MEMDUKAKAN ROH KUDUS

MENDUKAKAN ROH KUDUS

                                             
Nara Sumber dari buku  “ Warning Anda sedang Menuju Neraka “  , bab  9   
Penulis  :  Regina Clarinda

Pewahyuan Mengenai Penghujatan terhadap Roh Kudus
“ Aku berkata kepadamu ; Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya , semua hujat yang mereka ucapkan.  Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”   ( Markus 3 : 28-29 )

Perkataan Yesus yang dicatat dalam kitab Markus di atas sangat jelas. Seorang yang menghujat Roh Kudus akan mendapatkan penghukuman kekal di neraka karena ia tidak akan diampuni selama-lamanya.
Bertahun-tahun lamanya saya terus merenungkan ayat ini, menduga-duga mengapa penghujatan terhadap Roh Kudus menjadi satu-satunya dosa yang tidak dapat diampuni. Saya bertanya pada banyak senior saya tetapi saya tidak mendapat jawaban yang memuaskan . Jawaban mereka berbeda-beda ,  “ Karena Roh Kudus berwujud roh “.

“ Karena Roh Kudus merupakan pribadi ketiga dalam Tritunggal, jadi di bawah Roh Kudus tidak ada pribadi lain yang dapat mengampuni orang yang bersalah pada Roh Kudus “.
Saya sangat menghargai opini jawaban mereka tetapi hati saya tidak dapat menerima teori-teori yang hanya berdasarkan interpretasi logis. Roh Kudus memang berwujud roh/spirit tetapi demikian juga Bapa dan Yesus ! ( setelah Yesus meninggalkan dunia ini dan kembali ke surga ). Bahkan malaikat-malaikat pun berwujud roh !  Namun hanya mereka yang menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni ( Lukas 12 : 10 ) .  Mengapa ?
Selama bertahun-tahun saya terus mencari jawabannya. Saya percaya bahwa Roh Kuduslah yang terus menggerakkan hati saya untuk terus mencari jawaban yang benar. Dia rindu agar saya mencari, mengetahui , menyelidiki, dan mengenali-Nya lebih lanjut.  Roh Kudus tidak hanya sekedar ingin diketahui , tetapi Dia juga rindu untuk ditelusuri dan dikenali secara intim dan pribadi.

Satu hal yang terlupakan oleh benak saya adalah segala kebenaran hanya ada di dalam Roh Kudus  karena Roh kudus sendiri adalah Roh Kebenaran ( Yoh 14 : 16-17 ). Ini berarti jawabannya ada di dalam Roh Kudus sendiri. Hanya Dia yang dapat memberikan jawaban yang benar. Seharusnya , saya bertanya pada Roh kudus , bukan kepada orang-orang yang hanya mengandalkan hikmat mereka sendiri. Hal yang sangat memprihatinkan adalah mereka telah mengajarkannya pada orang banyak.
Maka , suatu hari saya berlutut dan berdoa di kamar saya memohon pada Roh kudus untuk memberikan saya jawabannya – mengapa dosa penghujatan terhadap Roh Kudus tidak dapat diampuni. Sat itu saya begitu rindu untuk mengetahui jawabannya setelah sekian lama mencari.
Saat itu juga saya merasakan kuasa Roh Kudus begitu kuat memenuhi saya dan saat itu saya tahu bahwa sesuatu akan terjadi.  Saya mendengar Roh Kudus berkata dengan jelas di telinga saya , kata-Nya , “ Anak-Ku , Aku akan memperlihatkan kepadamu suatu hal. Aku akan menaruh seluruh perasaan yang Aku rasakan pada engkau. Engkau akan merasakan apa yang Aku rasakan. Engkau akan menyelami perasaan-Ku. Bagaimana perasaanku yang sesungguhnya saat Aku didukakan oleh perbuatan anak-anak-Ku.  Anak-Ku, saat ini persiapkanlah hatimu karena engkau akan mengalami suatu kesedihan yang amat dahsyat, sebab engkau akan merasakan perasaan-Ku sepenuhnya.”
Roh Kudus memberikan suatu pewahyuan melalui sebuah penglihatan yang saya terima tepat setelah Dia mengataan hal tersebut.
Saya melihat seorang laki-laki yang berperawakan tinggi sekitar 2 meter tingginya. Dia bercahaya dan mengenakan jubah yang berwarna keemasan. Raut wajah-Nya begitu lembut dan terpancar kebaikan hati. Saya melihat Dia sedang menggendong bayi yang masih merah dan mungil sekali, kelihatannya seperti baru lahir. Dia menimang-nimang bayi itu dengan penuh keibuan , sesekali menciumi dan membelainya dengan penuh kasih sayang.  Mata-Nya tak pernah lepas dari bayi mungil itu. Dia selalu tersenyum bahagia saat memandangnya. Lansung saya tahu bahwa laki-laki yang bercahaya itu adalah Roh Kudus.

Roh Kudus merawat bayi mungil itu dengan penuh kasih sayang.  Dia mengasuhnya sepanjang waktu.  Lalu saya diperlihatkan bayi tersebut semakin besar , berusia sekitar satu tahun lebih dan tiba saatnya untuk belajar berjalan.  Dengan penuh sabar, Dia mengajari anak itu berjalan, satu langkah demi satu langkah , Dia memegang tangan anak itu dan lansung menangkapnya dengan tepat dalam pelukan-Nya, apabila anak itu terjatuh.  Saya melihat bocah itu berjalan tertatih-tatih dengan gembira kearah-Nya . Dia pun dengan gembira menyambut-Nya.

Semakin lama ia semakin pintar berjalan. Mereka berdua kelihatan sangat berbahagia sekali. Mereka saling memiliki dan menyayangi.  Mereka bermain bersama-sama dan selalu bersama-sama. Anak ini semakin besar dan sangat menyayangi laki-laki yang telah merawatnya selama ini.  Laki-laki ini sangat telaten dalam merawat dan memelihara anak kecil ini. Dia sangat menikmati kebersamaan mereka setiap detiknya.  Anak ini selalu menjadi tumpuan kasih sayang dan perhatian-Nya secara penuh.

Kemudian saya lihat anak tersebut semakin besar dan beranjak remaj. Ikatan kasih diantara mereka semakin kuat. Mereka seperti tak terpisahkan . Mereka selalu bersama-sama , berbincang-bincang, bertukar pikiran , maupun bersenda gurau.  Mereka seperti orangtua dan anak atau lebih tepatnya seperti seorang ibu dan anaknya karena laki-laki itu telah mengasuh dan merawat anak itu dengan kasih sayang dan ketelatenan seperti seorang ibu , semenjak anak itu dilahirkan.

Remaja itu kemudian menjadi seorang pemuda.  Namun entah mengapa, sedikit demi sedikit ia menghindari Laki-laki ( Roh Kudus ) yang telah merawat dan memeliharanya sejak lahir.  Pemuda itu menjadi sibuk dengan kegiatannya sendiri.  Dia memiliki banyak teman baru sehingga seluruh perhatiannya ditujukan pada teman-teman barunya.  Mereka menyita seluruh perhatian pemuda itu dengan mengajaknya pergi ke berbagai  tempat yang menarik.
Pemuda itu tidak mau lagi berbincang-bincang  dengan Roh kudus atau mendengarkan nasihat dan bimbingan-Nya.  Ia selalu sibuk dengan teman-temannya. Mereka berpesta dan melakukan hal-hal yang tercemar.

Kemudian saya mersakan sesuatu. Saat itu, kesedihan yang sangat dahsyat menusuk roh dan jiwa saya dengan kuat.  Roh Kudus mengijinkan saya untuk tutut merasakan perasaan yang Dia rasakan.  Sepertinya , saat itu saya begitu menyatu dengan-Nya sehingga apapun yang Dia rasakan dapat saya rasakan juga.  Ini sangat sulit untuk dituangkan dengan kata-kata tetapi saya akan mencoba sebaik mungkin agar anda juga dapat mengerti perasaan Roh Kudus apabila Dia didukakan.

Saya menyaksikan pemuda itu berkumpul bersama bersama teman-temannya di sebuah ruangan. Lalu ia mengunci pintunya dari dalam. Ruangan itu sempit dan hanya memiliki satu jendela kecil di dekat pintu. Dalam ruangan itu mereka duduk-duduk, bersenda gurau , berpesta dan melakukan kesenangan-kesenangan lainnya.  Pemuda itu terus saja berada di situ baik siang maupun malam.

Roh Kudus mengetuk pintu ruangan yang sempit itu seraya memanggil nama anak-Nya tersebut. Namun pintu tidak dibuka . Dia terus mengetuk-ngetuk pintu itu. Masih tidak dibuka.  Dia mulai menggedor-gedor pintu itu dan berteriak memanggil anak yang dikasihi-Nya itu dengan keras.  Sama sekali tidak ada reaksi dari dalam. Saya melihat Dia menjadi begitu sedih dan menangis. Air mata mengalir di kedua pipi-Nya. Sambil menangis, Dia terus menggedor-gedor pintu itu tanpa henti.  Semakin keras Dia memanggil anak-Nya.

Karena usaha-Nya tidak membuahkan hasil , Dia mulai menangis tersedu-sedu sambil bersandar pada pintu yang kusam itu. Sedu-sedan-nya merobek-robek hati saya. Dia kelihatan lemas tak bertenaga karena begitu terpukul . Dia sangat, sangat rindu untuk bertemu dengan anak-Nya itu. Anak yang telah Dia lahirkan dan rawat sejak lahir. Selama ini mereka selalu bersama-sama dan Dia sangat merindukan kebersamaam mereka , lebih dari apapun.
Lalu, Dia mencoba untuk melihat anak-Nya dari jendela yang kecil. Dia dapat melihat pemuda itu sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Dia menyerukan nama pemuda itu dengan kuat.  Dia memanggil dan memanggil dan berteriak memanggil. Dia menggedor-gedor jendela itu dengan maksud untuk menarik perhatian anak-Nya tetapi hasilnya nihil. Pemuda itu sama sekali mengacuhkan-Nya , ia tidak mau mendengar dan sepertinya tidak ingin diganggu oleh siapapun.
Saya dapat merasakan kerinduan-Nya yang sangat besar untuk bertemu dengan anak-Nya. Dia sangat menyayangi anak itu lebih dari apapun. Saya tahu. Saya merasakan sepenuhnya.

Dia memandangi anak-Nya dari balik jendela yang kecil itu. Tangan-Nya Dia taruh di kaca jendela itu. Mata-Nya tak pernah lepas memandangi anak-Nya .  Isak tangis-Nya kembali memecahkan kesunyian. Air mata-Nya menetes satu per satu di pipi-Nya. Dia masih memanggil-manggil nama anak-Nya tetapi kali ini hanya seperti bisikan. Saya dapat mendengar bisikan-Nya yang terbata-bata, di sela sedu sedannya,  “ Anak-Ku , anak-Ku ...kemarilah...tolong bukakan pintunya...  Aku mohon bukakan pintunya.. Aku merindukan engkau. Aku merindukan engkau siang dan malam. Hanya engkau yang KU-rindukan, anak-Ku, tidak ada yang lain, Aku rindu memelukmu, Aku rindu mendekapmu , Aku rindu bersama-sama dengan engkau seperti dulu, jangan acuhkan Aku....tolong jangan acuhkan Aku, Aku hanya ingin mengasihi engkau dan hanya mengasihi engkau karena adalah anak-Ku.

Saat ini Aku sangat kesepian tanpa engkau disisi-Ku , Aku sangat kesepian tanpa engkau. Hanya engkau yang Aku miliki. Hati-Ku merana tanpa engkau. Tolong jangan acuhkan Aku ... anak-Ku...anak-Ku...kemarilah...tolong bukakan pintunya... Aku rindu padamu....”  Beberapa kalimat dibisikkan-Nya dengan sangat lemah karena hati-Nya begitu hancur.
Saat itu saya merasakan hati saya hancur berkeping-keping seperti sebuah gelas yang pecah. Saat itu saya merasakan SEMUA yang dirasakan Roh Kudus.  Saya tidak sanggup menampung kesedihan itu. Saya tidak pernah merasakan sedih yang sehebat itu sepanjang umur saya!  Saya baru kehilangan ibu saya yang amat saya kasihi , tetapi rasa kesedihan ini lebih mendalam sepuluh kali lipat.
Saya menangis, menjerit dan meratap  tersedu-sedu . Kadar kesedihan yang dirasakan Roh Kudus sungguh tak mampu ditampung oleh seorang manusia seperti saya.  Hati saya terluka dan seperti dirobek-robek dengan sebilah pisau. Begitu pedih , dada saya sesak dan sakit. Saya tidak mampu menampung kesedihan yang seperti itu.

Pintu masih saja belum dibukakan, hati saya menjadi semakin berat dan sarat dengan kepiluan . Roh Kudus masih menatap anak-Nya dari balik jendela dan masih terisak-isak menangis.

Kemudian saya melihat pemuda itu beranjak berdiri dari duduknya , ia berjalan ke sebuah pintu yang berada di ujung lain dari ruangan itu.  Pintu yang lain ini tiba-tiba saja ada. Pintu yang satu tetap terkunci dan ia keluar dari pintu yang lain, ia keluar melalui pintu kedua dan terus berjalan ke arah sana.

Melihat itu, Roh Kudus tiba-tiba memanggil –manggil namanya dengan kuat sekali hingga membuat saya terkejut dan heran.  Dia meneriakkan nama anak-Nya dengan sekuat tenaga. Sekuat tenaga.  Dia menjerit-jerit setengah histeris. Tidak henti-hentinya , Dia menyerukan nama pemuda itu.  Dia juga meneriakkan , “ JANGAN anak-Ku !  Jangan ke sana !  Jangan kesana ! jauhi jalan itu ! “  Dia meneriakkan ini dengan kuat sekali.
Namun , pemuda ini semakin menjauh dan menjauh menuju ke sebuah jalan.  Roh Kudus semakin menjerit memanggil sekuat-kuatnya. Saya lihat air mata semakin deras mengucur di kedua pipi-Nya.

Roh Kudus berlari mengejarnya sambil terus memanggil namanya. Namun, pemuda itu seakan tidak mendengar dan terus melaju berjalan di jalan itu.  Roh Kudus sampai ke tepi jalan itu lalu jatuh tersungkur di atas kedua lutut-Nya karena kesedihan itu membuat-Nya lemas.  Entah mengapa , sepertinya Dia tidak bisa masuk ke jalan itu untuk mengejar anak-Nya lebih lanjut. Sambil tersungkur di pangkal jalan Dia menangis dan menangis seraya terus meneriakkan , “ JANGAN KE SANA ! JANGAN KE SANA !!! “

Dia memukul-mukuli tanah dengan kepalan tangan-Nya.  Ada kesedihan yang bercampur dengan kekesalan dan keputusasaan karena anak-Nya begitu keras kepala dan tidak mau menggubris sedikitpun.
Anak-Nya berjalan dengan cepat dan sekarang telah berada jauh di depan. Lalu , saya diperlihatkan sesuatu oleh Tuhan.  Di ujung jalan tersebut tampak jurang yang lebar dan dalam.  Saat saya melihat ke bawah yang tampak adalah lautan api yang membara dan menyala-nyala. Bau belerang sangat menusuk hidung.  Tampak, banyak sekali tangan-tangan manusia timbul tenggelam melambai-lambai minta tolong. Mereka sedang berenang dalam lautan api yang kelihatannya selalu ingin memakan / menenggelamkan mereka. Mereka telanjang dan kelihatan sangat tersiksa sekali.  Tubuh mereka hangus terbakar dan ada yang kelihatan tulang-belulangnya.  Tuhan mengatakan bahwa untuk selama-lamanya mereka akan terus berada disana untuk berenang maupun tenggelam dalam lautan api itu.

Suara ratapan dan rintihan dari milyaran manusia yang memadati tempat itu, seperti melebur menjadi satu dan memekakkan telinga saya. Kepiluan menusuk relung hati saya hingga yang paling dalam.  Saya menutup kedua telinga saya dengan kuat dan tubuh saya bergoncang gemetaran karena saya tidak tahan mendengar ratapan yang begitu sarat dengan keputusasaan.  Mereka melihat saya dan menjerit ,  “ Tolong kami... tolong kami...kami sudah tidak tahan lagi berada di sini, panas sekali... kami sudah sangat letih dan kesakitan sekali. Keluarkan kami dari sini...ini sangat menyiksa ...”

Tak terhitung banyaknya manusia yang memadati lautan api tersebut. Mereka saling berimpitan dan berdesak-desakkan. Masing-masing ingin bertumpu dengan manusia lainnyakarena sudah letih berenang dan supaya dapat tetap mengapung di lautan itu.  Mereka akan lebih tersiksa lagi jika dalam keadaan tenggelam. Mereka saling berebutan untuk saling bertumpu dengan siapapun yang berada di dekatnya. Mereka saling menenggelamkan, mereka berkelahi, saling mendorong, memaki-maki dan menyumpahi.

Saya menangis karena penyiksaan yang mereka alami begitu mengerikan. Saya melihat banyak anak muda dan orangtua memenuhi lautan itu. Mereka berteriak kesakitan dalam keputusasaan yang hebat. Sama sekali , tidak ada pengharapan. Satu titik pun tidak, mereka tidak mungkin keluar dari tempat itu untuk selam-lamanya.  Saya dapat mendengar suara kertakan gigi mereka bergemeretakkan menahan sakit yang tidak tertahankan.  Karena begitu banyak jumlah mereka, suara kertakan gigi mereka menggema-gema dan sangat jelas terdengar.

Pemuda yang tadi semakin mendekati jurang tersebut.  Matanya mengarah ke depan tetapi  ia sama sekali tidak menyadari akan bahaya yang siap menyambutnya !  Ia sedang berjalan menuju lautan api tetapi ia tidak menyadarinya !  Ia terus berjalan dan berjalan ke arah sana.  Tidak heran Roh Kudus menangis histeris karena Dia tahu anak-Nya yang dikasihi itu akan mati dan tersiksa selama-lamanya.  Inilah yang meluluh lantakkan perasaan-Nya.  Apabila anak-Nya terus melangkah kesana , Dia akan kehilangan anak-Nya untuk selama-lamanya.  Dia pun tidak sanggup membayangkan betapa tersiksa anak-Nya nanti. Kenyataan ini benar-benar melukai hati-Nya.
Pemuda itu terus berjalan, jurang tinggal selangkah lagi. Dengan amat disayangkan , ia pun terjun ke dalam jurang itu. Apinya lansung menyala-nyala amat tinggi seakan-akan menyambutnya. Ia tersiksa disana untuk waktu yang kekal,  Ia selama-lamanya akan merasa kesakitan.
Hati saya sangat pilu seperti seorang ibu yang menangisi  anaknya yang mati.  Apa yang saya rasakan waktu itu seperti kehilangan sepuluh anak laki-laki yang sangat saya sayangi.  Inilah yang dirasakan Roh Kudus.  Dia terduduk lemas lalu menyilangkan kedua kaki-Nya .  Dia menaburkan abu di atas kepala-Nya sebagai tanda berkabung,  Dia merobek-robek jubah-Nya yang indah.  Dia meratap dan meratap dengan sedih,  Dia telah kehilangan satu-satunya yang Dia miliki untuk selama-lamanya . Tidak mungkin lagi berjumpa dengan anak yang sangat dikasihi-Nya itu.  Dia telah kehilangan seorang anak dan tidak mau dihibur oleh siapapun atau apapun.
*   *  *

Roh Kudus berkata, “ Anak-Ku , hati Ku sangat sedih. Ia telah memperlakukan Aku seperti ini.  Ia melupakan Aku begitu saja.  Padahal, Aku yang melahirkannya , Akulah yang merawatnya sejak ia masih bayi, Akulah yang mengajarinya berjalan, Akulah yang selalu memeluknya apabila ia akan jatuh.
Akulah yang menggendongnya saat ia terlalu letih untuk berjalan, Akulah yang selalu menolongnya , Aku telah memberikannya  segala yang terbaik dalam hidupnya , Aku selalu memberikan yang terbaik !
Aku memberikan yang terbaik dari segala yang terbaik untuknya karena Aku sangat mengasihi dia. Kasih Ku hanya Aku curahkan untuknya, tidak ada yang lain. Aku ingin selalu bersamanya , karena hanya dia yang Aku kasihi , Dia adalah belahan hati-Ku.

Namun dia melupakan Aku, Dia telah meninggalkan Aku.  Separuh hati-Ku terasa hilang dan tidak akan utuh seperti semula lagi. Hati-Ku hancur berkeping-keping. Dunia-Ku adalah dia, dan tanpa dia di sisi-Ku, Aku merasa tidak utuh. Aku sangat kesepian.

Aku sangat merindukan dia, Aku rindu memeluknya dan mengatakan betapa Aku sangat mengasihi dia . Dia telah memilih jalannya sendiri , ia telah pergi meninggalkan Aku untuk selama-lamanya.”

Kesedihan yang saya rasakan semakin hebat, saya berguling-guling di lantai, meratap dan menangis. Tubuh saya berguncang dengan hebat sampai ke ujung kaki.  Air mata tumpah dengan deras membasahi lantai. Hati saya terasa sangat sakit dan saya merasakan ngilu di seluruh tubuh saya. Kesedihan amat sangat ini sangat tidak tertahankan.  Saat itu , saya berpikir lebih baik saya mati daripada menanggung kesedihan yang seperti ini. Saya tidak sanggup lagi merasakan kesedihan seperti ini. Ini benar-benar menyiksa lahir dan batin.
Roh Kudus telah mengijinkan saya untuk merasakan kesedihan yang sama dengan yang Dia rasakan. Porsi kesedihan yang dirasakan Roh Kudus ternyata tidak dapat ditampung oleh seorang manusia seperti saya.  Saya hampir mati karenanya.  Benar-benar hampir mati. Tubuh saya gemetar tak terkendali dan mulai kejang-kejang karena tidak dapat menanggungnya.  Kesedihan itu hampir membuat seluruh pembuluh darah saya pecah. Sungguh saya sangat menderita sekali ! Jika saat itu Roh Kudus tidak segera mengangkat kesedihan itu dari hati saya, tentu saya akan mati.  Roh, jiwa dan tubuh manusiawi saya tidak dapat menampungnya.  Badan saya langsung demam dan kepala saya sangat sakit. Selama berhari-hari kemudian saya jatuh sakit .

DILAHIRKAN OLEH ROH KUDUS

Penghujatan terhadap Roh Kudus merupakan suatu dosa yang kekal ( tak terampuni .  Mengapa ? Sebab seseorang yang menghujat Roh Kudus pasti sedang melangkah menuju jurang maut.  Ia pasti berada di jalan menuju lautan api. Seseorang tidak dapat menghujat Roh Kudus apabila ia Sedang berada di jalan yang benar.  Seseorang yang intim dengan Roh Kudus tidak mungkin menghujat-Nya.
Tuhan telah memberikan saya suatu pewahyuan mengenai arti sesungguhnya dari penghujatan terhadap Roh Kudus.  Penghujatan hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang pernah dilahirkan dari Roh.

Saat kita menerima Yesus sebagai juruselamat dan mendapatkan baptisan Roh Kudus , ini berarti kita dilahirkan oleh Roh Kudus dan menjadi anak-anak kebenaran pewaris Kerajaan Allah bersama dengan Yesus Kristus. Anda dan saya menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah. Kita adalah anak-anak-Nya. Seseorang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah apabila ia tidak dilahirkan dari air dan Roh ( Yohanes 3 : 5 ).
Setelah Roh Kudus melahirkan seseorang, Dia akan merawat dan memelihara anak-Nya tersebut seperti seorang ibu yang mengasuh anaknya.  Seseorang yang baru dilahirkan oleh Roh adalah bayi   ( rohani ). Dalam penglihatan saya, Roh Kudus sedang menimang-nimang seorang bayi yang mungil yang kemerah-merahan – seperti baru saja dilahirkan.
Dia akan terus mengasuh dan membesarkan anak-Nya. Ini menggambarkan kedewasaan rohani yang ditingkatkan setahap demi setahap dalam bimbingan Roh Kudus.  Dia memberi makan, minum, mengajari berjalan, dan lain-lain, seperti layaknya kita membesarkan anak kita.

Seperti seorang ibu yang sangat menyayangi anak kandungnya sendiri, demikianlah perasaan yang dirasakan oleh Roh Kudus terhadap anak yang dilahirkan-Nya.  Yang perlu diingat disini adalah Roh Kudus mengasihi kita secara Individu, bukan secara universal.  Dia mengasihi kita secara pribadi perorangan.  Dia menganggap saya sebagai satu-satunya yang Dia miliki di dunia ini.  Dia menganggap Anda sebagai anak satu-satunya yang Dia miliki.

Bagaimana bisa ?  Saya pun tidak mengerti bagaimana Dia dapat membagi-bagi diri-Nya sendiri untuk melakukan hal tersebut. Saya tidak mampu memahami kemampuan Ilahi  yang sangat menakjubkan itu.  Merupakan hal yang amat mengagumkan bahwa Dia mengasihi kita secara individu dan bukan universal.

Roh Kudus adalah Pribadi ketiga dari Tritunggal mahakudus ( Tiga Pribadi yang Esa ).  Banyak orang Kristen belum mengetahui apa pun mengenai-Nya, bahkan percaya kepada-Nya.  Roh Kudus adalah Pribadi yang penuh dengan kuasa. Dia hadir pada saat penciptaan bumi. “ Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.  Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air ” ( Kejadian 1 : 1-2 ).
Roh Kudus memiliki kuasa terbesar di dunia ini. Dia memiliki hikmat terbesar dari segala yang ada dan merupakan sumber hikmat itu sendiri, seperti yang ditulis dalam kitab Amsal.

Seorang pribadi memiliki perasaan, kehendak dan keinginan.  Demikian halnya dengan Roh Kudus. Roh Kudus memiliki perasaan hati yang sangat , sangat peka dan lembut.  Dia memiliki kehendak dan keinginan.  Sebelum Dia diutus ke bumi , Dia selalu bersekutu dengan Yesus dan Bapa sepanjang waktu.  Dia sangat mengasihi Bapa dan Yesus .  Ketiga pribadi Tritunggal itu saling mengasihi.  Lalu,  Yesus diutus ke bumi . Setelah Yesus menyelesaikan tugasNya di bumi dan kembali ke surga , Bapa mengutus Roh Kudus ke bumi.  Roh Kudus masih tetap tinggal di bumi hingga saat ini, sampai tiba waktunya Dia akan kembali ke Bapa dan membawa serta anak-anak Nya bersama dengan Dia.  Dengan kuasa Roh Kudus, kita diangkat ke surga pada saat Yesus datang untuk kedua kalinya.

Roh Kudus selalu merindukan persekutuan.  Ini merupakan kerinduan utamaNya.  Sebelum Dia diutus ke bumi, Dia selalu bersama-sama dengan Bapa,  Dia selalu bersekutu dengan Bapa dan Yesus sejak sebelum dunia diciptakan. Saat Dia diutus ke bumi, Bapa memberi posisi Nya untuk kita tempati.  Jadi, kita yang mengisi posisi Bapa untuk selalu bersekutu dengan Roh Kudus di bumi ini. Bapa memberikan kita kepada Roh Kudus , Bapa mengaruniakan Roh Kudus ke kita agar kita selalu bersekutu dengan Bapa yaitu melalui Roh Kudus.
Tanpa persekutuan dengan orang yang dikasihi Nya, Dia akan merasakan kesepian yang memilukan. Roh Kudus selalu menginginkan persekutuan dengan orang yang Dia kasihi, sama seperti Dia selalu bersekutu dengan Bapa dan Yesus sebelum Dia diutus turun ke bumi.  Dalam penglihatan saya di atas, Roh Kudus menangis tersedu-sedu karena tak dapat menahan rasa rindu untuk bersekutu dengan anak-Nya yang mengunci dirinya sendiri di ruangan lain. Dia selalu ingin bersekutu dengan anak-Nya karena persekutuan berarti perlindungan. Tanpa persekutuan berarti tanpa perlindungan.  Ini berarti anak-Nya sedang dalam bahaya apabila tidak sedang bersekutu dengan Dia.

Dia rindu untuk selalu bersekutu dengan kita karena Dia sangat mengasihi kita dan selalu ingin melindungi kita dari bahaya-bahaya yang mengintai.

MENDUKAKAN ROH KUDUS

Jika seseorang menjauh/ menghindari persekutuan dengan Roh Kudus lalu menyibukkan dirinya sendiri dengan berbagai kecemaran dosa dan kesibukan duniawi, otomatis ia telah mendukakan hati Roh Kudus. Mendukakan Roh Kudus merupakan kekejian yang sangat besar dan mendatangkan murka Allah.  Allah begitu murka pada mereka yang telah membuat Roh Kudus sedemikian sedih.  Allah sangat mengasihi Roh Kudus dan Dia tahu betapa sensitifnya perasaan Roh Kudus.
Menyibukkan diri dengan berbagai kecemaran dosa bagai mengunci diri di sebuah ruangan yang sempit-dengan ditemani setan-setan- seperti yang saya lihat dalam penglihatan di atas.  Kecemaran dosa adalah segala sesuatu yang menjauhkan anda dari Roh kudus. Segala sesuatu ini juga meliputi mengejar ambisi pribadi, terobsesi dengan sesuatu ( seperti hoby ) dan ketagihan terhadap hal-hal tertentu yang bersifat keduniawian dan kedagingan.  Waspadalah selalu !   Bersikap bijaklah dalam mengatur waktu.

Penghujatan terhadap Roh kudus adalah tindakan / sikap hati yang mendukakan Roh Kudus yang terus menerus / berulang-ulang kali dilakukan sehingga secara lansung ia menempatkan dirinya sendiri di jalan yang salah yang pada akhirnya akan sampai pada kebinasaan kekal.
Penghujatan adalah tahap akhir dari tindakan / sikap hati yang mendukakan Roh Kudus secara terus menerus.  Ini merupakan proses yang biasanya berjalan dengan lambat tetapi pasti.  Proses ini biasa memakan waktu bertahun-tahun, seiring dengan semakin jauhnya seseorang dari  Roh Kudus.  Perlahan-lahan Roh yang ada di dalam dirinya akan padam.
Diperlukan waktu yang cukup lama untuk memadamkan Roh. Ini tidak terjadi dalam tempo yang singkat.  Anda akan merasakan tidak ada lagi urapan dalam pelayanan anda, kehampaan dalam pelayanan , semakin mengejar keinginan daging / ambisi/ obsesi, semakin tidak memiliki hati nurani dalam memperlakukan orang lain ( memperlakukan orang dengan semena-mena dan tidak adil ) , kejenuhan dalam melayani , dan semakin mengabaikan perintah Tuhan.  Ini beberapa ciri utama yang menunjukkan api Roh Kudus anda sedang meredup dan hampir padam.
Karena saya percaya apabila seseorang masih dipenuhi Roh, ia pasti tetap bersemangat dan menyala-nyala dalam pelayanan hingga langkah kaki terakhir.

Apabila anda tetap mengeraskan hati untuk terus menerus melakukan berbagai kecemaran dosa, baik dalam pikiran maupun perbuatan , suatu saat , perlahan-lahan tetapi pasti , anda akan mencapai pada tahap akhir dari pendukaan Roh Kudus, yaitu “ Tahap Penghujatan “.
Tahap penghujatan adalah saat ketika langkah kaki anda tinggal selangkah lagi menuju jurang lautan api dan belerang.  Inilah mengapa dosa penghujatan tidak dapat diampuni karena pada tahap ini, sadar atau tidak disadari , anda telah memantapkan hati anda dan memutuskan untuk tetap melangkah dan terjun ke dalam jurang maut.

LAUTAN API
“ Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu “  ( Wahyu 20 : 15 )

Lautan api adalah tempat penghukuman dan siksaan yang sebenarnya disediakan untuk iblis. Namun iblis berusaha menyesatkan dan menyeret manusia sebanyak mungkin ke tempat itu bersama dengannya.  Iblis tahu betapa Tuhan sangat mengasihi manusia sehingga ia berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkan banyak orang demi memilukan hati Tuhan.
Begitu banyak orang yang tidak menyadari betapa dahsyatnya siksaan ini.  Mereka tetap mengeraskan hati untuk mengikuti kehendak daging walaupun sudah mengetahui  kebenaran yang sesungguhnya. Kesombongan mereka telah membutakan dan menyesatkan diri mereka sendiri.
Saya telah banyak menjumpai orang yang berkata seperti ini, saat saya berusaha memberitakan kebenaran kepada mereka, ...   “ Ya Regina , saya sangat menghargai dan berterima kasih engkau memberitakan kebenaran kepada saya. Namun saya memiliki teori lain mengenai Tuhan. Saya percaya Tuhan itu ada,  saya percaya Dia adalah Tuhan yang baik,  Tuhan yang baik tidak akan menjerumuskan seseorang kedalam neraka, saya percaya itu.  Jika memang Dia adalah Tuhan yang baik seperti yang telah engkau katakan , saya percaya Dia tidak menciptakan neraka.  Ia tidak mungkin tega untuk menyiksa manusia untuk selama-lamanya.  Jadi apabila memang benar Tuhannya orang Kristen adalah Tuhan yang dapat melemparkan seseorang ke dalam neraka,  saya tidak dapat menerima Tuhan yang kejam seperti itu. Itu bukan untuk saya.  Namun, jika pada akhirnya ternyata  pendapat saya yang keliru , saya bersedia menanggung kekeliruan saya.  Biarlah saya masuk ke dalam neraka dan membusuk disana.  I will face it lika a man ( saya akan menghadapinya dengan sprotif ) “ .  Perkataan tersebut diucapkan oleh seorang teman  baik saya yang menganut paham agnostik.
Apa yang Tidak ia ketahui adalah betapa dahsyatnya siksaan itu.  Ia mungkin bisa menganggap remeh semuanya Saat Ini , sebab ia Belum merasakannya.  Kepongahan manusia dalam meremehkan siksaan lautan api sangat , sangat mencengangkan saya.  Saya pikir ini merupakan kebodohan yang sangat bodoh.
Saya tidak dapat mengerti bagaimana seseorang dapat mengatakan bahwa ia sanggup menghadapi siksaan api.  Padahal, kita sudah menjerit kesakitan jika tangan kita terkena lelehan lilin.  Saya tidak mengerti bagaimana seseorang dapat membuat lelucon mengenai neraka .  Beberapa orang mengatakan mereka lebih memilih masuk neraka ketimbang surga karena di situ banyak bintang film terkenal.  Mereka mengatakan kehidupan di surga adalah kehidupan yang membosankan.
Mereka dapat mentertawakan segala sesuatunya sekarang tetapi saya percaya mereka sungguh tidak dapat tertawa saat mereka benar-benar masuk neraka.  Saya pikir sungguh tidak lucu saat mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat keluar dari sana dan akan dibakar dengan api untuk selama-lamanya.  Tidak ada yang dapat ditertawakan lagi saat seseorang menyadari bahwa ia berakhir di neraka.  Saya telah melihat betapa tersiksanya manusia yang berada di dalam sana.  Mereka tersiksa setiap detik dalam keabadian, tanpa pengharapan.  Mereka kehausan , kelaparan , kesakitan, dan terbakar hidup-hidup untuk selama-lamanya.  Mereka ingin mati tetapi mereka tidak bisa mati.
Tuhan Allah kita bukanlah Tuhan yang kejam.  Dia adalah Tuhan yang adil dan selalu bertindak berdasarkan hukum.  Dia telah menegakkan hukum-Nya.  Barangsiapa melanggarnya- pasti dikenai  sanksi.  Keputusan yang Dia buat selalu berlandaskan hukum-Nya.  Dalam Wahyu 21 : 8  dikatakan    “ Lautan api adalah kematian kedua.”  Lautan api adalah tempat penghukuman bagi mereka yang dinyatakan bersalah.  Suatu hari nanti, setiap orang tanpa terkecuali akan dipanggil ke dalam ruang sidang Allah dan akan diadili dengan seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku.

“ Barangsiapa menolak Yesus, dan tidak menerima perkataan Yesus, ia sudah ada hakimnya yaitu firman yang telah Kukatakan,  itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. “  ( Yohanes  12 : 48 )















Komentar

Postingan Populer