PEMEGANG TONGKAT ESTAFET TERAKHIR

PEMEGANG TONGKAT ESTAFET TERAKHIR

JKI DW GO SHINE

Ev Kezia Samantha Purnomo

Minggu 10 April 2022



Sumber YouTube : https://youtu.be/l6MhK_adD30


Saudara siapa pemegang tongkat estafet terakhir?

Mari Kita Buka 1 Korintus 9:24-27 (TB) Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. 

Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. 

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.


Kita adalah Pemegang Tongkat Estafet Terakhir. Oleh sebab itu

1. Kita harus mulai melatih diri kita saat ini

2. ANAK PANAH Mazmur 127:4

Mazmur 127:4 (TB) Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. 


Tuhan inginkan kita dibekali dengan satu anak panah.


Tuhan katakan saudara kalau mau diluncurkan tetapi saudara tidak dibekali dengan apapun maka kita tidak bisa memegang Tongkat Estafet.


Kita harus belajar untuk mengerti cara pakainya dan kita harus mendidik anak-anak kita untuk menerima dan memakai Tongkat Estafet.


Kalau kita biasa mengangkat beban, ketika kita disuruh Tuhan untuk angkat beban, itu menjadi mudah untuk dilakukan, tapi kalau kita tidak pernah belajar mengangkat beban yg berat lalu disuruh angkat beban yang berat itu akan menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan.


Anak-Anak Rohani Kita harus harus didampingi oleh kita untuk memegang Tongkat Estafet Terakhir itu.


Lukas 2:51-52 (TB) Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.


Meskipun Tuhan Yesus sudah sehebat itu, Tuhan Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuanya.


Sebagai Pemimpin kita harus mengawasi jarak dekat dan jarak yang jauh.


Untuk mendapatkan hati anak buah kita, sebelum kita memberikan perintah kepada mereka, kita harus memberikan contoh atau teladan untuk anak-anak kita, itu yang namanya mendampingi, mengawasi, baik dari jarak dekat maupun dari jarak jauh.


Sebagai Pemimpin kita memberi komentar yang membangun untuk anak-anak kita dan kita membangun kepercayaan diri anak-anak kita itu adalah membangun mental anak-anak rohani kita.


Untuk kita yang mempunyai anak-anak jasmani, kita harus mendampingi mereka, dengan membagi hidup dengan anak-anak kita.


Kita Sebagai Pemimpin harus membagi hidup dengan anak-anak kita.


Tidak banyak orang yg mau membagi hidup, banyak orang yang tidak mau repot untuk membagi hidup untuk anak-anak kita.


Kita Sebagai Pemegang Tongkat Estafet Terakhir kita harus punya HATI yang BESAR 

Kita tidak menganggap anak-anak kita sebagai saingan seperti Saul menganggap Daud Sebagai Saingannya.

Saul tidak punya hati yang besar seperti Daud


Saya melihat papa saya Pdt. Petrus Agung Purnomo punya hati yang besar.


Seharusnya kalau anak kita jauh lebih hebat daripada kita, harusnya kita bahagia, itu yang benar.


Kita harus punya sukacita yg berbeda, ketika anak-ananya jadi besar.


KEPERCAYAAN


Hakim-hakim 8:20 (TB) Katanya kepada Yeter, anak sulungnya: "Bangunlah, bunuhlah mereka." Tetapi orang muda itu tidak menghunus pedangnya, karena ia takut, sebab ia masih muda.


Ketika Gideon mendapatkan tugas dari Tuhan, Gideon membagi tugas, memberi kepercayaan kepada anaknya Yeter.

Tetapi Yeter takut, ketika ia disuruh membunuh musuh.


Kita harus bisa memberikan kepercayaan kepada anak-anak rohani dan jika imannya lemah harus ditopang.

Saudara yang kuat harus lebih menopang yang kurang kuat


Petrus berjalan diatas air, artinya Tuhan Yesus memberikan kepercayaan kepada Petrus.


Ketika iman Petrus lemah, Tuhan Yesus mengangkat Petrus supaya tdk tenggelam.


Tuhan tidak bisa memberi lebih kalau kita tidak bisa dipercaya dalam hal-hal kecil.


2 Petrus 1:10 (TB) Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.


Mari kita jadi pembawa tongkat estafet terakhir Amin 


Elisa Edwin Eka Putra

Komentar

Postingan Populer