SEBUAH SENJATA BARU

*SEBUAH SENJATA BARU*
*Rick Joyner*


Panah Kebenaran sangat jarang dapat menembus burung-burung pemakan bangkai itu, tetapi dapat melukai mereka dan membawa kembali orang-orang yang dibawa.

Setiap kali mereka kembali, beberapa dari kami dapat naik ke
tingkat yang lebih atas. Ketika kami mencapai tingkat yang disebut “Galatia Dua Duapuluh” (Galatia 2: 20), kami berada
diketinggian yang tidak bisa dicapai burung-burung itu.

Di tingkat ini, langit diatas kami hampir menyilaukan mata karena
keindahan dan sinarnya. Saya merasakan damai sejahtera yang
belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Sebelumnya, sebagian besar roh perlawanan saya dimotivasi
oleh kebencian dan muak pada musuh, untuk kepentingan
disebut “Galatia Dua Duapuluh” (Galatia 2 : 20), kami berada
diketinggian yang tidak bisa dicapai burung-burung itu.

Di tingkat ini, langit diatas kami hampir menyilaukan mata karena
keindahan dan sinarnya. Saya merasakan damai sejahtera yang
belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Sebelumnya, sebagian besar roh perlawanan saya dimotivasi
oleh kebencian dan muak pada musuh, untuk kepentingan
kerajaan, kebenaran dan kasih dari para tawanan.

Tetapi di tingkat inilah saya menangkap Iman, Pengharapan, Kasih yang
sebelumnya saya hanya ikuti dari kejauhan. Di tingkat ini saya
diliputi oleh kemuliaan. Saat saya menangkap mereka, mereka
berbalik kepada saya dan mulai memperbaiki dan membuat
baju zirah saya bersinar. Sesaat saja, pakaian saya berubah total
dan memancarkan kemuliaan yang ada pada mereka.

Saat mereka menyentuh pedang saya, sinar kemuliaan memancar.
Kasih berkata, “Orang-orang yang mencapai tingkat ini
dipercayakan kuasa untuk menghadapi saat-saat seperti ini,
tetapi Aku harus mengajarkanmu bagaimana menggunakannya”.

Jalan di tingkat “Galatia Dua Duapuluh” sangat lebar sehingga
tidak ada bahaya jatuh. Juga ada banyak anak panah bernama
Pengharapan. Kami melepaskan beberapa anak panah itu ke
burung pemakan bangkai dan dengan mudah mengenainya.

Hampir separuh yang mencapai tingkat ini tetap menembak dan
sebagian membawakan anak panah-anak panah ini turun ke
tingkat bawah.

Burung-burung itu tetap berdatangan seperti gelombang diatas
tingkat yang ada dibawah. Dari Galatia Dua Duapuluh kami
dapat menembak pasukan musuh tetapi tidak pemimpinnya,
karena dia masih berada diluar jangkauan. Kami memutuskan
tidak menggunakan panah Kebenaran sampai kami bisa
menghancurkan awan depresi yang sudah mereka ciptakan dan
ini membuat kebenaran sedikit efektif.

 Hal ini memerlukan
waktu yang cukup lama, tetapi kami tidak pernah merasa lelah., kebenaran dan kasih dari para tawanan. Tetapi di
tingkat inilah saya menangkap Iman, Pengharapan, Kasih yang
sebelumnya saya hanya ikuti dari kejauhan. Di tingkat ini saya
diliputi oleh kemuliaan. Saat saya menangkap mereka, mereka
berbalik kepada saya dan mulai memperbaiki dan membuat
baju zirah saya bersinar. Sesaat saja, pakaian saya berubah total
dan memancarkan kemuliaan yang ada pada mereka.

Saat
mereka menyentuh pedang saya, sinar kemuliaan memancar.
Kasih berkata, “Orang-orang yang mencapai tingkat ini
dipercayakan kuasa untuk menghadapi saat-saat seperti ini,
tetapi Aku harus mengajarkanmu bagaimana menggunakannya”.

Jalan di tingkat “Galatia Dua Duapuluh” sangat lebar sehingga
tidak ada bahaya jatuh. Juga ada banyak anak panah bernama
Pengharapan. Kami melepaskan beberapa anak panah itu ke
burung pemakan bangkai dan dengan mudah mengenainya.

Hampir separuh yang mencapai tingkat ini tetap menembak dan
sebagian membawakan anak panah-anak panah ini turun ke
tingkat bawah.

Burung-burung itu tetap berdatangan seperti gelombang diatas
tingkat yang ada dibawah. Dari Galatia Dua Duapuluh kami
dapat menembak pasukan musuh tetapi tidak pemimpinnya,
karena dia masih berada diluar jangkauan.

Kami memutuskan
tidak menggunakan panah Kebenaran sampai kami bisa
menghancurkan awan depresi yang sudah mereka ciptakan dan
ini membuat kebenaran sedikit efektif. Hal ini memerlukan
waktu yang cukup lama, tetapi kami tidak pernah merasa lelah.

Iman, Pengharapan dan Kasih, bertambah besar seperti senjata
kami sehingga setiap orang yang jauh dari medan
pertempuranpun dapat melihatnya. Sinar mereka bahkan
memancar ke kemah-kemah para tawanan yang masih berada
dibawah langit yang dipenuhi burung pemakan bangkai.

Kegembiraan itu memenuhi kami. Saya merasa bahwa berada
dalam pasukan ini, peperangan ini merupakan petualangan
terbesar di sepanjang hidup saya.

Setelah menghancurkan sebagian besar burung pemakan
bangkai yang menyerang gunung kami, kami mulai memunguti
burung-burung pemakan bangkai yang menempel di para
tawanan.

Setelah awan kegelapan mulai dibersihkan, matahari
mulai menyinari mereka dan mereka mulai tersadar
seakan-akan mereka bangun dari tidur yang sangat lelap.

Kemudian mereka mundur apalagi setelah sadar
muntahan-muntahan burung pemakan bangkai masih menutupi
mereka dan mereka mulai membersihkan diri mereka sendiri.

Saat mereka mulai memegang Iman, Pengharapan dan Kasih,
mereka melihat gunung tempat kami berada dan mulai berlari mendekat. Pasukan iblis masih menghujani mereka dengan
anak panah Tuduhan dan Fitnah, tetapi mereka tetap berlari.

Sebelum mereka mencapai gunung, ada banyak orang yang
terkena lusinan atau lebih anak panah, tetapi tampaknya mereka
tidak memperhatikan hal itu. Secepat mereka mulai mendekati
gunung, luka mereka mulai sembuh. Bersama dengan awan
depresi yang mulai disibakkan, segala sesuatu menjadi lebih mudah.

Dari Buku *FINAL QUEST - RICK JOYNER*
DISALIN OLEH : Joshua Ivan Sudrajat

Komentar

Postingan Populer