Garansi Sukses

Garansi Sukses
Pastor Charles Niemann

Guarantee Success
Charles Nieman
Dalam hal inilah Bapa- Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid- murid- Ku. (Yoh 15: 8)
Yesus menghendaki supaya kita semua murid-muridNya berbuah banyak, bukan sekedar berbuah. Semakin banyak buah di hidup kita, semakin Bapa dipermuliakan.
Dengan kata lain Bapa menghendaki kita untuk menjalani kehidupan yang berhasil dan berkelimpahan.
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10)
Kehendak Allah tidak terjadi begitu saja. Banyak anak Tuhan yang mengasihi Tuhan, tapi hidupnya tidak berbuah, janji-janji Tuhan tidak tergenapi di hidupnya.
Kitab Matius pasal 5 hingga pasal 7 berisi khotbah di bukit. Dalam pengajaran di bukit ini Yesus memberikan dasar siapa diriNya dan apa yang diajarkanNya. Yesus mengajarkan tujuan kedatanganNya, perbedaan antara hidup di bawah hukum Taurat dengan hidup dibawah perjanjian baru (new covenant). Di akhir pengajaranNya Yesus berkata:
Setiap orang yang mendengar perkataan- Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu (Mat 7: 24-25)
Tuhan bandingkan hidup kita dengan rumah. Yesus bisa menggunakan ilustrasi lain, tapi memilih rumah sebagai pembanding hidup kita. Ada perbedaan antara rumah ber-pondasi batu dan pasir, dan ini sebuah materi pengajaran tersendiri. Tapi ps Nieman ingin menunjukkan sisi yang lain:
Kedua orang ini memilih untuk MEMBANGUN hidup mereka.
Membangun di atas pasir cepat, murah, dan mudah. Membangun di atas batu lebih mahal, lama, dan sukar.
Jika ingin hidup kita berlangsung untuk jangka waktu yang lama, bangunlah hidup kita di atas batu.
Langkah yang perlu di-praktek-kan dalam hidup kita, sehingga kesuksesan kita terjamin: adalah menjadi pembangun; baik itu dalam pernikahan, karir, keluarga, keuangan di masa depan, kesehatan, hubungan kita, bahkan perjalanan dengan Tuhan.
Langkah untuk menjamin kesuksesan kita adalah menjadi pembangun. Dalam setiap aspek kehidupan kita harus dipengaruhi keinginan untuk menjadi pembangun.
Seorang pembangun mewujudkan visi dalam kehidupan, penuh energi dan antusias dalam hidup, tidak puas jika hidup berlalu begitu saja, tapi selalu membangun sesuatu, menjalani kehidupan dengan bersikap sebagai seorang pembangun.
Semua hal berikut tidak terjadi begitu saja, tapi DIBANGUN:
Pernikahan yang luar biasa, anak-anak yang hebat, perusahaan yang hebat, negara yang hebat, karir yang hebat, hubungan yang berharga, gereja yang luar biasa.
Kita diutus Allah untuk menjadi pembangun.
Siapapun bisa jadi penghancur, dan sangat mudah untuk menghancurkan sesuatu: anak, karir, pernikahan, dll. Tapi perlu kerja keras dan tekat untuk membangun semua itu.
Mat 16: 18
Yesus akan membangun jemaatNya. Setiap hari, dimanapun, kapanpun, Yesus terus membangun gerejanya, bahkan walaupun ada orang-orang percaya yang dianiaya.
Jika Yesus tinggal di dalam kita, maka Roh Pembangun itu tinggal dan bergerak di dalam kita.
Kita sedang membangun dan menciptakan sesuatu, dimanapun kita berada: di gereja, di rumah, di tempat kerja, di sekolah, di negara. Selalu lihat diri kita sebagai seorang pembangun, dan bukan seorang pengkritik.
Saat Yesus di salib, tubuhNya kesakitan, perlahan-lahan menuju kematian, mengalami pemisahan dari BapaNya. Tapi di tengah-tengah itu pencuri di sebelahNya minta pengampunan. Yesus seolah-olah menghentikan sesaat karya penebusan yang hampir mencapai puncaknya, lalu “membangun” pencuri itu, fokus pada orang itu, dan memberitakan keselamatanNya. Di tengah-tengah kesakitanNya, Yesus tidak berhenti membangun sesuatu
Satu hal yang menjamin keberhasilan kita: menjadi pembangun, dan tidak sekedar menonton
Jaminan untuk pasti gagal: berhenti membangun.
Pernikahan akan gagal, karir akan gagal, kesehatan akan gagal, gereja akan gagal, jika berhenti membangun.
3 tanda yang menunjukkan bahwa kita sedang menuju kegagalan:
1. Berhenti membangun dan mulai me-manage
Seseorang berhenti membangun saat hanya mengasuh, menjadi care-taker, tidak membuat menjadi lebih naik dan besar, tidak memperhatikan, hanya membiarkan mengalir dalam kehidupan. Hal ini terjadi dalam pernikahan, karir, keuangan, kesehatan, gereja.
Kita harus tetap waspada tentang cara hidup kita, dan perilaku kita dalam kehidupan: dalam pernikahan, dalam karir, dalam keuangan, dalam kesehatan, dalam hubungan dengan Tuhan. Jangan hanya mengalir begitu saja, dan berubah dari pembangun (builder) dan menjadi manager.
Alasan umum berhenti membangun: tidak ada waktu. Setiap orang punya jumlah waktu yang sama setiap hari. Perlu menyiapkan waktu untuk membangun sesuatu, untuk itu diperlukan perubahan perilaku. Semua orang capek, tapi lebih baik kita jadi pembangun.
Kesaksian
Ps Tommy Barnett sudah berusia 77 tahun, sudah keliling dunia, tapi tidak berhenti membangun. Beliau berkata akan pensiun kelak jika sudah di Surga.
Kesaksian:
Pasangan mengalami masalah keluarga dan konseling pada ps Nieman. Saat ada seminar pernikahan, ps Nieman mengundang mereka, tapi mereka tidak bisa hadir dengan alasan tidak punya waktu. Kelak mereka perlu meluangkan waktu untuk mengurus perceraian.
“Tidak punya waktu” adalah kosakata dari seorang manajer, bukan kosakata seorang pembangun
Kita mulai me-manage saat cara pikir kita mulai mengecil. Saat kita kehilangan semangat dan kegairahan, kita akan jadi manager (caretaker).
Yesus datang untuk memberi kita hidup, dan hidup yang berkelimpahan. Yesus tidak datang untuk membuat kita hidup sekedar biasa-biasa saja/ menengah.
Kisah Nehemia
Nehemia menemukan kehendak Tuhan dan berhasil melakukannya tanpa berkompromi, dan tak pernah gagal. Di awal kisah Nehemia me-manage urusan raja. Lalu Tuhan beri dia visi untuk menjadi pembangun. Maka energi Nehemia mengerakkan seluruh penduduk Yerusalem untuk menjadi pembangun.
Sikap membangun kita harusnya menggerakkan orang lain untuk menjadi seorang pembangun juga.
Mari mengambil keputusan: tidak duduk dan sekedar menunggu seseorang melakukan sesuatu, atau sekedar menunggu Yesus datang kembali, tapi memilih menjadi pembangun.
2. Mulai mencari alasan mengapa kita tidak membangun.
Alasan-alasan tidak membangun:
Tidak punya waktu, terlalu sibuk, pasangan tidak mengerti mengapa saya harus terlibat, pasangan tidak tertarik, tidak seperti dulu, tidak punya uang, tidak ada terobosan, di kotaku tidak ada banyak kesempatan, dll.
Kesaksian
Ps Nieman punya perjanjian 2 orang yang akan konseling. 90% kota ps Nieman adalah Hispanik, dan budayanya Hispanik. Konseling awal dengan orang kulit putih (disebut Anglo). Orang ini akan meninggalkan El-Paso karena kota dikuasai dan dikontrol orang Hispanik, tidak bisa memulai bisnis, dll. Ps Nieman tidak setuju, karena ps Nieman juga bukan Hispanik tapi sukses, tapi orang ini berkata bahwa ps Nieman beda.
Konseling kedua adalah orang Hispanik. Orang ini merasa tidak berhasil di El-Paso karena orang Anglo memiliki, mengontrol semuanya, dan menekan orang Hispanik.
Ps Nieman bangkit dan memanggil orang pertama, karena kedua orang ini ternyata saling menyalahkan.
Masalah sebenarnya: mereka berdua salah. Yang terjadi adalah mereka mulai membuat alasan.
Banyak alasan untuk tidak membangun karena pernikahannya buruk, ada yang mencuri keuangan, dikhianati, difitnah, dibohongi, mengalami kemunduran kesehatan. Tujuan alasan-alasan ini adalah membenarkan ketidak-aktifan kita.
Alasan-alasan membantu kita untuk bisa menelan kegagalan kita. Alasan-alasan adalah gejala mengasihi diri sendiri
3. Mulai menyalahkan orang lain.
Mungkin ada orang-orang yang menyebabkan masalah bagi kita, tapi itu bukan alasan untuk menyalahkan orang lain. Mudah untuk menyalahkan orang lain.
Setelah mengajarkan ini di gerejanya. Ada seseorang minta didoakan karena disingkirkan saingan bisnisnya. Ps Nieman bertanya: apakah kamu menyerah, lalu menyalahkan orang itu? Atau bangkit dan mulai membangun?
Kebiasaan mencari orang lain untuk disalahkan diturunkan dari Adam. Saat Tuhan bertanya mengapa Adam makan buah, jawabannya seharusnya ya atau tidak. Tapi jawaban Adam: itu kesalahan wanita itu yang memberikan buah, dan Tuhan yang memberikan wanita itu pada Adam.
Saat mulai menyalahkan orang-orang lain, maka orang-orang itu mulai menyingkir dari kita, karena lelah sudah dipersalahkan terus-menerus.
Keluarga menjauh, teman menjauh, pelanggan menjauh. Mereka semua menjauh karena lelah dengan ke-negatifan dan kritik. Manusia ingin hal-hal yang positif dan memberi semangat, dan itu hanya bisa didapat di sekitar orang yang membangun.
Hal-hal yang menyalakan kembali roh membangun dalam kita:
1. Lihat kepada hal-hal yang kita asumsikan benar.
Memeriksa ulang asumsi-asumsi akan menghentikan kita terjebak dari konsep-konsep yang keliru.
Asumsi terburuk dari dunia: Tidak ada hal baik keluar dari Nazaret. Hal ini menghentikan orang-orang untuk berhubungan dengan Yesus.
2. Tantang/ challenge cara berfikir kita
Tanyakan diri sendiri: dari mana cara berfikir seperti itu berasal?
3. Mimpi besar lagi.
Tanya pada diri sendiri: hidupku bisa jadi apa? Pernikahan akan seperti apa? hubungan dengan Bapa akan seperti apa? gereja akan seperti apa?
Mimpi besar mengaktifkan dan memotivasi kita.
4. Tetap berfikir sederhana.
Jadikan semua hal dalam hidup menjadi sederhana/ simpel. Hidup sebenarnya tidak terlalu rumit.
Kesaksian:
Ps Nieman menikah selama 42 tahun. Dia tahu hal-hal yang membuat istrinya bahagia atau marah.
Rahasia kebahagiaan pernikahan: lakukan hal-hal yang membuat masing-masing berbahagia, berhenti melakukan hal-hal yang membuat masing-masing marah.
Cara berfikir pembangun: apa yang bisa kita lakukan untuk membuat sesuatu lebih baik.
5. Miliki misi yang menggerakkan kita
Saat seseorang tidak menemukan sesuatu untuk hidup, dia tidak layak untuk hidup #MartinLutherKing
Ini bukan berbicara tentang tugas atau pekerjaan, tapi sesuatu yang jika dilakukan akan berdampak positif dalam hidup orang-orang di sekitar kita.
Kita membangun saat kita memberkati kehidupan orang lain.
6. Bersihkan sampah
Suatu kali Nehemia melihat bahwa pengerjaan dinding berjalan lambat. Ternyata mereka patah semangat karena ada banyak sampah di jalan, sehingga mereka perlu waktu untuk melewati sampah-sampah sebelum mencapai tembok.
Lihat hidup kita: adakah sampah menumpuk di hidup dan pikiran kita, yang menggerogoti semangat kita. Contoh sampah-sampah di hidup kita: kebiasaan buruk, tidak mau mengampuni, keraguan, ketakutan.
Tuhan perlu lebih banyak pembangun di pernikahan, karir, masa depan keuangan, kesehatan, gereja

Komentar

Postingan Populer