MASUK DALAM RENCANA Allah 2

Masuk Dalam Rencana Allah 2

Ev. Iin Tjipto Wenas



Panggilan Sebenarnya tidak pernah berhenti di satu titik, tetapi itu seperti semacam puzzle, ada satu kepingan disana, satu kepingan disebelah sini sampai akhirnya jika seluruh panggilan kita itu tergenapi maka kita akan melihat gambaran utuhnya. Seperti ketika seluruh bagian puzzle itu tertata rapi kita pun melihat gambar yang sesungguhnya.

Suatu hari Tuhan berkata : “Banyak orang berdoa dan berdoa, meminta Aku untuk membawa mereka masuk dalam PanggilanKu bagi mereka, tetapi ketika Aku mulai bukakan, dan mereka masuk kedalamnya. Seringkali yang terjadi adalah mereka merasa puas dengan yang pertama itu, mereka berhenti disitu dan merasa nyaman dan tidak mau melanjutkan perjalanan lagi, karena mereka tidak siap dan tidak mau membayar harganya lebih lagi, karena untuk setiap panggilan yang lebih lagi, harganya adalah pengorbanan yang lebih lagi. Dan banyak anak-anakKu tidak siap dan tidak mau membayarnya. Ya mereka puas dengan sekedar hidangan pembukanya saja.”

Saudara tahu maksudnya ? Banyak orang tidak pernah mencapai panggilan tertinggi mereka karena mereka tidak siap dan tidak mau membayar harganya. Mereka tidak pernah menginginkan sampai rela melakukan apa saja, rela melewati proses demi proses, meletakan harga demi harga, dan tidak berhenti diawal, dan merasa nyaman disitu.

Kitab Ulangan mencatat riwayaat perjalanan Bangsa Israel keluar dari Mesir. Kita bisa membacanya di Ulangan 1:6-7 1:6 "TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita q  di Horeb, r  demikian: Telah cukup s  lama kamu tinggal di gunung ini. 1:7 Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan orang Amori t  dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, u  di Pegunungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb v  dan di tepi pantai laut, yakni negeri orang Kanaan, w  dan ke gunung Libanon x  sampai Efrat, y  sungai besar itu.

Melalui peristiwa spektakuler keluarnya bangsa Israel dari tempat perbudakan di tanah Mesir, dan kemenangan demi kemenangan akhirnya sampailah bangsa Israel di sungai Yordan. Ya mereka baru sampai di tepi Sungai Yordan, mereka belum menyeberangi Sungai Yordan itu. Mereka sudah merasakan nikmat di tepi Sungai Yordan dan tinggal cukup lama disitu, sampai akhirnya Tuhan perlu menginterupsi mereka dan mengingatkan mereka akan tujuan mereka semula, yaitu maju terus dan memasuki tanah perjanjian, karena disitulah Allah mau mereka tinggal dan bukan sekedar tinggal diseberang sungai Yordan, sungai itu harus diseberangi, ditaklukkan untuk mereka dan masuk ke tanah perjanjian. Tuhan berkata : “Nak,... kalian terlalu lama tinggal ditempat ini, ini bukan rumah milik kalian yang sesungguhnya, ini bukan tempat yang Aku sediakan buat kamu.” “Ayo bereskan tenda-tenda kalian dan mulai lagi dalam perjalanan ini, ayo maju dan berangkat, pergi dan taklukkan negeri itu, karena Aku mau serahkan semuanya itu di tanganmu, dan engkau Cuma perlu maju berperang bersama Aku, jangan takut, Aku berperang bagi kamu.”

Tetapi bukannya percaya dan melangkah maju. Bangsa Israel malah mengambil langkah mundur, yang membuat mereka berputar-putar di padang gurun untuk kemudian mati tanpa pernah menginjakkan kakinya ke tanah perjanjian. Mereka menggerutu dan berkata : 1:27 Kamu menggerutu n  di dalam kemahmu serta berkata: Karena TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan. 1:28 Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi o  dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak p  di sana. (Ulangan 1:27-28)

Dapatkah kita bayangkan betapa sakit hatinya Tuhan menerima tuduhan begitu rupa, oleh umatNya sendiri yang dikasihinya, padahal jelas sekali Tuhan sudah berkata : Ketahuilah, TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan negeri itu kepadamu. Majulah, dudukilah, b  seperti yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. Janganlah takut c  dan janganlah patah hati. d (Ulangan 1:21)

Pada suatu kali Tuhan berkata : “Kau tahu anakKu, demikianlah apa yang sering anak-anakKu sering lakukan, mereka tidak percaya pada apa yang Aku katakan. Begitu banyak anak-anakKu yang tidak menghargai apa yang telah Aku sediakan bagi mereka. Mereka merasa cukup senang dengan hidangan pembuka dan menyia-nyiakan makanan utamanya, karena mereka tidak mau berkeringat untuk mendapatkannya, mereka tidak mau bertempur untuk mendapatkannya, mereka tidak mau meninggalkan kenikmatan sementara yang mereka miliki untuk mendapatkan sesuatu yang lebih berarti lagi yang bisa berarti kekekalan. Mereka tidak percaya dengan apa yang Aku katakan, bahwa Aku telah menyediakannya dan mereka hanya perlu percaya kepadaKu bahwa itu sudah menjadi milik mereka dan mereka tinggal maju melangkah untuk meraihnya.

Ketika bangsa Israel akhirnya mau maju ke Horeb, dikirimnyalah 12 orang pengintai, tetapi lihat apa yang terjadi atas ke 12 pengintai itu ? Mereka menyakiti hatiKu dengan tidak mempercayai apa yang telah Aku katakan bahwa Aku sudah menyerahkan bangsa itu dibawah kuasa mereka, kebalikannya mereka percaya pada pikiran mereka sendiri, dan tidak menghargai apa yang sudah Aku rencanakan bagi mereka. Mereka memilih jalan mereka sendiri, mereka memilih menolak masuk tanah perjanjian itu, yang dengan sumpah sudah Aku janjikan buat mereka. Mereka menganggap diri mereka seperti belalang, lemah dan lawan-lawan mereka seperti raksasa-raksasa yang kuat dan gagah perkasa, mereka telah diintimidasi oleh musuh ? Karena dari semula mereka tidak benar-benar tahu apa yang menjadi panggilan mereka sebenarnya, bahwa mereka tidak sekedar dipanggil keluar dari tempat perbudakan, yaitu tanah Mesir, tetapi untuk terus berjalan masuk ke tanah perjanjian. Kita harus mengerti bahwa kita tidak sekedar keluar dari perbudakan dosa tetapi terus masuk ke dalam RencanaKu yang sempurna.

Memasuki Tanah Perjanjian ? Tempat dimana mereka akan menikmati susu dan madu, tempat dimana mereka akan menikmati kejayaan, tempat dimana mereka menikmati kemakmuran, tempat dimana mereka menikmati kebahagiaan, walau memang di tanah perjanjian juga tempat untuk kerja keras, tetapi semua itu layak diperjuangkan dan lebih dari semua itu untuk menjadi berkat bagi banyak bangsa, menjadi berkat bagi orang-orang lain seperti yang dijanjikan kepada Abraham nenek moyang mereka. Tetapi sangat menyedihkan bahwa sedikit sekali umatKu yang mengerti hal ini dan mau maju berperang bersama-sama Aku menaklukkan setiap musuh dan mengambil tanah perjanjian mereka. Sehingga semua kemuliaan yang telah Aku sediakan akan dapat mereka nikmati bahkan lebih lagi kemuliaan itu akan memancar begitu rupa dan menarik datang orang-orang untuk datang dan ikut menikmatinya, ya menjadi berkat bagi orang lain ! Itulah tujuan dan kerinduan hatiKu bahwa mereka tidak akan lagi hidup untuk diri sendiri tetapi mereka bersedia dan rela membagi hidup mereka bagi orang lain.

Untuk membawa orang-orang buta melihat, membawa orang yang terluka kepada pemulihan, untuk membawa orang yang ditolak diterima, membawa yang sakit dan disembuhkan, membawa yang sedih dihiburkan, dan membawa yang akan binasa diselamatkan.

Sangat menyedihkan seringkali kita tidak menyadari bahwa setiap rencana dan panggilan Allah atas hidup kita adalah sesuatu yang sangat berharga, dirancang khusus oleh Allah untuk kebahagiaan kita yang sempurna. Jika kita sungguh-sungguh bisa masuk kedalamnya. Seperti Tuhan berkata : "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." Matius 7:6

Suatu hari Tuhan berkata : “Apa yang Aku tawarkan selalu sesuatu yang berharga, sampai engkau tahu bahwa itu berharga, jangan harap Aku akan memberikannya kepadamu karena Aku tidak rela jika engkau tidak menghargai apa yang Aku berikan.”

Jika anda merasa selama ini anda telah gagal, dan gagal dan anda merasa tidak ada harapan lagi percayalah Allah sanggup membawa anda lagi masuk dalam panggilanNya. Jika anda pernah menyia-nyiakan waktu anda selamai ini, mari percaya jika anda bersedia saat ini Allah sedang membuat percepatan begitu rupa. Jika anda merasa bahwa hidup anda sudah sangat rusak dan jauh dari Tuhan mari percaya selama anda bersedia, percayalah Allah sanggup memperbaiki dan memulihkan kehidupan anda. Karena Firman Tuhan berkata : Sebab kalau Allah memilih orang dan memberkati orang itu, Allah tidak pernah menarik kembali apa yang telah dibuat-Nya. Roma 11 : 29 Versi BIS Sebab Allah tidak menyesali u  kasih karunia dan panggilan-Nya 1 . v (Roma 11:29) 

Ya benar sekali Allah tidak pernah menyesali apa yang sudah dirancangkan untuk setiap kita, dan Allah tidak pernah salah. Ada suatu rencana yang pasti yang sudah Allah ketahui sejak awal, dan jika kita bersedia Allah akan terus membawa kita masuk ke dalam panggilanNya bagi setiap kita.

Walaupun demikian mari jangan menundanya lagi karena Allah juga berfirman : Konteks
3:13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari 1 , m  selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya n  dosa. 3:14 Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang o  sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman p  kita yang semula. 3:15 Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman q ", Ibrani 3:13-15

Jika anda sungguh-sungguh mari kita naikkan doa yang sederhana ini : Tuhan Yesus ampuni kalau selama ini saya menjauh dariMu, kalau selama ini Aku hidup diluar kehendakMu, aku menjalani hidupku sendiri. Tuhan Yesus ampuni aku, aku sudah jauh dariMu, aku sudah hidup dalam dosa, ampuni aku Tuhan Yesus. Terima Kasih Tuhan untuk pengampunanMu, saat ini aku berdoa, Tuhan Yesus mulai hari ini beri aku mata untuk melihat dan mengerti betapa mulia dan besarnya panggilanMu dalam hidupku, tolong aku Tuhan agar mulai hari ini aku tidak mau menyia-nyiakan hidupku lagi. Aku mau berada dalam panggilanMu yang sempurna dalam hidupku, tolong aku Tuhan untuk aku mencapai panggilanku. Aku mau Tuhan memenuhi PanggilanMu. Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin

Jatiwangi, 30 April 2016
By His Grace
Jurnalis

Joshua Ivan Sudrajat

  

Komentar

Postingan Populer