Kebun Buah-Buahan



Kebun Buah-Buahan


Sampai dicurahkan kepada kita Roh r  dari atas 1 : Maka padang gurun akan menjadi kebun s  buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. t (Yesaya 32 : 15)

Sebab TUHAN menghibur q  Sion, r  menghibur segala reruntuhannya; s  Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden t  dan padang belantaranya u  seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, v  nyanyian syukur w  dan lagu yang nyaring. (Yesaya 51 : 3)

Pagi ini saya diberikan satu kata Padang Gurun menjadi buah-buahan, semalam ada WA masuk menanyakan apakah saya sudah mengalami Yobel Besar. Dia mempunyai kerinduan mendapatkan Yobel Besar seperti Pak Daniel Krestianto dan Keluarganya.

Sejujurnya saya menjawab kalau Yobel Besar saya belum mengalaminya, saya masih menghadapkan ke Tuhan mengenai hutang-hutang almarhum mama saya, saya juga tidak tahu harus bagaimana. Sejujurnya itu yang saya katakan, saya teringat sama kata-kata engkong Yusak Tjipto, kita tidak bisa minta sama dengan yang dialami oleh Pak Daniel Tjipto mengenai Yobel Besar yang dia alami, karena harga yang harus dia alami mahal sekali

Atau Seperti Mr X yang mengalami Yobel Besar sehingga ia mempunyai banyak tambang emas. Kemarin sore juga ada salah satu pasukan yang memberi tahukan bahwa kursi ke Israel tinggal lima seat yang tersisa. Dia bilang : “Koko gak punya kerinduan untuk pergi ke Israel.” Saya jawab saya punya kerinduan untuk pergi ke sana bahkan Tuhan pernah berkata setelah ke India saya akan ke Israel. Saya pergi ke India karena Anugerah Tuhan. Saya bisa berjalan bersama Tuhan, disana memang untuk uang makan dan sebagainya dipegang ketua rombongan. Kami juga sempat kuatir karena sewa mobil disana mahal sekali. Saya disana mengalami namanya Jehovah Jireh, Tuhan memberikan 200 Rupee melalui orang Ukraina, 300 Rupee dari Asisten Rumah Tangga Guest House. Bahkan Team Kami diberikan persembahan entah berapa ribu rupee. Pemilik Guest House di Meghalaya India malah menubuatkan : “Kamu akan pergi ke Israel dengan cara yang sama seperti kamu ke India sekarang.” Saya pergi ke India tanpa uang sama sekali di Kantung, sama sekali anugerah. Di Pesawat, di India saya minum namanya air kran, saya tahu tingkat polusi disana tinggi, namun apa daya karena saya tidak mempunyai uang saku untuk membeli air mineral, jika di Guest House saya memang mendapatkan makanan dan minuman. Itulah asyiknya bersama Tuhan.

Secara manusia dalam kondisi di Padang Gurun saya tidak mungkin bisa pergi ke India, kepergian saya juga dua kali di cancel karena tidak ada uang, saya hanya mempunyai satu juta. Untuk membuat Visa India Tuhan kirimkan uangnya melalui teman lama saya sewaktu kuliah.

Saat ini jika memang benar jatah saya ke Israel saya tidak tahu caranya bagaimana ? saya hadapkan ke Tuhan demikian juga dengan impian saya mempunyai rumah makan dan kebun tanaman hias. Saya saja sudah sembilan bulan menghadapkan ke Tuhan mengenai tanah Kanaan dan Gosyen saya, namun Tuhan belum jawab.

Semua Visi dan Panggilan Tuhan dalam hidup saya seakan mati dan saat ini saya sudah menginjak usia 41 tahun, namun semuanya belum jadi kenyataan. Saya juga tidak mau mengikuti dan ingin seperti orang, namun Tuhan taruh tiga nubuatan yang diberikan oleh Tuhan melalui hambaNya Benaya Naresh dari Malaysia. Namun sampai saat ini seakan malah menjadi mati atau dormansi.

Semuanya seakan menghadapi padang gurun dan saya kembali terjebak di mesir saya. Saya sudah melihat banyak anak Tuhan termasuk teman saya yang akhirnya keluar dari Mesir (Jatiwangi) dengan kebangkrutan.

Saya tahu dia sudah lima kali dimodali oleh ayahnya usaha namun mengalami kegagalan, dari usaha rumah makan, bengkel variasi motor, buka rumah makan di Pasar Baru Bandung, Jualan Alat Tulis, Jualan Alumunium. Setelah dari Bandung ke Jatiwangi sekarang pindah lagi ke Bandung dengan membawa mamanya dalam keadaan stroke. Mamanya adalah seorang pendoa di sebuah gereja yang awal sebagai pembawa nubuatan dan penglihatan.

Sesungguhnya ngeri-ngeri sedep hidup di padang gurun, namun pagi ini Roh Kudus memberikan Rhema bahwa Padang Gurun akan berubah menjadi Kebun Buah-Buahan.

Saya bersyukur bisa melayani lewat media sosial, menulis blog, menulis kotbah dari streaming. Bila orang-orang kristen yang agamawi bilang saya gak mau ke gereja dan gak mengikuti pertemuan ibadah, namun sesungguhnya saya mendapat makanan dari streaming, saya bukannya membela diri, jika ke gereja saya menghakimi hamba Tuhan yang menyampaikan kotbah seperti sekolah minggu, hanya Logos saja.

Saya mendapatkan makanan dari streaming bukannya saya fanatik tetapi sesungguhnya saya mendapatkan makanan dari streaming demikian juga teman dari Hongkong dia berkata : “Tulisanmu sudah menjadi Berkat Buat Hongkong, Eropa, Malaysia, India, Timur Tengah, Amerika, Belanda, Perancis dan sebagainya.” Semuanya karena Tuhan, saya adalah seorang hamba yang tidak berguna yang hanya melakukan yang Tuhan mau.

Semoga tulisan saya menjadi berkat buat semuanya... Tuhan Yesus Memberkati Kita.
By His Grace

Joshua Ivan Sudrajat S



Komentar

Postingan Populer