Tempat Yang Tinggi

TEMPAT YANG TINGGI
Ev. Iin Tjipto


Bagaimana kita terbang dari tempat yang tinggi, membangun sarang, membangun kekuatan dari tempat yang tinggi?

Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?
Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.
Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati; anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia.
Ayub 39:27-29

Rajawali memilih untuk menaruh sarangnya di tempat yang tinggi.

Di hidup kita, ada banyak pilihan. Kita bisa membangun segala sesuatu di tempat yang rendah dan mudah; atau kita bisa membangun karier, pelayanan dan hidup kita di tempat yang tinggi.

Bagaimana kita membangun di tempat yang tinggi?
KOMITMEN, bahwa kita tidak akan memilih jalan yang gampang. Terus berusaha, melatih diri, terus mendaki dan mendaki meski sangatlah berat.

Biarlah kita jadi Generasi yang berkata;
"Aku mau di tempat yang tinggi, dimana ada kekekalan
Aku mau di tempat yang tinggi, dimana ada Tuhan disana
Aku mau mencari dan mengejar ke tempat yang tinggi
Dimana yang aku buat berdampak bagi banyak orang."

Bu Iin baru-baru ini pergi ke Australia dan selama perjalanan beliau menonton sebuah film dokumenter, yang berjudul "Terbang Seperti Rajawali di Tempat yang Tinggi"

Film ini bercerita tentang seorang Peluncur (Ski) dari tempat yang sangat tinggi (130 m).

Waktu itu ia mendatangi gurunya, meminta diajari. Ia malah diketawain, dikatakan bahwa badannya, uangnya, keadaannya sama sekali tidak mendukung.
Pelatihnya berkata, peralatannya sangat mahal, tetapi anak ini tidak langsung menyerah begitu saja. Ia menawarkan diri untuk mati-matian bekerja untuk membeli peralatan yang diperlukan.
Pelatihnya kemudian berkata, Tetapi kamu juga tidak punya uang untuk naik ke atas. Tetapi ia berkata, saya akan mendaki gunung itu, tidak perlu naik kereta gantung.
Pelatihnya kemudian berkata lagi, tetapi badanmu tidak mendukung, kamu juga pakai kaca mata.
Ia berkata, "Tidak ada satupun yang dapat menghalangi, karena aku telah bertekad untuk menjadi seorang yang terbang dan menjadi seperti rajawali!"

Selama prosesnya pun, anak ini mengalami patah tulang berkali-kali, sampai orang berkata, sudah berhenti. Tetapi ia berkata, Tidak, aku sudah memberikan hidupku, memilih di tempat yang tinggi.

Anak ini menunjukkan sebuah komitmen total. Ia menunjukkan sebuah tekad untuk membayar harganya.
Ini bukan sekedar cerita, tetapi ini adalah film dokumenter (kisah asli).

Akhirnya Pelatihnya terharu, dan akhirnya bersedia melatih anak ini. Pelatih ini melatih dengan begitu keras. Selama prosesnya ini, ia terus belajar dan belajar. Dan beberapa hal yang jadi pelajaran :

1) Seimbang
Keseimbangan diperlukan. Bagaimanakah keseimbangan jasmani dan rohani kita? Seimbangkah antara kita belajar dan mempraktekannya? Seimbangkah kita sebagai anak Tuhan untuk sungguh-sungguh mencari Tuhan, maupun untuk sungguh-sungguh melayani Tuhan? Seimbangkah kita menghormati orang tua kita? Seimbangkah kita menjaga kesehatan kita?

2) Kelenturan
Fleksibel, ada banyak anak Tuhan tidak tahu bahwa untuk terbang membutuhkan fleksibel. Pada waktu kita sudah ingin A, dan Tuhan berkata B, seberapa kita bisa berkata, "Ya, Tuhan."
Pada waktu pemimpin kita mengubah tiba-tiba jadwal kita. Atau kita sudah latihan dan digantikan, apakah kita akan marah atau belajar fleksibel?

Dibutuhkan KOMITMEN, FLEKSIBEL dan KESEIMBANGAN untuk bisa terbang. Di dalam pekerjaan, pelayanan, belajar, aspek keluarga dan lainnya. Kita membutuhkan semuanya itu.

Dan yang terutama, sadari bahwa ketiga hal itu memerlukan kemampuan yang dari Tuhan. 🙂

Komentar

Postingan Populer