Kuasa Daya Cipta

Kuasa Daya Cipta

Pdt. Petrus Agung Purnomo

 

Ada hal-hal ajaib yang Tuhan singkapkan. Tuhan membangun kita untuk membalikkan keadaan. Sejak dibangunnya pasukan, telah banyak orang berkata: "Luar biasa, keadaan mulai berbalik!" Seharusnya kita semua, pada akhirnya akan berkata: "Sungguh, Tuhan telah membalikkan keadaan!" Saya berhara - keadaan a semua akan berbalik ke arah yang Tuhan kehendaki dan semua janji Tuhan tergenapi di dalam kehidupan kita.
Pengertian di dalam bab ini di mulai  sewaktu saya diminta mendoakan suatu kompleks perumahan. Seorang Saudara kita diberi tanggung  jawab  untuk mengelolanya. Pada awalnya, ketika kami berjumpa, tidak ada sesuatu g spesial, kami hanya mengobrol panjang lebar tentang banyak hal, kemudian pagi itu kami berdoa. Pada waktu kami duduk berdoa, tiba-tiba ada pernyataan Tuhan yang aneh sekali. Sebetulnya bukan sesuatu yang sama sekali baru, tetapi pernyataan Tuhan itu begitu jelas, dan saya berkata: "Wow, kalau ini 'ditangkap' oleh orang percaya, akan luar biasa!"
Tuhan berkata: "Awal proyek ini sebenarnya karena Aku menjanjikan kepada anak-Ku yang Aku perintahkan untuk mengelola tanah ini, bahwa Aku akan memberkati dia dan dia akan menjadi berkat. Bukankah sebenarnya tanahiniseperti sebuah 'tanah perjanjian'? Beritahu dia supaya mengambil waktu menjalani tanah yang sudah Kuberikanini,baik berjalan kaki atau mengendarai kendaraan, sambil mengatakan kepada tanah ini supaya memberikan hasil yang luar biasa. Supaya is berkata kepada tanah ini: 'Kamu harus menghasilkan! Kamu menghasilkan berlipat kali ganda! Hargamu naik! Kamu jadi tanah mahal! Kamu mendapatkan pembeli-pembeli terbaik!' Ucapkan semua janji-Ku!"
Lalu saya berkata begini: "Nanti aku dikira sesat, Tuhan? Berdoa koqkepada tanah?" Tetapi Tuhan berkata begini: "Aku tidak minta kamu berdoa kepada tanah, tetapi kamu perintahkan tanah itu menghasilkan!" Saya hanya sampaikan sekian saja kepadanya, tetapi kemudian muncullah di hati saya sekian banyak ayat, dan Tuhan berkata: "Ingat, Aku pernah berbicara ini ... dan berbicara itu ...." Dan tiba-tiba semuanya terhubung satu sama lain dan saya melihat kebenaran ini dan Tuhan berkata: "Ajarkan kepada anak-anak-Ku!" Marilah kita cermati pengajaran mengenai Kuasa Daya Cipta.
Di dalam suatu takaran tertentu Tuhan memberikan Kuasa Daya Cipta kepada anak-anak-Nya. Ini sama sekali tidak berarti kita sama dengan Tuhan. Dialah Pencipta, dan kita hanya ciptaan. Tetapi kita diciptakan pada mulanya serupa dan segambar dengan Dia. Dalam keserupaan dan kesegambaran dengan Tuhan inilah, dengan suatu kadar tertentu yang sangat kecil dibandingkan Tuhan, la memberikan kemampuan, kuasa, otoritas daya cipta yang ajaib. Baiklah kita semua memahami secara utuh wewenangkuasa daya cipta yang Tuhan berikan dan mempraktek­kannya dalam kehidupan kita.
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Yohanes 6:63

Pada kalimat pertama, kata 'hidup' adalah terjemahan kata Yunani yang berarti 'vitalitas.' Ada perbedaan antara hidup dan vitalitas. Ada orang yang sekedar hidup tetapi ada orang yang hidup dengan penuh vitalitas. Di rumah sakit, orang yang dalam keadaan' koma, baik kita maupun dokter akan menyebutnya masih hidup. Keluarganya juga berkata bahwa dia masih hidup dan tidak ada yang meratapinva seakan-akan dia sudah mati. Si sakit sendiri hanya sekedar hidup tetapi tidak memiliki vitalitas. Sedangkan ada orang-­orang lain yang hidup dengan vitalitas yang kuat. Tuhan ingin kehidupan setiap orang percaya penuh dengan vitalitas. Dari mana vitalitas itu didapatkan?
Di dalam kalimat kedua, kata 'perkataan-perkataan' itu bukan logos melainkan rhema, yakni the spoken word, atau: firman yang Tuhan ucapkan bagi kita, firman yang khusus disampaikan bagi kita. Oleh sebab itu setiap kali kita membaca Alkitab atau kita mendengarkan khotbah, kita harus berdoa: "Beri aku rhema, Tuhan." Sebab' kalau kita hanya menerima pengetahuan akan membuat kita menjadi sombong rohani padahal tidak mengerti kehendak Tuhan. Tetapi jikalau firman itu berbentuk rhema, iaakan mengubahhidup kita.
Tuhan Yesus mengatakan: "Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan kehidupan." Kata 'kehidupan' yang kedua di ayat ini adalah dari kata Yunanizoeyang artinya 'kehidupan ilahi,' kehidupan yang dari Tuhan, bahkan kehidupan Tuhan sendiri. Jadi, di d-alam rhemaada Roh Tuhan yang bekerja dan di dalamnya ada kehidupan Tuhan yang dimasukkan ke dalam kehidupan kita. Jikalau kehidupan Tuhan dimasukkan ke dalam kehidupan kita maka lahirlah sebuah vitalitas di dalam kehidupan kita.
Kita harus mengerti bagaimana cara kerja Tuhan. Bedanya Musa dengan orang Israel adalah bahwa Tuhan ".Telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel" (Mazmur 103:7). Musa diberitahu Tuhan bagaimana caranya melakukan sesuatu dan seperti apa mekanisme kerjanya, tetapi orang Israel hanya melihat produk jadinya. Dan kedua hal itu berbeda sekali. Gambarannya seperti orang yang masuk ke rumah makan. Orang yang tidak pandai memasak dan tidak peduli soal masakan, akan berkata: "Pokoknya saya ingin masakan yang enak, saya suka masakannya, saya datang, sangat nikmati." Tetapi apabila orang ini seorang pengusaha dan mempunyai seorang yang jago masak, dia akan mencoba menjumpai juru masak di tempat itu dan mencoba menanya­kan resep masakannya, bagaimana cara memasaknya sehingga menghasilkan masakan seperti itu. Kalau seseorang hanya puas dengan hasilnya, orang itu menjadi konsumen, tetapi kalau is mengerti cara membuatnya, ia menjadi produsen, itulah perbedaannya.
Jadi, kalau kita mengerti mekanisme kerja Tuhan, suatu hari kelak kita akan bergerak jauh lebih mudah, oleh karena kita sudah mengerti bagaimana cara kerja-Nya, hukum-­hukum-Nya dan isi hati-Nya. Itulah yang membuat kita mengalir bersama Tuhan dengan jauh lebih ringan. Kata Tuhan: "Rohlah yang memberikan kepadamu vitalitas, dan rhemayang Kukatakan kepadamu itulah Roh dan kehidupan ilahi." Dengan perkataan lain,setiap kali kita mendapatkan rhemadari Tuhan, setiap kali ada the spokenword-perkataan yang diucapkan Tuhan langsung bagi kita-, di dalamnya ada zoe-nya-kehidupan ilahinya-, yang menghasilkan vitalitas yang luar biasa itu. Dengan pemahaman ini, kita dapat memahami pernyataan Alkitab ini:
Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta  telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kelihatan telah jadi dari apa yang tidak kelihatan. Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan1 oleh firman  Allah, sehingga apa yang kelihatan telah jadi dari apa rang tidak kelihatan.
Ibrani 11:33
Kata 'mengerti' di sini berkenaan dengan kecerdasan rohani. Orang Kristen yang tidak cerdas rohnva, penger­tiaannya akan dangkal sekali. Tetapi jikalau kita memiliki pengertian rohani, kita akan mengerti banyak hal. Kata 'firman' di sini juga adalah rhema-the spoken word­perkataan firman yang diucapkan. Apa yang berujud sekarangini telah jadi dari apa yang tidak kita lihat. Alkitab tidak mengatakan, "terjadi dari yang tidak ada," melainkan "terjadi dari yang tidak kita lihat." Tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Kita tidak dapat melihat udara, tetapi tidak berarti bahwa udara tidak ada. Ketika angin berhembus, kita tidak dapat melihatnya, tetapi kita semua tahu bahwa angin itu ada. Dengan mata telanjang kita tidak dapat melihat bakteri atau kuman lainnya, tetapi tidak berarti mereka tidak ada. Demikian pula, di dalam Tuhan ada begitu banyak hat yang tidak dapat kita lihat dan tidak dapat kita raba, tetapi bukan berarti tidak ada. Yang tidak dapat kita lihat adalah adanya begitu banyak berkat di sekitar kita yang tersedia bagi kita. Ada begitu banyak anugerah, kemurahan, berkat, kesehatan, keberhasilan, kecerdasan dan semua kekayaan surgawi tersedia bagi kita, tetapi kita tidak dapat melihatnya. Dan Alkitab berkata bahwa rhema-firman yang diucapkan­membuat kita sanggup menjadikan apa yang tidak kelihatan menjadi kelihatan dan dapat kita sentuh.
Jadi, firman yang diucapkan itulah yang membuat apa Yang tidak kelihatan tetapi ada, terjadi! Sadarkah kita, berapa banyak yang ada tetapi tidak terlihat? Sekian tahun sebelum berdirinya, lahan Holy Stadium (gedung gereja JKI Injil Kerajaan, Semarang) sudah ditawarkan dan saya sempat melihatnya masih berupa rawa-rawa. Saya masih melihat bambu-bambu yang begitu banyak, dan sekeliling tanah itu diberi jaring. Tadinya lahan itu direncanakan untuk mini golf course. Saya melihat ke arah gedung Holy Stadium ini, tetapi tidak kelihatan gedung. Yang kelihatan hanya, "Tidak punyauang, tidak punya uang, tidak punya uang," itu saja. Karena begitu saya tanyakan harganya, semangat saga langsung kempes. Saya belum bisa melihatnya. Padahal jikalau hari itu saya dapat melihat, saya akan melihat gedung Holy Stadium, ini. Sebenarnya gedung ini sudah ada, tetapi pada waktu itu saya belum bisa melihatnya. Sampai firman yang diucapkan itu keluar! Secara manusiawi memang perlu pengerjaan. Tetapi sebagaimana yang kita lihat hari ini, gedung ini sudah selesai. Sampai sekarang di lantai ini tidak pernah ada bola golf dipukul, yang ada adalah tempat beribadah. Tetapi di hari itu, gedung ini tidak kelihatan.
Ada berapa banyak yang sesungguhnya sudah tersedia, hanya saja kita tidak melihatnya? Dan dari yang tidak terlihat itu, oleh karena rhema, akan menjadi kelihatan! Bagi yang sedang berdoa mencari seorang istri, sebenarnya calon istri sudah ada, tetapi Saudara belum melihatnya atau Saudara melihat ke jurusan yang salah. Yang hutangnya belum terbayar, uang untuk melunasi hutang sebenarnya sudah ada, bahkan lebih dari cukup. Sudah ada! "Dimana , Pak?';, Kita belum melihatnya jika kita bertanya: "Di mana, Pak?" Jika kita sudah melihatnya, kita tidak akan bertanya demikian.
Permasalahannya, dengan apa kita menjadikan yang tidak kelihatan ini menjadi kelihatan, yang tidak kelihatan menjadi kenyataan? Dengan firman yang diperkatakan! Firman yang diperkatakan adalah roh dan di dalamnya ada zoe-'kehidupan yang ilahi.' Mari kita melihat contoh bentuk konkritnya:
Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun, dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: "Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN! Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tan pa potion ara, anggur dan delima, bahkan air minum purr tidak ada?" Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya"
Bilangan 20:2-8
Sebenarnya yang membuat Tuhan letih dengan orang Israel itu adalah mereka sudah ditunjukkan kehebatan Tuhan tetapi hati mereka tidak mau berpaut kepada Tuhan. Kalau sesuatu terjadi, yang disalahkan pemimpin. Pada waktu mereka diperbudak di Mesir, mereka berteriak-teriak kepada Tuhan. Mereka ditolong, mereka diajak keluar, tetap lama saja seperti itu. Tuhan sampai letih dengan segala sikap dan gerutuan mereka. Kalau mereka hidup di abad ini, Tuhan berkata: "Capek deh." Lagi katanya: "Barangsiapa telahsepuluh kali mencobai Aku tidak usah melihat Kanaan." Maka bangsa itu dibuat berputar-putar di padang gurus, sebetulnya untuk menghabiskan umur mereka. Kalau kita perhatikan, Tuhan itu letih sekali jika kita ini jagoan ago me!, apa pun diomeli, apa pun dikomentari, semua ditanggapi negatif. Jangan sampai kita membuat Tuhan letih. Kita dapat meletihkan Tuhan dengan perkataan dan gerutuan. Dan apakah kita dapat menghasilkan mujizat dengan mengomel? Tidak ada mujizatnya, malahan hati kita jadinya tidak pernah menikmati sukacita.
Mereka mengutuki diri sendiri, kata mereka: "Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami coati binasa di hadapan TUHAN!" Mengherankan, ada orang yanghobinyamengutuki diri sendiri. Ini gawat, akibatnya semua yang berkata begini, betul-betul mati di padang gurun, tidak ada satu pun yang masuk ke Tanah Kanaan. Dan mereka juga menyalahkan Musa: "Mengapa kamu membawa jemaah  TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ?" Aneh, mereka menyalahkan Musa! Bukankah TUHAN yang memimpin mereka melalui tiang aware dan tiang api yang mereka lihat. Sebetulnya mereka ini man menyalahkan TUHAN, tetapi sungkan dan tidakberani. Musa yang dihajar: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami  ke tempat celaka ini, yang bukan  tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur darn delima, bahkan air minum pun  tidak ada?" Mereka bersungut-sungut, danperkataan mereka ngawur (sembarangan), dan akibatnya mereka betul-betul celaka.
Apabila kita baca lebih lanjut, Musa tidak dapat memasuki Tanah Kanaan, oleh karena mereka bertengkar dengan Musa. Bertengkar itu berarti Musa ikut berbicara, lain dengan apabila misalkan tertulis: "Mereka memaki-maki Musa," berarti Musanya diam. Tetapi karena tertulis: "Bertengkarlah ...," berarti kedua belah pihak terlibat, ada reaksi timbal balik. Emosi Musa terpancing. Orang yang disebut sebagai orang yang paling lembut hati di muka bumi (Bilangan 12:3) pun terkena. Perkara yang mereka katakan memahitkan hati Musa. Akibat pahit hati, Musa tidak masuk ke Tanah Kanaan. Kesalahan Musa adalah meladeni mereka. Oleh sebab itu, jika ada orang 'mengamuk,' bangkit emosi dengan kita, jangan terpancing, kita sendiri yang akan rugi. Janganlah kita membiarkan diri menjadi pahit hati. Jangan meresponi perkataan yang memprovokasi kita untuk marah.
Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka. TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya"
Bilangan 20:6-8
Perhatikanlah bahwa ayat delapan merupakan perintah Tuhan. Tuhan menyuruh Musa dan Harun"mengatakan kepada bukit batu itu supaya diberi airnya." Mereka diperintahkan untuk mengatakan kepada bukit batu, bukan kepada manusia atau makhluk hidup lain dan juga bukan berdoa kepada bukit batu, melainkan berkata-kata. Kata 'airnya' menunjuk kepada air yang ada di dalam bukit batu itu. Frasa . 'demikianlah engkau mengeluarkan air' menunjukkan bahwa bukan Tuhan yang mengelurkan air dari bukit bate, tetapi mereka yang mengeluarkan air dari bukit batu.
Tuhan itu rendah hatinya luar biasa, padahal semua itu dari Dia, tetapi Tuhan mau mengajarkan prinsip ini kepada Musa. Sayangnya, Musa tidak taat, mempertunjukkan emosi yang berasal dari kepahitan hatinya. Dia menghajar bukit batu sampai dua kali. Memang keluar airnya, tetapi itu membuat Musa tidak masuk Tanah Kanaan. Tetapi inilah prinsip yang hendak kita teliti. Air itu sebenarnya sudah ada. Di dalam bukit batu itu ada air, tetapi tidak terlihat. Tuhan mengajar Musa: "Berbicaralah! Katakan kepada bukit bate itu, supaya diberi airnya. Maka engkau akan mengeluarkan air dari bukit batu itu." Yang tidak terlihat, belum tentu tidak ada. "Di mana, Pak?" Memang tidak terlihat dan belum* terlihat. Kita harus membuatnya, dalam kehendak Tuhan, ,menjadi kenyataan. Caranya bagaimana? Pakailah cara Tuhan: "the spoken word"-rhema! Itulah sebabnya Musa diperintahkan berbicara kepada bukit batu.
Orang dunia saja menggunakan prinsip ini. Cobalah pergi ke pasar pagi-pagi sekali membeli sayuran atau buah­-buahan atau apa saja. Jika kita adalah pelanggan pertama, pada waktu uang kita diterima penjual, ia akan berbicara seperti ini: "Laris, laris, laris," Sebenarnya intinya bukan uangyang ditempelkan itu, melainkan kata-katanya. Penjual itu tidak akan berkata " Tidak laku, tidak laku " Tidak. Bukan soal lembaran uangnya. Saya tidak mengajarkanuntuk (menampari) suami dengan uang danberkata : Punya uang ! Punya uang!" Jangan! Tetapi prinsipnya , yang juga ditiru orang dunia, kita harus mengatakan sesuatu.
Sebuah tabloid menceritakan seorang pemain sinetron yang mempunyai sebidang tanah kecil. Membelinya pun dengan susah payah, bahkan hampir tidak terbeli. Di sebelah rumahnya, ada sebidang tanah yang luas, yang tidak diketahuinya pemiliknya. Tetapi tiap-tiap kali dia memanjat pohon di tanahnva, sambil melihat ke seberang, ke tanah di sebelahnya, sambil berbicara: "Wah tanah, kamu koqnggadiurus ya?! Kasihan, ikut aku aja, tanah. Dari pada tidak diurus yang punya." Sekian waktu kemudian tanah luas itu menjadi miliknya!
Janganlah ada orang Kristen yang memalukan, yang perkataannya jelek: "Ya Tuhan, katanya aku anak-Mu. Hidupkunelongso(menderita). Punya tanah ukuran kecil. Yang di sebelah sekian hektar, bukan milikku. Memang nasibku begini." Jika kita bisa mengerti rahasia ini. Tuhan memerintahkan Musa: "Katakan kepada bukit batu itu, supaya diberi airnya. Kamu akan keluarkan air dari bukit brats Au_" Ini luar biasa! Sebenarnya, itulah otoritas daya cipta dalam  suatu level tertentu yang Tuhan berikan bagi kita. Barang siapa menginginkan apa yang Tuhan sediakan dan belum kelihatan, haruslah mempraktekkan berkata-kata.Tidak hanya di gereja, tetapi di rumah dan di mana pun dan dalam hal apa pun. Jika masuk ke toko berkatalah: "Laris! Dagangan habis semua! Dagangan keluar semua! Ganti yang baru! Aku sudah bosan sama kamu! Laris! Semua pergi! Sudah dua bulan tidak laku-laku, keluarlah dalam Nama Yesus! Uang masuk, kamu keluar!" Harus tepat berbicaranya,jangan hanya berkata: "Keluar! Keluar! Keluar!" Yang datang perampok, malahan repot! Jangan sampai keliru. Katakan: "Kamu keluar, uang masuk!" …
Catatan :
Disalin dari buku
MEMBANGUN PASUKAN - KUASA MEMBALIKAN KEADAAN oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo.

Komentar

Postingan Populer