9).*

…………
*“… Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).*

Tuhan Yesus Memberkati Kita

By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer