Menangkap Kesempatan
Menangkap
Kesempatan
30
April 2016
Bahan
Renungan :
Ester 2:5-7
2:5
Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama
Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, x
seorang Benyamin 2:6 yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah
seorang buangan 1 yang turut dengan Yekhonya, y
raja Yehuda, z
ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel. 2:7 Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester,
a
anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok
b
perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai
anak oleh Mordekhai.
Renungan
:
Mordekhai
adalah seorang buangan. Ia seorang Yahudi yang dibuang, sekalipun ia adalah
bangsa pilihan Tuhan. Namun kita harus belajar dari Mordekhai, sebagaimanapun
status kita, selama kita dekat dengan Tuhan, kita akan tetap diberkati Tuhan
dan hidup enak, sebab Firman berkata : Diberkatilah orang yang takut akan
Tuhan.
Selama
di pembuangan, Mordekhai tinggal ditempat dimana orang-orangnya tidak mengenal
Tuhan. Raja Ahasywerospun tidak mengenal Tuhan. Namun meskipun orang buangan,
ada hal yang Mordekhai lakukan, ia adalah seorang penulis kerajaan yang tinggal
didepan pintu gerbang. Meskipun ia seorang buangan, ia memiliki kedudukan di
kerajaan. Apapun yang dia saksikan, ia tulis di dalam sebuah kitab, dan kitab
itu dimasukkan dalam kitab sejarah.
Setiap
kesempatan yang ia lihat, ia selalu gunakan. Itulah namanyaa orang bijaksana.
Ketika ia tahu bahwa Raja sedang mencari Permaisuri, ia lalu menggunakan
kesempatan itu untuk mengorbitkan Ester. Mordekhai adalah orang yang bijaksana,
ia menanti dengan kebijaksanaannya. Ia tahu kriteria gadis yang dicari oleh
Raja untuk dijadikan Permaisuri, maka oleh sebab itu Ester bisa masuk menjadi
Ratu menggantikan Wasti.
Mengapa
Ester bisa masuk menjadi Ratu, padahal ia bukan orang Persia ? Tapi Mordekhai
yang Bijak mengetahui bahwa orang Persia adalah orang yang menjunjung tinggi
kebangsaannya. Maka oleh sebab itu ia melarang Ester untuk memberitahu asal
usulnya. Itulah yang dinamakan bijaksana. Seringkali karena “Terlalu Jujur”
kita mendapat kesulitan, padahal segala sesuatu harus menggunakan hikmat dan
kebijaksanaan.
Kita
sebagai anak Tuhan, kita mempunyai Hikmat Tuhan, kita harus mempergunakan
hikmat itu. Tetapi kita harus tahu darimana asal hikmat itu, Takut AkanTuhan
adalah Permulaan Hikmat. Dimana ada kesempatan, kita gunakan kesempatan itu
dengan sebaik-baiknya. Jadi jangan membuang kesempatan itu. Mari kita belajar
seperti Mordekhai. (NS)
Doa :
Tuhan
Yesus, buat kami untuk menjadi bijaksana seperti Mordekhai. Agar setiap
kesempatan yang Engkau berikan dalam hidup kami tidak ada yang terlewat didalam
hidup kami. Tuhan, bimbing kami supaya kami dapat menangkap kesempatan yang
Engkau berikan kepada kami, sehingga tidak ada masalah terjadi karena kebodohan
kami. Amin
Dari
: Renungan Bahtera Imamat Rajani – Ark Of Christ Bandung
Komentar
Posting Komentar