HATI YANG MENCINTAI TUHAN DAN JIWA-JIWA

HATI YANG MENCINTAI TUHAN DAN JIWA-JIWA


Menarik untuk mendapati kenyataan dalam hidup Smith Wigglesworth, bahwa sebelum Tuhan mulai memakai dirinya dalam pelayanan kesembuhan, ia adalah seorang pengusaha yang banyak membiayai perjalanan jemaat yang membutuhkan kesembuhan untuk menghadiri ibadah kesembuhan di kota lain. Saking seringnya Smith membiayai perjalanan jemaat yang membutuhkan kesembuhan, hingga akhirnya dirinya pun jadi sosok pribadi yang dianggap 'cukup dekat' dengan panitia inti dan pemimpin kegerakan kesembuhan tersebut.

Suatu hari pemimpin kegerakan tersebut menerima undangan untuk melayani di kota lain, sehingga pelayanan kesembuhan yang secara reguler ia pimpin jadi membutuhkan adanya orang lain untuk dapat melayani. Meski selama ini berkali-kali Smith menolak tawaran untuk terlibat dalam pelayanan dengan dalih sang pemimpin kegerakan tersebut adalah 'orang yang dipakai Tuhan', tapi kali ini tidak ada alasan lain untuk Smith tidak terlibat dalam pelayanan. Dan Smithlah yang dipercayai untuk menggantikan memimpin acara ibadah kesembuhan tersebut.

Lihatlah, bagaimana Tangan Tuhan sendiri yang membukakan pintu kesempatan dan 'mendorong' untuk Smith mulai melangkah dalam pelayanan. Dalam pelayanan kesembuhan perdana tersebut, ada seorang yang memiliki kondisi fisik sulit berjalan secara normal sehingga harus dibantu oleh tongkat penyangga. Dan setelah Smith mendoakan orang tersebut, orang itu pun membuang tongkatnya dan berlari-lari di lorong-lorong tempat ibadah tersebut sambil memuji Tuhan karena mukjizat yang ia terima! Dari sekian banyak orang yang menjadi bersemangat karena mukjizat yang terjadi, Smithlah pribadi yang paling tercengang melihat apa yang terjadi tersebut!

Dalam berinteraksi dengan kuasa kesembuhan, Smith sendiri pernah mengalami kondisi antara hidup dan mati sebelum ia sendiri mengalami mukjizat kesembuhan. Suatu waktu Smith pernah mengalami usus buntunya dalam kondisi sakit akut dan pecah - sesuatu yang pasti akan menghantarkannya pada kematian. Ketika dokter menyatakan 'angkat tangan' atas kondisinya, ada beberapa rekan jemaat yang datang untuk mendoakan dia. Ada seorang anak muda yang dengan penuh keberanian menumpangkan tangannya ke tubuh Smith dan berdoa menengking Iblis untuk segera pergi dari tubuh Smith. Seketika Smith merasakan rasa sakit meninggalkan tubuhnya. Dan saat anak muda tersebut sekali lagi berdoa, Smith pun merasakan tubuhnya menjadi jauh lebih kuat dan segera bangkit dari tempat tidurnya.

Melalui kisah tersebut, saya belajar tentang makna hidup dan melayani tanpa ambisi ataupun agenda pribadi - hidup dalam ketulusan dan digerakkan hanya oleh kasih pada Tuhan dan jiwa-jiwa yang membutuhkan jamahan kasih-Nya.

Matius 25:21 (TB) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Smith telah belajar untuk mendedikasikan hidupnya bagi Tuhan dan pelayanan dengan cara bersedia melibatkan diri dan melakukan apa pun yang ia bisa lakukan demi untuk menyukakan hati Tuhan dan berdaya guna bagi kerajaan sorga, tanpa mengharapkan posisi ataupun kesempatan untuk dirinya sendiri jadi menonjol dalam pelayanan. Ketulusan dan kerendahan hatinya telah membuat Tangan Tuhan sendiri yang mempersiapkan 'mimbar pelayanan' baginya.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan kebanyakan 'para pelayan' yang hari-hari ini terus berlomba-lomba untuk menjadi eksis dan terkenal dalam pelayanan. Khususnya selama era pandemik Covid-19 ini, banyak 'pendeta Medsos' yang bermunculan dengan penuh ambisi berupaya 'menggaet' para netizen. Bukan untuk dibawa terhubung pada realita Tuhan tapi ditarik untuk sekedar menjadi 'subscriber' dari channel mereka).

Melalui Daily Devotion kali ini, saya berdoa biarlah Tangan Tuhan terus membersihkan dan mentahirkan hidup kita dari berbagai motivasi yang tidak kudus dalam pelayanan. Biarlah semua yang kita lakukan dalam dunia pelayanan - baik secara online maupun offline - didasari dan digerakkan hanya oleh karena kasih-Nya, bukan motivasi lain yang sifatnya manusiawi apalagi yang duniawi. #AkuCintaTuhan

Ps. Steven Agustinus

Komentar

Postingan Populer