Berjalan Sampai Garis Akhir



Berjalan Sampai Garis Akhir

Preaching By : Ev. Iin Tjipto Wenas

 

Bahan Renungan : II Timotius 4:1-8


Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai Garis Akhir dan aku telah memelihara iman. (II Timotius 4 : 7)

Renungan :  


Dihadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh – sungguh kepadamu demi penyataanNya dan demi kerajaanNya:   (II Timotius 4 : 1)

Hidup kita ini adalah hidup berdasarkan hukum tabur tuai, apapun yang kita tabur akan kita tuai selama kita masih hidup didunia ini. Dua minggu menjelang ujian sidang skripsi saya, banyak hal yang harus saya siapkan, sedangkan saya tetap melayani Tuhan, membawakan Firman Tuhan dipersekutuan – persekutuan yang ada di Belanda. Saya dalam waktu singkat harus menyelesaikan maket, gambar, foto, penulisan skripsi. Secara manusia itu tidak bisa diselesaikan seorang diri. Tuhan mengirimkan rekan – rekan mahasiswa untuk membantu saya dalam penyelesaian skripsi saya, ada sekitar 20 orang mahasiswa yang datang untuk membantu saya dalam pengerjaaan skripsi. Ketika dosen pembimbing saya melihat bahwa yang membantu saya banyak, ia sangat terkejut dan berkata baru kali ini saya melihat mahasiswa yang menyelesaikan skripsi dibantu oleh orang yang sangat banyak, biasanya hanya 3 atau 4 orang yang membantu.
Yang saya tahu bahwa apa yang saya tabur selama ini adalah menolong orang sehingga saya menuai dengan mendapatkan pertolongan dari orang lain. Untuk anak – anak muda jangan main – main dengan hidupmu, apa yang engkau tabur, akan engkau tuai juga. Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari kita.
Tuhan memanggil hidup kita untuk penyataanNya artinya adalah hidup kita menyatakan Karakter Kristus nyata dalam hidup kita sehingga Kuasa Allah dinyatakan melalui hidup kita sehingga orang lain mengenal Tuhan Yesus melalui hidup kita.
Jika hidup kita rajin merenungkan Firman Tuhan siang dan malam maka hidup kita semakin bijaksana dan menjadi teladan bagi orang lain yang ada disekitar kita.
Hidup kita seperti suratan yang terbuka dan menjadi kesaksian bagi orang – orang yang ada disekitar kita. Anak – anak muda harus menjadi kesaksian bagi rekan – rekannya yang lain.
Hidup kita harus demi KerajaanNya, artinya penyataan kuasa Allah dalam hidup kita dan hidup kita dikuasai sepenuhnya oleh Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Tuhan Yesus menjadi penguasa Tunggal atas hidup kita. Jika kita hidup dalam kerajaanNya kita harus mengalami namanya Kuasa Allah, Kasih Allah, Damai Sejahtera dan sebagainya.
Kita harus menyerahkan hidup kita kepada Tuhan Yesus, belajar menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dari hal – hal yang terkecil dalam hidup kita. Untuk anak – anak muda belajar sejak muda untuk bertanya kepada Tuhan untuk sekolah dimana ?
Waktu saya lulus SD, saya bertanya kepada Tuhan untuk sekolah dimana ? Tuhan memberikan penglihatan sebuah bangunan sekolah bertingkat dengan cat warna biru dan putih, sekolah itu berada di gang. Kemudian saya dan ayah saya mencari sekolah tersebut, kemudian kami menemukan di Jalan Pasir Kaliki, sekolah itu adalah SMPK BPK Penabur.
Kita harus mengetahui bahwa Tuhan berbicara melalui mimpi, nubuatan, penglihatan. Kita harus belajar menaruh hidup kita berdasarkan tuntunan ALLAH.  Tuhan adalah Allah yang mengerti kita dan Dia akan menuntun setiap perjalanan hidup kita.
Ketika Tuhan membawa saya untuk kuliah ke Belanda, disana Tuhan memanggil saya untuk berdoa bagi Belanda, Tuhan membawa saya untuk membuka persekutuan – persekutuan doa disana karena di sana ada ribuan mahasiswa dan orang – orang Indonesia di Belanda. Sedangkan pada waktu itu Belanda sedang mengalami kesuaman dan kemunduran rohani. Kekacauan didalam kehidupan orang – orang terjadi pada waktu itu.
Saya disuruh Tuhan sebagai pembawa Lawatan Tuhan atas mahasiswa – mahasiswa yang ada di Belanda. Gereja disana masih tradisional sehingga orang – orang belum dipenuhi oleh Roh Kudus, sehingga orang – orang yang ada disana dipenuhi oleh Roh Kudus.
Setiap dari kita bisa mengambil bagian dalam menyatakan kerajaanNya dari hal – hal yang kecil.
Beritakanlah Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah  dengan segala kesabaran dan pengajaran. (II Timotius 4 : 2)
Ketika kita dipanggil Tuhan untuk menjadi anakNya, maka kita dipanggil juga untuk memberitakan Firman Tuhan. Hidup kita menjadi kitab yang terbuka, menjadi teladan bagi orang lain. Hidup kita perlu diisi dengan Firman Tuhan melalui pembacaan alkitab kita, membaca buku – buku, mendengarkan kotbah dar CD, MP3, DVD agar iman kita senantiasa dipupuk. Kita juga harus siap sedia dan rela untuk melayani Tuhan apapun kondisi kita, pupuk iman kita agar pada saat kita menghadapi situasi yang buruk, iman kita tidak menjadi gugur. Mulai sejak usia muda kita harus belajar hidup dengan iman.
Sewaktu saya kuliah di Belanda, saya mengalami kesulitan keuangan, uang saya habis, iblis berkata hutang saja sedangkan ayah saya memberikan rambu – rambu untuk tidak berhutang. Karena hutang akan menjadi kebiasaan kita sehingga kita gali lubang tutup lubang. Kemudian ketika saya berdoa sama Tuhan untuk meminta kebutuhan saya, tiba – tiba ada seseorang teman ayah saya transit di Bandara Schipoll, Tuhan berbicara kepada dia untuk memberikan uang kepada saya, anaknya pak Yusak Tjipto, kemudian dia telepon saya, bahwa uangnya dititipkan ke Resepsionis Hotel, pada waktu itu uang saya benar – benar habis sehingga tidak ada uang untuk membeli tiket kendaraan ke Schipoll, kemudian iblis berkata hutang saja dulu sama teman, nantikan diganti setelah kamu dapat uang. Namun Roh Kudus berkata jangan hutang, Saya memutuskan untuk tidak mengambil uang jika tidak ada pertolongan Tuhan. Pertolongan Tuhan datang melalui temannya yang meminta untuk ditemani ke Schipoll, saya tidak perlu mengeluarkan uang transport untuk mengambil uang yang diberi oleh teman ayahnya di Schipoll.
Jawaban doa bisa datang dari Tuhan atau dari Iblis, oleh sebab itu kita harus menguji setiap jawaban doa yang kita terima. Anak – anak muda, Tuhan mengetahui siapa jodohmu kelak, Dia sudah menetapkan jodoh yang tepat untuk mu.
Untuk berjalan sampai garis akhir dibutuhkan Ketaatan sama Tuhan, hal itu membutuhkan waktu yang panjang sebagai masa persiapan kita. Kita harus memyiapkan diri kita untuk menyampaikan Firman Tuhan. Memberitakan Injil dibutuhkan kesiapan, prinsip oleh apa yang dibangun Allah dalam hidup kita selama bertahun – tahun.
Berjalan sampai garis akhir, Tuhanlah yang memberikan kekuatan kepada kita untuk mampu berjalan sampai garis akhir dan menyelesaikan tugas – tugas kita.
Kita dipanggil oleh Tuhan untuk mencintai kebenaran Firman Tuhan, saat ini manusia sedang dibutakan oleh iblis melalui cerita – cerita, mitos – mitos, dongeng – dongeng. Kita dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi terang dunia. (II Timotius 4 : 4) Kita dipanggil, dipulihkan untuk mempengaruhi dunia. Kita dipulihkan oleh Tuhan sehingga kita bisa memulihkan setiap yang dirusak oleh iblis.
Setiap pengorbanan kita, darah, uang, waktu kita (II Timotius 4 : 6). Anak – anak Tuhan dipanggil Tuhan untuk berdiri bagi kota, negara, kita harus berdoa sampai kebangunan rohani terjadi atas bangsa ini.
Diawal pelayanan saya, Tuhan menyuruh saya untuk membuang setiap hasil – hasil gambar, maket gambar sewaktu kuliah, hal itu dikarenakan supaya saya tidak bisa menoleh ke belakang. Saya buang itu ke truk pembuangan sampah. Setiap pelayanan saya ada harga yang saya bayar.
Setiap dari kita mempunyai panggilan Tuhan masing – masing hal ini sesuai denga Passion, Minatmu. Misalnya passionmu dalam hal memasak, maka kita harus mengembangkan hal tersebut. Kita harus berada dalam panggilan Tuhan yang tepat sehingga kita bisa menyelesaikannya sampai garis akhir. Sehingga kita bisa mengakhiri pertandingan kita dengan baik dan tetap memelihara iman kita. (II Timotius 4 : 7). Amin


Jatiwangi, 6 Nopember 2012
By His Grace


Joshua Ivan Sudrajat S  

Komentar

Postingan Populer