Divine Connection dan Sepakat
Divine Connection dan
Sepakat
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Matius
18 : 18-20
18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa
yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di
dunia ini akan terlepas di sorga. h 18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang
dari padamu di dunia ini sepakat 1 meminta apapun juga, permintaan
mereka itu akan dikabulkan i oleh Bapa-Ku yang di sorga. 18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul
dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka. j "
Firman
Tuhan dalam Matius 18:18-20 adalah salah satu ayat Firman Tuhan yang banyak
orang sudah hafal tetapi mengganggu hati saya cukup lama, bertahun-tahun tanpa
mengerti bagaimana menjelaskannya. Kita tiap kali harus minta Roh Tuhan membuka
mata rohani kita.
Matius
18 : 20 berkata : “Dua atau Tiga orang berkumpul dalam NamaKu, disitu Aku ada
ditengah-tengah mereka.” Amin dan kelihatannya gampang. Tetapi ayat sebelumnya
Ia berkata : “Meminta apa saja pun diberikan.” Gampang atau susah ? Dalam
kenyataannya banyak permintaan kita kepada Tuhan tidak dikabulkan. Bagi Tuhan
memberikannya sangat mudah, yang susah apanya ? Sepakatnya ! Padahal hanya dua
orang. Tuhan bahkan tidak mengatakan tiga, dua orang didunia ini sepakat, minta
apa pun akan diberikan.
Nah
sekarang kenyataannya, doa yang belum terjawab itu berapa banyak ? Sudah
berteriak : “Sepakat ! Sepakat ! Sepakat ! Hutang tidak lunas-lunas.
Sepakat
! Sepakat ! Sepakat ! Proyek tidak jebol-jebol. Karena pada saat dua orang
sepakat didalamnya berkata : “Kalau bukan saya yang dapat, saya kebagian tidak
ya ?” Itu tidak sepakat lagi, sudah berbeda.
Yang
satu berkata : “Entar kalau gua dapet, gua kasih sedikit dah.” Nah bedakan ?
Untuk mendapat sepakat itu yang susah padahal Tuhan minta sangat simpel. Cuma
dua orang Sepakat !
Yang
namanya manusia itu sepakat saja jarang. Teorinya itu suami istri. Suami istri
itu justru yang paling repot itu dua mahluk aneh yang disatukan. Sumpah didepan
pendeta, tidak boleh ganti, repot, saling menyakiti. Karena orang yang paling
gampang kita lukai itu adalah orang yang paling dekat dengan kita. Tusuk Konde
saja bisa membunuh, hal yang tidak dilakukan dalam jarak jauh. Akhirnya
hidupnya penuh dengan luka.
Suami
istri sepakatnya malah susah, begitu suaminya berkata sama istrinya : “Ayo mah
kita sepakat, ini proyek 10 Triliun”, Ya, ya, ya, ya. Istrinya membayangkan
punya Rumah di Hongkong, Punya Villa di Beverly Hills, Punya Apartemen di
Hollywood, punya Sawah di Cianjur. Suaminya berpikir mempunyai pabrik di
Singapore, Beli Pabrik Pesawat Tempur di Cina. Sepakat tidak dalam arti
sebenarnya ? Sepuluh Triliunnya sepakat, gunanya buat apa ? Perang. Sepakatnya
ini susah.
Betapa
Tuhan minta yang sederhana saja kita tidak bisa melakukanj. Makanya butuh
Divine Connection. Butuh sebuah campur tangan Ilahi, itupun tingkat
kesepakatannya berlapis-lapis dan berjenjang. Dari asal sepakat, sampai yang
bulat sepakatnya. Menurut saya yang bulat ini hampir tidak ada. Makanya tidak
ada orang yang berani berkata : “Doa kami, minta apa saja diberi.” Tidak ada
yang berani berkata seperti itu, “Doa kami ya, lumayanlah 30 persen dapet,”
begitu kan ? Padahal Tuhan menawarkan
apa saja.
Sebenarnya
kurang apa ? Kurang Sepakat, Kurang Ajar, Kurang Terdidik. Padahal Tuhan minta
simple. Kita butuh Divine Connection yang kuat. Butuh campur tangan Ilahi. Dan
kalau bukan campur tangan Ilahi tidak akan pernah bisa.
Divine
Connection kalau anda pelihara, hasilnya luar biasa. Divine Connection tidak
berarti dua-duanya equal, belum tentu. Mungkin yang seorang lebih tinggi, yang
seorang lebih rendah. Tetapi apapun namanya kalau koneksi blessingnya luar
biasa.
Kejadian
11 : 31 Lalu Terah membawa Abram, anaknya 1 ,
serta cucunya, Lot, x
yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, y
isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim
z
untuk pergi ke tanah Kanaan, a
lalu sampailah mereka ke Haran, b dan
menetap di sana.
Kejadian
11 : 31 ini membahas tentang hidup dua orang, paman dan keponakannya. Abram dan
Lot, jika anda membaca ceritanya, Tuhan berbicara kepada Abram, Abram yang
disuruh keluar, entah kenapa Abram ragu atau tidak mau, bapaknya yang ambil
inisiatif. Karena yang memimpin keluar dari Ur-Kasdim Terah bukan Abram. Arti
nama Terah itu adalah Delay (Penundaan).
Jadi
ketika dia keluar, Abram mengikuti Terah, padahal yang menerima panggilan Abram.
Ujungnya mereka berhenti di Haran selama belasan tahun, dan harus menunggu
sampai Terah mati. Setelah Terah mati Tuhan mengulangi FirmanNya kepada Abram.
Pada waktu itu karena Terah yang memimpin, dia membawa Lot cucunya. Abram tidak
berkutik karena bapaknya yang ambil inisiatif. Jadi kalau Tuhan memerintahkan
sesuatu kepada anda, jangan cari orang lain untuk memimpin didepan, belajar
mentaati Firman Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Saya
pernah mengalami satu fase dalam hidup ini seperti Abram. Latar belakang saya
adalah Penginjil Keliling, dari tahun 1986 saya sudah menginjil keliling. Pada
akhir tahun 1990 saya mendengar Tuhan berkata : “Kamu buka gereja” Saya
tengking sampai dua kali, karena bagi saya pada waktu itu membuka gereja itu
bukan dari Tuhan. Karena kami lahir dari Revival Kegerakan Tuhan diluar gereja.
Yang menyelenggarakan Yayasan Pengabaran Injil (PI), jadi kami aktif di
yayasan, bukan di gereja.
Pada
waktu itu berkembang sebuah pengajaran bahwa gereja itu Babel. Gereja itu
menimbulkan kekacauan, nama Babel artinya confusion, kebingungan. Gereja itu
membangun kerajaan sendiri, jadi kami tidak bergereja. Kata populernya waktu
itu Oikumene, kita bersama-sama.
Saya
lahir baru dalam keadaan atmosfir kegerakan di luar gereja. Jadi kemudian
ketika saya jadi penginjil saya nikmati dan jadi penginjil itu enak menurut
saya, hit and run, tabrak dan lari. Kotbah dan KKR disebuah gereja selama dua
atau tiga hari, selesai, pulang dan lebih enak. Gembala itu mengurusi
domba-dombanya, harus melakukan kunjungan visitasi, membesuk kalau ada jemaat
yang sakit, konseling berjam-jam. Konseling itu muter-muter padahal intinya
hanya sakit hati, tetapi bisa cerita sampai tiga jam dan bila dipotong tidak
mau. Minggu depan datang lagi dengan cerita yang sama, kita mesti mendengarkan.
Jadi
buat saya jadi penginjil itu paling enak, jadi gembala itu panggilan yang
paling sengsara, tidak enak jadi gembala. Saya menikmati jadi penginjil. Ketika
Tuhan berkata : “Buka Gereja !”
Saya
berkata : “Ini dari Setan, pasti. Mengganggu kenyamananku dan ini pasti bukan
dari Tuhan, karena aku tidak pernah bisa dan tidak suka menjadi gembala.”
Saya
sebetulnya tidak terlalu suka jika orang konseling. Konseling itu menurut saya
ya penting, ya tidak penting. Ya penting bagi orang yang mau konseling, tidak
menurut saya, isinya sampah semua, tidak ada orang yang mau konseling berkata :
“Pak hidup saya diberkati Tuhan dan sebagainya....” Tidak ada orang yang
bercerita demikian dalam konseling.
Orang
yang konseling berkata : “Pak saya terlibat hutang, hutangnya sudah lima belas
tahun, bunganya sudah bertumpuk-tumpuk, saya tidak bisa membayarnya, tolong
bayarin hutang saya.”
Pernah
ada orang yang mengirimkan sms kepada saya : “Pak, saya sudah tahu bapak kan
sudah mengalami pengalaman dengan Roh Tuhan.” Saya membalas sms : “Maksudnya
apa ?” Sms kedua muncul : “Saya tahu bapak diperintahkan Tuhan untuk memberi
saya 10 Milyar ini nomor account saya.”
Haleluya,
saya delete smsnya dan selesai. Saya harap itu benar karena itu artinya duit
saya lebih dari sepuluh milyar. Tapi kalau punya uang sejumlah itu belum tentu
buat dia juga.
Ketika
Tuhan berkata : “Buat Gereja !” Saya hampir tidak mau, saya dipaksa Tuhan. Yang
saya lakukan persis seperti Abram. Tuhan yang suruh saya memulai sebuah gereja,
saya tidak berani, terpaksa. Dia terus tekan saya dengan berbagai macam cara,
saya mengerti tidak mungkin melawan Tuhan, maka yang saya buat adalah saya
angkat 11 penatua termasuk saya, padahal jumlah jemaatnya hanya 100 orang, “kok
tidak 12 orang pak ?” Saya takut ada Yudasnya. Ternyata 10 orang itu Yudas
semua, waduh luar biasa. Termasuk saya kira-kira.
Itu
karena ketakutan saya justru ketakutan saya biarkan, saya mencari jalan, saya
ajak semua yang lain ikut-ikut memimpin padahal Tuhan tidak memanggil mereka,
jadi kesalahan saya sebenarnya. Bukannya tambah baik tetapi tambah tidak
karu-karuan. Abram pernah mengalami hal seperti itu.
Terah
memimpin, dan secara manusia kelihatannya kebetulan dimana Lot dibawa Terah.
Jika Abram taat mungkin Lot tidak akan ikut. Abram bukan tipe orang yang
pemberani. Jangan pikir Abram itu pemberani, dua kali istrinya hampir hilang
gara-gara Abram tidak mengakui Sarah sebagai istrinya karena Abram takut
dibunuh. Abram berani menikahi perempuan yang cantik tetapi tidak berani ambil
resikonya. Kita harus membaca ceritanya dalam Alkitab. Kemudian Terah yang
memimpin, Lot dibawa sepertinya kebetulan.
Abram
dipanggil Allah
12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada
Abram: "Pergilah dari negerimu 1 dan
dari sanak saudaramu dan dari rumah d
bapamu ini ke negeri e
yang akan Kutunjukkan kepadamu; f 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa g
yang besar, dan memberkati engkau h
serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. i 12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan mengutuk j
orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu k
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat 2 ." 12:4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan
TUHAN 3 kepadanya, dan Lotpun l
ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur m
tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. n 12:5 Abram membawa Sarai, o
isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat p
mereka dan orang-orang q
yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, r
lalu sampai di situ. Kejadian 12:1-5
Ayat
diatas terjadi setelah Terah ayahnya Abram mati. Dua kali minimal dikatakan Lot
ikut, tidak ada hal detil yang tak bermakna di Alkitab. Tuhan berjanji kepada
Abram, membuat dia menjadi besar dan memberkati orang yang memberkati dia. Lalu
ayat berikutnya, dikatakan Lot ikut, dan selalu ada tambahan. “Dan Lot ikut.”
Maka sebetulnya Tuhan berkata : “Walaupun awalnya kelihatannya kebetulan tapi
ujungnya Ku buat menjadi sebuah Divine Connection.” Lalu Kemudian apa yang
terjadi ?
Abram
dan Lot berpisah
13:1
Maka pergilah Abram dari Mesir r ke
Tanah Negeb s
dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun t
bersama-sama dengan dia. 13:2
Adapun Abram sangat kaya, u
banyak ternak, v
perak dan emasnya. 13:3 Ia
berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb
w
sampai dekat Betel, x di
mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai, y 13:4 ke
tempat mezbah z
yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN. a 13:5
Juga Lot, b
yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah.
Kejadian 13:1-5
Jadi
kemanapun Abram pergi, apapun yang Tuhan katakan selalu disambung : “Lot ikut”
“Lot ikut” “Lot Ikut”
Tetapi
negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta
milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. c
Kejadian 13:6
Seharusnya
Kejadian 13:6 tidak boleh terjadi. Kenapa sampai dikatakan mereka tidak dapat
diam bersama-sama, karena harta mereka begitu banyak, Lot tidak pernah sadar
dia diberkati karena Divine Connectionnya dengan Abram.
Jadi
anda baca akhirnya Abraham berkata : “Kita ini bersaudara, tidak boleh kita
ribut berantem, kau pilihlah, engkau ke kiri maka aku ke kanan, engkau ke kanan
aku ke kiri.” Dan Lot yang disuruh pilih dulu, pada saat dia melihat Sodom
seperti nTaman Tuhan yang subur, Lot berkata : “Aku ke sana.” Abraham ke sisi
yang satunya. Akhirnya berujung Lot melarat, istrinya jadi tiang garam,
rumahnya habis, dia incest dengan dua anak perempuannya maka lahir Amon dan
Moab.
Kalau
anda membaca diatas, divine connection itu tidak main-main. Orang yang tidak
pernah sadar diri dari mana sebetulnya yang dia hasilkan, akan memotong divine
connectionnya dan tiba-tiba akan memotong banyak hal dari hidupnya.
Saya
mempunyai dua teman baik di Amerika, dua-duanya adalah gembala sidang dari
gereja Indonesia. Ketika kami membangun Holy Stadium, dari semua gereja
Indonesia yang saya kenal, dua gereja ini yang sebetulnya secara keuangan
pernah berani ambil persembahan dan memberkati kami dengan puluhan ribu dolar,
dari dua gereja. Hari ini kedua-duanya mempunyai gedung gereja sendiri di
Amerika.
Di
luar negeri terutama di negara-negara Barat hanya gereja-gereja tertentu yang
punya kekuatan untuk membeli gedung, karena disana tanah properti sangat super
mahalnya. Kebanyakan gereja menyewa tempat, tetapi mereka tidak pernah punya
properti.
Suatu
hari Tuhan berkata : :Lihat apa yang aku balaskan untuk mereka” Saat ini mereka
punya gedung gereja di Amerika dan lokasinya bukan dikota kecil, yang satu di
Los Angeles, yang satu lagi di Philadelphia dan itu sebuah area yang cukup
bagus dan mahal, gedungnya tidak jelek, dan ministry mereka diberkati Tuhan.
Itulah Divine Connection.
Mereka
berdua ini contoh yang ajaib sekali buat saya.Sampai hari ini mereka sering
kontak saya, minta saya balik ke sana membuat KKR dan memberkati mereka. Saya
yakin bukan sekedar mereka memberkati Holy Stadium, tapi diantaranya Tuhan
ingin mengatakan bahwa sebuah Divine Connection akan menghasilkan yang seperti
itu. Amin
Jatiwangi,
22 April 2016
By
His Grace
Joshua
Ivan Sudrajat
Komentar
Posting Komentar