DOA, Hubungan Manusia dengan Allah

DOA, Hubungan Manusia dengan Allah

Sumber : http://www.tulang-elisa.org/doa-hubungan-manusia-dengan-allah/


Doa itu adalah hubungan atau komunikasi antara manusia dengan Allah yang tingkatannya bermacam-macam.

Doa itu dapat diumpamakan seperti:
  • Surat kepada Allah.
  • Tilpon.
  • Bertemu muka dengan muka.
  • Bercakap-cakap bersama
  • Bersekutu sebagai dua sahabat.
  • Bersekutu sebagai suami-isteri dan tinggal bersama.
Jadi doa dari setiap orang Kristen kepada Allah itu tergantung dari tingkat rohani dan persekutuannya dengan Allah. Lebih dekat dan lebih erat persekutuannya, doa itu berarti lebih banyak.
Kita harus memelihara hubungan doa ini jangan sampai putus! Sebab perlu, dipakai dan dibutuhkan terus menerus.
1Tesalonika 5:17 Tetaplah berdoa dengan tak henti.
Apa saja yang ada dalam hubungan dari manusia ke Allah dan dari Allah ke manusia?

A. DARI PIHAK MANUSIA.

Hubungan dari manusia ke Allah itu terdiri dari antara lain:

I. DOA = MEZBAH = KORBAN.

Baik Mezbah Korban Bakaran, maupun Mezbah Dupa merupakan lambang dari doa.

Doa Habil naik kepada Allah dan diterima sebab ada binatang korban  yang disembelih. Ada darah, ada kematian, ada korban, sebab itu  Tuhan berkenan, tanpa korban tidak ada doa yang betul.
Tanpa korban Kristus tiada hubungan antara manusia dengan Allah 2Kor 5:14.
Tetapi selain Kristus yang menjadi korban, disalib, kita juga harus  menjadi korban, yaitu mau disalib beserta Kristus Gal 2:19-20, harus  mau pikul salib Luk 9:23. Kalau mau mempunyai hubungan doa  dengan Allah, harus mau menyangkal diri, mengorbankan daging,  baru hubungan ini dapat terwujud.
Tanpa korban tanpa mau menyalibkan daging, mematikannya, daging akan hidup (kembali), dan itu berarti pikiran ini akan penuh dengan segala macam perkara daging dan dunia sehingga tidak akan ada hubungan dengan Tuhan. Lebih-lebih kalau perbuatan ini sudah penuh dengan dosa-dosa dan menjadi tabiat (daging), tidak mungkin ada hubungan dengan Tuhan dan doa orang seperti ini kosong, sia-sia, kering, sebab hubungan dengan Allah putus. Tanpa korban tidak mungkin ada hubungan dengan Allah.
Yesaya 59:2 Tentang segala kesalahanmu telah mengecek engkau dan Allahmu, dan oleh sebab dosa-dosamu telah disembunyikannya wajahNya daripada kamu, sehingga tiada Ia mendengar (KJ).
Tuhan hanya bisa berhubungan baik dengan orang yang selalu mematikan dagingnya, selalu ada korban. Sebab itu di dalam Mezbah Korban Bakaran selalu ada api yang menyala terus, yang membakar daging korban.
Imamat 6:13 Api itu harus terus menyala di atas mezbah, ia tidak pernah boleh padam (K.J).
Juga di atas Mezbah dupa harus selalu ada api yang membakar dupa di atasnya sehingga selalu ada asap yang berbau harum naik ke atas, ke hadirat Tuhan.
Keluaran 30:8 Dan ketika Harun menyalakan pelita itu pada petang hari, ia harus membakar dupa di atasnya, suatu pedupaan yang tidak pernah henti di hadapan Tuhan sepanjang generasi-generasimu (KJ).

Ibrahim, Ayub, dan lain-lain adalah orang-orang yang terkenal setia dan tekun dengan mezbahnya, sebab itu hubungannya dengan Tuhan erat dan mesra sepanjang waktu.

Kelepasan dari dosa dikerjakan Tuhan Yesus di atas Golgota untuk  kita. Oleh penebusan Anak domba di atas kayu salib kita sudah  bebas, sudah menang, sudah lepas dari segala dosa.
Dengan iman kita menerima ini dan sebagai akibatnya daging  dimatikan, ini sakit, ini namanya Salib, ini korban. Kalau kita mau  menerimanya maka kemenangan yang sudah kita terima itu  menjadi kenyataan. Tuhan memberi kita kemenangan dan dengan  iman kita harus mau mengorbankan daging kita, dengan iman kita  pasti sanggup, asal percaya dan mau sebab dosa kita sudah  dibayar lunas.
Sama seperti di restoran, makanan sudah dibayar lunas oleh  Tuhan Yesus, kita tinggal menyantapnya, memasukkan ke dalam mulut kita, itu sedap.

Begitu juga kelepasan dari dosa itu sudah dibayar lunas oleh Tuhan Yesus dan kita tinggal makan = pikul salib dan itu sedap! Salib itu sedap.
Orang-orang yang percaya yakin dan sanggup memikul sengsara (sakitnya) Salib dan mereka juga merasakan sedap dan indahnya kesucian Tuhan.
Pilipi 4:13 Segala sesuatu aku cakap menanggung di dalam Dia yang menguatkan aku (TL).
Matius 10:28-30 Janganlah kamu takut akan orang yang membunuh tubuh, dan yang tiada berkuasa membunuh jiwa; tetapi yang terutama sekali hendaklah kamu takuti Dia, yang berkuasa membinasakan baik tubuh atau jiwa di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual orang dua ekor seduit? Tetapi seekor pun tiada jatuh ke tanah, jikalau tiada dengan kehendak Bapamu. Maka rambut di atas kepalamu juga semuanya sudah terhitung.


Orang-orang yang tidak percaya, waktu melihat dan merasakan sakitnya salib merasa tidak sanggup. Mereka tidak punya iman dan tidak merasakan kesucian yang indah dan manis itu.
Mereka hanya tahu salib itu sakit, tetapi tidak tahu dan tidak merasakan manisnya kesucian Allah yang indah itu.
Jadi kita sendiri juga harus mau dimatikan dari segala perkara-perkara daging, dari segala keinginan-keinganan dosa, maka baru kuasa Kristus dari salib bisa bekerja nyata dalam hidup kita dan itu sedap dan manis.
Kalau ada korban, ada kematian daging, kita tetap hidup dalam kesucian, doa kita membuat hubungan yang baik dengan Allah.
Doa orang benar itu merupakan hubungan yang baik dan erat dengan Allah, itu besar khasiatnya.

Yakobus 5:16b Adapun doa orang benar,  dengan bersungguh-sungguh hati itu besar  khasiatnya.
Tanpa korban, hubungan akan putus dan  dengan sendirinya doanya akan berhenti.  Orang-orang yang tidak mau pikul salib, doanya akan berhenti atau hanya ada doa-doa yang salah dan sia-sia seperti doa orang Parisi Mat 6:5; 23:5, Luk 18:11.
Kalau kita ingin memiliki doa yang hidup, yang berjalan terus, yang erat dengan Allah, kita harus hidup dalam kebenaran dan untuk itu bersedia mematikan daging terus-menerus sepanjang hari, setiap hari Rom 8:35-36.
Doa adalah mezbah yaitu korban!

II. IMAN DAN SYUKUR

Doa harus dengan iman.
Tanpa iman doa itu menjadi sia-sia, seperti menghamburkan kata-kata di udara. Orang yang datang kepada Tuhan, mau berhubungan dengan Dia harus punya iman, yakin akan Allah dan FirmanNya.
Ibrani 11:6 Tetapi tanpa itu mustahil memperkenankan Dia: Karena dia yang datang kepada Allah harus percaya bahwa Dia ada, dan bahwa Dia pemberi pahala kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia (KJ).
Kita harus percaya akan Firman Tuhan dan janji-janjiNya. Kita membuat hubungan dengan Allah hanya mungkin berdasar FirmanNya yaitu:
1. Kita percaya akan Tuhan Yesus dan kita menjadi anak Allah berdasar percaya kepadaNya (Yoh 1:12).
2. Kita percaya akan penebusan Tuhan Yesus sehingga kita bisa hidup suci di hadapan Allah dan bersekutu dengan Dia.
3. Kita percaya bahwa Firman Tuhan itu pasti jadi sebab itu kita datang menghadap Tuhan berkata-kata atau mohon sesuatu berdasar janji yang tertulis dalam Firman Tuhan
4. Kita percaya bahwa Allah yang mencintai kita, baik, maha kasih, maha murah berdasar FirmanNya.
5. Dan seterusnya, seluruh hubungan kita dengan Tuhan didasarkan atas percaya, baru sesudah percaya kita mendapatkan kenyataannya (Yoh 20:29).
Salah satu tanda orang yang percaya, yang mempunyai iman ialah ada tindakan imannya.
Yakobus 2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

Tetapi maukah engkau mengetahui, hai orang yang sia-sia bahwa iman tanpa perbuatan itu mati
Tindakan iman yang berlaku untuk segala macam hal atau segi hidup ialah bersukacita dan penuh syukur kepada Tuhan sebab Tuhan tidak pernah gagal, Tuhan maha kasih, Dia ada di atas semuanya.
Orang yang yakin penuh dan percaya tidak akan menangis dan meratap. Mungkin pada waktu mula-mula menghadapi celaka atau hal-hal yang menyedihkan ia menangis, tetapi selekasnya imannya timbul, ia menjadi tabah dan penuh syukur dan masih bisa bersukacita, sebab percaya bahwa Tuhan yang Maha Kuasa dan penuh kasih pasti menolong anak-anakNya. Karena itu doa yang ada iman itu selalu naik dengan penuh syukur kepada Tuhan, apalagi segala perkara akan menjadi kebaikan bagi anak-anak Allah yang mencintai Tuhan (Rom 8:29).
Kita bersyukur dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus kepada Tuhan? Sebab:
a. Tuhan itu baik.
Ia sudah menyelamatkan kita, Ia sudah menolong kita, bahkan tak henti-hentinya. Kita patut terus bersyukur kepadaNya, seperti satu orang kusta yang sembuh itu, jangan tidak tahu berterima kasih seperti sembilan orang kusta yang sudah disembuhkan Tuhan Yesus (Luk 17:16-17).
b. Kita bersyukur kepada Allah di dalam segala perkara, terus menerus.
Efesus 5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah Bapa kita.

Juga dalam perkara-perkara yang tidak enak, kita tetap bersyukur sebab kita yakin, percaya sungguh-sungguh bahwa:
  • Tuhan tahu.
  • Tuhan mengijinkannya dan akan mengubahkannya menjadi kebaji-kan bagi kita yang cinta Allah (Rom 8:28). Ini suatu korban syukur yaitu meskipun kita menderita (karena kebenaran), kita tetap bersyukur kepada Tuhan, sebab Tuhan yang baik dan yang Maha kuasa itu akan menggenapkan FirmanNya

Jadi di dalam segala perkara, dalam segala waktu kita selalu bersyukur memuji-muji Tuhan, itu menjadi doa dan tanda iman kita kepada Allah.
c. Kita bersyukur untuk semua yang sudah dan yang akan kita terima dari Tuhan.
Kita yakin bahwa Allah tidak berubah, Ia tetap baik dan tetap Maha kuasa. Ia masih akan memberkati kita dengan banyak perkara-perkara yang baik, bahkan yang lebih indah, pasti. Meskipun kita belum mengalaminya tetapi kita sudah percaya dan sudah bersyukur untuk semua yang akan kita terima. Daud mengerti hal ini, sebab itu ia berkata dengan yakin bahwa kemurahan dan kebajikan akan mengikuti dia terus di hari-hari yang akan datang sampai selama-lamanya.
Mazmur 23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Oleh karena itu orang yang percaya akan hal ini dapat terus bersyukur kepada Tuhan dan ia juga akan menerima dari Tuhan, baik pertolongan, kemurahan dan kebajikanNya terus menerus dengan limpah! Hidup seperti ini akan indah, sebab selalu diikuti dengan kemurahan dan kebajikan Tuhan. Berdoalah terus menerus, dengan selalu bersyukur pada Tuhan, itu amat indah.

III. PERMINTAAN.

Di dalam doa juga ada permintaan kita, yang kita persembahkan pada Allah. Ini adalah kehendak Tuhan supaya kita menyatakan segala perkara kepada Dia, juga dengan syukur, puji dan penyembahan. Ini dapat disampaikan kepada Tuhan dengan kata-kata maupun langsung lewat pikiran kita, Tuhan mengerti keduanya.

Filipi 4:6 Jangan kamu kuatir akan barang sesuatu hal, melainkan di dalam tiap-tiap sesuatu biarlah segala kehendakmu dinyatakan kepada Allah dengan doa dan permintaan serta dengan mengucap syukur.
Orang yang hidup benar di hadapan Allah, tidak akan minta perkara-perkara yang jahat atau dosa.
Amsal 11:23 Bahwa  kehendak orang yang benar itu semata-mata baik, tetapi niat orang jahat itu percabulan jua.
Orang yang benar, yang menurut FT, permintaannya juga akan dikabulkan oleh Tuhan.
1Yohanes 3:22 Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari padaNya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya.
Sampaikanlah segala permintaan kita kepadaNya di dalam doa. Ia pasti mendengar segala doa orang-orang yang berkenan kepadaNya.

Matius 7:7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Mazmur 65:3 Engkau yang mendengarkan doa. KepadaMulah datang semua yang hidup
Mintalah kepadaNya, Ia tidak bosan atau jemu, sebab memang tepatlah kalau anak-anak minta kepada Bapanya sendiri, bukan kepada yang lain.
2Korintus 12:14d Karena bukannya wajib anak-anak menyediakan untuk ibu bapanya, melainkan ibu bapa untuk anak-anaknya (TL).
Allah itu Bapa kita, Ia mengasihi kita dan menyediakan semuanya bagi kita. Dia sumber untuk segala keperluan anak-anakNya.
Yakobus 1:7 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Mintalah kepadaNya.
Yohanes 16:24 Sampai sekarang kamu  belum meminta  sesuatupun dalam namaKu.  Mintalah  maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu (Yoh 14:13).

IV. SYAFAAT.

Yaitu berdoa untuk kepentingan orang lain/ pekerjaan Tuhan. Tuhan berkenan akan doa seperti ini, bahkan Tuhan Yesus sendiri menjadi pendoa syafaat bagi kita di sebelah kanan BapaNya (Rom 8:34).
Ibrani 7:25 Oleh sebab itulah Ia berkuasa juga menyelamatkan dengan sempurnanya segala orang yang menghampiri Allah oleh sebab Dia, sedangkan Ia hidup senantiasa memohonkan syafaat karena mereka itu (1Yoh 2:1).
Orang yang rohani pasti suka berdoa syafaat bagi orang-orang di sekitarnya, orang-orang yang dilayaninya bahkan musuh-musuhnya juga, sebab orang-orang rohani itu dapat mencintai musuh-musuhnya. Tuhan suka kalau kita limpah dengan kasih Kristus pada semua orang, istimewa kepada orang-orang yang dibebankan atas kita.
Doa syafaat ini adalah suatu tingkat doa yang tinggi seperti Kristus. Ini suatu pelayanan yang besar pahalanya, dicari oleh Tuhan di antara umatNya (Yeh 22:30).
Belajarlah berdoa syafaat untuk semua orang yang menjadi beban kita, yang kita layani, yang ada hubungan dengan kita, juga yang dibebankan Tuhan di atas kita.
Memang orang seperti ini tidak dilihat orang, tetapi Allah melihatnya (Mat 6:6). Rajinlah berdoa syafaat bagi pekerjaan Tuhan dan semua orang-orang yang Tuhan bebankan atas kita, maka kita akan mengalami kemenangan-kemenangan dan hasil yang indah-indah di dalam semua pelayanan.
Dibalik semua pelayanan yang berhasil selalu ada dukungan doa syafaat, sebab dalam semua pelayanan kita bergumul dengan setan (Efesus 6:12) dan itu baru bisa dikalahkan kalau kita limpah berdoa sehingga limpah kuasa Allah untuk menghancurkan segala pekerjaan setan (1Yoh 3:8).
Orang-orang yang rohani itu orang yang tahu berdoa syafaat di dalam doanya, sebab ia percaya kepada TuhanNya, bergantung sepenuhnya kepadaNya dan mencintai semua orang “di sekitarnya”.

V. MEMUJI-MUJI DAN MENYEMBAH TUHAN.

Di dalam doa termasuk memuji-muji Tuhan sebab heran dan hebatlah Dia, misalnya
Daniel 2:19-20 Maka rahasia itu disingkapkan kepada Daniel dalam suatu penglihatan malam. Lalu Daniel memuji Allah semesta langit.  Berkatalah Daniel: “Terpujilah nama Allah dari selama- lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!
Sebab memang Dia itu yang Maha besar, Maha Kuasa dan besar kebaikanNya; kemurahanNya bagi kita setinggi langit (Mazmur 103:11).
Puji-pujian dan penyembahan kepada Tuhan itu seperti dupa yang harum naik ke hadapan tahta Allah.
Wahyu 5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Seluruh dunia yang kelihatan dan yang tiada kelihatan semua memuji-muji dan menyembah Allah (Wah 5:11-14).
Penyembahan yang benar itu naik sampai di hadapan tahta Allah sebagai dupa yang harum (Wahyu 8:3-4). Jadi dengan penyembahan yang betul {di dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24)} kita dibawa masuk ke hadapan tahta Allah, masuk di dalam hadiratNya.
Masuk dalam hadirat Tuhan itu besar artinya, semua berubah menjadi amat indah! Waktu Yacob masuk ke dalam hadirat Allah {bergumul di Pniel (Kej 32:28)} ia berubah dari Yacob (= penipu) menjadi Israel (=raja di hadapan Allah dan manusia, pemenang). Dan ini akan nyata dalam hidup sehari-hari dari orang yang suka berdoa sampai masuk dalam hadirat Tuhan. Dari hidup yang kalah, hidup sebagai penipu, jatuh bangun, ia berubah menjadi orang yang penuh dengan kuasa dan kemenangan; tidak lagi jatuh bangun dalam dosa, tetapi berkemenangan dan terus tinggal di dalam pengurapan dan hadiratNya. Hidupnya menjadi Israel, bukan lagi “Yakub” yang penuh tipu daya dan kegagalan karena memakai kekuatannya sendiri. Sekarang hidupnya penuh kemenangan dan berubah indah.
Sebab itu orang-orang beriman patut menyembah Allah terus-menerus, istimewa di dalam Roh dan kebenaran, itu membawa akibat/ hasil yang amat besar. Nyanyian, puji-pujian yang dipersembahkan dengan segenap hati, dengan pengertian dan sungguh-sungguh itu nilainya atau harganya sama seperti doa penyembahan. Sebab itu puji-pujian yang betul itu besar artinya, mempunyai nilai seperti penyembahan. Gereja-gereja sekarang makin sadar dan dapat merasakan faedah dan keindahan dari puji-pujian dan penyembahan yang benar. Sebab dengan puji-pujian dan penyembahan yang benar, Gereja masuk ke dalam hadirat Tuhan (Maz 22:4) sehingga Gereja dapat mengalami perkara-perkara yang heran (dahulu sering terdengar orang berkata: “…. sekarang kami sampai pada bagian yang terpenting yaitu Firman Tuhan….” kata-kata ini sudah jarang terdengar lagi sebab pujian yang betul itu harganya sama dengan doa!).
Kalau umat Tuhan memuji-muji dan menyembah Allah dengan betul, maka hadirat Allah akan terasa dan itu membawa banyak perubahan dan kemenangan. “Yakub-Yakub” menjadi “Israel-Israel.”

VI. BERSEKUTU DENGAN TUHAN.

Doa itu suatu persekutuan yang akrab dengan Tuhan. (Juga di dalam FirmanNya ada persekutuan yang manis). Di sini kita bisa bercakap-cakap dengan Tuhan terus-menerus, baik kepada Tuhan dan mendengar Dia bahkan memandang wajah kemuliaanNya.
1 Tawarikh 16:11 Carilah TUHAN dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu!
Banyak kata-kata, kehendak dan perasaan hati kita dapat dinyatakan kepada Tuhan di dalam doa (Pil 4:6).
Makin erat hubungan kita dengan Tuhan, doa itu makin berarti, makin indah dan makin menyenangkan, doa itu adalah suatu persekutuan yang akrab antara Allah dan anak- anakNya. Sebab itu doa yang betul juga menjadi ukuran rohani/ keakraban kita dengan Tuhan.
Orang yang bersekutu dengan Tuhan = berjalan dengan Allah, berjalan dalam Roh, itu kuncinya di dalam doa terus-menerus (1Tes 5:17), di dalam Roh dan kebenaran sebab doa itulah hubungan atau persekutuan kita dengan Tuhan.

B. CARA BERDOA

Hubungan dengan Tuhan itu dapat dilakukan dengan segala posisi/ cara, baik waktu berjalan, bangun, tidur, berlutut dan sebagainya. Tuhan tidak terpengaruh oleh posisi tubuh kita (tetapi di hadapan orang banyak hendaklah dilakukan dengan sopan supaya jangan menjadi batu sontohan). Yang penting di hadapan Allah adalah hidup yang suci (Kis 24:16/ 23:1). Tuhan hanya dapat bersekutu dengan orang-orang yang hidup di dalam terang (1Yoh 1:5/ 2Kor 6:14-15); Ia tidak dapat bersekutu dengan orang-orang yang hidup dalam gelap, itu anak-anak iblis (1Yoh 3:10).
Cara-cara berdoa yang berarti di hadapan Allah ialah:
I. Dengan akal.
Ini tidak salah, tetapi terbatas.
1Korintus 14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

Kita memang harus berbicara dengan akal bukan hafalan mati, tetapi dengan pengertian dan dengan segenap hati kita, bukan hanya dari mulut.
Matius 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu.
Doa ini dapat dengan kata-kata yang kedengaran atau hanya di dalam hati, itu sama kuatnya.
Lebih baik terdengar, sebab seringkali itu lebih hidup, tetapi tentunya jangan sampai mengganggu orang. Di dalam doa bersama tentu harus dengan kata- kata yang terdengar, supaya bisa sehati mengaminkan dan boleh saling menguatkan.
II. Di dalam Roh.
Roma 8:26-27 Demikian juga Roh itupun menolong pada kelemahan kita. Karena tiada kita tahu akan barang yang hendak kita pohonkan dengan sepatutnya; melainkan Roh itu sendiri memohonkan karena kita dengan keluh kesah, yang tiada terkatakan.
Dan Tuhan, yang menyelidiki hati manusia, mengetahui apa maksud Roh itu, sebab Roh itu memohonkan karena segala orang suci, menurut kehendak Allah.
Orang yang penuh dan mau dipimpin Roh, juga berdoa dipimpin Roh dan itu amat indah. Keistimewaannya ialah Roh Kudus yang menaikkan doa bagi orang itu, dan ia hanya mengeluarkan suara bahasa Roh. Ini berdoa dalam bahasa lidah. Tuhan ingin  kita semua berdoa dalam bahasa lidah

1Korintus 14:5a Aku suka  jikalau kamu sekalian berkata-kata dengan karunia lidah, (TL).
1Korintus 14:4a Maka orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu meneguhkan imannya sendiri, (TL).
Bahkan Paulus penuh syukur dan bergembira sebab ia dapat berdoa dalam bahasa lidah lebih dari banyak orang lainnya.
1Korintus 14:18 Maka mengucap syukurlah aku kepada Allah, sebab aku tahu berkata-kata dengan karunia lidah, lebih daripada kamu sekalian (TL).
Hasilnya sangat indah sebab sesuai dengan kehendak Allah tanpa salah. Bentuk doa di dalam Roh itu sama saja dengan doa biasa, ada permintaan, ucapan syukur, syafaat dan sebagainya tetapi sempurna sebab Roh Kudus yang mengerti kehendak Allah yang menyusun semua doa itu bagi kita. Sebagian dari kata-kata itu diterjemahkan oleh Roh Kudus ke dalam pikiran kita sehingga kita dapat mengulanginya dengan kata-kata kita sendiri dan kata-kata itu tepat dan sangat berarti.
III. Doa sendirian.
Ini perlu! Semua kita harus dapat berdoa sendirian seperti Tuhan Yesus. Misalnya:
Lukas 5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Markus 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
Ini seringkali menjadi ukuran doa yang sebenarnya. Kalau doa itu karena disuruh, diperintahkan atau dipaksakan orang, itu masih mungkin ada gunanya, tetapi doa sendirian itu menunjukkan bahwa orang sendiri itu sungguh-sungguh mau berdoa. Dan Tuhan senang menerima doa dari orang-orang yang rindu akan Dia. Lebih-lebih kalau doa itu teratur atau terus-menerus. Setiap orang beriman harus mempunyai doa pribadi yang baik.
IV. Doa bersama,
Baik di rumah dengan seisi rumah, juga di Gereja. Ini mempunyai arti yang lain. Kita saling dikuatkan satu sama lain dan kekuatan doa itu bertambah (Mat 18:20). Kita harus dapat berdoa bersama-sama di Gereja, atau ketika bertemu di mana saja. Biasanya doa bersama ini terasa sekali saling menguatkan dan itu dikehendaki Tuhan.
Dalam menaikkan satu pokok tertentu dalam doa bersama perlu diperhatikan:
1. Harus dengan kata-kata yang kedengaran dan jelas.
Supaya semua orang dapat:
a.  mendengarnya dan mengerti.
b.  mengaminkan.
c.  mengangkat doa itu kepada Tuhan dengan sehati.
2. Sehati berdoa. Ini berarti
a. Ada persekutuan tubuh Kristus yang betul di antara orang-orang yang berdoa, yaitu bersekutu dalam kasih Kristus dan dalam kesucianNya (1Yoh 1:7). Jangan ada pertengkaran dan berpihak-pihak.
b. Sama-sama terbeban untuk hal itu. Kadang-kadang pokok doa itu harus dijelaskan lebih dahulu untuk membagi-bagikan beban itu!
c. Sama-sama mendoakannya bersama-sama.
Doa bersama untuk satu pokok tertentu itu juga bisa dilakukan dari rumah masing-masing dan semuanya bertemu di hadapan hadirat Allah.

C. DOA, DARI PIHAK ALLAH.

Allah sangat menikmati doa manusia, sebab Ia sangat rindu berhubungan/ bersekutu dengan anak-anakNya yang dicintaiNya. Allah begitu cinta kepada manusia sehingga mengorbankan AnakNya. Ia rindu dan senang mendengar doa anak-anakNya karena cintaNya. Bahkan ia memberi pahala bagi orang yang mencariNya.
Ibrani 11:6 Jikalau tiada beriman, mustahil diperkenan Allah; karena orang yang menghampiri Allah itu, wajiblah ia yakin bahwa Allah ada, dan lagi bahwa Ialah pemberi pahala kepada segala orang yang mencari Dia (TL).

Dari pihak Allah, doa itu berarti:
1. Menerima segala kata-kata, permintaan, puji, sembah dan syukur serta korban anak-anakNya.
2. Tetapi Allah juga memberikan banyak perkara yang heran lewat doa kepada anak-anakNya, sehingga pada waktu berdoa kita limpah perkara-perkara yang heran dan ajaib dari Allah yaitu:
I. Seperti tilpon: Allah memberi kata-kataNya.
II. Seperti orang bertemu: Allah memberi hadirat/ wajahNya.
III. Lebih dari segala perkara ini, Allah memberikan diriNya sendiri kepada kita, Ia masuk dan tinggal di dalam kita.
HidupNya, pribadiNya itu dimasukkan di dalam hidup kita.

I. Kata-kata dari Allah.

Kata-kata dari Allah itu sangat besar artinya. Ini menjadi  jawaban, kehidupan, sukses, kuasa dan segala-galanya bagi  kita. Kata-kata Allah itu luar biasa. Itu menjawab segala  pertanyaan kita, melepaskan kita dari segala problem dan  menghancurkan segala kuasa Iblis. Ingat seluruh dunia ini  diciptakan oleh Allah hanya dengan kata- kataNya; dari  tidak ada apa-apa menjadi ada segala-galanya.
Ibrani 11:3 Dengan iman kita mengetahui bahwa semesta alam ini sudah jadi oleh firman Allah, sehingga barang yang kelihatan bukannya dijadikan daripada barang yang kelihatan (TL).

Firman Tuhan itu berarti segala-galanya, itu sangat besar artinya, itu cukup untuk segala keperluan kita.

II. Hadirat Allah.

Berdoa itu bukan hanya berarti seperti tilpon (sekalipun ini sudah  besar artinya, sebab sudah dijawab oleh Allah), tetapi bahkan lebih  dari itu, hadirat dan wajah Allah juga datang kepada kita.
Mazmur 22:4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang  bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

Mazmur 17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang  wajahMu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan  rupaMu.
Bukan main! Ini sesuatu yang luar biasa. Allah yang Maha besar itu datang kepada kita yang hina dan tidak layak ini. Ini terlalu besar, tetapi itu yang diberikan Allah kepada kita lewat doa. Sebab itu orang-orang yang suka berdoa (dengan betul!) itu bukan main senangnya, mereka berubah sebab mengalami perkara- perkara yang luar biasa. Memang Allah sudah mengangkat kita menjadi anak-anakNya (Yoh 1:12) dan Ia rindu kalau anak-anakNya bisa memandang wajahNya. Perkara-perkara yang lebih besar terjadi pada waktu kita bertekun berdoa dengan sungguh-sungguh.

III. DiriNya.
Bukan saja Tuhan memberi kata-kata dan wajahNya, Ia memberikan diriNya sendiri, hidupNya dan keadaanNya kepada kita. Ia tinggal di dalam kita, baik Allah Bapa dan Allah Anak Yoh 14:21,23 juga Allah Roh tinggal di dalam kita terus menerus Yoh 14:16. Betapa hebat.
Bukan hanya kata-kata atau wajahNya, diriNya sendiri masuk di dalam kita. Bukan main. Semakin lama kita bersekutu dengan Allah di dalam doa, maka hidup Allah makin diisikan di dalam hidup kita. PikiranNya, kasihNya, kuasaNya, kemuliaanNya, semuanya diisikan di dalam kita sedikit demi sedikit. Sebab itu makin lama kita bersekutu dengan Allah, kita mengalamai perubahan-perubahan yang luar biasa dan akhirnya kita menjadi seperti Dia (1Yoh 3:2-3).

Kalau Tuhan Yesus belum datang, tetapi orang itu sudah penuh dengan Allah, maka ia berubah dalam sekejap seperti Henoch dan Elia menjadi sempurna. Sebab itu Tuhan menyuruh kita berdoa senantiasa terus menerus di dalam Roh, itu lebih kuat lagi, sehingga hidup Allah terus mengalir dalam diri kita seperti hidup dari pokok mengalir kepada carang (Yoh 15:1-7).

Sesudah murid-murid berdoa 10 hari terus menerus, mereka berubah luarbiasa.
Mengapa kita tidak mau bertekun di dalam doa? Sebab tidak mengerti. Sebab tertipu oleh setan yang mengatakan bahwa doa itu bukan apa-apa, tidak banyak faedahnya. Ini salah, ini tipu setan. Sesungguhnya doa itu adalah aliran hidup Allah masuk di dalam diri kita; Kalau itu terjadi terus menerus, maka hidup kita juga akan  terus menerus berubah menjadi seperti Dia dan memang ini yang dikehendaki Allah. Luar biasa.
Belajar bertekun di dalam doa! Kita akan menjadi kuat dan hidup dengan kualitas seperti Allah sebab Allah itulah kehidupan kita (Yoh 1:4). Tanpa hidup dari Allah, kita ini lemah, tak kuat, kalah melawan dosa (Mat 26:41). Berdoalah terus-menerus di dalam Roh dan kebenaran.

Komentar

Postingan Populer