Yesus Mengajar Melalui Injil

Yesus Mengajar Melalui Injil 

Pdt. Petrus Agung Purnomo

 
Keesokan harinyq sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. . Dari jauh la melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau la menemukan sesuatu pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ, ia tidak menemukan apa-apa selain daun-daun  saja, sebab memang bukan musim buah ara. Kata-Nya kepada pohon itu, "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" murid-murid-Nya pun mendengarnya.
Markus 11:12-14
Ada yang aneh memang. Betania adalah kota tempat tinggal Marta yang suka melayani dan pandai memasak. Mengapa Yesus bisa pulang dan meninggalkan Betania dalam keadaan lapar? Mungkin Marta memasak masakan yang terlalu rumit sehingga belum selesai atau mungkin Marta memasak sesuatu yang salah dan Tuhan pergi tanpa makanhari itu.
Perhatikan bahwa Tuhan Yesus berkata-kata kepada pohon. Kalau kita lakukan hari ini, mungkin orang yang melihat menganggap kita gila. Tetapi Alkitab mengisahkan bahwa Tuhan Yesus berkata-kata kepada pohon.Selanjutnya diceritakan demikian:
Pagi-pagi ketika Yes us dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Lalu teringatlah Petrus dan berkata kepada Yesus, "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka, "Percayalah kepada Allah!"
Markus 11:20-22
Sebetulnya kalimat terakhir itu terjemahan hurufiahnya adalah: "Have the faith of God!" - milikilahimannya Allah! Itulah iman yang mempunyai kuasa daya cipta!Bukan hanya: 'percayalah kepada Tuhan,' tetapi: milikilahimannya Tuhan! Lalu:
Aloe berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam lout! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Markus 11:23-24
Tuhan Yesus mengatakan supaya kita "berkata kepada gunung!" Jadi di Alkitab ada frasa: "Berkata kepada bukit batu," "berkata kepada pohon," "Berkata kepada gunung." Tetapi jangan salah: bukan meminta kepada batu, pohon ataupun gunung, melainkan berkata-kata, memerintah! Jika kita berbicara dengan penuh kepercayaan, hal itu akin terjadi.
Ev. drg. YusakTjiptoPurnomo, pernah bercerita. DI Surabaya ada seorang bapak yang istrinya mempunyai sebuah pohon mangga, dan sudah bertahun-tahun potion cangkokan itu tidak ada buahnya. Mereka mengeluh kepada Pak Yusak dan berkata: "Koqpohon ini tidak berbuah." Lalu Tuhan mengajarkan melalui hamba-Nya: "Peluk pohon itu dan katakan, 'pohon, pohon, pohon ... berbuah, berbuah, berbuah."' Di sini seringkali kita berlebihan berbuat sesuatu. Pohon mangga itu mereka peluki sambil berkata, "Ayo pohon mangga berbuah, berbuah, berbuah!" Tidak lama kemudian pohon itu berbuah sangat banyak. Semakin masak, semakin banyak buahnya, lalu, "kraak!" patch pohonnya. Dan akhirnya pohon itu mati. Ironis: mati karena terlalu banyak buahnya.
Sekian waktu yang lalu ada hamba-hamba Tuhan yang mengajar kita mendoakan orang yang tangan atau kakinya panjang sebelah. Adakalanya hal yang tidak diketahui dan tidak disadarinya orangnya sendiri, karena jika berdiri tidak begitu kentara. Tetapi dengan posisi yang tepat akan terlihat selisih yang beberapa mm atau beberapa cm itu. Kondisi seperti itu dapat menimbulkan sakit-penyakit di pinggangatau di bagian tubuh lain. Mereka mengajari kita untuk berkata-kata kepada anggota badan. Kepada anggota badan yang lebih pendek: "Tumbuh! Memanjang! Memanjang!" Pada pertama kali belum diajarkan berapa lama harus berkata-kata seperti itu dan sampai batas mana. Ada seseorang yang kaki kirinya lebih pendek dari kaki kanannya. Yang mendoakan berkata: "Memanjang! Memanjang! Memanjang!" Dan kaki kiri itu memanjang. Ternyata setelah berhenti memanjang, kaki kirinya lebih panjang daripada kaki kanannya. Kata hamba Tuhan: "Tadi seharusnya dikatakan: 'Memanjang sampai sama dengan kaki kanan!' Nah, sekarang jangan doakan kaki kiri memendek, doakan saja yang kanan supaya memanjang sampai sama dengan yang kiri, lalu berhenti!" Puluhan orang menyaksikan bagaimana kaki kanan itu bergerak, lalu berhenti tepat sama panjang dengan yang kiri!
Ada otoritas daya cipta yang luar biasa. Dan terjadinya dengan sangat sederhana: cukup dengan perkataan kita. Murah meriah. Jika lelah, minum air segelas sudah segar kembali untuk berkata-kata lagi. Sangat murah dan mudah sekali. Tuhan Yesus mengajar kita: "Katakan!"
Di dalam kisah penciptaan, di Kejadian pasal satu, kita menemukan suatu pola dimana setiap hari Tuhan menciptakan/menjadikan sesuatu, dan dengan sangat jelas disebutkan: 'Tuhan menciptakan' atau 'Tuhan menjadikan.
Pada hari kedua: "Berfirmanlah Allah: 'Jadilah cakrawala       (ayat 6), lalu dikatakan: "Maka Allah menjadikan cakrawala ..." (ayat 7).
Pada hari keempat:"Berfirmanlah Allah: 'Jadilah benda-­benda penerang ...." (ayat 14), lalu dikatakan: "Maka Allah '­menjadikan kedua benda penerang ..." (ayat 16).
Pada hari kelima: "Berfirmanlah Allah: 'Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup ...."' (ayat 20), lalu dikatakan: "Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar ..." (ayat 21).
Pada hari keenam: "Berfirmanlah Allah: 'Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup ...."' (ayat 24), lalu dikatakan: "Allah menjadikan segala jenis binatang liar ..." (ayat 25).

Pada penciptaan manusia: "Berfirmanlah Allah: 'Baiklah Kita menjadikan manusia ...."' (ayat 26), lalu dikatakan: "Maka Allah menciptakan manusia ..." (ayat 27).
Kita mendapati suatu kenyataan bahwa pada, sebagian besar penciptaan Alkitab mengatakan: "Tuhan menjadikan" atau "Tuhan menciptakan." Tetapi pada ayat 11 dan 12 itu aneh:
Berfirmaulah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan  yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan Jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segalatumbuh-tumbuhan  yang berbiji dan segala pohon-pohon yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Kejadian 1:'11-12
dalam hal tanah Tuhan tidak berkata: "Jadilah pohon­-pohonan ...." Tetapi Tuhan berkata: "Hendaklah tanah menumbuhkan ..." dan Alkitab menyatakan: "Tanah itu menumbuhkan ...." Mengapa demikian? Rupanya oleh sebab tanaman, pohon dan sebagainya sudah ada di dalam tanah tetapi tidak kelihatan. Sehingga cukup diperintahkan saja: "Tumbuh!" Maka mereka tumbuh. Cakrawala ... Tuhan menjadikan; ikan-ikan dan burung-burung ... Tuhan menjadikan; matahari dan bulan ... Tuhan menjadikan; binatang darat dan bahkan manusia ... Tuhan menjadikan. Tetapi tumbuh-tumbuhan yang buahnya berbiji untuk makanan kita, ternyata di dalam tanah sudah terdapat semua potensi kehidupan mereka. Dan jika kita teruskan pembacaan Kitab Kejadian, ternyata di tanah juga ada permata, emas dan segala jenis kekayaan alam, Dan Alkitab tidak mengatakan bahwa "Tuhan menjadikan." Dengan pasti kita tahu bahwa Tuhan yang membuat semuanya. Tetapi tentang mekanismenya, la berkata: "Hendaklah tanah menumbuhkan," oleh karena ternyata potensinya sudah ada di situ tetapi belum terlihat.
Manusia diciptakan dari debu tanah. Semua yang ingin kita makan sudah ada di tubuh ini. Semua perhiasan, batu permata, kekayaan sudah ada di tubuh ini. Ditambah lagi, kita sudah lahir baru: ada Roh Tuhan di dalam kita. Yesus Kristus tinggal di dalam kita. Semua potensi ilahi sudah di dalam kita!
Oleh karena itulah, setiap kali Tuhan membuat mujizat pelipatgandaan, dia tidak mendatangkan bahan dari luar.Janda Sarfat hanya mempunyai tepung segenggam dan minyak sedikit, dan Nabi Elia berkata: "Buatkan bagiku roti bundar dahulu, sisanya buat kamu. Tepung ini tidak akan habis sampai masa menuai." Dan tepung janda Sarfat itu dilipatgandakan. Darimana tepung yang banyak itu didapatkan? Dari situ! Yang ada dilipatgandakan. Hanya perlu mengatakan apa yang Tuhan katakan, maka semuanya jadi seperti yang dikatakan. Ada seorang janda nabi dengan minyak dalam buli-buli kecil. Anaknya akan diambil oleh orang yang meminjami dia uang, dan Nabi Elisa berkata: "Kamu pinjam tempayan dari tetanggamu dan jangan terlalu sedikit. Lalu tuangkan minyak itu ke dalam tempayan." la tidak diajari meminta minyak dari tempat yang lain, hanya minyak yang dia miliki saja. Di dalam minyak yang dimilikinya sudah ada sesuatu yang tinggal dilipatgandakan. Minyak itu bare berhenti setelah tempayannya habis. Lihat juga mujizat 5 roti dan 2 ikan. Tuhan Yesus berkata: "Apa yang kamu punya?" Mereka berkata bahwa hanya ada a roti dan 2 ikan. "Bawa kemari," kata-Nya dan dilipatgandakan-Nya. Dari mana ke-5 roti dan ke-2 ikan itu? Dari situ.
Ada banyak potensi kehidupan yang luar biasa, berkat­-berkat Tuhan di dalam hidup kita. Berbicaralah kepada diri kita sendiri dan katakan: "Di dalamku ada berkat Tuhan yang tidak terhingga! Aku adalah orang Yang sangat diberkati! Sebentar lagi akan kelihatan!" Tanah menumbuh­kan! Dari bahan yang sama tercipta diri kita! Tinggal diperkatakan, oleh karena semua potensinya sudah ada di dalam hidup kita.Jika sebutir telur mentah dimasukkan ke wajan panas dan digoreng, maka akan menjadi telur goreng. Jika direbus, maka akan menjadi telur rebus. Jika telur itu diberi kecap dan diaduk-aduk, maka akan menjadi telur kecap. Dan jika kita memasukkan jari kita untuk mencari-cari di dalamnya, maka tidak ada satu pun benda keras di dalam telur itu. Dan telur juga tidak bisa bergerak ke mana-mana dengan sendirinya, tidak mengeluarkan suara, tidak ada kehidupan yang nampak. Selama ada di dalam kulitnya dan tidak dikeluarkan, maka tidak ada dinamikanya. Tetapi sesung­guhnya di dalam telur ini terdapat potensi kehidupan yang luar biasa. Kalau dibiarkan terbungkus dengan baik di dalam kulitnya, dan seekor induk ayam mengeraminya selama tiga minggu, maka setelah masa itu kita tidak akan melihat telur ini lagi. Bukannya telur, kita akan melihat satu makhluk kecil yang lucu dan imut muncul, dan namanya bukan anak telur, tetapi anak ayam.
Kita dapat melihat bahwa ayam itu berbulu. Tetapi di dalam telur kita tidak melihat adanya bulu. Kalau ada bulu ayam di dalam telur, tentu kita enggan memakannya. Di dalam telur juga tidak ada paruh atau cakar atau tengkorak kepala atau bagian ayam lainnya. Ayam dapat bersuara dan kalau ia ayam betina dan bertumbuh dewasa maka is dapat juga menghasilkan telur, tetapi di dalam telur tidak ada suara ataupun kemampuan reproduksi. Jadi, dari manakah semua itu?Darimanakah gerak lincah, kemampuan bersuara, berjalan,berlari, menghasilkan telur? Semua itu tidak kelihatandi dalam telur, tetapi tidak berarti tidak ada. Hanyasaja belum terlihat. Sebuah proses sederhana akan mengubah telur yang kelihatannyabenda mati ini menjadi benda hidup.
Berapa banyak di antara kita yang menyadari bahwa di dalam diri kita terdapat semacam 'telur-telur'? Di dalam diri kita ada sesuatu yang sewaktu-waktu bisa keluar dan menjadi kenyataan. Tuhan menciptakan kita dengan semua potensi kehidupan ilahi yang begitu kuat. Dan hal itu akan mewujud oleh rhema - the spoken word-perkataan yang diucapkan.
Mulailah dari sekarang. Ketika kita hendak berbisnis, katakanlah kepada barang dagangan kita: "Laris kamu, dalam Nama Yesus! Terjual dengan harga baik!" Kalau kita mau menjual tanah, kelilingi sambil berkata: "Ayo tanah, hasilkan uang untukku. Maaf saja, kita harus berpisah sementara, tetapi saga butuh duit. Nanti kalau saga kaya saya beli lagi, kalau Tuhan menghendaki. Dalam Nama Tuhan Yesus!" Kalau rumah kita sempit, katakan: "Melebar! Melebar! Melebar! Bertambah besar!" Kalau rumah kita kebanjiran, katakan: "Naik! Naik! Naik!" Tunjuk ke arah gunung, ke daerah yang lebih baik di lereng gunung. Pindah ke sana. Perintahkan sesuatu. Ucapkan sesuatu. Berbicara kepada diri sendiri. Katakan: "Aku ini orang diberkati!" Maka hal itu akan terjadi di dalam hidup kita! Sekarang tergantung kepada diri kita. Apakah akan kita biarkan 'telur' tetap 'telur' di dalam diri kita, atau akan kita kembangbiakkan? Ajaibnya,, di dalam Kitab Kejadian dikatakan:
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-­layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Kejadian 1:1-3
Kata 'melayang-layang' dalam perikop ini sebetulnya terjemahannya yang paling tepat adalah seperti induk ayam mengerami telurnya. Ada Roh Kudus yang mengerami kita. Mengapa kita perlu penuh dengan Roh Kudus? Karena kita perlu dierami. Selanjutnya, kita tinggal memperkatakan, sebagaimana janji Tuhan: "Semua potensi kehidupan, keluar­lah! Semua karunia, keluarlah!" Perintahkan semua berkat yang sudah Tuhan taruh dan semua jatah kita untuk tumbuh keluar. Ucapkan yang sesuai dengan keperluan kita masing-­masing yang bervariasi dan sesuai dengan tuntunan Tuhan. Dan kita akan melihat hidup kita berubah total dan ajaib sejakhari-hari ini.
            Jangan mengeluh lagi tetapi buat pernyataan iman dengan kuat: “Aku orang yang diberkati ! di dalam hidupku sudah bersedia semua berkat, keberhasilan, kelimpahan, kesehatan, masa depan cerah, rencana Tuhan yang sempurna ! semua karunia, buah Roh, karakter Kristus, dan kebenaran Tuhan di dalam diriku sudah tersedia! Tuhan Yesus sudah memberikannya di dalam hidupku. Walaupun matakubelum melihatnya tetapi akan percaya semuanya sudah ada di dalam diriku. Di dalam Nama Tuhan Yesus, aku katakan semua berkat dan semua yang Tuhan taruhkan di dalam diriku berbuah !  berbuah ! Berbuah! Menjadi nyata ! menjadi nyata ! menjadi nyata ! firman menjadi daging! Semua janji yang Tuhan berikan terjadi! Tidak ada janji Tuhan yang gugur! Semuanya jadi! Berbuah! Berbuah! Berbuah! Rancangan Tuhan yang sempurna terjadi! Aku sampai di garis akhir! Dimeteraikan dalam Nama TuhanYesus Kristus!
Amin!!"
Catatan :
Disalin dari buku
MEMBANGUN PASUKAN - KUASA MEMBALIKAN KEADAAN oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo.

Komentar

Postingan Populer