Bertahan



Bertahan
Ev. Iin Tjipto

Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; (Matius 10 : 22-23a)

Bertahan itu sebenarnya berarti tinggal ditempat, berdiri tegak, dan tidak bergeser. Sedangkan kata lari berarti menjauh, meninggalkan sejauh-jauhnya. Didalam satu perikop kembali Tuhan berbicara dua hal yang sangat bertentangan, ini sekali lagi berbicara mengenai keseimbangan. Ada waktunya untuk bertahan, tetapi ada waktunya saudara harus lari.

Apa yang harus kita pertahankan ? Ada saatnya dimana Tuhan menuntut ketekunan didalam hidup kita. Misalnya kita sedang berdoa, tetapi suasananya tidak enak atau biasanya kita mengatakan tidak ada hadirat Tuhan. Pada saat itu kita harus bersikap diam dan bertahan. Ada saat-saat dimana pelayanan kita mengalami tekanan, ada saat-saat dimana pekerjaan dan keluarga kita mengalami banyak kesulitan, itu saatnya kita bertahan.

Alkitab berkata : “Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat.” Matius 24 : 13 Siapa yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat, ini tidak hanya mempertahankan iman. Kalau dalam rumah tangga saudara sedang mengalami guncangan dan saudara ingin hubungan keluarga selamat, saudara harus mengerti yang namanya bertahan. Banyak suami istri berkata sudah tidak ada cinta lagi, sudah tidak ada kecocokan lagi dan dengan mudah berkata cerai. Coba saudara belajar untuk bertahan. Bertahan dalam mengasihi walaupun perlakuan suami atau istri kita menyakitkan, bertahan dalam komitmen. Berapapun harganya yang harus kita bayar dan letakkan di dalam pelayanan, keluarga, pekerjaan yang memang Tuhan taruh dalam hidup kita.

Ada saat-saat dimana pelayanan di Mahanaim begitu menekan. Ada saat dimana tidak ada uang sama sekali. Ada saatnya dimana tekanan itu berupa aniaya, ancaman, teror bahkan rumah saya pun pernah dilempari batu, dilempari kotoran binatang sampai kotoran manusia, kami diguna-guna dengan kuasa gelap. Diawal-awal pelayanan, anak saya tidak bisa tidur sepanjang malam. Mereka berteriak-teriak karena anak-anak melihat kuasa kegelapan terus menyerang. Ada saatnya dimana tak ada satupun orang yang mengerti apa yang sedang saya lewati, tekanan begitu rupa dari semua orang. Tapi tidak ada cara lain, selain bertahan. Saya berkata : “Saya tetap ada disini Tuhan, hanya ini yang saya bisa buat, saya tidak akan lari kemana-mana, saya akan tetap dalam panggilan saya.”

Ada pula saat dimana saya menggendong anak saya yang waktu itu berumur tiga tahun dan dalam waktu dua jam anak ini menangis karena mendapat penglihatan kuasa kegelapan menyerang. Saya berdoa dan berbahasa roh, menyembah Tuhan dan saya berkata : “Tuhan, aku bertahan.” Iblis terus berkata : “akan ku serang terus Bekasi, kau terus duduki bekasi, kau akan melihat setiap malam.”

Ada saat saya tidak bisa lagi berkata : “Kenapa Tuhan ijinkan.” Ada saat dimana saya tidak bisa lagi berkata : “Kenapa Tuhan tidak usir iblis dan hentikan semuanya.” Karena ada saat dimana Tuhan mau melihat sampai seberapa kita bertahan. Jangan pikir, kita hamba-hamba Tuhan tidak mengalami titik-titik seperti itu. Dalam hidup saya berkali-kali sejujurnya saya berkata : ”saya ini jalan tapi sudah tidak hidup rasanya dan badan sakit semua, pikiran sudah tidak tahu mau bagaimana lagi, rasanya roh saya sudah ditekan habis, jiwa diserang habis.” Ada banyak orang tidak tahu seberapa yang harus dilewati. Tetapi saya mau berkata : “Tetap Bertahan.”

Sumber :
Buku Hidup Dalam Keseimbangan
Ev. Iin Tjipto
Halaman 23 – 25
Blessed To Bless – Bekasi

Writer Resume : Joshua Ivan Sudrajat  

Komentar

Postingan Populer