Terus Berbuat Baik

Terus Berbuat Baik
Samuel Benny

KELUARAN 3:7 — “ Dan TUHAN berfirman: "AKU telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-KU di tanah Mesir, dan AKU telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, AKU mengetahui penderitaan mereka.”

Memberi, Sebuah Ciri Dewasa Rohani...
Kita harus memperhitungkan setiap tindakan kita supaya tidak salah bertindak. Asalkan jangan kita hitung-hitungan dalam berbuat kebaikan. TUHAN berfirman kepada Musa bahwa TUHAN memperhatikan kesengsaraan umat-NYA. Jadi, umat TUHAN tidak luput dari masalah. Namun bedanya, TUHAN memerhatikan. Bukan saja memerhatikan, DIA mendengar seruan umat-NYA dan bertindak untuk menolong umat-NYA. Sungguh alangkah nikmatnya kita sebagai anak yang diperhatikan oleh BAPA kita yang di Surga. Namun, sebagai anak TUHAN yang dewasa dalam iman, bukankah kita harus menjadi serupa dengan TUHAN YESUS ? Jikalau YESUS KRISTUS memerhatikan kita, sudahkah kita memerhatikan orang lain, mendengar keluhan orang lain dan bertindak untuk menolong mereka ? Kali ini kita akan belajar dari seorang yang bernama Barzilai, nama yang kurang "populer" dalam Alkitab, namun merupakan pribadi yang dewasa dalam iman.

2 SAMUEL 17:24, 27-29 — “ 24/ Maka sampailah Daud ke Mahanaim, ketika Absalom menyeberangi sungai Yordan dengan seluruh orang Israel yang menyertainya. 27/ Ketika Daud tiba di Mahanaim, maka Sobi bin Nahas, dari Raba, kota bani Amon, dan Makhir bin Amiel, dari Lodebar, dan Barzilai, orang Gilead, dari Rogelim, membawa 28/ tempat tidur, pasu, periuk belanga, juga gandum, jelai, tepung, bertih gandum, kacang babi, kacang merah besar, kacang merah kecil, 29/ madu, dadih, kambing domba dan keju lembu bagi Daud dan bagi rakyat yang bersama-sama dengan dia, untuk dimakan, sebab kata mereka: "Rakyat ini tentu telah menjadi lapar, lelah dan haus di padang gurun."

Daud melarikan diri dari istananya di Yerusalem, dan sampai ke Mahanaim karena Absalom mengejar dia. Kita lihat di sini, Daud pun tidak luput dari masalah. Bahkan, masalah yang dihadapi Daud adalah masalah yang besar karena anaknya sendiri mengejarnya hendak membunuh dia. Apakah TUHAN memerhatikan masalah yang dihadapi Daud? Tentu. Namun dalam ayat 27 disebutkan beberapa orang yang dewasa dalam iman memerhatikan apa yang dialami Daud dan bertindak untuk memberikan pertolongan. Di antaranya, adalah Barzilai. Barzilai datang membawa tempat tidur dan bahan makanan bagi Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan Daud. Dan bantuan itu diberikan selama Daud dan rakyatnya (yang jumlahnya tidak sedikit) berada di Mahanaim.

Lalu apa yang terjadi kemudian ?
2 SAMUEL 19:31-32 — “ Juga Barzilai, orang Gilead itu, telah datang dari Ragelim dan ikut bersama-sama raja ke sungai Yordan untuk mengantarkannya sampai di sana. Barzilai itu sudah sangat tua, delapan puluh tahun umurnya. Ia menyediakan makanan bagi raja selama ia tinggal di Mahanaim, sebab ia seorang yang sangat kaya."

Setelah Absalom mati dalam peperangan, maka keadaan menjadi aman bagi Daud untuk kembali ke istananya di Yerusalem. Dan Barzilai pun mengantarkan Daud sampai ke sungai Yordan. Dalam ayat 32 disebutkan Barzilai sudah berusia lanjut, 80 tahun umurnya. Di sini kita belajar bahwa untuk melakukan perbuatan baik tidak memandang usia. Bahkan jika dapat, kita harus berbuat baik seumur hidup kita. Kadang kita berpikir jika kita berbuat baik terus, kapan kita mendapatkan kebaikan dari orang lain. Jika kita memerhatikan orang lain terus kapan kita diperhatikan? Mungkin kita berpikir, "Rugi ah..." Apakah benar begitu? Tidak.... Buktinya dikatakan juga dalam ayat 32, Barzilai sangat kaya. Tindakannya menyediakan makanan bagi Daud dan seluruh rakyatnya tidak membuat Barzilai bangkrut.

2 SAMUEL 19:33 — “ Berkatalah raja kepada Barzilai: "Ikutlah aku, aku akan memelihara engkau di tempatku di Yerusalem."
Ketika mereka sampai di perbatasan, sebelum mereka berpisah, Daud menawarkan agar Barzilai ikut untuk tinggal di istananya sebagai bentuk ucapan terimakasih. Yang kita lihat disini adalah dua orang yang dewasa dalam iman, yang mereka pikirkan dan lakukan adalah saling membantu, saling memberi, bukan saling menuntut. Jika hal itu kita praktikkan dalam kehidupan kita, maka di rumah, di tempat kerja, di jalan, di mana pun juga kita akan merasakan kedamaian.

Bagaimana respons Barzilai menerima tawaran Daud untuk tinggal di istana? Sebelum kita melihat jawabannya, marilah kita memposisikan diri kita sebagai Barzilai. Jika kita sudah berbuat baik dengan menyediakan makanan bagi Daud dan rakyatnya selama mereka tinggal di Mahanaim, mungkin sudah sepantasnya kita merasa berhak untuk menerima tawaran Daud untuk tinggal di istananya. Mungkin kita juga menebak bahwa Barzilai tidak menolak tawaran raja. Benarkah demikian ?

2 SAMUEL 19:36 — “ Sepotong jalan saja hambamu ini berjalan ke seberang sungai Yordan bersama-sama dengan raja. Mengapa raja memberikan ganjaran yang sedemikian kepadaku?"

Respons Barzilai justru sebaliknya; Barzilai tidak memperhitungkan apa yang telah dilakukannya untuk Daud dan rakyatnya selama mereka tinggal di Mahanaim; Barzilai merasa reward yang diberikan terlalu besar baginya yang "hanya mengantarkan Daud sampai ke sungai Yordan."

Luar biasa bukan ?
Berbuat banyak tanpa mengharapkan balasan. Sebaliknya, kita terkadang berbuat sedikit tapi menuntut banyak. Akhirnya kita sering kecewa.

LUKAS 6:35-36 — “ Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak ALLAH Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti BAPA-mu adalah murah hati."

Apa yang dilakukan Barzilai sesuai dengan ajaran TUHAN dalam ayat di atas. YESUS KRISTUS mengajarkan bahwa jika kita berbuat baik jangan kita mengharapkan balasan, melainkan karena kita hendak membalas semua kebaikan TUHAN. Jika sikap kita seperti ini, maka upah kita akan besar di Surga. Lukas 6:35 juga mengajarkan bahwa jika kita berbuat baik jangan kita memandang muka, sama seperti ALLAH yang mengasihi semua manusia dengan mengutus ANAKNYA yang Tunggal untuk mati di kayu salib. Meskipun semuanya itu dianggap kerugian dan kebodohan bagi dunia, tapi tidak bagi kita umat-NYA. Kita justru akan dimuliakan. Dan hidup kita bukan saja penuh berkat, tapi kita juga sanggup menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Kembali kepada Barzilai, ternyata ada alasan lain mengapa Barzilai menolak tawaran Daud...

2 SAMUEL 19:34-35 — “ Tetapi Barzilai menjawab raja: "Berapa tahun lagikah aku hidup, sehingga aku harus pergi bersama-sama dengan raja ke Yerusalem? Sekarang ini aku telah berumur delapan puluh tahun; masakan aku masih dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik? Atau masih dapatkah hambamu ini merasai apa yang hamba makan atau apa yang hamba minum? Atau masih dapatkah aku mendengarkan suara penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan? Apa gunanya hambamu ini lagi menjadi beban bagi tuanku raja?"

Alasan yang diberikan Barzilai bukanlah alasan yang melankolis ataupun putus asa, melainkan alasan yang keluar dari seorang yang dewasa dalam iman. Barzilai menyadari bahwa hidup manusia terbatas. Dan dalam usianya yang senja, Barzilai tidak ingin menjadi beban bagi orang lain. Barzilai merasa tidak ada gunanya dalam usianya yang sudah 80 tahun untuk tinggal di istana, meskipun istana menyediakan fasilitas, makanan dan hiburan yang terbaik. Ia memilih menghabiskan hari tuanya di Mahanaim.

Bukti bahwa alasan Barzilai itu bukan alasan yang putus asa: Barzilai meminta agar Daud mau memberikan tawaran itu kepada Kimham, hamba Barzilai. 2 SAMUEL 19:37-39 — “ Biarkanlah hambamu ini pulang, sehingga aku dapat mati di kotaku sendiri, dekat kubur ayahku dan ibuku. Tetapi inilah hambamu Kimham, ia boleh ikut dengan tuanku raja; perbuatlah kepadanya apa yang tuanku pandang baik." Lalu berbicaralah raja: "Baiklah Kimham ikut dengan aku; aku akan berbuat kepadanya apa yang kau pandang baik, dan segala yang kau kehendaki dari padaku akan kulakukan untukmu." Kemudian seluruh rakyat menyeberangi sungai Yordan. Juga raja menyeberang, setelah berpamitan dengan Barzilai dengan ciuman. Lalu orang ini pun pulanglah ke tempat kediamannya."

Barzilai ingin hambanya menikmati hidup di istana Daud, dan Daud menyetujui keinginan Barzilai. Sungguh pelajaran yang indah yang kita dapatkan dari pribadi yang bernama Barzilai: berbuat baik bukan karena pamrih, bukan karena memandang Daud seorang raja. Barzilai berbuat baik kepada siapa saja yang memerlukannya. Terbukti dari perbuatan baiknya kepada hambanya, dan membiarkan hambanya menikmati apa yang seharusnya menjadi bagian Barzilai.

Biarlah kita juga menjadi seperti Barzilai, yang terus berbuat baik seumur hidupnya. Walaupun namanya jarang kita dengar, Barzilai memiliki peran dalam sebutan "YESUS Anak Daud" karena Barzilai telah menolong Daud dan rakyatnya selama mereka berada di Mahanaim. Jika kita mengaku anak TUHAN, kita harus serupa dengan TUHAN YESUS KRISTUS yang mengasihi dan memerhatikan umat-NYA. Sehingga, saat YESUS KRISTUS dimuliakan maka kita akan dimuliakan bersama dengan TUHAN YESUS KRISTUS, Amin.
TUHAN YESUS Memberkati.

Komentar

Postingan Populer